PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sinusitis bisa dilihat dari ibu jari bagian atas yang kempot. Sinusitis dapat
terutama di waktu pagi, rambut rontok, mata sering gatal, kaki pegal-
pegal, cepat lelah dan asma. Jika kondisi ini berkepanjangan akan
yang 75% disebabkan oleh alergi dan ketidakseimbangan pada sistim saraf
kadar IgE total yang meninggi. Terbanyak pada kelompok umur 21-30
1
positif pada tes kulit yang terbanyak adalah debu rumah (87,75%), tungau
sinusitis akut yang tidak respon atau tidak mendapat terapi. Peran bakteri
karena bisa jadi pilek yang tak kunjung sembuh itu bukan sekadar flu
biasa.
timbulnya sinusitis, salah satu cara untuk mengujinya adalah dengan tes
kulit epidermal berupa tes kulit cukit (Prick test, tes tusuk) di mana tes ini
reaksi anafilaktik. Uji cukit (tes kulit tusuk) merupakan pemeriksaan yang
paling peka untuk reaksi-reaksi yang diperantarai oleh IgE dan dengan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
2
Memahami bagaimana konsep dasar dan proses asuhan
Tujuan Khusus
etiologi,
penunjangnya.
dengan sinusitis.
D. Manfaat Penulisan
a. Bagi klien
pengobatannya.
3
Memperbanyak informasi dan pandangan terhadap masalah
sinusitis.
d. Bagi penulis
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. ANATOMI FISIOLOGI
Hidung terdiri atas hidung luar dan hidung bagian dalam. Hidung
bagian luar menonjol pada garis tengah di antara pipi dan bibir atas;
struktur hidung luar dibedakan atas tiga bagian : yang paling atas : kubah
yang sedikit dapat digerakkan ; dan yang paling bawah adalah lobulus
4) ala nasi,
5) kolumela,
yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang
5
2) prosesus frontalis os maksila
6
2. Anatomi hidung dalam
septum, dinding lateral terdapat konka superior, konka media, dan konka
meatus inferior, berikutnya celah antara konka media dan inferior disebut
meatus media dan sebelah atas konka media disebut meatus superior.
7
premaksila dan kolumela membranosa; bagian posterior dan inferior
1. Dasar hidung
prosesus
horizontal os palatum.
2. Atap hidung
3. Dinding Lateral
medial.
8
4. Konka
yang sempit antara septum dan massa lateral os etmoid di atas konka
sfenoid.
9
terdapat muara sinus maksila, sinus frontal dan bagian anterior sinus
dibentuk oleh salah satu sel etmoid. Ostium sinus frontal, antrum
depan infundibulum.
2.6 Nares
10
Nares posterior atau koana adalah pertemuan antara kavum
yang terdiri atas sinus maksila, etmoid, frontalis dan sphenoid. Sinus
zygomatikus os maksilla.(2)
anterior yang berupa celah pada dinding lateral hidung. Pada potongan
koronal sinus paranasal gambaran KOM terlihat jelas yaitu suatu rongga
11
Serambi depan dari sinus maksila dibentuk oleh infundibulum
karena sekret yang keluar dari ostium sinus maksila akan dialirkan dulu
Sedangkan pada sinus frontal sekret akan keluar melalui celah sempit
resesus frontal yang disebut sebagai serambi depan sinus frontal. Dari
media.
4. Perdarahan hidung
Gambar 2. Kompleks Ostio Meatal
Bagian atas hidung rongga hidung mendapat pendarahan dari a.
12
Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang-
pada anak.
hingga ke intracranial.
5. Persarafan hidung
13
n.petrosus profundus. Ganglion sfenopalatinum terletak di belakang dan
hidung.
6. Fisiologi hidung
bau dapat mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir
konduksi tulang;
14
5) Refleks nasal. Iritasi mukosa hidung akan menyebabkan refleks
Gambar 3. Sistim
Mukosiliar /
Mucociliary C
simultan, yaitu gerakan silia dan palut lendir. Ujung silia sepenuhnya
15
dengan menggunakan suatu partikel yang tidak larut dalam
kesehatan tubuh. Bila sistem ini tidak bekerja secara sempurna maka
menit.
16
seperti spiral, dimulai dari tempat yang jauh dari ostium. Kecepatan
hingga 20 mm/menit.
akan bergabung dengan sekret yang berasal dari sinus frontal dan
hingga 20 mm / menit.
17
(delapan) sinus paranasal, empat buah pada masing-masing sisi hidung ;
sinus frontalis kanan dan kiri, sinus etmoid kanan dan kiri (anterior dan
posterior), sinus maksila, yang terbesar, kanan dan kiri disebut Antrum
Highmore dan sinus sfenoidalis kanan dan kiri. Semua rongga sinus ini
masing.
konka media, atau di dekat infundibulum, terdiri dari sinus frontal, sinus
di berbagai tempat di atas konka media terdiri dari sel-sel posterior sinus
etmoid dan sinus sphenoid. Garis perlekatan konka media pada dinding
18
berpendapat bahwa salah satu fungsi penting sinus paranasal adalah
sebagai sumber lendir yang segar dan tak terkontaminasi yang dialirkan ke
mukosa hidung.
berisi udara yang berkembang dari dasar tengkorak hingga bagian prosesus
alveolaris dan bagian lateralnya berasal dari rongga hidung hingga bagian
ostium dengan lapisan epitel dari rongga hidung. Sel-sel epitelnya berisi
19
1. Sinus maksila
kehamilan. Saat lahir sinus maksila bervolume 6-8 ml, yang kemudian
akan lebih kea rah lateral sehingga terbentuk rongga yang berukuran
dasarnya lebih tinggi dari pada dasar rongga hidung dan pada usia 12
tahun, lantai sinus maksila ini akan turun, dan akan setinggi dasar
18 tahun.
20
Sinus maksila berbentuk piramid ireguler dengan dasarnya
anatomi tubuh manusia, ukuran rata-rata sinus maksila pada bayi baru
lahir 7-8 x 4-6 mm dan untuk usia 15 tahun 31-32 x 18-20 x 19-20
Dari segi klinik yang perlu diperhatikan dari anatomi sinus maksila
adalah :
21
1) Dasar sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi
sinusitis.
22
2. Sinus frontal
bulan ke emapat fetus, berasal dari sel-sel resesus frontal atau dari sel-
seringkali juga sangat berbeda bentuk dan ukurannya dari sinus dan
sinus frontal kanan dan kiri biasanya tidak simetris, satu lebih besar
dari pada lainnya dan dipisahkan oleh sekat yang terletak di garis
tengah. Kurang lebih 15% orang dewasa hanya mempunyai satu sinus
Ukuran rata-rata sinus frontal : tinggi 3 cm, lebar 2-2,5 cm, dalam
1,5-2 cm, dan isi rata-rata 6-7 ml. Tidak adanya gambaran septum-
tulang yang relatif tipis dari orbita dan fosa serebri anterior, sehingga
infeksi dari sinus frontal mudah menjalar ke daerah ini. Sinus frontal
3. Sinus etmoid
23
Dari semua sinus paranasal, sinus etmoid yang paling
2,4 cm, dan lebarnya 0,5 cm di bagian anterior dan 1,5 cm di bagian
etmoid anterior ada bagian yang sempit, disebut resesus frontal, yang
24
menyebabkan sinusitis frontal dan pembengkakan di infundibulum
yang sangat tipis dan membatasi sinus etmoid dari rongga orbita. Di
sphenoid.
4. Sinus sfenoid
lain oleh septum tulang yang tipis, yang letakya jarang tepat di tengah,
sehingga salah satu sinus akan lebih besar daripada sisi lainnya.
etmoid posterior. Sinus sfenoid dibagi dua oleh sekat yang disebut
dan lebarnya 1,7 cm. Volumenya berkisar dari 5 sampai 7,5 ml. Saat
25
sinus berkembang, pembuluh darah dan nervus bagian lateral os
Selandia Baru memiliki suara yang sangat khas oleh karena mereka
tidak memiliki rongga sinus paranasal yang luas dan lebar. Teori ini
adalah sebagai barier pada organ vital terhadap suhu dan bunyi yang
masuk. Jadi sampai saat ini belum ada persesuaian pendapat mengenai
26
sebagai akibat pertumbuhan tulang muka. Beberapa teori yang
sinus kurang lebih 1/1000 volume sinus pada tiap kali bernafas,
orbita dan fosa serebri dari suhu rongga hidung yang berubah-ubah.
tulang muka. Akan tetapi bila udara dalam sinus diganti dengan tulang
27
Sinus mungkin berfungsi sebagai rongga untuk resonansi suara dan
Fungsi ini berjalan bila ada perubahan tekanan yang besar dan
karena mukus ini keluar dari meatus medius, tempat yang paling
strategis
B. DEFINISI
Ahmad, 2003).
maupun kronik. Dapat mengenai anak yang sudah besar. Pada sinusitis
28
C. Klasifikasi
mnggu).
D. Etiologi
Pada sinusitis akut bias terjadi setelah adanya infeksi virus pada
parainfluenza virus.)
atau drainase dari sinus tersumbat akibat flu atau infeksi virus lainnya ,
maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan
29
menyusup kedalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.Infeksi jamur
Pada sinusitis kronik yaitu sinusitis akut yang sering kambuh atau
tidak sembuh, alergi, karies dentis ( gigi geraham atas ), septumnasi yang
E. Patofisiologi
mukosa yang elapisi sinus dapat dibagi menjadi dua, yaitu lapisan viscous
superficial dan lapisan serous profunda. Cairan mucus dilepaskan oleh sel
berlebihan.
terjadinya sinusitis yaitu apakah terjadi obstruksi dari ostium. Jika terjadi
30
menyebabkan fungsi silia berkurang dan epitel selmensekresikan cairan
mucus dengan kualitas yang kurang baik, disfungsi silia ini akan
lender tidak dapat dialirkan. Maka terjadi gangguan drainase dan ventilasi
didalam sinus, sehingga silia menjadi kurang aktif dan lendir yang
diproduksi mukosa sinus menjadi lebih kental dan merupakan media yang
akan terjadi hipoksia dan retensi lender sehingga timbul infeksi oleh
31
F. WOC TEORI
32
33
G. WOC KASUS
34
H. Manifestasi Sinusitis
Pada etmoditis akut terutama pada bayi dan anak kecil, selulitis
pemeriksaan penunjang.
35
1. Pemeriksaan fisik dengan rinoskopi anterior dan posterior,
lebih tepat dan dini. Tanda khas ialah adanya pus di meatus medius
(pada sinusistis maksila dan etmoid anterior dan frontal) atau di meatus
terbatas kegunaannya.
36
antibiotic yang tepat guna. Lebih baik lagi bila diambil secret yang
J. Penatalaksanaan Sinusitis
- Mempercepat penyembuhan
- Mencegah komplikasi
37
klinik sudah hilang. Pada sinusitis kronik diberikan antibiotic yang
2. Selain dekongestan oral dan topical, terapi lain dapat diberikan jika
menyebabkan secret jadi lebih kental. Bila ada alergi berat sebaiknya
K. Komplikasi
Sinus akut
38
Akses otak
Absesorbita superiousteal
Osteomilitis
Meningitis
Komplikasi berat biasanya terjadi pada sinusitis akut atau pada sinusitis
pada pipi.
39
3. Kelainan paru, seperti bronchitis kronik dan bronkiektasis. Adanya
A. Pengkajian Keperawatan
pekerjaan,,
2. Keluhan utama :
40
Sekarang Berisi tentang kapan gejala mulai dirasakan,
untuk mengatasinya.
5. Riwayat keluarga :
sekarang.
6. Riwayat spikososial
(cemas/sedih0
41
Untuk mengurangi flu biasanya klien menkonsumsi obat
konsepdiri menurun
e. Pola sensorik
mukopurulen).
8. Pemeriksaan Persistem
(Bone).
42
1. Pernafasan B1 (breath)
d. Sesak napas : ya
e. Batuk : tidak
2. Kardiovaskular B2 (blood)
d. Akral : hangat
3. Persyarafan B3 (brain)
d. Kesadaran: gelisah
e. Reflek: normal
43
4. Perkemihan B4 (bladder)
a. Kebersihan : bersih
c. Uretra : normal
5. Pencernaan B5 (bowel)
c. Mulut : bersih
d. Mukosa : lembap
6. Muskuloskeletal/integument B6 (bone)
9. Pemeriksaan fisik
kesadaran.
B. Analisa Data
Data subyektif :
44
1. Observasi nares :
frekwensinya
2. Sekret hidung :
b. Epistaksis
3. Riwayat Sinusitis :
Kelemahan
Data Obyektif
- Serous Mukppurulen
- Purulen
45
4. Pemeriksaan penunjang :
46
C. Diagnosa Keperawatan
sinus.
peradangan sinus.
(irigasi/operasi).
47
D. Rencana Asuhan Keperawatan
Kriteria hasil :
INTERVENSI RASIONAL
b. Mengetahui perkembangan
b. Obsevasi tanda-tanda vital
klien sebelum dilakukan
penumpukan sekret/masalah.
hidung
Kriteria Hasil:
48
- Klien mengungkapkan nyeri yang dirasakan berkurang atau hilang
49
INTERVENSI RASIONAL
selanjutnya
mengurangi nyeri
mengalami nyeri.
1. Terapi Konservatif :
- Obat Acetaminopen,
50
berupa puyer atau tablet.
(intranasal)
2. Pembedahan :
- Irigasi Antral :
dilakukan untuk
terkumpul di dalam
51
- Operasi Cadwell luc. à
yang terkena
Kriteria hasil
INTERVENSI RASIONAL
klien. nutrisi
52
mengurangi penekana yang
klien
Kriteria hasil :
serta pengobatannya.
INTERVENSI RASIONAL
53
dideritanya perlahan, tenang d. Dengan menghilangkan
mengerti klien.
kemungkinan mengalami
tanda vital.
tim medis.
1. Terapi Konservatif :
54
hanya diberikan untuk waktu yang
(intranasal)
2. Pembedahan :
- Irigasi Antral :
55
Tujuan : klien dapat istirahat dan tidur dengan nyaman
Kriteria hasil :
INTERVENSI RASIONAL
mulut. tenang.
Kriteria hasil :
INTERVENSI RASIONAL
56
b. Mempertahankan keseimbangan perkembangan dan kemajuan dari
57
BAB III
TINJAUAN KASUS
hidung tersumbat, kehilangan rasa membaui dan nyeri tekan (tumpul) di sekitar
wajah, nyeri terlokalisir di area hidung (sinus), nyeri betambah berat dirasakan
mengeluarkan cairan hijau tebal dari hidung disertai nanah atau darah. Kemudian
Tn.A dikaji nyerinya dengan cara menundukan kepala dan melakukan valsava
HR (80 x/menit), Suhu (380C). Pada saat akan diberikan tindakan keperawatan,
PENGKAJIAN
A. Anamnesa
a. Identitas :
Nama : Tn. A
Umur : 35 tahun
b. Keluhan Utama :
58
Pasien datang ke RS dengan keluhan sakit kepala,demam, hidung
sekitar wajah.
f. Riwayat Alergi :
59
C. Pemeriksaan Fisik
b. B2 (Blood) : -
d. B4 (Bladder) : -
e. B5 (Bowel) : -
D. Pemeriksaan Penunjang
E. Analisa Data
Keperawatan
(tumpul) di sekitar
wajah, nyeri
terlokalisir di area
betambah berat
60
dirasakan Tn.A
ketika membungkuk
DO:
Saat melakukan
valsava manuver,
ternyata nyeri
bertambah berat. TD
(130/80 mmHg).
hidung tersumbat,
kehilangan rasa
membaui, pasien
juga mengeluh
mengeluarkan cairan
atau darah.
DO: -
61
Pasien mengeluh
demam.
DO:
Suhu 38oC
keperawatan dilakukan
DO:
dilakukan tindakan
keperawatan, klien
menolak.
F. Diagnosa Keperawatan
hidung
penumpukan sekret
62
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai
63
G. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
64
65
DAFTAR PUSTAKA
Diambil dari :
Blogger Nuzulull
http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35554-
Kep%20Sensori%20dan%20Persepsi-Askep%20Sinusitis.html
22 November 2010
Kedokteran EGC
Soepardi, EA. 2007. Buku Ajar Ilmu Kersehatan Telinga Hidung Tenggorok
Lab. UPF Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan tenggorokan FK Unair, Pedoman
diagnosis dan Terapi Rumah sakit Umum Daerah dr Soetom FK Unair, Surabaya
66
LAMPIRAN
LAPORAN TUTORIAL
STEP I
KLASIFIKASI ISTILAH
1. Valsava maneuver
2. Nyeri terlokalisir
3. Nanah
4. Nyeri tekan
5. Hidung tersumbat
7. TD, RR, HR
8. Demam
JAWABAN
menutup bibir/mulut dan hidung agar udara keluar melalui telinga pada
saluran eustachi.
2. Nyeri terlihat pada asalnya/ lokasinya hanya pada satu titik/ jelas.
3. Cairan hijau kental, akibat reaksi tubuh terhadap pagositosit virus dan
bakteri.
4. Akibat tekanan yang ditimbulkan dari jaringan yang meradang pada ujung
dinding saraf
67
6. Cairan yang sudah terinfeksi yang diproduksi berlebih.
60-100x/mnt
tubuh.
STEP II
IDENTIFIKASI MASALAH
6. Suhu meningkat
STEP III
ANALISA MASALAH
68
1. Adanya tekanan yang ditimbulkan pada jaringan yang meradang pada
tubuh
STEP IV
HIPOTESA
SINUSITIS MAXILLARIS
STEP V
LEARNING OBJECTIVE
1. Defenisi Sinusitis
69
2. Klasifikasi Sinusitis
3. Etiologi Sinusitis
4. Patofisiologi Sinusitis
5. WOC Sinusitis
6. Manifestasi Sinusitis
8. Penatalaksanaan Sinusitis
9. Komplikasi Sinusitis
STEP VI
BELAJAR MANDIRI
70
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SINUSITIS
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK II B
SEMESTER 5 B
71
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN
2014
Waktu : 15 menit
72
A. LATAR BELAKANG
dilihat dari ibu jari bagian atas yang kempot. Sinusitis dapat menyebabkan
waktu pagi, rambut rontok, mata sering gatal, kaki pegal-pegal, cepat lelah
sangat kompleks, hanya 25% disebabkan oleh infeksi, sisanya yang 75%
disebabkan oleh alergi dan ketidakseimbangan pada sistim saraf otonom yang
antaranya (18,18%) memberikan tes kulit positif dan kadar IgE total yang
antara laki-laki dan perempuan seimbang. Hasil positif pada tes kulit yang
terbanyak adalah debu rumah (87,75%), tungau (62,50%) dan serpihan kulit
manusia (50%).
sinusitis akut yang tidak respon atau tidak mendapat terapi. Peran bakteri
73
sebagai dalang patogenesis sinusitis kronis saat ini sebenarnya masih
karena bisa jadi pilek yang tak kunjung sembuh itu bukan sekadar flu biasa.
sinusitis, salah satu cara untuk mengujinya adalah dengan tes kulit epidermal
berupa tes kulit cukit (Prick test, tes tusuk) di mana tes ini cepat, simpel, tidak
cukit (tes kulit tusuk) merupakan pemeriksaan yang paling peka untuk reaksi-
reaksi yang diperantarai oleh IgE dan dengan pemeriksaan ini alergen
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Klien dengan sinusitis merupakan adalah suatu peradangan yang terjadi pada
sinus yang merupakan rongga udara yang terdapat diarea wajah yang
terhubung dengan hidung, fungsi dari rongga sinus adalah untuk menjaga
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
74
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 15 menit, keluarga
sinusitis.
2. Tujuan Khusus
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
- Memperkenalkan - Mendengarkan
diri - Mendengarkan
- Menjelaskan - Memberikan
75
tujuan respon
- Apersepsi
sinusitis.
- Penyebab
mastoiditis.
- Tatalaksana
sinusitis.
- Peran keluarga
pada pasien
dengan sinusitis.
menyimpulkan - Memperhatikan
materi. - Membalas
- Mengucapkan salam
salam
E. METODE
1. Ceramah
76
2. Tanya jawab
F. MEDIA
Laptop
G. SETTING TEMPAT
H. MATERI (Terlampir)
I. EVALUASI
77
3. Sebutkan dampak sinusitis !
78
DAFTAR PUSTAKA
79
Lampiran 1
LANDASAN TEORI
SINUSITIS
A. PENGERTIAN MASTOIDITIS
dilihat dari ibu jari bagian atas yang kempot. Sinusitis dapat menyebabkan
waktu pagi, rambut rontok, mata sering gatal, kaki pegal-pegal, cepat lelah
B. ETIOLOGI
Pada sinusitis akut bias terjadi setelah adanya infeksi virus pada saluran
parainfluenza virus.)
80
Didalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam
atau drainase dari sinus tersumbat akibat flu atau infeksi virus lainnya , maka
Pada sinusitis kronik yaitu sinusitis akut yang sering kambuh atau
tidak sembuh, alergi, karies dentis ( gigi geraham atas ), septumnasi yang
C. PENCEGAHAN MASTOIDITIS
tetap bersih.
terutama sayur dan buah yang dapat menguatkan sistem kekebalan tubuh
81
Jaga kondisi sinus agar tetap kering dan bersih dengan minum air yang
di dalam tubuh.
D. PENGOBATAN SINUSITIS
1. Minum air panas. air panas serta makanan panas bisa menolong melepas
sumbatan pada sinus anda, selain itu minuman panas bisa menolong
dapat membersihkan lendir keluar dari sinus dengan cepat. anda dapat
2. Beri kompres hangat ke muka anda. kerjakan kompres hangat ini tiga kali
1 hari sepanjang lima menit sebagai sisi dari penyembuhan sinusitis anda.
pakai handuk kecil yang dibasahi air hangat, lantas letakkan di ke-2 pipi
serta di antara mata anda. kompres hangat ini dapat menolong menambah
sirkulasi darah di sinus anda serta mempercepat gerakan silia untuk buang
82
3. Menghirup uap air hangat. anda dapat mempersiapkan sesuatu baskom
diisi air hangat serta digabung dengan sedikit garam. cocokkan tingkat
kepanasan air tersebut hingga tidak menyakiti anda, hirup uap air tersebut
sepanjang berapa kali tiap-tiap sesinya. kerjakan ini lebih kurang 3 kali 1
4. Ekstrak daun zaitun. daun zaitun dikenal efisien saat memerangi infeksi
kekebalan tubuh serta kurangi reaksi alergi. vit. c juga bisa kurangi
yang memiliki kandungan banyak vit. c layaknya jeruk serta jambu biji
6. Zinc atau seng merupakan nutrisi dengan sebagian keuntungan. zinc bisa
membunuh virus yang bisa memperpendek durasi flu serta kurangi efek
sinusitis
83
buahan serta sayuran. quercetin menambah efektivitas vit. c dalam tubuh
84
Aspek Legal Etik Keperawatan
Kasus Mastoiditis
dirancang untuk melihat apa yang harus dikerjakan, apa yang harus
dipertimbangkan sebelum tindakan tsb dilakukan, dan ini menjadi acuan untuk
melihat suatu tindakan benar atau salah secara moral. Terdapat beberapa
Pada kasus terlihat bawa klien menolak untuk dilakukan rawat inap dengan
keputusan sendiri.
bahaya bagi kliennya. Prinsip ini adalah prinsip dasar sebagaian besar kode
85
c. Beneficence (do good)
Dalam hal ini, perawat harus melakukan tugasnya dengan baik, termasuk
dalam hal memberikan asuhan keperawatan yang baik kepada klien, guna
d. Informed Consent
pembuat keputusan.
86
Setiap pasien mempunyai hak untuk diberi informasi yang jelas tentang
semua resiko dan manfaat dari perlakuan apapun, termasuk semua resiko
dan manfaat jika tidak menerima perlakuan yang di anjurkan atau jika tidak
ada perlakuan sama sekali. Semua orang dewasa mempunyai otonomi , hak
setiap pasien punya hak untuk menolak terapi yang demikian, atau untuk
Pada kasus ini klien akan dilakukan tindakan untuk rawat inap, namun
di atas, seseorang yang dewasa atau wali anak mempunyai otonomi, hak
untuk membuat keputusan sendiri. Pasien berhak atas hak untuk membuat
informasi yang benar dan jujur kepada pasien untuk memberikan pengertian
dan edukasi kepada klien dengan cara yang baik tanpa melukai dan
melakukan paksaan.
87
Pada kasus ini, mengalami sinusitis dengan keluhan sakit kepala, demam,
sekitar wajah, nyeri terlokalisir di area hidung (sinus), nyeri betambah berat
tidak hanya berimplikasi bahwa perawat harus berkata jujur, namun juga
berhubungan dengan situasi klien. Dalam hal ini, apabila klien bertanya
tindakan yang akan dilakukan dengan jujur dan dengan kata-kata yang
dimengerti oleh klien. Memberikan penjelasan harus lah dengan tutur kata
88
yang baik, sehingga klien mengerti dengan apa maksud dan tujuan terhadap
janji yang dibuatnya pada klien. Ketika seseorang jujur dan memegang janji
yang dibuatnya, rasa percaya yang sangat penting dalam hubungan perawat-
Dengan berkata jujur dan dapat menepati janji, diharapkan perawat dapat
89
Daftar Pustaka
90