Anda di halaman 1dari 13

Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J.

Floratek 7: 32 - 44

BIOLOGI HAMA KUTU PUTIH PEPAYA (Paracoccus marginatus)


PADA TANAMAN PEPAYA

The Biological Study of Papaya Mealybug (Paracoccus marginatus)


on Papaya

Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina

Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian


Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh

ABSTRACT

Mealybug (Paracoccus marginatus) is a new pest attacted papaya that effect


quantity and quality of papaya production. The research was aimed at study of
biology and development of papaya mealy bug; from an egg stadium to mature bug.
The experiment was conducted at plant field experiment of Agriculture Faculty, Syiah
Kuala University from May to November 2011. To understand the biology and
development of mealy bug, a survey and collection of P. Marginatus were conducted
for mass production in laboratory, then they were invested on healthy papaya leaf. In
the future the result of this study will be used as a pest control recommendation.

Keywords: Paracoccus marginatus, papaya, biology

PENDAHULUAN memerlukan kondisi yang spesifik


sehingga komoditas ini dapat
Tanaman pepaya (Carica berkembang hampir di seluruh wilayah
papaya L.) merupakan salah satu Indonesia. Budidaya yang dilakukan
tanaman buah tropis asal Meksiko oleh sebagian petani hanya dengan
Selatan. Tanaman ini diketahui memanfaatkan areal sekitar pekarangan,
tumbuh di daerah-daerah basah, namun, akhir-akhir ini komoditas
kering, daerah dataran rendah, serta pepaya mempunyai peluang untuk
pegunungan (sampai ketinggian dibudidayakan secara komersial
1.000 m dpl). Di daerah dataran (Muljana, 1997).
tinggi, sebenarnya pepaya dapat Salah satu kendala dalam
tumbuh, tetapi buah yang dihasilkan penanaman pepaya di daerah tropis
kurang optimal (Suketi dan adalah tingginya serangan hama dan
Sujiprihati, 2009). penyakit. Curah hujan dan kelembaban
Pepaya merupakan salah satu yang tinggi sepanjang tahun
komoditas buah yang digemari oleh mengakibatkan perkembangan hama
seluruh lapisan masyarakat. Produksi yang sangat cepat. Fluktuasi suhu yang
pepaya selama lima tahun terakhir ekstrem juga berperan dalam penyebaran
termasuk dalam kelompok lima besar hama. Akhir-akhir ini terdapat hama
produksi buah-buahan dan buah ini baru yang menyerang tanaman pepaya,
tersedia sepanjang tahun. Secara yaitu kutu putih pepaya Paracoccus
agroklimatologi, tanaman ini tidak marginatus. Hal ini tentu sangat

32
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44

berpengaruh terhadap produksi dan setelah diletakkan (Walker et al., 2003).


kualitas buah (Suketi dan Sujiprihati, Hama kutu putih biasanya
2009). bergerombol sampai puluhan ribu ekor.
P. marginatus merupakan Mereka merusak dengan cara mengisap
serangga asli Meksiko/Amerika cairan. Semua bagian tanaman bisa
Tengah. Serangga ini dilaporkan diserangnya dari buah sampai pucuk.
menjadi hama pertama kali Serangan pada pucuk menyebabkan
ditemukan di Florida pada tahun daun kerdil dan keriput seperti terbakar.
1998 (Walker et al., 2003). Hama ini Hama ini juga menghasilkan embun
merupakan salah satu jenis hama madu yang kemudian ditumbuhi
yang memiliki kisaran inang yang cendawan jelaga sehingga tanaman yang
cukup luas. Menurut Miller dan diserang akan berwarna hitam.
Miller (2002) hama ini memiliki Kutu putih dewasa jantan bisa
lebih dari 25 suku tanaman yang berukuran 3 mm dan bersayap. Induk
bernilai ekonomi sebagai inangnya, betinanya mampu bertelur hingga 500
di antaranya tanaman pepaya, ubi butir, yang diletakkan dalam satu
kayu, jarak pagar, tomat, alpukat kantung telur terbuat dari lilin. Dengan
melon, dan kembang sepatu. Selain siklus hidup sepanjang sebulan. P.
itu, hama ini juga menyerang marginatus bisa berbiak 11-12 generasi
tanaman jambu, jagung dan akasia. dalam setahun (Rauf, 2008).
Kutu putih pepaya
P.marginatus Williams & Granara METODE PENELITIAN
de Willink (Hemiptera: Pseudococci-
dae) merupakan hama baru yang Tempat dan Waktu Penelitian
menjadi masalah penting pada Penelitian ini telah dilaksanakan
pertanaman pepaya di Indonesia. di Laboratorium Hama Tumbuhan dan
Serangga ini diketahui keberadaan- Kebun Percobaan Fakultas Pertanian
nya pertama kali pada bulan Mei Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
2008 pada tanaman pepaya di Kebun selama 6 bulan sejak bulan Mei sampai
Raya Bogor, Jawa Barat (Rauf, dengan November 2011.
2008).
P. marginatus termasuk jenis Alat dan Bahan
kutu-kutuan yang seluruh tubuhnya Alat-alat yang digunakan dalam
diselimuti oleh lapisan lilin berwarna percobaan ini adalah ayakan tanah, luv,
putih. Tubuh berbentuk oval dengan kuas, mikroskop, gembor, counter,
embelan seperti rambut-rambut tabung film dan jarum ose.
berwarna putih dengan ukuran yang Bahan-bahan yang digunakan
pendek. Hama ini terdiri dari jantan adalah benih pepaya varietas bangkok,
dan betina, dan memiliki beberapa polibag ukuran 5 kg, kain kasa, plastik
fase perkembangan yaitu: fase telur, mika, hama kutu putih pepaya P.
pradewasa (nimfa), dan imago. Telur marginatus, kantong plastik, alkohol
P. marginatus berbentuk bulat 70%, kayu triplek dan kotoran ternak.
berwarna kuning kehijauan dan
ditutupi oleh massa seperti kapas dan
akan menetas dalam waktu 10 hari

33
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44

Prosedur Penelitian dan diameter 15 cm, kemudian alas


Survei Paracoccus marginatus kurungan serangga ditutup dengan kain
Survei dilakukan dengan kasa trikot. Kurungan serangga tersebut
tujuan untuk memastikan spesies P. kemudian akan digunakan pada tanaman
marginatus pada tanaman pepaya. pepaya.
Kegiatan tersebut dilakukan selama
satu bulan. Sampel P. marginatus Investasi Hama
dikoleksi dari tanaman pekarangan Kutu putih yang digunakan
rumah ataupun perkebunan buah dalam penelitian ini merupakan hasil
pepaya di sekitar Kabupaten Aceh dari pembiakan yang dilakukan,
Besar. Sampel yang ditemukan diperoleh dengan cara mengambil satu
kemudian dikumpulkan di dalam kantung telur (ovisak) P. marginatus,
kantong plastik dan dibawa ke diletakkan di atas daun pepaya,
laboratorium untuk diidentifikasi. kemudian daun tersebut dibungkus
Selanjutnya sampel disimpan di dengan plastik mika dan ditutup dengan
dalam tabung film berisi alkohol kain kasa. Setelah telur menetas diambil
70%. 10 ekor dan dipindahkan ke daun yang
lain pada tanaman yang sama.
Pembiakan Paracoccus marginatus
Paracoccus marginatus di- Pemeliharaan
kumpulkan dari tanaman pepaya di Media tanam harus selalu lembab
lapangan. P. marginatus kemudian (tidak kekeringan), karena benih yang
diinokulasi dan dipelihara pada bibit kekeringan akan sulit tumbuh. Demikian
pepaya berumur 2 bulan yang pula sebaliknya media yang terlalu basah
ditumbuhkan di dalam polibag. akan menyebabkan kebusukan bibit.
Kemudian masing-masing tanaman Oleh karena itu, penyiraman media
tersebut dikurung di dalam kurungan tanam dilakukan pada pagi hari secara
yang terbuat dari kayu/tripleks, di teratur. Penyiangan gulma dilakukan
mana untuk tiap sisi dindingnya apabila di dalam pot percobaan tersebut
ditutup oleh kain kasa. tumbuh gulma yang dapat mengganggu
pertumbuhan bibit.
Persiapan tanaman inang dan
kurungan serangga Pengamatan
Biji pepaya (Carica papaya Pengamatan dilakukan terhadap
L) ditanam langsung dalam polibag waktu perkembangan, nisbah kelamin
sebanyak 3 biji dalam satu lubang. (seks rasio), dan jumlah telur pada tiap
Dengan media tanam dilakukan ovisak pada tanaman pepaya terhadap
dengan mengambil tanah bagian atas serangan hama kutu putih pepaya P.
(top soil) sebagai media tanam. marginatus. Parameter pengamatan yang
Tanah yang telah dikeringanginkan diamati pada waktu perkembangan
diayak dengan ayakan, kemudian adalah lama fase telur, nimfa (instar I, II,
dimasukkan ke dalam polibag ukuran III), pupa (jantan) dan imago.
5 kg tiap-tiap polibag. Pengamatan dilakukan 24 jam sekali
Kurungan serangga berben- dengan menggunakan kaca pembesar
tuk tabung yang terbuat dari plastik (luv).
mika dengan ukuran panjang 25 cm

34
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44

Menghitung jumlah imago HASIL DAN PEMBAHASAN


kutu putih pepaya, P. marginatus
jantan dan betina yang muncul pada Biologi Paracoccus marginatus
masing-masing perlakuan. Pengamatan biologi P.
Persentase pengamatan dihitung marginatus menghasilkan data berupa
berdasarkan rumus sebagai berikut: umur pada setiap stadia kutu putih
a. Untuk serangga jantan: pepaya, P. marginatus pada pepaya.
P jantan (%) = x Individu betina dan jantan P.
marginatus mengalami tahapan
100 %
perkembangan hidup yang berbeda
b. Untuk serangga betina : (Gambar 1). Individu betina mengalami
P betina (%) = 100 % - P jantan (%) metamorfosis paurometabola
Untuk menghitung jumlah (metamorfosis bertingkat), yaitu terdiri
telur di dalam ovisak, diambil satu dari stadium telur, stadium nimfa yang
ovisac yang diletakkan oleh imago terdiri dari instar pertama hingga ketiga
betina generasi ke II (hasil biakan). dan stadium imago yang tidak memiliki
ovisak tersebut kemudian dibuka sayap. Individu jantan mengalami
secara perlahan supaya telur yang metamorfosis holometabola
ada dalam kantung telur (ovisak) agar (metamorfosis sempurna), yaitu terdiri
tidak rusak. Ovisak yang telah dibuka dari stadium telur, stadium nimfa yang
kemudian diamati di bawah terdiri dari instar pertama, instar kedua,
mikroskop binokuler dan dihitung instar ketiga yang disebut prapupa, dan
menggunakan counter secara instar keempat berupa pupa, kemudian
manual. stadium imago yang memiliki sepasang
sayap.
Siklus Hidup Kutu Putih Pepaya

Instar-1 Instar-2
Prapupa
(Instar-3)
Telur
Betina
Pupa
Jantan (Instar-4)

Instar-3

Massa
Telur (Kawin)
Dewasa Dewasa
Betina Jantan

Gambar 1. Skema tahapan perkembangan Paracoccus marginatus

Individu betina dan jantan Individu betina memiliki warna tubuh


sudah dapat dibedakan sejak stadium kuning sedangkan individu jantan
nimfa instar kedua dengan bantuan memiliki tubuh yang berwarna merah
kaca pembesar untuk mendapatkan muda, namun terkadang kuning. Setiap
hasil yang lebih jelas, yaitu dengan pergantian stadium serangga ditandai
membedakan warna tubuhnya. dengan pergantian kulit, pada

35
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44

pengamatan dapat diketahui dengan Granara de Willink (1992), dan


melihat sisa pergantian kulit serangga dideskripsikan kembali secara lengkap
(eksuvia) yang melekat pada oleh Miller dan Miller (2002).
permukaan daun. Deskripsi setiap Data kuantitatif biologi P.
stadium pada penelitian ini sesuai marginatus hasil penelitian, yaitu
dengan hasil deskripsi dan taksonomi berupa data masa perkembangan setiap
P. marginatus yang telah stadium disajikan dalam Tabel 1.
dipublikasikan oleh Williams dan

Tabel 1. Masa Perkembangan (hari) P. marginatus pada pepaya


Betina Jantan
Stadium na
a a
X ± SD
Telur 7,0±0,67
Nimpa
Instar 1 4,4±1,07 100
Instar 2 3,8±0,63 5,3±0,50 100
Instar 3 3,8±0,79 2,3±0,50 100
Instar 4 (Pupa) - 5,5±0,58 9
Imago 12,8±1,69 3,3±0,50 97
Sikus hidup 31,8±3,83 27,8±1,87 97
a)
X : Rata –rata umur stadia
SD : Standar deviasi
n : Jumlah populasi

Stadium Telur Paracoccus marginatus

a b

Gambar 2. (a) Kantung telur (ovisak) (b) Telur yang tidak berhasil menetas

36
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44

Telur diletakkan di bagian diletakkan pada bagian bawah


bawah daun yang sejajar dengan permukaan tanaman. Setelah meletakkan
tangkai dan tulang daun. Telur telur yang pertama, imago P. marginatus
berbentuk oval, berwarna kuning akan maju beberapa langkah dan proses
kehijauan dan permukaan telur licin. peletakan telur berikutnya segera
Telur diletakkan secara berkelompok dimulai. Telur diletakkan di sisi telur
dalam sebuah kantung (ovisak), terdahulu, sehingga letak telur berjejer
kantung telur terbuat dari benang- sepanjang tangkai dan tulang daun. Pada
benang lilin yang sangat lengket pengamatan perkembangan stadium telur
(Gambar 2a). Telur yang tidak P. marginatus pada tanaman pepaya,
berhasil menetas akan berubah diperoleh rata-rata lama stadium telur
warnanya setelah satu hari menjadi adalah 7,0±0,67 hari (Tabel 1). Walker
agak kehitaman (Gambar 2b), et al. (2003) melaporkan telur akan
sedangkan telur yang berhasil menetas dalam waktu 10 hari setelah
menetas berwarna kuning tua. Imago diletakkan. Keadaan lingkungan dapat
betina sewaktu meletakkan telur mempengaruhi lama stadium telur,
posisi abdomen ditekukkan ke bawah terutama suhu.
dan ovipositor tegak lurus pada
permukaan tanaman. Lalu telur

Stadium Nimfa Instar Pertama

Gambar 3. Stadium nimfa instar pertama P. marginatus

Pada stadium ini, jenis merupakan salah satu letak jaringan


kelamin kutu putih pepaya, P. floem tanaman yang mengangkut sari-
marginatus belum dapat dibedakan. sari makanan hasil fotosintesis
Menurut Miller & Miller (2002), (Amarasekare et al., 2008),. Pada
kutu putih stadium ini disebut penelitian ini, stadium nimfa instar satu
crawler (Gambar 3), karena pada pada tanaman jarak pagar berlangsung
stadium ini kutu ini sangat aktif selama 4,4±1,07 hari (Tabel 1). Pada
bergerak. Nimfa instar satu ini terus penelitian Amarasekare et al., (2008),
bergerak hingga menemukan tempat lama stadium nimfa instar satu pada
yang nyaman untuk makan, seperti di empat jenis tanaman inang yang berbeda
tepi tulang daun utama yang adalah sekitar 5,9 sampai 6,6 hari

37
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44

(Acalypha: 5,9 ± 0,1 hari; Hibiscus: sesuai dengan hasil deskripsi kutu putih
6,2 ± 0,1 hari; Parthenium: 5,6 ± 0,1 pepaya dari Miller dan Miller (2002).
hari; dan Plumeria: 6,6 ± 0,1 hari). Pada stadium nimfa instar ini. P.
marginatus mulai tidak bergerak aktif
3.1.3. Stadium Nimfa Instar Kedua tidak seperti pada stadium nimfa instar
Hasil pengamatan satu. Pada penelitian ini menunjukkan
menunjukkan bahwa stadia nimfa bahwa, stadium nimfa instar kedua
instar kedua P. marginatus sudah betina berlangsung selama 3,8±0,63 hari
dapat dibedakan jenis kelaminnya sedangkan pada stadium nimfa instar
dengan melihat warna tubuhnya. kedua jantan, rata-rata 5,3±0,50 hari
Individu betina memiliki tubuh yang (Tabel 1).
berwarna kuning (Gambar 4a),
sedangkan individu jantan memiliki
tubuh yang berwarna merah muda
(Gambar 4b), namun terkadang
berwarna kuning. Perbedaan
morfologi betina dan jantan ini

Gambar 4. (a) Stadium nimfa instar kedua betina, dan


(b) Stadium nimfa instar kedua jantan

Stadium Nimfa Instar Ketiga memiliki ukuran tubuh lebih ramping


Secara umum pada stadium dibandingkan dengan individu betina.
nimfa instar ketiga ini ukuran tubuh Pada individu jantan, serangga ini akan
betina lebih besar dan lebar mengalami satu tahapan perkembangan
dibandingkan dengan jantan, dan lagi sebelum menjadi imago yaitu
tubuh individu betina tetap berwarna stadium nimfa instar keempat. Stadium
kuning. Pada individu betina, nimfa instar ketiga pada jantan disebut
tahapan perkembangan ini prapupa, karena di sekitar tubuh
merupakan stadium akhir sebelum serangga jantan mulai diselimuti oleh
menjadi imago (Gambar 5a). benang-benang lilin (Gambar 5b).
Stadium nimfa instar ketiga jantan

38
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44

a b

Gambar 5. (a) Stadium nimfa instar ketiga betina P. marginatus dan


(b) Stadium nimfa instar ketiga jantan atau prapupa

Pada penelitian ini, stadium lama stadium nimfa instar empat jantan
nimfa instar ketiga betina P. pada empat tanaman inang yang berbeda
marginatus berlangsung selama yaitu Acalypha, Hibiscus, Parthenium
3,8±0,79 hari sedangkan stadium dan Plumeri adalah sekitar 2,6 hari; 4,5
nimfa instar ketiga jantan, rata-rata hari; 5,2 hari dan 3,7 hari.
waktu yang dibutuhkan untuk Pada penelitian ini, rata-rata
berkembang adalah 2,3±0,50 hari waktu kumulatif yang dibutuhkan
(Tabel 1). Pada penelitian stadium nimfa P. marginatus betina
Amarasekare et al., (2008), lama dan jantan pada tanaman pepaya untuk
stadium nimfa instar ketiga betina berkembang menjadi imago, berturut-
dan jantan pada empat jenis tanaman turut adalah 12 hari dan 17,5 hari (Tabel
inang yang berbeda yaitu Acalypha, 1). Pada penelitian Amarasekare et al.,
Hibiscus, Parthenium dan Plumeri, (2008), rata-rata waktu kumulatif yang
berturut-turut adalah sekitar 4,7 hari; dibutuhkan stadium nimfa P. marginatus
6,3 hari; 2,3 dan 3,4 hari. betina dan jantan pada empat tanaman
inang berbeda Acalypha, Hibiscus,
3.1.5. Stadium Nimfa Instar Parthenium dan Plumeri untuk
Keempat berkembang menjadi imago, berturut-
Stadium nimfa ini hanya turut adalah sekitar 15,7 hingga 17,1 hari
terjadi pada individu jantan. Stadium dan 18,9 hingga 21,5 hari.
nimfa instar keempat jantan ini
berupa pupa dengan tipe pupa
eksarata yang ditutupi benang-
benang lilin tanpa rumah pupa atau
kokon (Gambar 6). Pada penelitian
ini, rata-rata waktu yang dibutuhkan
instar ini untuk berkembang adalah
5,5±0,58 hari (Tabel 1). Pada
penelitian Amarasekare et al. (2008),

39
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44

Gambar 6. Stadium nimfa instar empat (pupa) jantan P. Marginatus

Perbedaan lama waktu berbeda, dapat terjadi akibat pengaruh


perkembangan setiap stadium nimfa lingkungan terutama suhu dan
P. marginatus pada tanaman jarak kelembaban pada lokasi penelitian yang
pagar dalam penelitian ini dengan berbeda, pengaruh fisik dan kimiawi dari
lama waktu perkembangan dalam tanaman, seperti tekstur daun dan nutrisi
penelitian Amarasekare et al. (2008) dari tanaman inang.
pada keempat tanaman inang yang

3.1.6. Stadium Imago Paracoccus marginatus

a b

Gambar 7. (a) Stadium imago betina P. marginatus, dan


(b) Stadium imago jantan

Stadium imago betina Pada stadium imago jantan, tubuh imago


memiliki tubuh berbentuk oval berwarna merah muda kecokelatan dan
berwarna kuning yang ditutupi oleh memiliki sepasang sayap (Gambar 7b),
lilin berwarna putih dan serta aktif terbang di sekitar pertanaman
mengeluarkan embun madu (Gambar mencari imago betina.
7a). Stadium imago betina mirip Pada penelitian ini tidak semua
dengan stadium nimfa, namun ulangan terdapat imago jantan, tetapi
ukurannya lebih besar dan lebar. imago jantan hanya terdapat pada

40
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44

ulangan 3, 4, 7, dan 10. Hal ini antara banyaknya jantan dengan banyak
terjadi karena pada instar pertama betina dalam satu populasi. Ternyata
dari P. marginatus ini belum bisa banyaknya jantan dan betina yang
dibedakan antara individu betina diperoleh dari 40 (empat puluh) ekor
dengan individu jantan. imago P. marginatus yaitu 9 ekor jantan
Rata-rata lama hidup stadium dan 31 ekor betina (Tabel 2). Hasil
imago betina P. marginatus adalah pengamatan nisbah kelamin (seks rasio)
selama 12,8±1,69 hari dan lama kutu putih pepaya, P. marginatus dapat
hidup stadium imago jantan tersebut dilihat pada Tabel 2.
adalah 3,3±0,50 hari (Tabel 1). Dari hasil pengamatan
Lama hidup stadium imago jantan menunjukkan bahwa setiap ulangan
umumnya lebih singkat menghasilkan perbandingan imago
dibandingkan lama hidup stadium jantan selalu lebih kecil atau sedikit jika
imago betina. Pada penelitian dibandingkan dengan imago betina.
Manuwoto et al. (2007), lama hidup Rasio perbandingan imago jantan dan
stadium imago betina sekitar imago betina P. marginatus pada
20,40±0,74 hari pada tanaman nenas tanaman pepaya adalah 1 : 4 dengan
dan 20,20±0,57 hari pada tanaman persentase imago betina adalah 77,5 %
kencur sedangkan lama stadium dari jumlah populasi. Pengamatan seks
imago jantan tidak disebutkan. Bila rasio imago jantan dan imago betina P.
dibandingkan dengan penelitian marginatus pada tanaman jarak pagar
Manuwoto et al., (2007), terlihat dilakukan hanya pada ulangan yang
bahwa lama hidup imago betina P. terdapat imago jantan dan betina yaitu,
marginatus pada tanaman jarak pada ulangan 3, 4, 7, dan 10. Pada
pagar lebih singkat dibandingkan penelitian Amaresekare et al., (2008),
dengan lama hidup pada tanaman perbandingan imago betina dan jantan
nenas dan tanaman kencur. pada empat tanaman inang adalah sekitar
Perbedaan ini antara lain dipengaruhi 53 hingga 59 % (Acalypha: 53,9 %;
perbedaan nutrisi dari tanaman inang Hibiskus: 53,7%; Phartenium: 53,4 %;
kutu putih tersebut. dan Plumeria: 58,9 %). Menurut Price
Pada penelitian ini, rata-rata (1984) faktor fisik dan kimiawi tanaman
siklus hidup individu betina P. dapat mempengaruhi karakteristik
marginatus, yaitu 31,8±3,83 hari dan populasi serangga. Jumlah imago betina
siklus hidup individu jantan selama yang lebih banyak daripada imago jantan
27,8±1,87 hari (Tabel 1). Hasil dapat menimbulkan masalah jika
tersebut sesuai dengan pernyataan serangga tersebut bersifat merugikan.
Walker et al., (2003), bahwasanya P. Hal ini terjadi karena, perkembangan
marginatus dalam menyelesaikan populasi di suatu habitat ditentukan oleh
satu generasi membutuhkan waktu banyaknya imago betina, artinya
sekitar 25 – 30 hari. semakin tinggi perbandingan seks rasio
individu betina maka populasi akan
Nisbah Kelamin (Seks Rasio) semakin cepat meningkat.
Nisbah kelamin biasanya
dinyatakan dalam perbandingan

41
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44

Tabel 2. Nisbah kelamin (seks rasio) kutu putih pepaya, P. marginatus


Jumlah Imago
Ulangan
Jantan Betina
I 2 8
II 4 6
III 2 8
IV 1 9
Total 9 31
Rata-rata 2.25 7.75

Jumlah Telur dalam Satu Ovisak per ovisak. Menurut Amaresekare et al.,
Hasil penghitungan dan rata- (2008), perbedaan siklus hidup P.
rata jumlah telur kutu putih pepaya, marginatus pada beberapa tanaman
P. marginatus yang dibiakkan pada inang dapat dikarenakan faktor nutrisi,
tanaman pepaya dapat dilihat pada senyawa alelokimiawi dan struktur fisik
Tabel 3. daun tanaman inang. Spesies tanaman
Menurut (Walker et al., yang berbeda menyediakan kualitas
2003) imago betina P. marginatus nutrisi dan unsur pokok kimia yang
biasanya meletakkan telur 100 berbeda, sehingga hal ini dapat
hingga 600 butir dalam sebuah mempengaruhi karakteristik suatu
kantung telur yang diletakkan dalam populasi terutama terhadap
waktu satu hingga dua minggu. Dari perkembangan, tingkat reproduksi dan
hasil penghitungan telur, jumlah ketahanan serangga tersebut. Dalam
telur dalam satu kantung telur pertumbuhan dan perkembangannya,
(ovisak) berkisar antara 321 hingga serangga membutuhkan nutrisi yang
592 butir dengan rata-rata 490 butir lengkap dari inangnya. Kualitas tanaman
per ovisak (Tabel 3). Penelitian inang sangat mempengaruhi fekunditas
Amaresekare et al., (2008), serangga herbivora. Komponen tersebut
menunjukkan bahwa Jumlah telur yang ada dalam tanaman seperti; karbon,
yang diletakkan pada tanaman nitrogen, dan metabolit sekunder akan
Plumeria, Parthenium, Acalypha dan mempengaruhi kesuburan serangga
Hibiscus, berturut-turut adalah herbivora (Awmack dan Leather. 2002).
186,3; 230,2; 235,2; dan 244,4 butir

42
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44

Tabel 3. Jumlah telur (butir) P. marginatus dalam satu kantung telur (ovisak)
No Ulangan Jumlah Telur per Ovisak
1 505
2 515
3 410
4 500
5 390
6 500
7 592
8 584
9 331
10 573
Total 4900
Rata-rata 490

SIMPULAN DAN SARAN dan dengan perbedaan geografis .


Informasi ini sangat penting dalam
Simpulan upaya pengendalian hama terpadu P.
Rata-rata lama waktu marginatus secara tepat.
perkembangan kutu putih pepaya
Paracoccus marginatus pada DAFTAR PUSTAKA
tanaman pepaya untuk individu
betina adalah 31,8±3,83 hari dan Amarasekare, K.G., C.M. Mannion, L.S.
siklus hidup individu jantan adalah Osborne, and N.D. Epsky. 2008.
27,±1,87 hari. Rasio perbandingan Life History of Paracoccus
betina dan jantan kutu putih pepaya marginatus (Hemiptera:
P. marginatus pada tanaman jarak Psudococcidae) on four
pagar adalah 4 : 1. Rata-rata jumlah host plant spesies under
telur P. marginatus adalah 490 Laboratory Condition. Environ.
butir per kantung telur (ovisak). Entomol. 37(3): 630- 635.
Awmack, C.S. & S.R. Leather,. 2002.
Saran Host Plant Quality and Fecundity in
Masih banyak penelitian Herbivorous Insect. Annu Reu
lanjutan yang perlu dilakukan Entomol, 47: 817-844.
terhadap hama kutu putih pepaya, Manuwoto, S., J.E. Mamahit, P. Hidayat,
Paracoccus marginatus yaitu untuk Sobir. 2007. Studi Biologi Kutu
mengetahui karakteristik biologi Putih Dysmicoccus brevipes
pada berbagai keadaan, misalnya; Cockerell (Hemiptera :
pada umur tanaman inang yang Pseudococcidae) pada Tanaman
berbeda, jumlah ovisak yang berbeda Nenas dan Kencur. [Abstrak].

43
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44

Bogor : Balittro, Pusat Penelitian, Rauf, A. 2008. Hama Kutu Putih


Pengembangan Perkebunan, Paracoccus marginatus. Pusat
Badan Penelitian dan Penelitian Ilmu Hama Tanaman.
Pengembangan Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Miller DR, GL. Miller. 2002. Suketi, K. & S. Sujiprihati. 2009.
Redescription of Paracoccus Budidaya Pepaya Unggul. Penebar
marginatus Williams and Swadaya. Jakarta.
Granada de Willink (Hemiptera: Walker A, Hoy M, and Meyerdirk D.
Coccidae: Pseudococcidae), 2003. Papaya mealybug
including descriptions of the (Paracoccus marginatus Williams
immature stages and adult male. and Granada de Willink (Insecta:
Proc. Entamol. Hemiptera: Pseudococcidae).
Soc.wash.104(1): 1-23. Featured creatures. Institut of Food
Muljana, W. 1997. Bercocok Tanam and Agricultural Sciences,
Pepaya. Aneka Ilmu. Semarang. University of Florida, [7 Maret
Price, P.W. 1984. Insect Ecology. 2009]
Second Edition. New York: Williams, D.J., Granara de Willink MC.
John Willey & Sons. 1992 Mealybugs of Central and
hlm:209-234. South America. Wallingford,
Oxon, United Kingdom: CAB
International.

44

Anda mungkin juga menyukai