MATERI ACARA
II. TUJUAN
Alat Bahan
1. Cawan petri steril 1. Biakan murni Escherichia coli,
2. Pinset Staphylococcus aureus, Bacillus
3. Swab kapas steril subtilis
4. Lampu spirtus 2. Medium Nutrient Agar
5. Penggaris 3. Antibiotik Amoxan,
6. Cakram kertas steril Amoxicillin, Chloramfenikol,
7. Inkubator Colsancetine, Clindamicin dan
8. Pipet volume steril Prolic.
4. Lysol
5. Detol
6. Aquadest steril
V. CARA KERJA
Diletakkan secara aseptik dengan menggunakan pinset pada permukaan agar yang
sudah diinokulasi dengan bakteri E.Coli
Bakteri E.coli
Bahan Uji 48 jam 24 jam
Gores Tuang Gores Tuang
Amoxsan 13,5 mm 12 mm 12 mm 12 mm
Bakteri E.coli
Bahan Uji 24 jam 48 jam
Tuang Gores Tuang Gores
Chloramfenikol 12,5 mm 14 mm 14,5 mm 14,5 mm
Clindamicin 30 mm
Prolic 29 mm
Bakteri S.aureus
Bahan Uji 48 jam 24 jam
Gores Tuang Gores Tuang
Amoxsan 40 mm 27,5 mm 42,5 mm 30 mm
Dettol - - - -
Lysol - - - -
NO GAMBAR KETERANGAN
1. Gambar berikut adalah gambar metode
goresan selama 24 jam. Pada pengamatan
selama 24 jam, semua bahan uji (Amoxsan,
Amoxicilin, Dettol, Lisol menunjukkan
daerah bening yang kemudian diukur
menggunakan penggaris.
Metode gores 24 jam
2. Gambar berikut adalah gambar
pengamatan dengan menggunakan metode
tuang selama 24 jam. Pada pengamatan
selama 24 jam, bahan yang menunjukkan
daerah bening adalah bahan Amoxsan dan
detol yang kemudian diukur menggunakan
Metode tuang 24 jam
penggaris.
Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu cawan petri yang telah
disterilkan, kemudian dituangi media Nutrient Agar, digunakan media Nutrient
Agar karena media ini mempunyai komposisi tertentu yang cocok digunakan
untuk uji sensitivitas mikroba. Metode isolasi mikroba yang digunakan yaitu
Metode tuang dan Metode gores. Metode gores dilakukan dengan media Nutrient
Agar dituang sekaligus dalam keadaan hangat dan berbentuk cairan ke dalam
cawan petri kemudian didiamkan hingga rata memadat. Lalu suspensi biakan cair
diinokulasikan secara peraataan dengan kapas lidi steril, sedangkan pada Metode
tuang, suspensi bakteri dipipet 1mL kemudian dituang dalam cawan petri yang
selanjutkan dituangkan media Nutrient Agar secara aseptis dan sebelumnya cawan
petri sudah dibagi menjadi 4 bagian untuk mempermudah membedakan hasil
pengamatan antar sample. Media tersebut didiamkan selama beberapa menit
supaya suspensi bakteri terdifusi ke dalam media agar. Kertas cakram steril yang
akan digunakan direndam terlebih dahulu pada masing-masing larutan antibiotik
selama 5 menit dan waktu yang dibutuhkan untuk merendam kertas cakram steril
pada larutan antibiotik harus sama. Perendaman ini dilakukan dengan tujuan agar
antibiotik yang digunakan meresap pada kertas cakram sehingga dapat
memaksimalkan hasil pengamatan terhadap zona hambat yang diberikan. Namun,
jika inokulasi tidak merata maka hasil sensitivitas setelah diberi disk dan
diinkubasi selama 24-48jam tidak akan memuaskan (tidak membentuk diameter
hambat yang bulat), kemudian diberi disk dengan mengatur jarak masing-masing
disk agar tidak terlalu berdekatan. Kemudian diinkubasi selama 24-48 jam dalam
suhu ± 370C selama diinkubasi bakteri yang telah diberi disk akan membentuk
diameter hambat, diameter hambat inilah yang digunakan dalam menentukan sifat
bakteri apakah resisten, intermediet atau peka. Intermediat adalah suatu keadaan
dimana terjadi pergeseran dari keadaan sensitive ke keadaan yang resisten tetapi
tidak resisten sepenuhnya. Sedangkan resisten adalah suatu keadaan dimana
mikroba sudah peka atau sudah kebal terhadap antibiotik. Masing-masing disk
memberikan zona hambat yang berbeda ukurannya.
Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri
yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman-kuman
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil (Djide, 2003). Dalam
praktikum kali ini menggunakan beberapa jenis antibiotik yaitu Amoxicillin,
Chloramfenikol, Colsancetine, Clindamicin dan Prolic.
Berdasarkan tabel hasil pengamatan setelah diinkubasi selama 24-48 jam
pada antibiotik Amoxicillin dan amoxan baik pada metode tuang maupun metode
gores zona hambat yang dihasilkan besar terhadap bakteri Staphylococci dan
E. coli. Hal ini sudah sesuai dengan Iso farmakoterapi, 2008 bahwa Amoxicillin
merupakan antibiotik spectrum luas. Dapat diindikasikan untuk infeksi saluran
kemih, infeksi saluran nafas atas dan bawah, gonore, dan terapi tambahan untuk
meningitis listeria. Mekanisme kerja Amoxicillin adalah penghambatan sintesa
dinding sel bakteri. Amoxicillin bersifat bakterisid yaitu membunuh bakteri.
Bakteri pathogen yang sensitive terhadap Amoxicillin adalah Staphylococci,
Streptococci, Enterococci, dan E.coli, sehingga dapat dilihat dari hasil bahwa
Amoxicillin dapat membunuh bakteri E.coli dan S.aureus dengan lebih efektif.
Pada dasarnya Amoxan dan Amoxicillin merupakan antibiotik yang termasuk
golongan penisilin, yang menghambat sensitivitas dinding sel mikroba.
Kemudian pada antibiotik Clindamisin dan dengan nama dagang Prolic
menunjukkan zona hambat 12mm-15mm terhadap bakteri S.aureus. Menurut Iso
Farmakoterapi, 2008 bahwa Klindamisin efektif untuk pengobatan infeksi saluran
nafas, infeksi jaringan lunak, infeksi saluran kemih, dan septicemia. Klindamisin
dapat bekerja sebagai bakteriostatik maupun bakterisid tergantung konsentrasi
obat pada tempat infeksi dan organime penyebab infeksi. Mekanisme kerja
klindamisin adalah menghambat sintesa protein bakteri dengan mengikat subunit
ribosom 50S yang menghambat terbentuknya ikatan peptida. Dari hasil yang
diperoleh, klindamisin paling efektif digunakan untuk membunuh bakteri S.aureus
atau untuk infeksi saluran nafas yang disebabkan oleh bakteri ini. Pada bakteri
B.subtilis yang dapat menyerang saluran nafas maupun saluran cerna, klindamisin
dapat bekerja sebagai bakteriostatik maupun bakterisid. Penggunaan klindamisin
perlu diperhatikan karena pada beberapa kasus dapat menyebabkan super infeksi
akibat pertumbuhan yang berlebihan dari mikroorganisme yang tidak peka
terhadap antibiotik ini.
Pada antibiotik Kloramfenikol dengan nama dagang Colsancetine menurut
Iso Farmakoterapi, 2008 menyatakan bahwa Kloramfenikol adalah suatu
antibiotika yang mempunyai spektrum luas. Efektif terhadap organisme baik
Gram positif (S.aureus, B.subtilis) dan Gram negatif (E.coli) juga efektif terhadap
beberapa virus. Kloramfenikol merupakan pilihan utama untuk pengobatan
penyakit typus dan tipe lain dari infeksi sistemik oleh Salmonella. Jika
dibandingkan dengan tabel hasil pengamatan sudah sesuai dengan teori yang ada
karena menunjukkan zona bening terhadap bakteri gram negatif yaitu E.coli.
Desinfektan adalah zat kimia yang mematikan sel vegetatif belum tentu
mematikan bentuk spora mikroorganisme penyebab suatu penyakit. Desinfektan
digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada benda-benda
mati seperti meja, lantai, objek glass dan lain-lain (Waluyo,2005). Pada praktikum
kali ini digunakan Lysol dan Detol dapat dilihat pada tabel bahwa desinfektan
tersebut resisten terhadap bakteri S.aures dan mampu menghambat bakteri E.coli
dengan menunjukkan zona hambat.
VIII. KESIMPULAN
( Tita Setya U )
( Rina Ayu K )
( Agastia Cicillia )
( Cindy Wahyu )