Floratek 7: 32 - 44
ABSTRACT
32
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44
33
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44
34
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44
Instar-1 Instar-2
Prapupa
(Instar-3)
Telur
Betina
Pupa
Jantan (Instar-4)
Instar-3
Massa
Telur (Kawin)
Dewasa Dewasa
Betina Jantan
35
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44
a b
Gambar 2. (a) Kantung telur (ovisak) (b) Telur yang tidak berhasil menetas
36
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44
37
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44
(Acalypha: 5,9 ± 0,1 hari; Hibiscus: sesuai dengan hasil deskripsi kutu putih
6,2 ± 0,1 hari; Parthenium: 5,6 ± 0,1 pepaya dari Miller dan Miller (2002).
hari; dan Plumeria: 6,6 ± 0,1 hari). Pada stadium nimfa instar ini. P.
marginatus mulai tidak bergerak aktif
3.1.3. Stadium Nimfa Instar Kedua tidak seperti pada stadium nimfa instar
Hasil pengamatan satu. Pada penelitian ini menunjukkan
menunjukkan bahwa stadia nimfa bahwa, stadium nimfa instar kedua
instar kedua P. marginatus sudah betina berlangsung selama 3,8±0,63 hari
dapat dibedakan jenis kelaminnya sedangkan pada stadium nimfa instar
dengan melihat warna tubuhnya. kedua jantan, rata-rata 5,3±0,50 hari
Individu betina memiliki tubuh yang (Tabel 1).
berwarna kuning (Gambar 4a),
sedangkan individu jantan memiliki
tubuh yang berwarna merah muda
(Gambar 4b), namun terkadang
berwarna kuning. Perbedaan
morfologi betina dan jantan ini
38
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44
a b
Pada penelitian ini, stadium lama stadium nimfa instar empat jantan
nimfa instar ketiga betina P. pada empat tanaman inang yang berbeda
marginatus berlangsung selama yaitu Acalypha, Hibiscus, Parthenium
3,8±0,79 hari sedangkan stadium dan Plumeri adalah sekitar 2,6 hari; 4,5
nimfa instar ketiga jantan, rata-rata hari; 5,2 hari dan 3,7 hari.
waktu yang dibutuhkan untuk Pada penelitian ini, rata-rata
berkembang adalah 2,3±0,50 hari waktu kumulatif yang dibutuhkan
(Tabel 1). Pada penelitian stadium nimfa P. marginatus betina
Amarasekare et al., (2008), lama dan jantan pada tanaman pepaya untuk
stadium nimfa instar ketiga betina berkembang menjadi imago, berturut-
dan jantan pada empat jenis tanaman turut adalah 12 hari dan 17,5 hari (Tabel
inang yang berbeda yaitu Acalypha, 1). Pada penelitian Amarasekare et al.,
Hibiscus, Parthenium dan Plumeri, (2008), rata-rata waktu kumulatif yang
berturut-turut adalah sekitar 4,7 hari; dibutuhkan stadium nimfa P. marginatus
6,3 hari; 2,3 dan 3,4 hari. betina dan jantan pada empat tanaman
inang berbeda Acalypha, Hibiscus,
3.1.5. Stadium Nimfa Instar Parthenium dan Plumeri untuk
Keempat berkembang menjadi imago, berturut-
Stadium nimfa ini hanya turut adalah sekitar 15,7 hingga 17,1 hari
terjadi pada individu jantan. Stadium dan 18,9 hingga 21,5 hari.
nimfa instar keempat jantan ini
berupa pupa dengan tipe pupa
eksarata yang ditutupi benang-
benang lilin tanpa rumah pupa atau
kokon (Gambar 6). Pada penelitian
ini, rata-rata waktu yang dibutuhkan
instar ini untuk berkembang adalah
5,5±0,58 hari (Tabel 1). Pada
penelitian Amarasekare et al. (2008),
39
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44
a b
40
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44
ulangan 3, 4, 7, dan 10. Hal ini antara banyaknya jantan dengan banyak
terjadi karena pada instar pertama betina dalam satu populasi. Ternyata
dari P. marginatus ini belum bisa banyaknya jantan dan betina yang
dibedakan antara individu betina diperoleh dari 40 (empat puluh) ekor
dengan individu jantan. imago P. marginatus yaitu 9 ekor jantan
Rata-rata lama hidup stadium dan 31 ekor betina (Tabel 2). Hasil
imago betina P. marginatus adalah pengamatan nisbah kelamin (seks rasio)
selama 12,8±1,69 hari dan lama kutu putih pepaya, P. marginatus dapat
hidup stadium imago jantan tersebut dilihat pada Tabel 2.
adalah 3,3±0,50 hari (Tabel 1). Dari hasil pengamatan
Lama hidup stadium imago jantan menunjukkan bahwa setiap ulangan
umumnya lebih singkat menghasilkan perbandingan imago
dibandingkan lama hidup stadium jantan selalu lebih kecil atau sedikit jika
imago betina. Pada penelitian dibandingkan dengan imago betina.
Manuwoto et al. (2007), lama hidup Rasio perbandingan imago jantan dan
stadium imago betina sekitar imago betina P. marginatus pada
20,40±0,74 hari pada tanaman nenas tanaman pepaya adalah 1 : 4 dengan
dan 20,20±0,57 hari pada tanaman persentase imago betina adalah 77,5 %
kencur sedangkan lama stadium dari jumlah populasi. Pengamatan seks
imago jantan tidak disebutkan. Bila rasio imago jantan dan imago betina P.
dibandingkan dengan penelitian marginatus pada tanaman jarak pagar
Manuwoto et al., (2007), terlihat dilakukan hanya pada ulangan yang
bahwa lama hidup imago betina P. terdapat imago jantan dan betina yaitu,
marginatus pada tanaman jarak pada ulangan 3, 4, 7, dan 10. Pada
pagar lebih singkat dibandingkan penelitian Amaresekare et al., (2008),
dengan lama hidup pada tanaman perbandingan imago betina dan jantan
nenas dan tanaman kencur. pada empat tanaman inang adalah sekitar
Perbedaan ini antara lain dipengaruhi 53 hingga 59 % (Acalypha: 53,9 %;
perbedaan nutrisi dari tanaman inang Hibiskus: 53,7%; Phartenium: 53,4 %;
kutu putih tersebut. dan Plumeria: 58,9 %). Menurut Price
Pada penelitian ini, rata-rata (1984) faktor fisik dan kimiawi tanaman
siklus hidup individu betina P. dapat mempengaruhi karakteristik
marginatus, yaitu 31,8±3,83 hari dan populasi serangga. Jumlah imago betina
siklus hidup individu jantan selama yang lebih banyak daripada imago jantan
27,8±1,87 hari (Tabel 1). Hasil dapat menimbulkan masalah jika
tersebut sesuai dengan pernyataan serangga tersebut bersifat merugikan.
Walker et al., (2003), bahwasanya P. Hal ini terjadi karena, perkembangan
marginatus dalam menyelesaikan populasi di suatu habitat ditentukan oleh
satu generasi membutuhkan waktu banyaknya imago betina, artinya
sekitar 25 – 30 hari. semakin tinggi perbandingan seks rasio
individu betina maka populasi akan
Nisbah Kelamin (Seks Rasio) semakin cepat meningkat.
Nisbah kelamin biasanya
dinyatakan dalam perbandingan
41
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44
Jumlah Telur dalam Satu Ovisak per ovisak. Menurut Amaresekare et al.,
Hasil penghitungan dan rata- (2008), perbedaan siklus hidup P.
rata jumlah telur kutu putih pepaya, marginatus pada beberapa tanaman
P. marginatus yang dibiakkan pada inang dapat dikarenakan faktor nutrisi,
tanaman pepaya dapat dilihat pada senyawa alelokimiawi dan struktur fisik
Tabel 3. daun tanaman inang. Spesies tanaman
Menurut (Walker et al., yang berbeda menyediakan kualitas
2003) imago betina P. marginatus nutrisi dan unsur pokok kimia yang
biasanya meletakkan telur 100 berbeda, sehingga hal ini dapat
hingga 600 butir dalam sebuah mempengaruhi karakteristik suatu
kantung telur yang diletakkan dalam populasi terutama terhadap
waktu satu hingga dua minggu. Dari perkembangan, tingkat reproduksi dan
hasil penghitungan telur, jumlah ketahanan serangga tersebut. Dalam
telur dalam satu kantung telur pertumbuhan dan perkembangannya,
(ovisak) berkisar antara 321 hingga serangga membutuhkan nutrisi yang
592 butir dengan rata-rata 490 butir lengkap dari inangnya. Kualitas tanaman
per ovisak (Tabel 3). Penelitian inang sangat mempengaruhi fekunditas
Amaresekare et al., (2008), serangga herbivora. Komponen tersebut
menunjukkan bahwa Jumlah telur yang ada dalam tanaman seperti; karbon,
yang diletakkan pada tanaman nitrogen, dan metabolit sekunder akan
Plumeria, Parthenium, Acalypha dan mempengaruhi kesuburan serangga
Hibiscus, berturut-turut adalah herbivora (Awmack dan Leather. 2002).
186,3; 230,2; 235,2; dan 244,4 butir
42
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44
Tabel 3. Jumlah telur (butir) P. marginatus dalam satu kantung telur (ovisak)
No Ulangan Jumlah Telur per Ovisak
1 505
2 515
3 410
4 500
5 390
6 500
7 592
8 584
9 331
10 573
Total 4900
Rata-rata 490
43
Nur Pramayudi dan Hartati Oktarina (2012) J. Floratek 7: 32 - 44
44