Anda di halaman 1dari 12

J. Entomol. Indon., September 2011, Vol. 8, No.

2, 73-84
Perhimpunan Entomologi Indonesia

Preferensi dan Kecocokan Inang Pentalonia nigronervosa


Coquerel (Hemiptera: Aphididae) terhadap
Berbagai Varietas Pisang
SUPARMAN*1), NURHAYATI1) DAN ANITA SETYAWATI2)
1)
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya
Jalan. Raya Palembang-Prabumulih km.32 Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan
2)
Balai Karantina Boom Baru Palembang
Jalan Kol. H. Burlain Km. 6 No. 78 Palembang

(diterima Maret 2011, disetujui Agustus 2011)

ABSTRAK
Preferensi dan Kecocokan Inang Pentalonia nigronervosa Coquerel
(Hemiptera:Aphididae) terhadap Berbagai Varietas Pisang. Pentalonia
nigronervosa Coquerel (Hemiptera: Aphididae) adalah vektor penyakit
kerdil pisang (banana bunchy top virus, BBTV). Tujuan penelitian ini
adalah mempelajari preferensi dan kesesuaian P. nigronervosa terhadap13
varietas pisang. Penelitian dilakukan di Talang Betutu, Sumatera Selatan
dari bulan Februari hingga April 2010. Uji preferensi dilakukan dengan
menggunakan kurungan kasa berukuran 200 cm x 200 cm x 150 cm
sebagai tempat isolasi untuk 13 jenis pisang dan kemudian diinvestasikan
kutu P. nigronervosa. Setelah 30 hari, dilakukan pengamatan jumlah kutu
pada masing-masing varietas pisang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
P. nigronervosa lebih menyukai pisang kepok dibanding varietas pisang
yang lain. Kecocokan tersebut ditunjukkan dengan populasi yang lebih
tinggi, laju pertumbuhan populasi yang lebih cepat, mortalitas yang lebih
rendah dan jumlah imago bersayap yang lebih banyak. Pisang kepok yang
pada awal penelitian diinvestasi dengan 20 ekor P. nigronervosa, terjadi
peningkatan populasi sampai 324 ekor dalam waktu 24 hari dengan laju
pertumbuhan populasi 8,27% per hari serta menghasilkan 1,9% imago
bersayap yang mulai muncul pada hari keenam.
KATA KUNCI: Serangga vektor, penyakit kerdil pisang, kesesuaian
inang, pertumbuhan populasi

ABSTRACT
Preference and Suitability of Pentalonia nigronervosa Coquerel
(Hemiptera: Aphididae) to Various Banana Varieties. Pentalonia
nigronervosa Coquerel (Hemiptera: Aphididae) is the only known vector of
banana bunchy top virus (BBTV). The objective of this research was to
study the preference and suitability of banana aphid P. nigronervosa to
various banana genotypes. Survey conducted at Talang Betutu, South
Sumatra indicates the existence of different preferences of the P.
nigronervosa toward different varieties in the field. Host suitability test was
_____________________
*Korespondensi:
Telp.: +62-711-580663,
Faks: +62-711-580672, Email: suparmanshk@gmail.com

73
Suparman et al.,: Preferensi dan Kecocokan Inang Pentalonia nigronervosa

conducted using 13 banana varieties that were invested with P.


nigronervosa from taro plants. Preference test was conducted using a 200
cm x 200 cm x 150 cm mesh cage that were used to house 13 banana
genotypes that were invested with P. nigronerosa. The numbers of aphids
on different banana genotypes were observed. Result of the study showed
that “kepok” genotype was more suitable for the growth of P. nigronervosa
compared to other genotypes. The suitability was shown by higher
population, faster population growth, lower mortality and the higher
proportion of alate adults. Banana kepok infested with 20 aphids at the
beginning of the test reached 324 individuals within 24 days with
population growth rate of 8.27% per day, and produced 1.9% of alate
imagoes appeared 6 days after infestation. Host preference test using the
same genotypes suggested that the aphid prefer banana kepok more than to
any other genotypes.
KEY WORD: Insect vector, banana bunchy top virus, host suitability,
population growth

Kutu daun P. nigronervosa mem-


PENDAHULUAN punyai empat instar nimfa. Nimfa yang
baru dilahirkan atau instar pertama
Pentalonia nigronervosa Coquerel berbentuk oval kemudian berubah
(Hemiptera: Aphididae) yang dikenal menjadi sedikit memanjang. Warnanya
sebagai kutu daun pisang diperkirakan coklat kemerahan dengan antena empat
berasal dari Asia Tenggara dan saat ini ruas dan berukuran panjang 0,12 mm.
dapat ditemukan hampir pada semua Nimfa instar kedua mirip dengan
tempat pertanaman pisang. Keberada- nimfa instar pertama dengan ukuran
an kutu daun tersebut sudah dilaporkan panjang kurang lebih 0,8 mm. Nimfa
di berbagai wilayah tropis antara lain instar ketiga berwarna coklat dengan
Afrika Tengah, Afrika Utara, Timur ukuran panjang kurang lebih 0,9 mm
Tengah, India, Asia Tenggara, Austra- dan pada instar ini matanya mulai ter-
lia, Kepulauan Atlantik, Amerika Sela-
lihat jelas dan antenanya berjumlah
tan, dan Amerika Tengah (Waterhouse lima ruas. Instar keempat memiliki
1987). Di wilayah sub tropis, P. enam ruas antena, berwarna coklat
nigronervosa juga dilaporkan kebera- muda dan panjangnya 1,2 mm (Rajan
daannya di dalam rumah kaca di 1981).
Amerika Utara dan Eropa (Blackman Sebagaimana kutu daun pada
and Eastop 2000). Selain menyukai umumnya, P. nigronervosa memper-
tanaman pisang (Musa spp.) sebagai
oleh makanannya dengan cara me-
inang, kutu daun ini juga ditemukan nusukkan stiletnya yang panjang lang-
berasosiasi dengan beberapa jenis sung ke pembuluh floem dan menye-
tumbuhan lain seperti jahe, kapulaga, dot cairan dari dalam pembuluh floem
lengkuas, dan keladi (Waterhouse tersebut. Hal ini dapat menyebabkan
1987). tanaman mengalami deformasi seperti

74
J. Entomol. Indon., September 2011, Vol. 8, No. 2, 73-84

keriting atau keriput, meskipun pada dihasilkan per imago sebanyak 14


tanaman pisang gejala deformasi sa- nimfa (Rajan 1981). Studi yang sama
ngat jarang ditemukan (Metcalf 1962). yang dilakukan pada potongan daun
P. nigronervosa menjadi penting se- pisang di laboratorium menghasilkan
cara ekonomis karena peranannya siklus hidup 8-11 hari dengan umur
sebagai vektor virus kerdil pisang imago 11-12 hari dan jumlah rata-rata
banana bunchy top virus (Hu et al. nimfa yang dihasilkan per imago se-
1996). Penyakit kerdil pisang me- banyak 22 nimfa (Padmalatha and
rupakan penyakit yang paling penting Ranjit Singh 2002). Robson et al.
dan paling merugikan pada tanaman (2007) melaporkan bahwa P. nigro-
pisang di seluruh dunia (Dale 1987). nervosa lebih baik pertumbuhan dan
Selain itu, P. nigronervosa juga di- perkembangan populasinya jika dipeli-
laporkan dapat menularkan banana hara pada anakan pisang dibanding
mosaic virus, papaya ringspot poty- pada potongan daun atau bagian lain
virus dan cardamon mosaic potyvirus dari tanaman pisang.
(Hughes & Eastop 1991; Blackman P. nigronervosa menularkan virus
and Eastop 2000). kerdil pisang secara persisten. Virus
Reproduksi P. nigronervosa se- tersirkulasi di dalam tubuh kutu daun
penuhnya partenogenesis. Kutu daun tersebut tetapi tidak mengalami rep-
betina melahirkan anak yang juga likasi di dalam tubuh vektornya dan
betina dengan fekunditas 1-4 nimfa per juga tidak ada penularan transovarial
hari, dan tidak pernah ditemukan (Wardlaw 1972; Hafner et al. 1995).
imago yang melahirkan anak jantan. Untuk dapat menjadi vektor yang
Siklus hidupnya, dari nimfa sampai infektif, P. nigronervosa harus me-
imago, berlangsung selama 9 sampai lakukan aktivitas makan pada tanaman
16 hari. Dari sejak dilahirkan, nimfa yang terserang virus kerdil pisang se-
P. nigronervosa memerlukan waktu lama sedikitnya 4 jam, tetapi ke-
10 sampai 14 hari untuk berkembang banyakan harus melewatkan periode
sampai ganti kulit yang terakhir. makan akuisisi sampai 18 jam. Setelah
Umur P. nigronervosa berkisar antara menjadi infektif, vektor ini dapat
19 sampai 26 hari dengan rata-rata mempertahankan keinfektifannya un-
20,3 hari sehingga dalam satu tahun tuk jangka waktu 15 sampai 20 hari,
dapat dihasilkan 30 generasi (Ehsan- atau hampir seumur hidupnya. Untuk
Ul-Haq et al. 1999). Studi tentang dapat menginfeksikan virus ke tanam-
biologi P. nigronervosa pada inang an sehat, vektor yang infektif harus
kapulaga menghasilkan siklus hidup melakukan aktivitas makan pada ta-
10-15 hari dengan umur imago 8-26 naman sehat selama sedikitnya 15
hari dan jumlah rata-rata nimfa yang menit, tetapi kebanyakan harus me-

75
Suparman et al.,: Preferensi dan Kecocokan Inang Pentalonia nigronervosa

lewatkan periode makan inokulasinya oleh vektor yang dibantu oleh faktor
selama 2 jam. Gejala awal penyakit luar seperti angin atau benda bergerak
kerdil pisang biasanya akan muncul lainnya seperti manusia dan kendaraan.
kurang lebih satu bulan setelah infeksi. Di lapangan juga banyak ditemukan
Tanaman yang terinfeksi virus kerdil pisang terinfeksi virus kerdil yang
pisang pada saat muda tidak dapat tidak terserang P. nigronervosa, dan
menghasilkan buah, sedangkan tanam- tanaman pisang yang terinfestasi P.
an pisang yang terinfeksi menjelang nigronervosa tetapi tidak terserang
fase reproduktif tetap menghasilkan virus kerdil pisang. Kedua fenomena
namun buah yang dihasilkan tidak tersebut mengindikasikan adanya ke-
normal (Wu & Su 1990). Menurut EL- cocokan inang dan preferensi P.
Dougdoug et al. (2006), P. nigroner- nigronervosa yang bervariasi terhadap
vosa menularkan virus kerdil pisang genotip-genotip pisang yang ada
secara semipersisten setelah melewat- (Suparman et al. 2009).
kan periode aquisisi selama 24 jam Penelitian ini bertujuan untuk
pada tanaman pisang yang terinfeksi. mengetahui kecocokan inang P. nigro-
Pada survei penyakit kerdil pisang nervosa dengan berbagai varietas
yang dilakukan di beberapa wilayah di pisang yang diindikasikan oleh dinami-
Sumatera Selatan, kasus kerdil pisang ka populasi, dan preferensi P. nigro-
ditemukan hampir pada semua varietas nervosa terhadap varietas pisang yang
pisang yang ada meskipun insidensi- diindikasikan oleh konsentrasi penye-
nya bervariasi. Pisang putri selalu di- baran kutu daun tersebut pada populasi
temukan sebagai varietas pisang yang varietas pisang yang heterogen.
paling banyak terserang virus kerdil
pisang di lapangan. Penyebaran pe- BAHAN DAN METODE
nyakit kerdil pisang di beberapa wi- Penelitian dilaksanakan di lahan
layah yang disurvei menunjukkan ada- pertanian di wilayah Talang Betutu,
nya pola khusus yang mengindikasikan Palembang yang dipersiapkan secara
adanya peran vektor yang memencar khusus, yaitu dengan menempatkan
secara aktif maupun pasif. Penyebaran sungkup kasa besar ukuran 200 cm x
yang mengindikasikan adanya peran 200 cm x 150 cm untuk penelitian
vektor secara aktif dan pasif adalah preferensi inang dan sungkup-sungkup
adanya klaster-klaster kerdil pisang kasa kecil ukuran 60 cm x 60 cm x 120
yang jarak antar klaster bervariasi. cm untuk penelitian kecocokan inang.
Penyebaran virus dalam klaster meng- Sungkup-sungkup tersebut diletakkan
indikasikan penyebaran aktif oleh di bawah atap plastik yang bertujuan
vektornya dan penyebaran antar klaster untuk perlindungan dari pengaruh
mengindikasikan adanya penyebaran hujan secara langsung. Penelitian di-

76
J. Entomol. Indon., September 2011, Vol. 8, No. 2, 73-84

laksanakan dari minggu pertama bulan nigronervosa. Infestasi imago P.


Februari sampai dengan minggu ketiga nigronervosa dilakukan secara hati-
bulan April 2010. hati dengan menggunakan kuas halus
Untuk uji preferensi, tiga belas dan setiap imago diletakkan pada
varietas pisang yaitu Pisang Kapas, pangkal pelepah daun termuda. Pe-
Ambon, Emas, Putri, Batu, Tanduk, ngamatan dilakukan setiap hari setelah
Raja, Siam, Udang, Elang, Kepok, infestasi terhadap jumlah kutu daun
Rotan, dan Lilin dimasukkan ke dalam yang hidup, jumlah kutu daun yang
sungkup kasa besar. Anakan pisang mati dan jumlah kutu daun yang
yang berdaun 3 helai dari masing- bersayap. Untuk menghitung kutu
masing varietas ditanam dalam polibag daun yang mati dietakkan kertas putih
berdiamater 30 cm dan disusun secara pada permukaan pot sebagai penam-
acak dalam dua baris. Semua tanaman pung kutu daun yang mati. Analisis
pisang yang digunakan diperoleh dari data dilakukan menurut rancangan
bonggol pisang yang berasal dari acak lengkap dilanjutkan dengan uji
rumpun yang sehat. Pada jarak 50 cm beda nyata terkecil untuk membedakan
dari masing-masing barisan diletakkan antar perlakuan.
tanaman talas yang diinfestasi dengan
50 ekor imago P. nigronervosa. Kutu HASIL DAN PEMBAHASAN
daun dibiarkan menyebar secara aktif Preferensi Pentalonia nigronervosa
ke tanaman pisang yang ada di dalam Preferensi P. nigronervosa ter-
sungkup dan pada hari ke-30 sungkup hadap varietas-varietas pisang yang
dibuka untuk diamati keberadaan kutu diujikan dapat dilihat dari keberadaan
daun pada masing-masing varietas kutu daun tersebut pada masing-
pisang dan dihitung jumlahnya. Uji masing varietas pisang beserta jumlah-
preferensi menggunakan 3 sungkup nya sebagaimana tercantum pada Tabel
sebagai ulangan. 1.
Untuk penelitian kecocokan Pada tabel tersebut terlihat bahwa
inang, eksperimen dirancang meng- kutu daun P. nigronervosa secara aktif
gunakan rancangan acak lengkap de- berpindah ke sejumlah varietas pisang,
ngan varietas pisang sebagai perlakuan kecuali mas, tanduk dan rotan. Jumlah
yang berjumlah 13 dan diulang se- kutu daun pada masing-masing varie-
banyak 3 kali. Tiap varietas pisang tas pisang menunjukkan bahwa pada
yang rata-rata berdaun 3 helai ditanam beberapa varietas pisang kutu daun
dalam polibag dan dimasukkan ke tersebut juga berkembang biak se-
dalam sungkup kain kasa berukuran 60 mentara pada varietas yang lain tidak
cm x 60 cm x 120 cm kemudian berbiak, atau mungkin berbiak tetapi
diinfestasi dengan 20 ekor imago P. kemudian berpindah ke varietas lain.

77
Suparman et al.,: Preferensi dan Kecocokan Inang Pentalonia nigronervosa

Perkembangbiakan tersebut dapat di- imago sama aktifnya meskipun Imago-


lihat dari jumlah kutu daun yang me- nya cenderung lebih cepat pergerakan-
ningkat menjadi 105 ekor dari jumlah nya. Dengan demikian, keberadaan P.
yang diinfestasikan pada tanaman talas nigronervosa dalam jumlah terbesar
sebanyak 50 ekor, disamping ditemu- pada pisang varietas kepok menunjuk-
kannya nimfa pada beberapa varietas kan bahwa preferensi tinggi kutu daun
pisang yang diuji. tersebut berada pada pisang kepok.
Perilaku P. nigronervosa menun- Untuk varietas lainnya yaitu raja, am-
jukkan bahwa kutu daun tersebut aktif bon, putri, udang, kapas, batu, lilin,
bergerak pada permukaan tanaman siam, dan elang dapat menjadi inang
yang tidak atau kurang disukainya dan dari kutu daun tersebut dengan tingkat
kemudian meninggalkannya untuk preferensi yang cukup atau sedang.
mencari inang yang lain. Nimfa dan Tiga varietas pisang yaitu varietas mas,

Tabel 1. Rerata jumlah kutu daun Pentalonia nigronervosa pada tiga belas
varietas pisang pada hari ke 30 setelah infestasi.
Varietas Jumlah Instar kutu daun Bagian tanaman pisang yang
pisang kutu daun paling banyak terdapat
populasi kutu daun
Kepok 35 Nimfa, imago apterous pangkal pelepah daun dan
daun termuda
Raja 21 Nimfa, imago apterous pangkal pelepah daun dan
daun termuda
Ambon 10 Nimfa, imago apterous pangkal pelepah daun dan
daun termuda
Putri 9 Nimfa, imago apterous pangkal pelepah daun dan
daun termuda
Udang 7 Imago apterous pangkal pelepah daun
Kapas 7 Nimfa, imago apterous pangkal pelepah daun dan
daun termuda
Batu 6 Nimfa, imago apterous pangkal pelepah daun
Lilin 4 Imago apterous pangkal pelepah daun
Siam 4 Imago apterous pangkal pelepah daun
Elang 2 Imago apterous pangkal pelepah daun
Mas 0 - -
Tanduk 0 - -
Rotan 0 - -

78
J. Entomol. Indon., September 2011, Vol. 8, No. 2, 73-84

tanduk dan rotan tidak ditemukan ke- juga sesuai dengan hasil penelitian
beradaan kutu daun, yang dapat di- Robson et al. (2006) yang menunjukkan
kategorikan sebagai inang yang paling bahwa P. nigronervosa menyukai tana-
tidak disukai atau kategori preferensi man pisang yang masih muda sebagai
rendah. Penetapan kategori untuk pre- inang dan tidak terdistribusi secara
ferensi P. nigronervosa terhadap merata pada inang yang disukainya
varietas pisang didasarkan pada per- tersebut. P. nigronervosa sangat jarang
sentase populasi kutu daun yang me- ditemukan pada ketinggian di atas 1,5 m
milih varietas yang bersangkutan, yang menunjukkan bahwa kutu daun
yaitu tinggi apabila dipilih oleh mi- tersebut lebih menyukai anakan pisang
nimum 20%, kategori preferansi yang masih muda. Dilaporkan bahwa
sedang apabila dipilih oleh 5 sampai frekuensi penemuan P. nigronervosa
20%, dan kategori preferensi rendah tertinggi adalah pada bagian pangkal
apabila dipilih oleh kurang dari 5% pelepah daun anakan pisang, diikuti oleh
dari total populasi kutu daun. Fakta di daun terbaru yang belum terbuka. Kutu
lapangan menunjukkan ketiga varietas daun pisang tidak menyukai daun-daun
pisang tersebut masih terserang virus yang sudah terbuka penuh.
kerdil pisang, terutama pisang mas de-
Kecocokan Inang Pentalonia
ngan intensitas kejadian cukup tinggi nigronervosa
(Suparman et al. 2009). Ini menun-
Pada tiga belas varietas pisang
jukkan bahwa P. nigronervosa masih
yang diujikan sebagai inang P. nigro-
dapat menginfestasi ketiga genotip
nervosa, terlihat bahwa perkembangan
pisang tersebut saat pilihan untuk
populasi kutu daun tersebut sangat
varietas lain kurang tersedia.
bervariasi. Variasi tersebut antara lain
Sebaran internal inang P. nigroner-
terlihat dari populasi tertinggi yang
vosa menunjukkan bahwa kutu daun
dapat dicapai pada masing-masing va-
tersebut terkonsentrasi pada tempat-
rietas, waktu yang dibutuhkan untuk
tempat tertentu yang mengindikasikan
mencapai populasi tertinggi, pertum-
bahwa mereka paling menyukai bagian
buhan populasi, dan juga mortalitasnya
bawah pelepah. Hal ini sama dengan
(Tabel 2). Dengan infestasi kutu daun
penemuan Waterhouse (1987) yang
sebanyak 20 ekor per varietas pada
menyatakan bahwa P. nigronervosa
awal penelitian, populasi kemudian
cenderung menyukai tempat dibalik
berkembang dengan kecepatan yang
pelepah pisang dan bagian bawah
berbeda pada varietas yang berbeda.
tanaman inangnya. Tempat atau bagian
Pada Tabel 2 terlihat jelas bahwa
dari tumbuhan inang yang juga cukup
P. nigronervosa memiliki kecocokan
disukai adalah daun termuda yang
inang yang paling tinggi pada pisang
belum atau baru terbuka dan hal ini
varietas kepok yang dapat mencapai

79
Suparman et al.,: Preferensi dan Kecocokan Inang Pentalonia nigronervosa

rata-rata populasi sebesar 324 ekor per elang, siam, ambon, mas, dan rotan
batang. Jumlah tersebut jauh lebih merupakan inang yang kurang cocok.
tinggi dari angka rata-rata populasi P. Penetapan tingkat kecocokan varietas
nigronervosa pada perkebunan pisang pisang didasarkan pada rata-rata po-
di Hawaii yang berkisar antara 15 pulasi P. nigronervosa pada masing-
sampai 70 kutu daun per tanaman masing varietas. Kategori sangat cocok
(Young & Wright 2005). Dengan me- untuk varietas pisang dengan rata-rata
ngacu pada hasil penelitian Young dan populasi kutu daun 200 atau lebih.
Wright tersebut, ketiga belas varietas Kategori cocok untuk rata-rata popu-
pisang yang diuji dapat digolongkan lasi 50 sampai 200 dan kategori kurang
sebagai inang yang cocok bagi P. cocok untuk rata-rata populasi kurang
nigronervosa. Namun demikian ana- dari 50 ekor per tanaman.
lisis statistik (Tabel 2) menunjukkan Jika dilihat dari laju pertumbuhan
bahwa terdapat tiga kelompok varietas populasi, rata-rata laju pertumbuhan
inang dengan tingkat kecocokan yang populasi P. nigronervosa tertinggi di-
berbeda nyata di mana varietas kepok jumpai pada pisang kepok yang men-
merupakan varietas yang sangat cocok. capai angka 8,27%. Pisang raja dan
Pisang varietas raja, udang, lilin, batu, pisang mas memiliki laju pertumbuhan
kapas, dan putri cukup cocok sebagai populasi harian yang relatif sama
inang dan selebihnya yaitu tanduk, (4,2% dan 4,9%) tetapi angka populasi

Tabel 2. Karakteristik populasi Pentalonia nigronervosa pada berbagai varietas


pisang
Varietas Rata-rata Kemunculan Pertumbuhan Mortalitas
pisang populasi1) populasi populasi harian harian (%)
tertinggi (hari) (%)1)
Kepok 324,0 a 24,00 8,27 a 3,2
Raja 183,7 b 22,33 4,2 b 7,6
Udang 135,3 bc 20,33 1,1 c 10,1
Lilin 90,7 bc 20,00 2,9 bc 7,4
Batu 90,0 bc 18,33 3,0 bc 13,5
Kapas 65,0 bc 13,33 -0,3 d 11,0
Putri 59,3 bc 12,00 0,2 c 9,4
Tanduk 39,0 c 11,00 -5,1 d 12,0
Elang 38,0 c 10,67 -5,6 d 13,4
Siam 35,0 c 10,33 -7,2 e 17,8
Ambon 33,0 c 10,00 -1,6 c 16,0
Mas 27,3 c 9,00 4,9 b 10,1
Rotan 25,7 c 4,33 -8,3 e 13,36
1)
Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata menurut uji BNT 0,05

80
J. Entomol. Indon., September 2011, Vol. 8, No. 2, 73-84

tertinggi yang dapat dicapai pada ke- inangnya sehingga tidak terdata dalam
dua varietas tersebut berbeda nyata angka mortalitas. Angka mortalitas ha-
(22,33 dan 9,00). Hal tersebut dikare- rian dapat tiba-tiba meningkat drastis
nakan adanya mortalitas P. nigro- jika pada populasi harian yang tengah
nervosa pada pisang mas yang sangat menurun terjadi kematian yang ba-
tinggi pada awal perkembangan po- nyak, meskipun kemudian populasinya
pulasi. Hal tersebut menyebabkan meningkat kembali. Karena sungkup
fluktuasi populasi harian P. nigro- diletakkan di bawah atap plastik maka
nervosa pada pisang mas terjadi pada tidak ada faktor hujan yang mem-
tingkat populasi yang rendah, semen- pengaruhi mortalitas. Juga tidak ada
tara pada pisang raja terjadi pada cendawan yang berpotensi menye-
tingkat populasi yang lebih tinggi. babkan kematian kutu daun. Rajan
Kondisi yang hampir sama diungkap- (1981) melaporkan bahwa mortalitas
kan oleh Venugopal et al. (1999) yang P. nigronervosa yang tinggi terjadi
melaporkan bahwa laju pertumbuhan selama kelembaban tinggi sehingga
populasi P. nigronervosa lebih lambat tumbuh jamur entomopatogen Vertici-
pada lima hari pertama dan meningkat llium intertextum. Samways (1979)
pada hari ke-10. melaporkan bahwa saat tidak ada
Pada beberapa varietas pisang, laju predator maka hujan merupakan faktor
pertumbuhan populasi harian P. ni- yang paling berpengaruh terhadap
gronervosa negatif yang menunjukkan mortalitas kutu daun.
adanya penurunan populasi, tetapi pe- Imago P. nigronervosa bersayap
nurunan tersebut relatif rendah sehing- hanya terbentuk pada beberapa varietas
ga kutu daun masih tetap bertahan pisang saja (Tabel 3). Hal tersebut
pada varietas-varietas tersebut sampai karena populasi pada sebagian besar
hari ke-30. Pertumbuhan populasi yang varietas pisang tidak mencapai ke-
negatif tersebut menunjukkan bahwa padatan yang mendorong kutu daun
P. nigronervosa kurang cocok dengan tersebut untuk bersayap. Selain itu, P.
inangnya sehingga mortalitas lebih niogronervosa tidak selalu berpindah
tinggi dari natalitasnya (Tabel 2). dengan cara terbang tetapi juga dengan
Mortalitas harian kutu daun sangat cara merayap sehingga tetap terjadi
berpengaruh terhadap fluktuasi po- penurunan populasi akibat perpindahan
pulasi harian P. nigronervosa pada meskipun tanpa membentuk imago
masing-masing varietas pisang, tetapi bersayap.
angka mortalitas bukan satu-satunya Pemunculan paling cepat (3 hari)
penyebab penurunan populasi kutu- imago bersayap pada pisang batu yang
daun. Kutu daun P. nigronervosa populasi kutu daunnya rendah meng-
dapat bergerak aktif meninggalkan indikasikan bahwa imago bersayap

81
Suparman et al.,: Preferensi dan Kecocokan Inang Pentalonia nigronervosa

Tabel 3. Pembentukan imago bersayap Pentalonia nigronervosa pada berbagai


varietas pisang
Varietas pisang Persentase imago Waktu pemunculan
bersayap (%) imago bersayap (hari ke)
Kepok 1,9 6
Raja 1,2 5,3
Udang 1 4,3
Batu 0,5 3

tidak selalu terbentuk pada populasi Kutu daun P. nigronervosa me-


yang tinggi tetapi mungkin karena kutu nunjukkan tiga tingkat kecocokan
daun kurang menyukai inangnya se- inang terhadap varietas pisang yang
hingga berupaya untuk bermigrasi de- diuji yaitu sangat cocok terhadap
ngan cara membentuk imago bersayap. pisang varietas kepok; cukup cocok
Hal serupa juga terindikasikan oleh terhadap pisang varietas raja, udang,
pembentukan imago bersayap yang lilin, batu, kapas, dan putri; dan kurang
agak lama (6 hari) pada pisang kepok cocok terhadap pisang varietas tanduk,
meskipun populasi kutu daun pada elang, siam, ambon, mas dan rotan.
varietas tersebut paling tinggi diban- Kategori sangat cocok digunakan un-
ding varietas lainnya. tuk varietas pisang dengan rata-rata
populasi kutu daun di atas 200, cocok
KESIMPULAN untuk rata-rata populasi kutu daun 50
Kutu daun P. nigronervosa dapat sampai 200 dan kurang cocok untuk
menginfestasi ketiga belas varietas rata-rata populasi kutu daun kurang
pisang yang diuji dengan variasi yang dari 50 ekor per tanaman.
bisa digolongkan ke dalam preferensi Kutu daun P. nigronervosa mem-
tinggi terhadap pisang varietas kepok, bentuk imago bersayap pada pisang
preferensi cukup atau sedang terhadap varietas kepok, raja dan udang terkait
pisang varietas raja, ambon, putri, dengan kerapatan populasi kutu daun
udang, kapas, batu, lilin, siam dan tersebut, tetapi pembentukan imago
elang, dan preferensi rendah terhadap bersayap pada pisang varietas batu
pisang varietas mas, tanduk dan rotan. karena ketidak cocokan terhadap
Kategori preferensi tinggi apabila di- varietas inang tersebut.
pilih oleh minimum 20%, preferansi
sedang apabila dipilih oleh 5 sampai DAFTAR PUSTAKA
20%, dan preferensi rendah apabila
Blackman RL and Eastop VF. 2000.
dipilih oleh kurang dari 5% dari total
Aphids on the World’s Crops, an
populasi kutu daun. Identification and Information

82
J. Entomol. Indon., September 2011, Vol. 8, No. 2, 73-84

Guide. 2nd ed. Chichester: John Metcalf R L. 1962. Destructive and


Wiley & Sons. Useful Insects. McGraw-Hill
Book Company: New York
Dale JL. 1987. Banana bunchy top : an
economically important tropical Padmalatha C and Ranjit Singh AJA.
plant virus disease. Adv. Vir. 2002. Life table and survivorship
Res. 33:301–325. curve of Pentalonia nigroner-
vosa Coq. (Homoptera: Aphid-
Ehsan-Ul-Haq S, Khalid and Malik
idae). J. Appl. Zool. 13:156-159.
SA. 1999. Some studies on
biology of Pentalonia nigro- Rajan P. 1981. Biology of Pentalonia
nervosa Conquarrel, The vector nigronervosa f. caladii van der
of banana bunchy top virus. Pak. Goot, vector of ‘katte’ disease of
J. Biool. Sci. 2(1):1398-1400. cardamom. J. Plant. Crops 9:
34-41.
EL-Dougdoug K A, Hazaa MM,
Hanaa Gomaa HA, and EL- Robson JD, Wright MG and Almeida
Maaty SA. 2006. Eradication of RPP. 2006. Within-Plant distribu-
banana viruses from naturally tion and binomial sampling of
infected banana plants. 1- Pentalonia nigronervosa (Hemip-
Biological dan molecular detec- tera: Aphididae) on banana. J.
tion of cucumber mosaic virus Econ. Entomol. 99(6):2185-2190.
and banana bunchy top virus in
Robson JD, Wright MG and Almeida
naturally infected banana plants.
RPP. 2007. Biology of
Jociences Res. 2(12):1156-1163.
Pentalonia nigronervosa (He-
Hafner G, Harding RM, and Dale JL. miptera, Aphididae) on banana
1995. Movement and transmis- using different rearing methods.
sion of banana bunchy top virus Environ. Entomol. 36(1):46-2.
DNA component one in bananas.
Samways MJ. 1979. Immigration,
J. Gen. Virol. 76:2279-2285.
population growth and mortality
Hu JS, Wange M, Sether D, Xie W, of insects and mites on cassava.
and Leonhardt KW. 1996. Use Brazil. Bull. Entomol. Res. 69:
of polymerase chain reaction 491–505.
(PCR) to study transmission of
Suparman, Paridawati I and Salim A.
banana bunchy top virus by the 2009. Host preference of
banana aphid (Pentalonia nigro-
Pentalonia nigronervosa and its
nervosa). An. Appl. Biol. 128:
efficiency in transmitting banana
55-64
bunchy top virus to different
Hughes MA and Eastop VF. 1991. banana varieties. Di dalam:
Aphids associated with damage Makalah dipresentasikan pada
to banana plants and a corrected International Seminar on the Ro-
identity for a banana mosaic le of Phytopathology in Facing
virus vector (Hemiptera: Aphid- the Impact of Global Warming
idae). J. Aust. Entomol. Soc. 30: and Global Market. Makassar,
278. August 4-7, 2009.

83
Suparman et al.,: Preferensi dan Kecocokan Inang Pentalonia nigronervosa

Venugopal MN, Mathew MJ and (ed.), Biological Control: Paci


Anandaraj M. 1999. Breeding fic Prospects. Melbourne: Inkata
potential of Pentalonia nigrone- Press. p 42-49.
rvosa f.caladii Van der Goot
Wu RY and Su HJ, 1990. Purification
(Homoptera: Aphididae) on katte
and characterisation of banana
escape cardamom (Elettaria car-
bunchy top virus. J. Phytopathol.
damomum Maton) plant. J.
128:153-160.
Spices Aromatic Crops 8(2):
189-191. Young C L and Wright MG. 2005.
Seasonal and spatial distribution
Wardlaw CW. 1972. Banana Disease
of banana aphid, Pentalonia
Including Plantains and Abaca.
nigronervosa (Hemiptera: Ap-
2nd ed. London: Longman.
hididae) in banana plantations
Waterhouse DF. 1987. Pentalonia on Oahu. Proc. Hawaiian
nigronervosa Coquerel. In: Entomol. Soc. 37:73-80.
Waterhouse DF and Norris KR
_____________________

84

Anda mungkin juga menyukai