Menurut sistem IUPAC dalam tata nama alkohol menggunakan kaidah atau aturan
sebagai berikut.
1. Tentukan dulu rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus hidroksil (OH).
Rantai tersebut kemudian menjadi rantai utama yang diberi nama sesuai dengan nama
senyawa alkana dengan mengganti akhiran a dengan ol. Contoh. Pada gambar di
bawah ini rantai terpanjang berjumlah 5 maka dinamakan pentanol.
2. Semua atom karbon selain rantai utama dinamakan cabang dan diberi nama sesuai
nama alkil berdasarkan kepada jumlah atom c.
3. Rantai utama harus diberi nomor dari ujung yang paling dekat dengan gugus -OH.
5. Jika kemudian ada lebih dari satu gugus OH pada satu molekul yang sama
(polihidroksil alkohol) maka sobat gunakan akhiran diol (2 gugus OH), triol (tiga
gugus OH), dan seterusnya. Tetapi perlu sobat ingat akhiran a pada senyawa
alkananya masih dipakai. Misal 4 atom c –> butana –> butanadiol.
Perhatikan contoh di atas. Dalam senyawa tersebut terdapat dua buah cabang berupa
etil di nomor 4 dan metil di nomor 3. Rantai terpanjang berjumlah 6 atom C dan
gugus hidroksil ada dua di nomor 2 dan 4.
Namanya
4-etil-3metil-2,4-heksanadiol
Nama Nama
Struktur Molekul
IUPAC Trivial
Etial
Etanol
Alkohol
Isopropil
2-Propanol
alkohol
Sec-butil
2-Butanol
alkohol
1,2-
etilen glokol
etanadiol
1) Nama sistematik eter adalah alkoksi alkana. Alkil terkecil dianggap sebagai
alkoksi, dan yang terbesar dianggap alkana.
Contoh :
Contoh :
4) Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad
sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-, dan
neo-) diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
Contoh;
Contoh :
2) Tambahkan akhiran “eter” setelah nama-nama subtituen.
Contoh :