Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

MATERI ACARA

UJI SENSITIVITAS ANTIBIOTIK

NAMA KELOMPOK / NIM :

1. Jessica Margareta 16.0552


2. Tita Setya Utami 16.0553
3. Rina Ayu K 16.0570
4. Agastia Cicilia 16.0575
5. Cindy Wahyu K 16.0603

AKADEMI FARMASI THERESIANA


JL. GAJAHMADA NO 91 SEMARANG
2017
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
UJI SENSITIVITAS ANTIBIOTIK

II. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat mengetahui teknik uji sensitivitas antibiotik pada


mikroba.
2. Mahasiswa dapat mengetahui kepekaan mikroba terhadap antibiotik dan
agensia kimia (desinfektan,antiseptik) seperti Lysol dan Detol dengan
metode difusi.
3. Mahasiswa mampu mengukur zona hambat pada masing-masing antibiotik
Amoxan, Amoxicillin, Chloramfenikol, Colsancetine, Clindamicin dan
Prolic.

III. DASAR TEORI

Antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan mikroorganisme yang


dalam jumlah amat kecil atau rendah bersifat merusak atau menghambat
mikroorganisme lain. Antibiotik mempunyai nilai ekonomi yang tinggi terutama
di bidang kesehatan, karena kegunaanya dalam mengobati berbagai penyakit
infeksi. Adanya penemuan antibiotik-antibiotik baru sangat dibutuhkan dalam
bidang kedokteran karena banyak kuman yang telah resisten terhadap antibiotik-
antibiotik yang sudah ada. Untuk itu perlu dilakukan penelitian eksplorasi untuk
mendapatkan isolasi bakteri yang dapat menghasilkan antibiotik. Antibiotik
banyak dihasilkan oleh alga, lichen, tumbuhan tingkat tinggi, hewan tingkat
rendah, vertebrata dan mikroorganisme (Suwandi, 2003)

Antibiotik dapat diklasifikasikan berdasarkan spectrum atau kisaran kerja


mekanisme aksi, strain penghasil, cara biosintesis maupun berdasarkan struktur
biokimianya. Berdasarkan spectrum atau kisaran kerjanya antibiotic dapat
dibedakan menjadi antibiotic berspektrum sempi (narrow spectrum) dan antibiotic
berspektrum luas (broad spectrum). Berdasarkan mekanisme aksinya antibiotic
dibedaka menjadi lima, yaitu antibiotic dengan mekanisme menghambat sintesis
dinding sel, perusakan membrane plasma, penghambatan sintesis protein,
penghambatan sintesis asam nukleat, dan penghambatan sintesis metabolit
esensial (Pratiwi, 2007)

Uji sentifitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat


kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni
yang memiliki aktivitas antibakteri. Metode Uji sensitivitas bakteri adalah metode
cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan produk alam yang berpotensi
sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai kemampuan untuk menghambat
pertumbuhan atau mematikan bakteri pada konsentrasi yang rendah. Uji sentivitas
bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri
terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki
aktivitas antibakteri. Seorang ilmuan dari perancis menyatakan bahwa metode
difusi agar dari prosedur Kirby-Bauer, sering digunakan untuk mengetahui
sensitivitas bakteri. Prinsip dari metode ini adalah penghambatan terhadap
pertumbuhan mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan terlihat sebagai daerah
jernih di sekitar cakram kertas yang mengandung zat antibakteri. Diameter zona
hambatan pertumbuhan bakteri menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap zat
antibakteri. Selanjutnya dikatakan bahwa semakin lebar diameter zona hambatan
yang terbentuk bakteri tersebut semakin sensitif (Waluyo, 2008)

Sensitivitas adalah suatu keadaan dimana mikroba sangat peka terhadap


antibiotik atau sensitivitas adalah kepekaan suatu antibiotik yang masih baik
untuk memberikan daya hambat terhadap mikroba. Uji sensitivitas terhadap suatu
antimikroba untuk dapat menunjukkan pada kondisi yang sesuai dengan efek daya
hambatnya terhadap mikroba. Suatu penurunan aktivitas antimikroba akan dapat
menunjukkan perubahan kecil yang tidak dapat ditunjukkan oleh metode kimia,
sehingga pengujian secara mikrobiologis dan biologi dilakukan. Biasanya metode
merupakan standar untuk mengatasi keraguan tentang kemungkinan hilangnya
aktivitas antimikroba (Djide, 2008)
Intermediet adalah suatu keadaan dimana terjadi pergeseran dari keadaan
sensitif ke keadaan yang resisten tetapi tidak resisten sepenuhnya. Sedangkan
resisten adalah suatu keadaan dimana mikroba sudah peka atau sudah kebal
terhadap antibiotik (Djide, 2008).

Resisten adalah ketahan suatu mikroorganisme terhadap suatu anti


mikroba atau antibiotik tertentu. Penyebab terjadiya resisten terhadap
mikroorganisme adalah penggunaan antibiotik yang tidak tepat,
misalnya penggunaan dengan dosis yang tidak memadai, pemakaian yang tidak
teratur, demikian juga waktu pengobatan yang tidak cukup lama, sehingga untuk
mencegah atau memperlambat terjadinya resisten tersebut, maka cara pemakaian
antibiotik perlu diperhatikan (Djide, 2008)

Zona Hambat merupakan tempat dimana bakteri terhambat


pertumbuhannya akibat antibakteri atau antimikroba. Zona hambat adalah daerah
untuk menghambat pertumbuhan mikroorrganisme pada media agar oleh
antibiotik. Contohnya: Tetracycline, Erytromycin dan Streptomycin. Tetracycline
merupakan antibiotik yang memiliki spektrum yang luas sehingga dapat
menghambat pertumbuhan bakteri secara luas (Djide, 2008)
IV. ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan
1. Cawan petri steril 1. Biakan murni Escherichia coli,
2. Pinset Staphylococcus aureus, Bacillus
3. Swab kapas steril subtilis
4. Lampu spirtus 2. Medium Nutrient Agar
5. Penggaris 3. Antibiotik Amoxan,
6. Cakram kertas steril Amoxicillin, Chloramfenikol,
7. Inkubator Colsancetine, Clindamicin dan
8. Pipet volume steril Prolic.
4. Lysol
5. Detol
6. Aquadest steril
V. CARA KERJA

Dicairkan medium NA dalam penangas air

Dituangkan medium NA dituangkan suspensi


bakteri
dalam cawan petri steril E.Coli ke dalam
cawan petri

Diinokulasikan bakteri E.Coli dituangkan medium


NA
Ke dalam cawan petri secara ke dalam cawan petri
Metode gores

Dicelupkan cakram steril menggunakan pinset ke dalam larutan antibiotik


(Amoxan, Amoxixilin) dan antiseptik (Detol, Lisol)

Hilangkan kelebihan larutan dengan menempelkan pada dinding cawan

Diletakkan secara aseptik dengan menggunakan pinset pada permukaan agar yang
sudah diinokulasi dengan bakteri E.Coli

Diinkubasi pada suhu 37C selama 24-48 jam

Amati dan ukur zona bening yang terbentuk


VI. HASIL PENGAMATAN

Bakteri E.coli
Bahan Uji 48 jam 24 jam
Gores Tuang Gores Tuang
Amoxsan 13,5 mm 12 mm 12 mm 12 mm

Amoxicilin 13,5 mm 12,5 mm

Dettol 15 mm 13,5 mm 14,5 mm 14 mm

Lysol 12,5 mm 12,5 mm

Bakteri E.coli
Bahan Uji 24 jam 48 jam
Tuang Gores Tuang Gores
Chloramfenikol 12,5 mm 14 mm 14,5 mm 14,5 mm

Colsancentine 13,5 mm 15 mm 15 mm 13,5 mm

Clindamicin 30 mm

Prolic 29 mm

Bakteri S.aureus
Bahan Uji 48 jam 24 jam
Gores Tuang Gores Tuang
Amoxsan 40 mm 27,5 mm 42,5 mm 30 mm

Amoxicilin 32 mm 24,5 mm 3,45 mm 25 mm

Dettol - - - -

Lysol - - - -
NO GAMBAR KETERANGAN
1. Gambar berikut adalah gambar metode
goresan selama 24 jam. Pada pengamatan
selama 24 jam, semua bahan uji (Amoxsan,
Amoxicilin, Dettol, Lisol menunjukkan
daerah bening yang kemudian diukur
menggunakan penggaris.
Metode gores 24 jam
2. Gambar berikut adalah gambar
pengamatan dengan menggunakan metode
tuang selama 24 jam. Pada pengamatan
selama 24 jam, bahan yang menunjukkan
daerah bening adalah bahan Amoxsan dan
detol yang kemudian diukur menggunakan
Metode tuang 24 jam
penggaris.

3. Gambar berikut adalah gambar


pengamatan dengan menggunakan metode
gores selama 48 jam. Pada pengamatan
selama 48 jam, semua bahan (Amoxsan,
Amoxicillin, Dettol, Lysol menunjukkan

Metode gores 48 jam penambahan ukuran

4. Gambar berikut adalah gambar


pengamatan dengan menggunakan metode
tuang selama 48 jam. Pada pengamatan
selama 48 jam, bahan yang menunjukkan
daerah bening adalah bahan Amoxsan dan
detol yang kemudian diukur menggunakan
penggaris, lalu bahan Amoxsan dan dettol
Metode tuang 48 jam menunjukkan penambahan ukuran pada
diameter satu sisi.
VII. PEMBAHASAN

Praktikum uji sensitivitas mikroba terhadap antibiotik Amoxan,


Amoxicillin, Chloramfenikol, Colsancetine, Clindamicin dan Prolic dan agensia
kimia seperti Lysol dan Detol. Uji sensitivitas antibiotik dilakukan untuk
mengetahui apakah suatu antibiotik dapat membunuh beberapa jenis mikroba atau
berspektrum luas atau hanya dapat membunuh satu jenis mikroba saja yang
disebut berspektrum sempit. Karena adanya beberapa penyakit yang tidak cocok
dengan antibiotik terhadap penyakit yang fatal dan untuk mengetahui adanya
resistensi terhadap berbagai macam antibiotik.

Menurut Waluyo (2008), pemeriksaan kepekaan bakteri terhadap


antibiotika salah satunya dapat dilakukan dengan Cara Cakram (Disc Method),
menggunakan cakram kertas saring yang mengandung antibiotika/bahan kimia
lain dengan kadar tertentu yang diletakkan di atas lempeng agar yang ditanami
bakteri yang akan diperiksa, kemudian di inkubasi. Apabila tampak adanya zona
hambatan pertumbuhan bakteri di sekeliling cakram antibiotik, maka bakteri yang
diperiksa sensitif terhadap antibiotik tersebut. Cara ini disebut juga cara difusi
agar, yang lazim dilakukan adalah cara Kirby-Bauer.

Pada praktikum ini, uji sensitivitas antibiotik dilakukan dengan metode


difusi agar. Karena selain pengerjaan di laboratorium mudah, tidak rumit,
peralatan yang digunakan juga lebih sederhana. Selain itu pengerjaan dengan
metode difusi agar sudah sering dilakukan dan mudah untuk mengamati daya
hambat pertumbuhan mikroba oleh suatu antibiotik.

Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu cawan petri yang telah
disterilkan, kemudian dituangi media Nutrient Agar, digunakan media Nutrient
Agar karena media ini mempunyai komposisi tertentu yang cocok digunakan
untuk uji sensitivitas mikroba. Metode isolasi mikroba yang digunakan yaitu
Metode tuang dan Metode gores. Metode gores dilakukan dengan media Nutrient
Agar dituang sekaligus dalam keadaan hangat dan berbentuk cairan ke dalam
cawan petri kemudian didiamkan hingga rata memadat. Lalu suspensi biakan cair
diinokulasikan secara peraataan dengan kapas lidi steril, sedangkan pada Metode
tuang, suspensi bakteri dipipet 1mL kemudian dituang dalam cawan petri yang
selanjutkan dituangkan media Nutrient Agar secara aseptis dan sebelumnya cawan
petri sudah dibagi menjadi 4 bagian untuk mempermudah membedakan hasil
pengamatan antar sample. Media tersebut didiamkan selama beberapa menit
supaya suspensi bakteri terdifusi ke dalam media agar. Kertas cakram steril yang
akan digunakan direndam terlebih dahulu pada masing-masing larutan antibiotik
selama 5 menit dan waktu yang dibutuhkan untuk merendam kertas cakram steril
pada larutan antibiotik harus sama. Perendaman ini dilakukan dengan tujuan agar
antibiotik yang digunakan meresap pada kertas cakram sehingga dapat
memaksimalkan hasil pengamatan terhadap zona hambat yang diberikan. Namun,
jika inokulasi tidak merata maka hasil sensitivitas setelah diberi disk dan
diinkubasi selama 24-48jam tidak akan memuaskan (tidak membentuk diameter
hambat yang bulat), kemudian diberi disk dengan mengatur jarak masing-masing
disk agar tidak terlalu berdekatan. Kemudian diinkubasi selama 24-48 jam dalam
suhu ± 370C selama diinkubasi bakteri yang telah diberi disk akan membentuk
diameter hambat, diameter hambat inilah yang digunakan dalam menentukan sifat
bakteri apakah resisten, intermediet atau peka. Intermediat adalah suatu keadaan
dimana terjadi pergeseran dari keadaan sensitive ke keadaan yang resisten tetapi
tidak resisten sepenuhnya. Sedangkan resisten adalah suatu keadaan dimana
mikroba sudah peka atau sudah kebal terhadap antibiotik. Masing-masing disk
memberikan zona hambat yang berbeda ukurannya.

Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri
yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman-kuman
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil (Djide, 2003). Dalam
praktikum kali ini menggunakan beberapa jenis antibiotik yaitu Amoxicillin,
Chloramfenikol, Colsancetine, Clindamicin dan Prolic.
Berdasarkan tabel hasil pengamatan setelah diinkubasi selama 24-48 jam
pada antibiotik Amoxicillin dan amoxan baik pada metode tuang maupun metode
gores zona hambat yang dihasilkan besar terhadap bakteri Staphylococci dan
E. coli. Hal ini sudah sesuai dengan Iso farmakoterapi, 2008 bahwa Amoxicillin
merupakan antibiotik spectrum luas. Dapat diindikasikan untuk infeksi saluran
kemih, infeksi saluran nafas atas dan bawah, gonore, dan terapi tambahan untuk
meningitis listeria. Mekanisme kerja Amoxicillin adalah penghambatan sintesa
dinding sel bakteri. Amoxicillin bersifat bakterisid yaitu membunuh bakteri.
Bakteri pathogen yang sensitive terhadap Amoxicillin adalah Staphylococci,
Streptococci, Enterococci, dan E.coli, sehingga dapat dilihat dari hasil bahwa
Amoxicillin dapat membunuh bakteri E.coli dan S.aureus dengan lebih efektif.
Pada dasarnya Amoxan dan Amoxicillin merupakan antibiotik yang termasuk
golongan penisilin, yang menghambat sensitivitas dinding sel mikroba.
Kemudian pada antibiotik Clindamisin dan dengan nama dagang Prolic
menunjukkan zona hambat 12mm-15mm terhadap bakteri S.aureus. Menurut Iso
Farmakoterapi, 2008 bahwa Klindamisin efektif untuk pengobatan infeksi saluran
nafas, infeksi jaringan lunak, infeksi saluran kemih, dan septicemia. Klindamisin
dapat bekerja sebagai bakteriostatik maupun bakterisid tergantung konsentrasi
obat pada tempat infeksi dan organime penyebab infeksi. Mekanisme kerja
klindamisin adalah menghambat sintesa protein bakteri dengan mengikat subunit
ribosom 50S yang menghambat terbentuknya ikatan peptida. Dari hasil yang
diperoleh, klindamisin paling efektif digunakan untuk membunuh bakteri S.aureus
atau untuk infeksi saluran nafas yang disebabkan oleh bakteri ini. Pada bakteri
B.subtilis yang dapat menyerang saluran nafas maupun saluran cerna, klindamisin
dapat bekerja sebagai bakteriostatik maupun bakterisid. Penggunaan klindamisin
perlu diperhatikan karena pada beberapa kasus dapat menyebabkan super infeksi
akibat pertumbuhan yang berlebihan dari mikroorganisme yang tidak peka
terhadap antibiotik ini.
Pada antibiotik Kloramfenikol dengan nama dagang Colsancetine menurut
Iso Farmakoterapi, 2008 menyatakan bahwa Kloramfenikol adalah suatu
antibiotika yang mempunyai spektrum luas. Efektif terhadap organisme baik
Gram positif (S.aureus, B.subtilis) dan Gram negatif (E.coli) juga efektif terhadap
beberapa virus. Kloramfenikol merupakan pilihan utama untuk pengobatan
penyakit typus dan tipe lain dari infeksi sistemik oleh Salmonella. Jika
dibandingkan dengan tabel hasil pengamatan sudah sesuai dengan teori yang ada
karena menunjukkan zona bening terhadap bakteri gram negatif yaitu E.coli.
Desinfektan adalah zat kimia yang mematikan sel vegetatif belum tentu
mematikan bentuk spora mikroorganisme penyebab suatu penyakit. Desinfektan
digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada benda-benda
mati seperti meja, lantai, objek glass dan lain-lain (Waluyo,2005). Pada praktikum
kali ini digunakan Lysol dan Detol dapat dilihat pada tabel bahwa desinfektan
tersebut resisten terhadap bakteri S.aures dan mampu menghambat bakteri E.coli
dengan menunjukkan zona hambat.
VIII. KESIMPULAN

1. Mahasiswa dapat mengetahui teknik uji sensitivitas antibiotik pada


mikroba dengan menggunakan metode Kirby-bauer bertujuan untuk
mengetahui zona hambat yang dibentuk oleh antibiotic sebagai
antibiotic atau antimikroba. Semakin besar zona hambat yang dibentuk
maka semakin besar gen sebagai penghambat bakteri.
2. Mahasiswa dapat mengetahui kepekaan mikroba terhadap antibiotik
dan agensia kimia (desinfektan,antiseptik) seperti Lysol dan Detol
dengan metode difusi yaitu didapatkan hasil bahwa desinfektan
tersebut resisten terhadap bakteri S.aures dan mampu menghambat
bakteri E.coli dengan menunjukkan zona hambat.
3. Mahasiswa mampu mengukur zona hambat pada masing-masing
antibiotik Amoxan, Amoxicillin, Chloramfenikol, Colsancetine,
Clindamicin dan Prolic dengan didapatkan hasil bahwa antibiotik
tersebut efektif terhadap bakteri S.aureus dan E.coli dengan
menunjukkan zona hambat.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, I. K., Andrajati, R., Setiadi, A. P., Sigit, J. I., Sukandar, E. Y. 2008. ISO
Farmakoterapi. PT. ISFI Penerbitan: Jakarta
Djide M, Natsir. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Pratiwi, 2007, “Mikrobiologi Farmasi”. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Suwandi, U. 2003. Perkembangan Antibiotik. Cermin Dunia Kedokteran No. 83.
Pusat Penelitian dan Pengembangan PT. Kalbe Farma, Jakarta.
Waluyo, Lud. 2008. Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang.
UMM Press.
X. LAMPIRAN
Semarang, 24 April 2017

Praktikan Dosen Pembimbing

( Jessica Margareta ) ( Septiana Laksmi R, M.Sc., Apt )

( Tita Setya U )

( Rina Ayu K )

( Agastia Cicillia )

( Cindy Wahyu )

Anda mungkin juga menyukai