8. Porteous 1976
“Individuals Feel At Home At
Belongingness dalam hal
Work Place”
psychological owneship di dalam
.
organisasi mengacu pada sejauh
mana seseorang merasa “betah” di
tempat kerja seperti berada di dalam
suasana rumah sendiri.
9. Mcmillan & 1986
“Sense Of Community”
Chavis
Menurut McMillan dan Chavis (1986) Perasaan adanya ikatan hubungan
seseorang yang memperoleh sense emosional di dalam kelompok untuk
of community ketika merasakan saling berbagi, kebutuhan akan saling
empat elemen Membership terpenuhi karena adanya perasaan
(keanggotaan), yaitu perasaan “sense of community” ini didalam
bahwa seseorang telah suatu kelompok
menginvestasikan diri sendiri untuk
menjadi anggota dalam sebuah
komunitas. Mampu membedakan
anggota komunitas dengan yang
bukan anggota komunitas serta
mengetahui siapa saja yang ada
dalam komunitas tersebut, adanya
keamanan emosional hal ini dapat
diartikan sebagai bagian dari
gagasan yang lebih luas dari
keamanan, a sense of belonging
and identification, melibatkan
perasaan menjadi bagian dari
komunitas serta dapat diterima oleh
komunitas, personal investment,
kontribusi diri dan komitmen yang
diberikan.
10. Bollen And 1990 “Percieved Cohesion”
Hoyle “Percieved Organizational Support” Individu akan menilai bagaimana
“Persepsi Kohesi Sosial” hubungan dirinya dengan kelompok
terkait dengan perasaan akan
Persepsi kohesi sosial merupakan memiliki, bagaimana perasaan dirinya
suatu persaan mencakup terkait dengan keanggotaanya di
individual’s sense of belonging dalam suatu kelompok.
terhadap kelompok tertentu dan
juga perasaan moralnya terkait
dengan keanggotaannya didalam
suatu kelompok. Persepsi kohesi
tercermin pada bagaimana penilaian
hubungan individu tersebut
terhadap kelompoknya.
11. Pierce 1991 “Psychological Ownership” Pierce, Rubenfeld and Morgan adalah
(Kepemilikan Psikologis) para peneliti yang pertama kali
memperkenalkan konsep kepemilikan
Kepemilikan psikologikal diartikan psikologikal, dengan adanya sense of
sebagai suatu “kondisi di mana belonging akan mendorong seseorang
individu merasa “at home” dalam pengembangan perasaan kepemilikan
organisasi atau perasaan terhadap organisasi.
keterlibatan individu dengan target
(misal, organisasil) sehingga Berdasarkan dimensi dari
individu merasa menjadi bagian psychological ownership menjelaskan
tidak terabaikan dan utuh dari bahwa, penting bagi individu untuk
organisasnya. mampu mengontrol atau
mengendalikan sesuatu di dalam
Dimensi dari Psychological kelompok, mampu untuk melakukan
Ownership : sesuatu terkait dengan lingkungan
Efikasi Diri (Self Efficacy), sekitar.
Identitas Diri (Self Identity)
Memiliki Tempat (Having A Seseorang menggunakan kepemilikan
Place/Belonging) psikologisnya untuk tujuan
Teritorial (Territoriality) menunjukkan dan mengidentifikasi
Akuntabilitas (Accountability). identitas diri, dengan demikian
seseorang akan memiliki
kecenderungan untuk bertanggung
jawab mempertahankan objek
kepemilikannya. motif kepemilikan
psikologikal dapat muncul pada
anggota organisasi yang ingin
mendapatkan dan berkuasa atas
sesuatu baik yang nyata.
11. Hagerty, 1992 “Sense Of Belonging”
Lynchsaue, “Rasa Memiliki”
Patutsky, Sebagai sebuah pengalaman dari Terciptanya Sense of belonging dalam
Bouwsema keterlibatan personal dalam sebuah suatu kelompok mampu mengurangi
& sistem atau lingkungan sehingga jalanya potensi depresi pada
Collier seseorang mampu merasakan seseorang. Sense of belonging lebih
dirinya sebagai bagian yang memberikan efek secara langsung
terintegral (bagian yang penting) terhadap dukungan sosial, jadi jika
dalam sebuah sistem atau suatu kelompok mampu menciptakan
lingkungan tertentu. Kurangnya rasa saling memiliki anggota akan
sense of belonging menjadi tercipta kebahagian psikologis.
hipotesis pembuka jalan atau faktor
rentan terhadap depresi.