Pemrasaran/ NIM
Pembimbing
Hari / tanggal
Waktu
Tempat
I.
PENDAHULUAN
patogen.
bunchy top virus (BBTV) yang dapat menyebabkan tanaman kerdil dan
gagal panen (EL-Dougdoug et al., 2006).
Banana Bunchy Top Disease (BBTD) yang disebabkan oleh Banana
Bunchy Top Virus (BBTV) adalah salah satu penyakit pisang yang menjadi
masalah paling serius dan dapat menurunkan produksi pisang. Setelah terserang,
penyakit ini sangat sulit untuk dikendalikan atau diberantas. Penyakit ini pertama
kali tercatat sebagai penyebab kerusakan serius di Kepulauan Fiji pada awal 1889
(Jackson dan Wright, 2005; Hapsari dan Masrum, 2012), Samoa Amerika pada
tahun 1967 dan Hawaii di 1989 (Ferreira et al., 1997; Hapsari dan Masrum,
2012). Pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1978 di Cimahi dan
Padalarang, Kabupaten Bandung (Semangun, 2007; Hapsari dan Masrum, 2012),
dan kemudian meluas ke seluruh Indonesia. BBTD ditularkan oleh kutu pisang
(Pentalonia nigronervosa Coq.). Tidak dapat ditularkan melalui alat pertanian
atau cairan tanaman sakit (Thomas et al., 1994; Hapsari dan Masrum, 2012).
Perkembangan pernyakit dibantu oleh hujan, suhu tinggi, kesuburan tanah dan
keadaan yang terlindung. Di Indonesia penyakit ini tersebar di Lampung, Jawa,
Bali, Kalimantan Barat, Jayapura, dan semua daerah penghasil pisang.
Gejala awal penyakit kerdil pisang biasanya akan muncul kurang
lebih satu bulan setelah infeksi. Tanaman yang terinfeksi virus kerdil pisang
pada saat muda tidak dapat menghasilkan buah, sedangkan tanaman pisang
yang terinfeksi menjelang fase reproduktif tetap menghasilkan namun buah
yang dihasilkan tidak normal (Wu & Su 1990; Suparman et al., 2011). Pada
pangkal daun kedua atau ketiga dan punggung tangkai daun apabila dilihat
permukaan bawahnya akan tampak adanya garis-garis hijau tua sempit yang
terputus-putus. Selanjutnya daun muda lebih tegak, pendek, sempit dengan
tangkai yang lebih pendek dari biasanya, menguning sepanjang tepinya, dan
mengering. Daun menjadi rapuh dan mudah patah. Tanaman terhambat
pertumbuhannya dan daun-daun membentuk roset pada ujung batang palsu
(Ferreira et al., 1997; Hapsari dan Masrum, 2012).
Universitas Sriwijaya
2
Universitas Sriwijaya
3
I.2. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tanaman
inang yang sakit terhadap pertumbuhan dan perkembangan Pentalonia
nigronervosa Coq. pada tiga genotip pisang yang terserang Banana Bunchy Top
Virus.
I.3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang mendasari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan Pentalonia nigronervosa Coq. untuk
berkembangbiak pada pisang yang terserang BBTV?
2. Pada bagian tanaman pisang yang terserang BBTV manakah pertumbuhan
dan perkembangan Pentalonia nigronervosa Coq. yang paling banyak?
3. Pada jenis pisang terserang BBTV apakah laju pertumbuhan dan
perkembangan Pentalonia nigronervosa Coq. yang lebih cepat?
I.4. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. diduga lama waktu yang dibutuhkan P.nigronervosa Coq. untuk
berkembangbiak pada pisang yang terserang BBTV adalah 6 jam.
2. diduga pertumbuhan dan perkembangan P.nigronervosa Coq. paling
banyak adalah pada bagian pelepah pisang yang terserang BBTV
3. diduga pertumbuhan dan perkembangan P.nigronervosa Coq. lebih cepat
pada pisang udang yang terserang BBTV.
I.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta pengetahuan
tentang pertumbuhan dan perkembangan kutudaun pisang P.nigronervosa Coq.
pada tiga genotipe pisang yang terserang Banana Bunchy Top Virus serta strategi
untuk menekan kerugian dengan cara menanam jenis pisang yang laju
pertumbuhan dan perkembangan kutudaun pisang Pentalonia nigronervosa Coq.
lebih lambat.
Universitas Sriwijaya
4
pemotong, botol plastik, cup plastik, kain kasa, kamera, kuas, kertas label, loop,
dan sprayer. Bahan yang akan digunakan adalah: aquadest, agar, gula, bagian
pisang Mas, Udang, dan Putri (daun, tangkai daun, pelepah) yang terserang
BBTV, kutudaun pisang Pentalonia nigronervosa Coq.,
2.3.
Metode Penelitian
Penelitian tentang pertumbuhan dan perkembangan kutudaun pisang
daun
sebagai
tempat
pertumbuhan
dan
perkembangan
pelepah
sebagai
tempat
pertumbuhan
dan
perkembangan
P.nigronervosa Coq.,
Masing-masing penelitian dirancang menurut Rancangan Acak Lengkap
Faktorial (RALF) yang terdiri dari dua faktor, yaitu genotip tanaman pisang (tiga
level : Mas, Putri dan Udang) dan jumlah kutu yang diinfestasikan (empat level:
1,2,3,4). Setiap kombinasi perlakuan diulang 10 kali (Bagan penelitian terlampir).
2.3.1.
Universitas Sriwijaya
5
Perlakuan
Kode Perlakuan
Daun Pisang Mas Terserang BBTV + 1 P.nigronervosa
P1K1
Daun Pisang Mas Terserang BBTV + 2 P.nigronervosa
P1K2
Daun Pisang Mas Terserang BBTV + 3 P.nigronervosa
P1K3
Daun Pisang Mas Terserang BBTV + 4 P.nigronervosa
P1K4
Daun Pisang Putri Terserang BBTV + 1 P.nigronervosa
P2K1
Daun Pisang Putri Terserang BBTV + 2 P.nigronervosa
P2K2
Daun Pisang Putri Terserang BBTV + 3 P.nigronervosa
P2K3
Daun Pisang Mas Terserang BBTV + 4 P.nigronervosa
P2K4
Daun Pisang Udang Terserang BBTV + 1 P.nigronervosa
P3K1
Daun Pisang Udang Terserang BBTV + 2 P.nigronervosa
P3K2
Daun Pisang Udang Terserang BBTV + 3 P.nigronervosa
P3K3
Daun Pisang Udang Terserang BBTV + 4 P.nigronervosa
P3K4
2.3.2.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Perlakuan
Tangkai Daun Pisang Mas Terserang BBTV + 1 P.nigronervosa
Tangkai Daun Pisang Mas Terserang BBTV + 2 P.nigronervosa
Tangkai Daun Pisang Mas Terserang BBTV + 3 P.nigronervosa
Tangkai Daun Pisang Mas Terserang BBTV + 4 P.nigronervosa
Tangkai Daun Pisang Putri Terserang BBTV + 1 P.nigronervosa
Tangkai Daun Pisang Putri Terserang BBTV + 2 P.nigronervosa
Tangkai Daun Pisang Putri Terserang BBTV + 3 P.nigronervosa
Tangkai Daun Pisang Mas Terserang BBTV + 4 P.nigronervosa
Tangkai Daun Pisang Udang Terserang BBTV + 1 P.nigronervosa
Tangkai Daun Pisang Udang Terserang BBTV + 2 P.nigronervosa
Tangkai Daun Pisang Udang Terserang BBTV + 3 P.nigronervosa
Tangkai Daun Pisang Udang Terserang BBTV + 4 P.nigronervosa
2.3.3.
Penelitian
yang
Menggunakan
Pelepah
sebagai
Kode Perlakuan
P1K1
P1K2
P1K3
P1K4
P2K1
P2K2
P2K3
P2K4
P3K1
P3K2
P3K3
P3K4
Tempat
Perlakuan
Pelepah Pisang Mas Terserang BBTV + 1 P.nigronervosa
Pelepah Pisang Mas Terserang BBTV + 2 P.nigronervosa
Pelepah Pisang Mas Terserang BBTV + 3 P.nigronervosa
Pelepah Pisang Mas Terserang BBTV + 4 P.nigronervosa
Kode Perlakuan
P1K1
P1K2
P1K3
P1K4
Universitas Sriwijaya
5
6
7
8
9
10
11
12
P2K1
P2K2
P2K3
P2K4
P3K1
P3K2
P3K3
P3K4
Cara Kerja
Bagian tanaman pisang yang sakit terinfeksi BBTV seperti daun, tangkai
daun dan pelepah pisang dimasukkan masing-masing ke wadah cup plastik yang
telah berisi media sinesensi. Lalu masing-masing bagian tanaman yang berada di
wadah diinfestasikan kutudaun pisang dengan jumlah yang berbeda yaitu 1 kutu,2
kutu, 3 kutu, dan 4 kutu. Kutudaun pisang diambil dan ditaruh menggunakan kuas
yang telah dibasahi sebelumnya.
2.4.5. Pengamatan Pertumbuhan dan Perkembangan Kutudaun Pisang
Setelah kutudaun pisang diinfestasikan, kemudian diamati pertumbuhan
dan perkembangan kutudaun pisang tersebut. Peubah yang diamati adalah waktu
pertama kali kutudaun berkembangbiak, kemudian jumlah populasi kutudaun, lalu
jumlah imago yang telah bersayap.
2.5.
2.5.1.
Analisis Data
Data hasil pengamatan jumlah populasi kutudaun pisang yang diperoleh
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
9
Widians, Joan Angelina. 2011. Aplikasi Sistem Pakar Identifikasi Penyakit Pada
Tanaman Pisang. Jurnal Informatika Mulawarman. 6(1): 45-49.
Suparman, Nurhayati, dan Setyawati, Anita. 2011. Preferensi dan Kecocokan
Inang Pentalonia nigronervosa Coquerel (Hemiptera: Aphididae) terhadap
Berbagai Varietas Pisang. J. Entomol. Indon. 8(2); 73-84.
Universitas Sriwijaya
10