Anda di halaman 1dari 10

MODEL HIPOTETIK LEISA

M. UMAR HARUN
Strategi Perencanaan Leisa
1. Menentukan lokasi, kebutuhan sarana dan prasarana
sesuai dengan jenis tanaman pertanian/perkebunan
berdasarkan skala usaha dan penilaian potensi lahan.
2. Memilah peruntukan lahan dan menentukan komuditas
unggulan pertanian lokalita setempat
3. Melakukan pemilihan dan Penetapan Komoditi untuk
LEISA
4. Menetapkan Pola Tanam dan Tata Letak Pertanaman,
Ternak, dan lkan
5. Menetapkan Cara Penanganan Sarana Produksi dan
Produk Pertanian
Penetapan lahan dilakukan dengan pertimbangan
ekonomik
Usahatani yang kini dilaksanakan masih dapat ditingkatkan
efisiensinya dengan sistem LEISA;

Lokasi lahan beraksesibilitas baik, tidak terlalu jauh dari pasar
sarana produksi clan produk usahatani;

Tidak ada kendala ketersediaan tenaga kerja.
Pertimbangan ekologik :
1) Lahan dapat ditanami sepanjang tahun (tiga musim tanam);
2) Lahan, khususnya sawah, biasanya diusahakan dengan teknologi
pertanian konvensional;
3) Terdapat saluran air untuk memasok keperluan lahan, khususnya
kolam, sepanjang tahun.

Pertimbangan sosial
1) Pemilik lahan tidak keberatan jika lahannya dikelola dengan sistem
LEISA
2) Instansi pemerintah terkait, antara lain, Badan Ketahanan Pangan dan
Pelaksana Penyuluhan, Dinas Pertanian, dan Dinas Petemakan dan
Perikanan mendukung usahatani
3) Pemerintah Daerah (Pemda) telah menetapkan kebijakan bahwa
Kabupaten sebagai salah satu daerah penghasil produksi pertanian
Lahan Usahatani sebelum
menggunakan Sistem LEISA
Jenis lahan

Jenis
Luas
(ha)
Peruntukan
Lahan


Teknologi
Pertanian saat ini
Komoditas Jumlah
(ekor)
Sawah 0,75 Padi Konvensional
Kolam 0,20 Ikan Lele
Kandang 0,05 Ayam
Pedaging
1500
Lahan Usahatani
menggunakanSistem LEISA

Luas
(ha)
Peruntukan
Lahan

Teknologi
Pertanian
saat ini
Komoditas Jumlah (ekor)
Sawah 0,75 Mina Padi,
Jagung,
kedelai


Sistem
LEISA
Kolam 0,20 Ikan Lele
Kandang 0,05 Ayam
Pedaging
1500
Jenis Tanaman dan Hewan yang di usahakan dengan Sistem LEISA
Unit Lahan dan
Jenis
Komoditas
Luas Lahan
(ha)
Jumlah (ekor)
(kg)
Fungsi
A Lahan Sawah 0,75
1 Padi 0,25 Menghasilkan pangan dan limbah bahan
kompos (jerami, sekam), dan pakan ayam
(dedak, menir, split), keong mas untuk pakan
ayam (sehingga tidak menjadi hama)
2 Jagung 0,20
3 Kedelai 0,20
4 Keong Mas 0,10 Berkembang
secara alamiah
B Kolam Ikan 0,20
1 Ikan Lele 0.15 2500 Menghasilkan benih ikan lele
2 Keong Mas 0,05 Berkembang
secara alamiah
C Kandang 0,05
1 Ayam Pedaging 0,05 1500 Menghasilkan daging, pupuk kandang untuk
tanaman dan kotoran ayam untuk pakan ikan.
Penetapan Pola Tanam dan Tata Letak Pertanaman, Ternak, dan
lkan

Pola tanam dan pola pengusahaan temak dan ikan ditentukan dengan
mempertimbangkan prinsip intensitas penggunaaan lahan yang tinggi,
baik dari aspek ekonomi maupun dari aspek ekologi (pendaur ulangan
hara). Pertanaman ganda dilakukan untuk mengurangi resiko ekonomi
jika terjadi kegagalan pertanaman atau harga produk suatu jenis
tanaman rendah. Rotasi tanaman semusim dilakukan dengan
mempertimbangkan perlunya inkorporasi kompos biomas hasil
sampingan ke dalam tanah.
Penetapan Cara Penanganan Sarana Produksi don Produk.
Sarana produksi dan produk di dalam kebun ditangani
sedemikian cara hingga daur ulang produk ikutan atau limbah
yang telah diolah dapat berlangsung.

Sistem pengusahaan tananaman dan ternak memanfaatkan
masukan internal semaksimal mungkin.

Penggunaan masukan eksternal seperti pupuk inorganik dan
pestisida buatan akan sangat dibatasi.

Bahan organik untuk pakan ternak dan ikan yang didatangkan
dari luar lahan pun akan diutamakan dengan menggunakan
limbah pasar terdekat.

Pemasaran produk diupayakan ke pasar terdekat secara
langsung tanpa perantara atau mengundang pembeli langsung
datang ke lahan usahatani

Anda mungkin juga menyukai