2, 73-84
Perhimpunan Entomologi Indonesia
ABSTRAK
Preferensi dan Kecocokan Inang Pentalonia nigronervosa Coquerel
(Hemiptera:Aphididae) terhadap Berbagai Varietas Pisang. Pentalonia
nigronervosa Coquerel (Hemiptera: Aphididae) adalah vektor penyakit
kerdil pisang (banana bunchy top virus, BBTV). Tujuan penelitian ini
adalah mempelajari preferensi dan kesesuaian P. nigronervosa terhadap13
varietas pisang. Penelitian dilakukan di Talang Betutu, Sumatera Selatan
dari bulan Februari hingga April 2010. Uji preferensi dilakukan dengan
menggunakan kurungan kasa berukuran 200 cm x 200 cm x 150 cm
sebagai tempat isolasi untuk 13 jenis pisang dan kemudian diinvestasikan
kutu P. nigronervosa. Setelah 30 hari, dilakukan pengamatan jumlah kutu
pada masing-masing varietas pisang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
P. nigronervosa lebih menyukai pisang kepok dibanding varietas pisang
yang lain. Kecocokan tersebut ditunjukkan dengan populasi yang lebih
tinggi, laju pertumbuhan populasi yang lebih cepat, mortalitas yang lebih
rendah dan jumlah imago bersayap yang lebih banyak. Pisang kepok yang
pada awal penelitian diinvestasi dengan 20 ekor P. nigronervosa, terjadi
peningkatan populasi sampai 324 ekor dalam waktu 24 hari dengan laju
pertumbuhan populasi 8,27% per hari serta menghasilkan 1,9% imago
bersayap yang mulai muncul pada hari keenam.
KATA KUNCI: Serangga vektor, penyakit kerdil pisang, kesesuaian
inang, pertumbuhan populasi
ABSTRACT
Preference and Suitability of Pentalonia nigronervosa Coquerel
(Hemiptera: Aphididae) to Various Banana Varieties. Pentalonia
nigronervosa Coquerel (Hemiptera: Aphididae) is the only known vector of
banana bunchy top virus (BBTV). The objective of this research was to
study the preference and suitability of banana aphid P. nigronervosa to
various banana genotypes. Survey conducted at Talang Betutu, South
Sumatra indicates the existence of different preferences of the P.
nigronervosa toward different varieties in the field. Host suitability test was
_____________________
*Korespondensi:
Telp.: +62-711-580663,
Faks: +62-711-580672, Email: suparmanshk@gmail.com
73
Suparman et al.,: Preferensi dan Kecocokan Inang Pentalonia nigronervosa
74
J. Entomol. Indon., September 2011, Vol. 8, No. 2, 73-84
75
Suparman et al.,: Preferensi dan Kecocokan Inang Pentalonia nigronervosa
lewatkan periode makan inokulasinya oleh vektor yang dibantu oleh faktor
selama 2 jam. Gejala awal penyakit luar seperti angin atau benda bergerak
kerdil pisang biasanya akan muncul lainnya seperti manusia dan kendaraan.
kurang lebih satu bulan setelah infeksi. Di lapangan juga banyak ditemukan
Tanaman yang terinfeksi virus kerdil pisang terinfeksi virus kerdil yang
pisang pada saat muda tidak dapat tidak terserang P. nigronervosa, dan
menghasilkan buah, sedangkan tanam- tanaman pisang yang terinfestasi P.
an pisang yang terinfeksi menjelang nigronervosa tetapi tidak terserang
fase reproduktif tetap menghasilkan virus kerdil pisang. Kedua fenomena
namun buah yang dihasilkan tidak tersebut mengindikasikan adanya ke-
normal (Wu & Su 1990). Menurut EL- cocokan inang dan preferensi P.
Dougdoug et al. (2006), P. nigroner- nigronervosa yang bervariasi terhadap
vosa menularkan virus kerdil pisang genotip-genotip pisang yang ada
secara semipersisten setelah melewat- (Suparman et al. 2009).
kan periode aquisisi selama 24 jam Penelitian ini bertujuan untuk
pada tanaman pisang yang terinfeksi. mengetahui kecocokan inang P. nigro-
Pada survei penyakit kerdil pisang nervosa dengan berbagai varietas
yang dilakukan di beberapa wilayah di pisang yang diindikasikan oleh dinami-
Sumatera Selatan, kasus kerdil pisang ka populasi, dan preferensi P. nigro-
ditemukan hampir pada semua varietas nervosa terhadap varietas pisang yang
pisang yang ada meskipun insidensi- diindikasikan oleh konsentrasi penye-
nya bervariasi. Pisang putri selalu di- baran kutu daun tersebut pada populasi
temukan sebagai varietas pisang yang varietas pisang yang heterogen.
paling banyak terserang virus kerdil
pisang di lapangan. Penyebaran pe- BAHAN DAN METODE
nyakit kerdil pisang di beberapa wi- Penelitian dilaksanakan di lahan
layah yang disurvei menunjukkan ada- pertanian di wilayah Talang Betutu,
nya pola khusus yang mengindikasikan Palembang yang dipersiapkan secara
adanya peran vektor yang memencar khusus, yaitu dengan menempatkan
secara aktif maupun pasif. Penyebaran sungkup kasa besar ukuran 200 cm x
yang mengindikasikan adanya peran 200 cm x 150 cm untuk penelitian
vektor secara aktif dan pasif adalah preferensi inang dan sungkup-sungkup
adanya klaster-klaster kerdil pisang kasa kecil ukuran 60 cm x 60 cm x 120
yang jarak antar klaster bervariasi. cm untuk penelitian kecocokan inang.
Penyebaran virus dalam klaster meng- Sungkup-sungkup tersebut diletakkan
indikasikan penyebaran aktif oleh di bawah atap plastik yang bertujuan
vektornya dan penyebaran antar klaster untuk perlindungan dari pengaruh
mengindikasikan adanya penyebaran hujan secara langsung. Penelitian di-
76
J. Entomol. Indon., September 2011, Vol. 8, No. 2, 73-84
77
Suparman et al.,: Preferensi dan Kecocokan Inang Pentalonia nigronervosa
Tabel 1. Rerata jumlah kutu daun Pentalonia nigronervosa pada tiga belas
varietas pisang pada hari ke 30 setelah infestasi.
Varietas Jumlah Instar kutu daun Bagian tanaman pisang yang
pisang kutu daun paling banyak terdapat
populasi kutu daun
Kepok 35 Nimfa, imago apterous pangkal pelepah daun dan
daun termuda
Raja 21 Nimfa, imago apterous pangkal pelepah daun dan
daun termuda
Ambon 10 Nimfa, imago apterous pangkal pelepah daun dan
daun termuda
Putri 9 Nimfa, imago apterous pangkal pelepah daun dan
daun termuda
Udang 7 Imago apterous pangkal pelepah daun
Kapas 7 Nimfa, imago apterous pangkal pelepah daun dan
daun termuda
Batu 6 Nimfa, imago apterous pangkal pelepah daun
Lilin 4 Imago apterous pangkal pelepah daun
Siam 4 Imago apterous pangkal pelepah daun
Elang 2 Imago apterous pangkal pelepah daun
Mas 0 - -
Tanduk 0 - -
Rotan 0 - -
78
J. Entomol. Indon., September 2011, Vol. 8, No. 2, 73-84
tanduk dan rotan tidak ditemukan ke- juga sesuai dengan hasil penelitian
beradaan kutu daun, yang dapat di- Robson et al. (2006) yang menunjukkan
kategorikan sebagai inang yang paling bahwa P. nigronervosa menyukai tana-
tidak disukai atau kategori preferensi man pisang yang masih muda sebagai
rendah. Penetapan kategori untuk pre- inang dan tidak terdistribusi secara
ferensi P. nigronervosa terhadap merata pada inang yang disukainya
varietas pisang didasarkan pada per- tersebut. P. nigronervosa sangat jarang
sentase populasi kutu daun yang me- ditemukan pada ketinggian di atas 1,5 m
milih varietas yang bersangkutan, yang menunjukkan bahwa kutu daun
yaitu tinggi apabila dipilih oleh mi- tersebut lebih menyukai anakan pisang
nimum 20%, kategori preferansi yang masih muda. Dilaporkan bahwa
sedang apabila dipilih oleh 5 sampai frekuensi penemuan P. nigronervosa
20%, dan kategori preferensi rendah tertinggi adalah pada bagian pangkal
apabila dipilih oleh kurang dari 5% pelepah daun anakan pisang, diikuti oleh
dari total populasi kutu daun. Fakta di daun terbaru yang belum terbuka. Kutu
lapangan menunjukkan ketiga varietas daun pisang tidak menyukai daun-daun
pisang tersebut masih terserang virus yang sudah terbuka penuh.
kerdil pisang, terutama pisang mas de-
Kecocokan Inang Pentalonia
ngan intensitas kejadian cukup tinggi nigronervosa
(Suparman et al. 2009). Ini menun-
Pada tiga belas varietas pisang
jukkan bahwa P. nigronervosa masih
yang diujikan sebagai inang P. nigro-
dapat menginfestasi ketiga genotip
nervosa, terlihat bahwa perkembangan
pisang tersebut saat pilihan untuk
populasi kutu daun tersebut sangat
varietas lain kurang tersedia.
bervariasi. Variasi tersebut antara lain
Sebaran internal inang P. nigroner-
terlihat dari populasi tertinggi yang
vosa menunjukkan bahwa kutu daun
dapat dicapai pada masing-masing va-
tersebut terkonsentrasi pada tempat-
rietas, waktu yang dibutuhkan untuk
tempat tertentu yang mengindikasikan
mencapai populasi tertinggi, pertum-
bahwa mereka paling menyukai bagian
buhan populasi, dan juga mortalitasnya
bawah pelepah. Hal ini sama dengan
(Tabel 2). Dengan infestasi kutu daun
penemuan Waterhouse (1987) yang
sebanyak 20 ekor per varietas pada
menyatakan bahwa P. nigronervosa
awal penelitian, populasi kemudian
cenderung menyukai tempat dibalik
berkembang dengan kecepatan yang
pelepah pisang dan bagian bawah
berbeda pada varietas yang berbeda.
tanaman inangnya. Tempat atau bagian
Pada Tabel 2 terlihat jelas bahwa
dari tumbuhan inang yang juga cukup
P. nigronervosa memiliki kecocokan
disukai adalah daun termuda yang
inang yang paling tinggi pada pisang
belum atau baru terbuka dan hal ini
varietas kepok yang dapat mencapai
79
Suparman et al.,: Preferensi dan Kecocokan Inang Pentalonia nigronervosa
rata-rata populasi sebesar 324 ekor per elang, siam, ambon, mas, dan rotan
batang. Jumlah tersebut jauh lebih merupakan inang yang kurang cocok.
tinggi dari angka rata-rata populasi P. Penetapan tingkat kecocokan varietas
nigronervosa pada perkebunan pisang pisang didasarkan pada rata-rata po-
di Hawaii yang berkisar antara 15 pulasi P. nigronervosa pada masing-
sampai 70 kutu daun per tanaman masing varietas. Kategori sangat cocok
(Young & Wright 2005). Dengan me- untuk varietas pisang dengan rata-rata
ngacu pada hasil penelitian Young dan populasi kutu daun 200 atau lebih.
Wright tersebut, ketiga belas varietas Kategori cocok untuk rata-rata popu-
pisang yang diuji dapat digolongkan lasi 50 sampai 200 dan kategori kurang
sebagai inang yang cocok bagi P. cocok untuk rata-rata populasi kurang
nigronervosa. Namun demikian ana- dari 50 ekor per tanaman.
lisis statistik (Tabel 2) menunjukkan Jika dilihat dari laju pertumbuhan
bahwa terdapat tiga kelompok varietas populasi, rata-rata laju pertumbuhan
inang dengan tingkat kecocokan yang populasi P. nigronervosa tertinggi di-
berbeda nyata di mana varietas kepok jumpai pada pisang kepok yang men-
merupakan varietas yang sangat cocok. capai angka 8,27%. Pisang raja dan
Pisang varietas raja, udang, lilin, batu, pisang mas memiliki laju pertumbuhan
kapas, dan putri cukup cocok sebagai populasi harian yang relatif sama
inang dan selebihnya yaitu tanduk, (4,2% dan 4,9%) tetapi angka populasi
80
J. Entomol. Indon., September 2011, Vol. 8, No. 2, 73-84
tertinggi yang dapat dicapai pada ke- inangnya sehingga tidak terdata dalam
dua varietas tersebut berbeda nyata angka mortalitas. Angka mortalitas ha-
(22,33 dan 9,00). Hal tersebut dikare- rian dapat tiba-tiba meningkat drastis
nakan adanya mortalitas P. nigro- jika pada populasi harian yang tengah
nervosa pada pisang mas yang sangat menurun terjadi kematian yang ba-
tinggi pada awal perkembangan po- nyak, meskipun kemudian populasinya
pulasi. Hal tersebut menyebabkan meningkat kembali. Karena sungkup
fluktuasi populasi harian P. nigro- diletakkan di bawah atap plastik maka
nervosa pada pisang mas terjadi pada tidak ada faktor hujan yang mem-
tingkat populasi yang rendah, semen- pengaruhi mortalitas. Juga tidak ada
tara pada pisang raja terjadi pada cendawan yang berpotensi menye-
tingkat populasi yang lebih tinggi. babkan kematian kutu daun. Rajan
Kondisi yang hampir sama diungkap- (1981) melaporkan bahwa mortalitas
kan oleh Venugopal et al. (1999) yang P. nigronervosa yang tinggi terjadi
melaporkan bahwa laju pertumbuhan selama kelembaban tinggi sehingga
populasi P. nigronervosa lebih lambat tumbuh jamur entomopatogen Vertici-
pada lima hari pertama dan meningkat llium intertextum. Samways (1979)
pada hari ke-10. melaporkan bahwa saat tidak ada
Pada beberapa varietas pisang, laju predator maka hujan merupakan faktor
pertumbuhan populasi harian P. ni- yang paling berpengaruh terhadap
gronervosa negatif yang menunjukkan mortalitas kutu daun.
adanya penurunan populasi, tetapi pe- Imago P. nigronervosa bersayap
nurunan tersebut relatif rendah sehing- hanya terbentuk pada beberapa varietas
ga kutu daun masih tetap bertahan pisang saja (Tabel 3). Hal tersebut
pada varietas-varietas tersebut sampai karena populasi pada sebagian besar
hari ke-30. Pertumbuhan populasi yang varietas pisang tidak mencapai ke-
negatif tersebut menunjukkan bahwa padatan yang mendorong kutu daun
P. nigronervosa kurang cocok dengan tersebut untuk bersayap. Selain itu, P.
inangnya sehingga mortalitas lebih niogronervosa tidak selalu berpindah
tinggi dari natalitasnya (Tabel 2). dengan cara terbang tetapi juga dengan
Mortalitas harian kutu daun sangat cara merayap sehingga tetap terjadi
berpengaruh terhadap fluktuasi po- penurunan populasi akibat perpindahan
pulasi harian P. nigronervosa pada meskipun tanpa membentuk imago
masing-masing varietas pisang, tetapi bersayap.
angka mortalitas bukan satu-satunya Pemunculan paling cepat (3 hari)
penyebab penurunan populasi kutu- imago bersayap pada pisang batu yang
daun. Kutu daun P. nigronervosa populasi kutu daunnya rendah meng-
dapat bergerak aktif meninggalkan indikasikan bahwa imago bersayap
81
Suparman et al.,: Preferensi dan Kecocokan Inang Pentalonia nigronervosa
82
J. Entomol. Indon., September 2011, Vol. 8, No. 2, 73-84
83
Suparman et al.,: Preferensi dan Kecocokan Inang Pentalonia nigronervosa
84