Anda di halaman 1dari 8

STRUKTUR PNEUMATIC

Sejalan dengan perkembangan zaman, suatu seni arsitektur pun mengalami suatu
perubahannya sendiri, mulai dari gaya pada kulit bangunan sampai pada strukturalnya.
Dewasa ini banyak gaya yang mengekspos strukturalnya, mulai dari struktur lengkung, kabel
sampai membrane atau yang biasa dikenal pneumatic structure. Dalam pembahasan ini kita
akan membedah kasus tentang Pneumatic Structure.

Pneumatic Structure merupakan salah satu sistem struktur yang termasuk dalam kelompok
Soft Shell Structure yang memiliki ciri khas semua gaya yang terjadi pada membran-nya
berupa gaya tarik. Pada Pneumatic, gaya tarik terjadi karena adanya perbedaan tekanan
udara di dalam struktur pneumatic dengan tekanan udara diluar struktur ini. Pneumatic
Structure dibagi dalam dua kelompok besar yaitu Air Inslated Structure dan Air Supported
Structure. Dari kedua kelompok ini masing-masing dikembangkan dari sisi; olah bentuk
yangbermacam-macam, fungsinya dalam sebuah bangunan, bahkan kini telah
dikembangkan secara vertikal.

Pneumatic Structure pada mulanya hanya dikembangkan sebagai bidang penutup atap dan
untuk bangunan berbentang lebar, sekarang mulai dipikirkan untuk memikul beban lantai
pada bangunan bertingkat sedang (Medium Rise Building). Mencermati perkembangan
pneumatic structure sebagai sistem struktur yang memiliki bentuk dan sistem kerja yang
khas ini, sangatlah menatik. Walaupun pengembangannya tidak secepat sistem struktur lain
yang lebih sederhana, namun sistem struktur ini ternyata menarik perhatian untuk
dikembangkan karena kekhasannya prinsip kerjanya dan bentuknya yang inovatif.

Tujuan utama makalah ini adalah memperkenalkan struktur pneumatik sebagai salah satu
altematif struktur non konvensional yang dapat digunakan di Indonesia untuk mengatasi
masalah-masalah yang berkaitan dengan kecepatan membangun, kemudahan dalam
transportasi dan harga yang bersaing, khususnya dal= kazanah struktur bentang lebar.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Joni Hardi MT TEKNOLOGI BANGUNAN IV 1


Sistem Struktur yang ada pada akhir dasa warsa ini semakin menunjukkan perkembangan
yang pesat. Sistem struktur yang inovatif menciptakan kekayaan desain bagi dunia
arsitektur. Keragaman bentuk struktur tidak hanya pada sisi olah bentuknya saja, melainkan
juga keragaman sistem bekerjanya struktur tersebut. Heino Engel dalam bukunya Structure
Systems mengelompokkan struktur dalam 5 kelompok besar berdasarkan kesamaan cara
bekerjanya dari masing-masing sistem struktur.

Salah satu struktur yang unik untuk dicermati adalah Pneumatic Structure, karena sistem
struktur ini memanfaatkan gaya tarik, namun berusaha menentang ‘hukum alam’ dari bentuk
struktur yang memanfaatkan gaya tarik ini. Semua struktur yang memanfaatkan gaya tarik
akan membentuk bentuk dasar dan primer berupa garis lengkung atau parabola yang
membuka ke atas. Hal ini disebabkan bahan dari struktur yang memanfaatkan gaya tarik
adalah lentur dan lemas, sehingga akan membuat garis lengkung atau parabola yang
membuka ke atas. Hal ini disebabkan bahan dari struktur yang memanfaatkan gaya tarik
adalah lentur dan lemas, sehingga akan membuat garis lengkung membuka ke atas (seperti
kalung). Namun pneumatik ingin membentuk satu bentuk dasar berupa garis lengkung yang
membuka ke bawah.

Bentuk ini diilhami oleh bentuk shell, sedangkan shell banyak memanfaatkan gaya tekan.
Sisi usaha membuat bentuk yang menentang ‘hukum alam’ ini dilakukan dengan
menciptakan semacam shell yang ditiup. Tekanan udara di dalam diterima olej membrane
penutup dan bidang membrane ini menegang dan menderita gaya tarik. Maka tidak
berlebihan jika ada yang mengelompokkan pneumatik ini dalam Soft Shell Structure.
Tentunya bentuk struktur pneumatik ini banyak memiliki kelemahan yang terus menerus
disempurnakan. Problem terbesar dari sistem ini adalah kebocoran udara yang ada
didalamnya. Bahan pembuatnya diperbaiki terus dan diusahakan cara-cara
penanggulangannya.

Pada akhir-akhir ini pneumatik dikembangkan untuk menahan beban secara vertikal. Baik
sebagai penerima beban langsung maupun tidak langsung. Perkembangan desain dari
struktur pneumatik dapat dikatakan sangat cepat, walaupun secara sepintas merupakan
sistem struktur yang kelihatan lemah, penuh resiko dan banyak kelemahannya, namun
pengembangan fungsi dan bentuk terus diupayakan. Hal inilah yang menarik untuk dicermati
dan diambil satu pengamatan yang mendalam untuk olah inovasi di bidang arsitektur.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Joni Hardi MT TEKNOLOGI BANGUNAN IV 2


Membran adalah suatu lembaran bahan tipis sekali dan hanya dapat menahan gaya tarik
murni. Soap film adalah membran yang paling tipis, kira-kira 0,25 mm yang dapat
membentang lebar. struktur permukaan fleksibel tipis yang memikul beban terutama melalui
proses tegangan tarik.

Struktur pneumatik adalah suatu sistem struktur yang memperoleh kestabilannya dari
tekanan internal yang lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan eksternal. Media yang
digunakan dapat bermacam-macam, diantaranya zat cair, busa atau butiran. Namun yang
paling banyak digunakan adalah media udara. Prinsip ini berlaku seperti pada balon
udara, dimana tekanan udara internal di dalam balon lebih tinggi dibandingkan tekanan
udara di luarnya.

Beban-beban yang dipikul mengakibatkan lendutan, karena membran adalah bidang dua
dimensi dan karena merupakan jala-jala yang saling membantu, maka bertambahlah
kapasitasnya. Gaya pada struktur membran :
 Cenderung dapat menyesuaikan diri dengan cara struktur tersebut dibebani.
 Sangat peka terhadap efek aerodinamika dari angin à Efek ini dapat
menyebabkan terjadinya fluttering (getaran).

Prinsip yang mendasari desain struktur membran adalah permukaannya harus


dipertahankan mengalami tarik pada semua kondisi pembebanan. Ada dua karakter dasar
dari kemampuan membran. Tegangan membran terdiri atas tarik dan geser, yang selalu ada
dalam permukaan bidang membran dan tidak tegak lurus di atas bidang itu. Aksi membran
pada dasarnya tergantung dari karakteristik bentuk geometrinya, yaitu dari lengkungan dan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Joni Hardi MT TEKNOLOGI BANGUNAN IV 3


miringnya bidang membran. Memerlukan struktur lain untuk mempertahankan bentuk
permukaanya, yaitu:
Rangka penumpu dalam yang kaku
Prategang pada permukaan yang memberikan gaya eksternal yang menarik
membrane (jika bentuknya lembaran)
Tekanan internal (apabila bentuknya volume tetutup (pneumatic))

Walaupun membran tidak begitu stabil, dapat dicarikan jalan untuk dimanfaatkan sebagai
struktur. Keuntungan struktur ini ialah ringan, ekonomis dan dapat membentang luas. Aksi
struktur membran dapat ditingkatkan daya tariknya dengan tarikan sebelum pembebanan.
Sebagai contoh payung dari kain.

Dengan mengadakan pratarik pada kain yang kemudian dikuncinya dengan alat apitan,
rusuk-rusuk baja membuka dan mendukungnya dengan dibantu oleh batang-batang tekan
yang duduk pada tangkai payung. Kain tertarik dan memberi bentuk lengkungan yang cocok
untuk menahan beban. Membran kain payung dapat menerima tekanan dari luar dan dalam.

Skelet dari rusuk-rusuk baja menerima tarikan dari kain dan memperkuat seluruh
permukaan bidang terhadap tekanan angin.

Saddle Shape Conical Shape

Arched Formed Shape Wave Form

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Joni Hardi MT TEKNOLOGI BANGUNAN IV 4


Pneumatic Structure

Sejarah struktur pneumatis :


 1917 à William Lanchester (Inggris) mengajukan hak patennya untuk
penerapan prinsip balon pada bangunan rumah sakit.
 1922 à Bangunan Oasis Theater (Paris) menggunakan struktur atap
berlubang pneumatis.
 1946 à Bangunan Radomes menggunakan struktur struktur yang ditumpu
udara.
Medium tekanan yang digunakan : Udara, gas dan cairan.

Karakter dari struktur pneumatik adalah murah dalam investasi awal, cepat
pembangunannya dan ringan bobotnya karena material utamanya adalah lembaran kain
dengan tebal tidak lebih data 0,5 mm.

Penerapan struktur pneumatik di Indonesia, khususnya untuk bangunan arsitektural hingga


saat ini belum banyak dilakukan. Kendala yang dihadapi adalah jenis struktur ini masih
kurang populer yang diikuti dengan kurangnya nara sumber serta belum adanya peraturan-
peraturan yang khusus mengatur pembangunan menggunakan struktur pneumatik.

Padahal dari banyak sisi, Indonesia sebenarnya merupakan lahan yang subur bagi
pengembangan struktur pneumatik. Rehm tropis di Indonesia rnemungkinkan bangunan
terbebas dari beban salju yang merupakan musuh utama struktur pneumatik. Selain itu di
Indonesia banyak event yang pengadaannya berkesesuaian dengan karakter struktur
pneumatik. Pengadaan material utama bangunan berupa kain 1)cl-lapis PVC juga sudah
bukan merupakan barang baru di industri pertekstilan Indonesia.

Jenis-jenis utama struktur pneumatik yaitu:


 struktur pneumatik lapisan ganda yang didukung udara
Sistem memiliki keunggulan dalam lebar bentangan.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Joni Hardi MT TEKNOLOGI BANGUNAN IV 5


 struktur pneumatik tabung yang digelembungkan udara.
sistem memiliki keunggulan pada fleksibilitas ruang dan bukaan.

Pembahasan mengenai detail era pembuatan, penyimpanan, transportasi, proses ereksi


serta pembongkaran di lokasi juga disertakan, dengan harapan dapat lebih memberikan
gambaran bagaimana bangunan pneumatik dapat diproduksi di Indonesia
Membran dapat diberi pra tegang dengan tekanan dari sebelah dalam apabila menutup
suatu volume atau sejumlah volume yang terpecah-pecah. Dengan cara ini tersusunlah
struktur pneumatik. Embran mudah menjadi bengkok dan dapat mudah ditekan oleh gas
atau udara. Dalam tyeori, membran tanpa pra tegang dapat membentangi ruangan yang
besar sekali dengan tekanan udara yang mengimbangi beratnya sendiri dari membran yang
mengambang. Dalam praktek, membran perlu diberi prategang supaya menjadi stabil
terhadap pembebanan yang tak simetris dan yang dinamis.

Stabilitas bentuk konstruksi ini dikendalikan oleh 2 faktor.


1. tekanan pada tiap titik dari membran yang menyebabkan tegangan tarik harus cukup
untuk menahan semua kondisi pembebanan dan untuk menjaga agar tidak terdapat
tegangan tekan pada membaran.
2. tegangan membran pada setiap titik dengan kondisi pembebanan harus lebih kecil
daripada tegangan yang diperkenankan pada bahan.
Bentuk struktur pneumatik adalah karakteristik merupakan lengkungan dua arah dari
lengkungan sinplastik. Bentuk dengan lengkungan searah dan lingkungan anti klasik tidak
mungkin digunakan . Lengkungan kubah adalah bentu yang cocok untuk struktur membran
pneumatik, karena dapat menutupu ruangan dan dapat ditekan oleh udara yang besarnya
atau kecepatannya sama kesemua arah. Tegangan membran dalam bola atau dalam kubah
tergantung pada tekanan udara dari dalam dan garis radius,
yakni o = ½ . p .r
(p = tekanan udara, r = radius kubah).

Kelemahan Struktur Membran :


Sangat peka terhadap efek aerodinamika sehingga mudah mengalami getaran
Tidak dapat menahan beban vertikal

Kelebihan Struktur Membran :


Struktur ini bisa digunakan untuk membuat bentukan – bentukan mulai dari yang
sederhana sampai yang kompleks, contoh: seperti permukaan bola
Struktur ini sifatnya ringan sehingga tidak memberatkan bangunan, contoh: tenda
Sangat cocok untuk bangunan yang tidak permanen atau semi permanen

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Joni Hardi MT TEKNOLOGI BANGUNAN IV 6


Bisa untuk bentang yang lebar
Dari segi teknik, pada saat terjadi penurunan penopang, kabel segera
menyesuaikan diri pada kondisi keseimbangan yang baru, tanpa adanya
perubahan yang berarti dari tegangan.
merupakan elemen konstruksi paling ekonomis untuk menutup permukaan yang
luas
Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik, untuk bentangan ratusan
meter mengungguli semua sistem lain

Klasifikasi
Berdasarkan tegangan tarik yang dapat dilakukan dengan system prategang
Membran berbentuk bidang pelana
Membran berbentuk bidang kerucut dengan setengah tiang tenda
Membran yang dikombinasikan secara bebas dengan hasil tenda gergaji atau atap
gantungan
Berdasarkan penopangnya
Kabel, contoh: struktur tenda
Udara, contoh: struktur pneumatis

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Joni Hardi MT TEKNOLOGI BANGUNAN IV 7


Tekanan udara pada sistem ini mempunyai pengaruh terhadap geometri membran.
Memperbesar radius kurvatur (lengkung) akan menambah kekuatan membran,
pengurangan kekuatan membran (membrane force) dapat dilakukan dengan mereduksi
kurvatur melalui penggunaan kabel atau kolom tarik. Pada umumnya Air Supported
Structure ini dirancang untuk dapat mengantisipasi pengaruh angin, mengingat beban angin
paling besar pengaruhnya, maka sedapat mungkin gaya kritis angin harus diketahui untuk
menentukan besaran tegangan membrane dan gaya pada angkutnya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Joni Hardi MT TEKNOLOGI BANGUNAN IV 8

Anda mungkin juga menyukai