Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA


PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
Jl. Kaliurang Km 14,4 Yogyakarta Telp. (0274) 898444 Ext. 2116/2662

UJIAN Mata Kuliah : Filsafat ilmu Nama : Amalia Fadila Fatmah


TENGAH Kelas : A Bidang :PIO
SEMESTER Hari/Tanggal : Kamis,18 November 2019 Nim : 19915050
GANJIL TA Dosen : Dr. Ahmad Rusdi, MA,SI No Urut : 24
TTD :
2019/2020
TAKE HOME

HISTORICAL REVIEW : BELONGING THEORIES


-

NO TOKOH TAHUN TEORI INTERPRETASI


1. Rasulullah 570-632
“Ta’awun”
Muhammad M Bentuk dari terwujudnya ajaran
“Saling menolong dan bekerjasama”
SAW “ta’awun” dalam islam dapat dilihat
“Saling peduli dan berbagi”
dari peristiwa terjadinya hijrah umat
“Semangat Ukhuwah”
muslim dari Mekkah ke Madinah,
menunjukan betapa kaum ansor atau
QS. AL-Maidah 2
Muslim Madinah menerima dengan
Dan tolong-menolonglah kamu
baik kedatangan saudara seiman
dalam (mengerjakan) kebaikan dan
dengan sambutan yang meriah,
takwa, dan jangan tolong-menolong
kemudian mempersilahkan segalanya
dalam berbuat dosa dan
bagi para rombongan rasulullah.
pelanggaran. Dan bertakwalah
kamu kepada Allah, sesungguhnya
Ta’awun terhadap sesama manusia di
Allah amat berat siksa-Nya.
wujudkan dengan sikap, tindakan dan
usaha bekerjasama secara nyata.
Semua pihak saling perduli dan
berbagi dan juga saling hidup
bersama sama dengan harmonis
terlebih didalam lingkungan kerja.
2. Raden Mas 1725- “Handarbeni” Adanya Rasa Memiliki ini dipandang
Said 1795 sebagai kontrak sosial-politik antara
(Kanjeng Kosep rasa memiliki ini tercantum raja dengan rakyat. Rakyat bersama-
Gusti dalam tri dharma mangkunegara. sama memiliki kewajiban untuk
Pangeran Tri Dharma itu meliputi : mempertahankan kerajaan
Adipati  Mulat Sarira Hangrasawani Mangkunegaran. Rasa memiliki ini
Arya (berani dilandasi pada pemikiran di masa
Mangkuneg berintrospeksi/mawas diri), perjuangan, bahwa semua rakyat
ara I)  Rumangsa Melu Handarbeni Mangkunegaran wajib berjuang
(merasa ikut memiliki), mempertahankan Praja
 Melu Hangrungkebi Mangkunegaran jika diserang musuh.
(berkewajiban ikut
membela/mempertahankan) Merasa ikut memiliki disini adalah
objek (target kepemilikan) dengan
tujuan untuk kepentingan bersama
atau untuk memberikan kemanfaatan
dan kebaikan bersama (fokus sosial)
bukan untuk kepentingan pribadi
namun untuk kepentingan kelompok.
3. Alfred Adler 1930 - “Belonging” Secara tidak langsung Adler
1943 “Social Feeling” menyampaikan bahwa jika seseorang
Wina Alfred Adler dalam dunia tanpa keterampilan minat sosial yang
psikologi merupakan pengusul baik maka tidak akan memiliki
pertama teori psikologi terkait perasaan sosial dan sebagai
dengan belonging dalam konsep
konsekuensinya maka akan
teori perkembangannya
cenderung mengalami gangguan
menjelaskan bahwa seseorang perlu
memiliki pengalaman untuk “merasa kesehatan mental dan perilaku
memiliki” Adler menyampaikan maladaptif.
bawa masa kanak-kanak sangat
penting untuk mengalami Kurangnya rasa kasih sayang,
belongingness pengakuan orangtua kepada seorang
kemampuan sosial orang dewasa anak semasa kecil akan memberikan
dicapai melalui bagaimana dampak pada keterlibatan seseorang
keterampilan dan minat sosial yang terhadap kelompok sosial.
dipelajari di masa kecil. Menurut
Adler; tiga pengikat untuk ‘merasa
memiliki’ yaitu tempat, masyarakat,
dan komitmen dalam hubungan
pernikahan.
4. Henry 1938 “Need Of Affection” Affection needs merupakan pusat dari
Murray keinginan untuk menjalin hubungan
Dari teori needs yang dibawa oleh dan berkoneksi dengan lingkungan.
Murray salah satu kebutuhan yang
ada hubungannya dengan rasa Murray juga menyebutkan bahwa
memiliki adalah need of affection, suatu penolakan juga bisa menjadi
yang terpusat pada keinginan kebutuhan, ia menjelaskan bahwa
seseorang untuk dicintai dan memalingkan diri dari orang yang
mencintai, dan juga keinginan untuk menolak kehadiran kita di dalam
bergabung/terlibat dan diakui di kelompok adalah salah satu cara
dalam suatu kelompok. Kebutuhan untuk menjaga kesehatan mental
ini di terjemahkan sebagai
kebutuhan bersosialisasi (Social
Needs)
5. Abraham 1943 “Belongingness And Love Need” Teori yang di sampaikan maslow
Maslow dipengaruhi oleh teori sebelumnya
Maslow menjelaskan bahwa need to yang di sampaikan oleh henry murray
belong adalah kebutuhan alamiah yang mana maslow mengelompokan
yang mana kebutuhan/keinginan ini menjadi 5 kebutuhan dasar salah
muncul selama hidup. satunya adalah kebutuhan untuk
Kebutuhan ini cenderung bersifat menjalin hubungan baik dengan
psikologis dan yang sering kali orang lain dalam berkelompok.
berkaitan dengan kebutuhan
lainnya. Misal: diakui sebagai
anggota, diajak berpartisipas,
persaan memiliki dan di terima,
kebutuhan berkeluarga dan juga
berasosiasi.
6. Jhon 1950 “Attachment Theory” Jika dihubungkan dengan hubungan
Bowlby kerja didalam kelompok, jika
Dalam teorinya menjelaskan bahwa seseorang mampu membentuk
pembentukan dan pengelolaan kelompok kerja yang saling
hubungan merupakan kebutuhan memuculkan persaan kenyamanan
yang yang sangat penting. Di dalam maka hubungan antar tim akan
teori ini juga dijelaskan bagaimana terjaga dengan baik. Akan terjadi
jika sorang anak terpisah dari orang penerimaan dalam kelompok, aktifitas
yang di cintai, bagaimana jika organisasi maupun tim akan menjadi
seorang merasa terluka dan efektif dan saling mendukung satu
terancam maka hubungan kelekatan sama lain.
tersebut akan menjadi
permasalahan.
7. Anant 1967 “Belongingness”

Kehadiran dan keterlibatan sesorang Sense of belonging yang dibawa oleh


dengan kelompok dan sistem sosial Anant adalah keterlibatan seseorang
melalui perasaan positif seperti dalam sebuah kelompok atau situasi
merasa diakui, diperlukan, dihargai, tertentu dan merasa dirinya memiliki
dan disatukan di dalam kelompok- andil dalam interaksi kelompok yang
kelompok sosial sangat penting. positif.
Anant berpendapat bahwa
keanggotaan kelompok sosial Anant juga menyampaikan bahwa
seseorang adalah hubungan belonging dan identifikasi sosial
interaksi antara mereka dan adalah dua konsep yang berbeda
lingkungan sosial mereka, dan tetapi menjelaskan bahwa identifikasi
bahwa sense of belonging atau sosial dan belongingness sama sama
belongingness adalah akibat dari memiliki hubungan empati dalam
interaksi positif dengan orang lain. berkelompok.

“semakin seseorang merasa bahwa


kebutuhannya terpenuhi dalam
kelompok atau sistem tertentu,
makan semakin ia akan merasa
menjadi bagian dari kelompok
tersebut”

8. Porteous 1976
“Individuals Feel At Home At
Belongingness dalam hal
Work Place”
psychological owneship di dalam
.
organisasi mengacu pada sejauh
mana seseorang merasa “betah” di
tempat kerja seperti berada di dalam
suasana rumah sendiri.
9. Mcmillan & 1986
“Sense Of Community”
Chavis
Menurut McMillan dan Chavis (1986) Perasaan adanya ikatan hubungan
seseorang yang memperoleh sense emosional di dalam kelompok untuk
of community ketika merasakan saling berbagi, kebutuhan akan saling
empat elemen Membership terpenuhi karena adanya perasaan
(keanggotaan), yaitu perasaan “sense of community” ini didalam
bahwa seseorang telah suatu kelompok
menginvestasikan diri sendiri untuk
menjadi anggota dalam sebuah
komunitas. Mampu membedakan
anggota komunitas dengan yang
bukan anggota komunitas serta
mengetahui siapa saja yang ada
dalam komunitas tersebut, adanya
keamanan emosional hal ini dapat
diartikan sebagai bagian dari
gagasan yang lebih luas dari
keamanan, a sense of belonging
and identification, melibatkan
perasaan menjadi bagian dari
komunitas serta dapat diterima oleh
komunitas, personal investment,
kontribusi diri dan komitmen yang
diberikan.
10. Bollen And 1990 “Percieved Cohesion”
Hoyle “Percieved Organizational Support” Individu akan menilai bagaimana
“Persepsi Kohesi Sosial” hubungan dirinya dengan kelompok
terkait dengan perasaan akan
Persepsi kohesi sosial merupakan memiliki, bagaimana perasaan dirinya
suatu persaan mencakup terkait dengan keanggotaanya di
individual’s sense of belonging dalam suatu kelompok.
terhadap kelompok tertentu dan
juga perasaan moralnya terkait
dengan keanggotaannya didalam
suatu kelompok. Persepsi kohesi
tercermin pada bagaimana penilaian
hubungan individu tersebut
terhadap kelompoknya.
11. Pierce 1991 “Psychological Ownership” Pierce, Rubenfeld and Morgan adalah
(Kepemilikan Psikologis) para peneliti yang pertama kali
memperkenalkan konsep kepemilikan
Kepemilikan psikologikal diartikan psikologikal, dengan adanya sense of
sebagai suatu “kondisi di mana belonging akan mendorong seseorang
individu merasa “at home” dalam pengembangan perasaan kepemilikan
organisasi atau perasaan terhadap organisasi.
keterlibatan individu dengan target
(misal, organisasil) sehingga Berdasarkan dimensi dari
individu merasa menjadi bagian psychological ownership menjelaskan
tidak terabaikan dan utuh dari bahwa, penting bagi individu untuk
organisasnya. mampu mengontrol atau
mengendalikan sesuatu di dalam
Dimensi dari Psychological kelompok, mampu untuk melakukan
Ownership : sesuatu terkait dengan lingkungan
 Efikasi Diri (Self Efficacy), sekitar.
 Identitas Diri (Self Identity)
 Memiliki Tempat (Having A Seseorang menggunakan kepemilikan
Place/Belonging) psikologisnya untuk tujuan
 Teritorial (Territoriality) menunjukkan dan mengidentifikasi
 Akuntabilitas (Accountability). identitas diri, dengan demikian
seseorang akan memiliki
kecenderungan untuk bertanggung
jawab mempertahankan objek
kepemilikannya. motif kepemilikan
psikologikal dapat muncul pada
anggota organisasi yang ingin
mendapatkan dan berkuasa atas
sesuatu baik yang nyata.
11. Hagerty, 1992 “Sense Of Belonging”
Lynchsaue, “Rasa Memiliki”
Patutsky, Sebagai sebuah pengalaman dari Terciptanya Sense of belonging dalam
Bouwsema keterlibatan personal dalam sebuah suatu kelompok mampu mengurangi
& sistem atau lingkungan sehingga jalanya potensi depresi pada
Collier seseorang mampu merasakan seseorang. Sense of belonging lebih
dirinya sebagai bagian yang memberikan efek secara langsung
terintegral (bagian yang penting) terhadap dukungan sosial, jadi jika
dalam sebuah sistem atau suatu kelompok mampu menciptakan
lingkungan tertentu. Kurangnya rasa saling memiliki anggota akan
sense of belonging menjadi tercipta kebahagian psikologis.
hipotesis pembuka jalan atau faktor
rentan terhadap depresi.

Sense of belonging memiliki efek


langsung pada depresi dimana
dukungan sosial hanya menjadi efek
tidak langsung. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa sense of belonging
diperhatikan dengan persepsi diri
sebagai bagian penting dalam
sebuah sistem interpersonal
12. Mael & 1992 “Social Identification Theory”
Asforth “Teori Identifikasi Sosial” Sebagai masyarakat kolektif yang
memiliki kerangka sosial dan ragam
Bagaimana identifikasi perbedaan yang kuat, perhatian
organisasional seorang anggota utama dari individu di dalam
dalam kelompok sebagai persepsi kelompok adalah mencari tahu
tentang kesatuan dengan organisasi bagaimana diri kita di dalam
atau kepemilikan terhadap kelompok (menilai diri).
organisasi.
Ketika karyawan merasa memiliki
Budaya kolektif dikarakteristikkan organisasi dalam konteks mampu
dengan nilai-nilai yang fokus pada mengidentifikasi organisasinya
kelompok seperti memberikan maupun dirinya didalam organisasi
prioritas untuk mengejar tujuan maka karyawan akan memiliki sikap
bersama atau pribadi, memfokuskan dan perilaku yang positif terhadap
pada saling ketergantungan dari organisasi. Karyawan akan
para anggota, dan juga memberikan yang terbaik bagi
memfokuskan pada hubungan organisasinya.
harmonis di dalam kelompok.

13. Roy 1995 “Need To Belong”


Baumeister “Belongingness” Untuk menciptakan belongingness
& Mark didalam lingkungan kerja perlu
Leary Kurangnya rasa memiliki akan adanya interaksi atau kontak yang
berdampak jangka panjang dan sering dilakukan selain untuk
negatif pada suasana hati dan meredam konflik juga untuk
kesehatan, dan bagi seseorang yang menghindari dampak negatif yang
tidak memenuhi kebutuhan ini akan akan muncul.
menderita masalah perilaku dan
psikologis. Organisasi /Perusahan/ Kelompok
Dua hal yang untuk membangun perlu menciptakan lingkungan kerja
rasa memiliki yang bermakna. Dalam menjalin
hubungan kerja sebaiknya perlu untuk
 Sering melaukan kontak antara menciptakan hubungan kekeluargaan
orang-orang yang terlibat didalam lingkungan kerja agar sesama
dalam kelompok yang biasanya anggota mampu menjalin ikatan yang
bebas konflik. baik.
 Adanya hubungan yang
berkelanjutan menjadi
hubungan yang lebih essensial.
14. Wursanto 2005 Rasa Memiliki
Teori sense of belonging ini di Rasa memiliki yang dibawa oleh
terjemahkan oleh wursanto sebagai wursano lebih pada bagaimana
rasa memiliki. Rasa memiliki pada seseorang mempertahankan
individu terhadap kelompoknya kelompoknya terhadap dirinya
dapat dilihat melalui 6 hal yaitu : danjuga mempertahankan dirinya
 Adanya loyalitas dalam diri terhadap kelompoknya.
anggota terhadap anggota lain
 Adanya loyalitas anggota
terhadap kelompoknya
 Kesediaan dalam memberikan
pengorbanan baik berupa moral
maupun material para anggota
terhadap kelompoknya
 Adanya rasa bangga dalam diri
apabila kelompoknya mendapat
penghargaan dari pihak lain
 Adanya perasaan tidak terima
apabila kelompoknya mendapat
celaan dari kelompok lain
 Adanya niatan baik para anggota
untuk menjaga nama baik
kelompoknya
15. Hasibuan 2007 Rasa Memiliki Terhadap
Organisasi

Rasa memiliki diartikan oleh Hasibuan membahas rasa memiliki


hasibuan sebagai salah satu dalam setting hubungan kerja para
kebutuhan untuk menjalin karyawan dalam suatu organisasi.
hubungan atau kontak dengan Dengan adanya rasa memiliki dalam
oranglain, yang mampu diri seorang kayawan maka
menggerakan seseorang merasa penyelesaian tugas dalam organisasi
diterima didalam suatu kelompok akan dilakukan dengan tanggung
sehingga mampu menggerakan jawab dan efektif. Para karyawan
seluruh kemampuannya untuk akan memberikan pengorbanan yang
menyelesaikan suatu tugas dan lebih terhadap pekerjaannya.
tanggung jawab dalam kelompok.
16. Stuard 2013 “Social Belong”

Dalam teorinya dijelaskan bahwa Rasa memiliki yang di kemukaan oleh


rasa memiliki adalah sebuah stuard lebih kepada bentuk rasa
perasaan subjektif dari dari sebuah timbal balik karena seseorang telah
value dan rasa hormat yang berasal diterima didalm suatu kelompok maka
dari hubungan timbal balik dari orang tersenut akan memunculkan
hubungan kelompok karena telah rasa memilikinya terhadap kelompok
memilih, menerima dan tersebut.
mengizinkan seseorang menjadi
bagian dari suatu kelompok.

Anda mungkin juga menyukai