Anda di halaman 1dari 4

Pancasila Dalam Modernisasi:

Perkembangan Zaman Tidak Dapat Menghentikan Geraknya

Ramadhani Ahmad Neilawan


00000042515

Pendahuluan

Pancasila merupakan satu-kesatuan, disusun dan terbentuk berdasarkan pemikiran serta

keilmuan yang dimiliki para bapak bangsa, dari berbagai pemikiran banyak kepala yang

dituangkan kedalam sebuah pedoman dasar dan pokok aturan bangsa serta memiliki tujuan

yang sama, mengkristalisasi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dan bersifat universal, sehingga

nilai-nilai pancasila menjadi sumber segala sumber 1.

Pancasila sebagai acuan bagi ilmu, khususnya bagi ilmu-ilmu sosial yang

dikembangkan negara atau bangsa non-Barat. Bangsa-bangsa non-Barat memiliki sejarah,

budaya, dan pandangan hidup yang spesifik, sehingga mempunyai keniscayaan dalam

interaksinya dengan ilmu pengetahuan modern.

Pancasila sejak semula dijadikan weltanschauung atau pandangan hidup bangsa

Indonesia sebagaimana yang dimaksudkan Soekarno, sekaligus prinsip-prinsip dasar negara.

Dengan demikian, isi pemikiran Pancasila sangat berhubungan dengan nilai-nilai yang

mendasari urusan kemasyarakatan. Ketika Pancasila dinyatakan sebagai pandangan hidup,

berarti Pancasila itu sendiri memiliki ilmu pengetahuan yang sesungguhnya sangat bermanfaat

bagi bangsa Indonesia sebagai petunjuk (guidance) di dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara.

Menurut Soekarno Pancasila merupakan Philosofische grondslag, suatu

Weltanschauung yang ia usulkan di depan sidang BPUPKI 1 Juni 1945 sebagai dasar bagi

1 http://www.neraca.co.id/article/94551/mencermati-tantangan-pancasila-di-era-informasi
negara Indonesia yang kemudian merdeka. Pancasila dikualifikasikan sebagai filsafat dan

ideologi yang menunjukkan jati diri atau citra visioner bangsa Indonesia. Pancasila lebih di

dorong oleh persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga proses pembangsaan selalu dihadapkan

pada tantangan baru.

Pancasila Di Era Globalisasi

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, setiap negara dituntut untuk selalu lebih maju

mengikuti setiap perkembangan demi perkembangan, yang terkadang jauh dari sebuah

keteraturan. Pihak yang diuntungkan dalam situasi tersebut, tentunya adalah negara-negara

maju yang memiliki tingkat kemapanan dan kemampuan yang jauh lebih tinggi jika

dibandingkan dengan negara-negara berkembang, misalnya Indonesia.

Globalisasi membawa perubahan-perubahan dalam tatanan dunia internasional yang

pengaruhnya langsung terhadap perubahan-perubahan di berbagai Negara. Kemampuan

menghadapi tantangan yang amat dasar yang akan melanda kehidupan nasional, sosial, dan

politik, bahkan mental dan bangsa, maka benteng yang terakhir yang masyarakat miliki ialah

keyakinan nasional atas dasar Negara Pancasila.

Sejak memasuki era reformasi, muncul beberapa suara yang mempertanyakan kembali

relevansi Pancasila dalam kehidupan berbangsa di Indonesia. Saat ini era digital memasuki

seluruh sel-sel kehidupan laksana gelombang tsunami dan perkembangan teknologi digital

yang pesat pada dekade 2000-an ini juga diadopsi oleh teknologi di bidang informasi dan

komunikasi.

Berkembangnya arus informasi menjadi sebuah ciri spesifik dari terminologi

globalisasi. Setiap warga negara akan semakin mudah dan bebas untuk mengakses berbagai

jenis informasi dari berbagai belahan dunia manapun dalam waktu yang sangat singkat. Hal

ini dapat diyakini bahwa ternyata pada faktanya paham-paham arus radikalisasi juga telah
memanfaatkan media teknologi informasi sebagai salah satu jalan dalam menyebarkan paham-

pahamnya sehingga semakin yakin bahwa arah serta bentuk pergerakan politik ideologi pun

berubah mengikuti jaman.

Elemen-elemen masyarakat yang tidak mendapatkan keadilan, baik dalam konteks

sosial maupun ekonomi, kemudian mengekspresikan kekecewaannya melaui tindakan ekstrim

dan gerakan radikal, sehingga tentunya tantangan yang dihadapi Pancasila hari ini jauh berbeda

dengan tantangan 10 sampai dengan 20 tahun yang lalu disaat paham komunisme menjadi

bagian dalam lingkungan kehidupan politik Indonesia2.

Permasalahan yang paling utama dihadapi oleh Pancasila terutama mengenai masalah

penghayatan dan pengamalannya3.

Merefleksikan Pancasila

Banyak kalangan yang percaya salah satu pola yang efektif untuk mencegah maraknya

upaya radikalisasi di kalangan warga Indonesia melalui penguatan pemahaman sekaligus

menjalankan lagi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari untuk memperoleh ketaatan

dan kesadaran moral. Yang mana setiap warga negara harus memiliki pengetahuan yang benar

tentang Pancasila baik pada aspek nilai maupun aspek praktisnya. Memiliki pengetahuan

Pancasila saja belum cukup, akan tetapi harus meresapi, menghayati dan pada akhirnya mampu

mengaktualisasikan Pancasila dalam setiap aspek kehidupan.

2 https://www.bastamanography.id/kesaktian-pancasila-di-era-digital/
3 http://www.neraca.co.id/article/54519/pancasila-dalam-era-globalisasi
Referensi

Pancasila Kita. Telaah Makna dan Aksi Nyata. (2018). (Ed. Simon Wenehen). Serpong: UMN

Press.

http://www.neraca.co.id/article/94551/mencermati-tantangan-pancasila-di-era-informasi

https://www.bastamanography.id/kesaktian-pancasila-di-era-digital/

http://www.neraca.co.id/article/54519/pancasila-dalam-era-globalisasi

Anda mungkin juga menyukai