DINAS KESEHATAN
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DEPAPRE
Jln Teluk Waiya , Distrik Depapre Kode Pos 99358,
NOTULEN
Pimpinan rapat
Ketua : Ganefo, SP (Kepala Distrik Depapre)
Sekretaris : Demas Alfaris Worumi, S.STP (Sekretaris Distrik Depapre)
Pencatat : Maryam Demetouw, AMG
Sesi 2 Sambutan
Sambutan dibawakan oleh Bapak Ganefo, SP selaku Kepala Distrik Depapre. Dalam
sambutannya beliau mengucapkan terima kasih kepada seluruh para undangan yang telah hadir
dalam rapat koordinasi bidang kesehatan yang biasa dikenal dengan mini lokakarya lintas sektor.
Beliau berpesan bahwa kesehatan merupakan tanggung jawab kita bersama bukan hanya
tanggung jawab Puskesmas dan merupakan pilar penting dalam mewujudkan Visi dan Misi
Kabupaten Jayapura menuju Pembangunan Nasional yang lebih baik, sehingga beliau berharap
seluruh lintas sektor dapat mengambil peran aktif dalam pembangunan kesehatan di Distrik
Depapre.
Sesi 4 Diskusi
Tanggapan Kepala Badan Peduli Kesehatan Kabupaten Jayapura:
Puskesmas Depapre telah memiliki Badan Peduli Kesehatan seperti yang dipersyaratkan
dalam regulasi, sehingga dapat berperan aktif mendorong keterlibtan masyarakat dalam
forum untuk meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan sebagai pelayanan dasar.
Tanggapan Kepala-Kepala Kampung:
Semua kepala kampung berkomitmen untuk mendukung program kesehatan seperti yang
tertuang dalam RUK tahun 2019 dan telah memasukannya dalam hasil musrenbang
kampung agar dapat keluar pada DPA tahun 2019 karena sebelumnya telah dibahas di
masing-masing kampung.
Untuk beberapa kegiatan tidak harus menunggu tahun 2019 untuk mulai berjalan karena
akan menggunakan dana tahun 2018 karena merupakan program rutin bidang kesehatan
dari kampung seperti transport kader dan pembelian BMT.
Kepala-kepala kampung meminta Rincian Anggaran Belanja dari setiap kegiatan yang
akan dibantu oleh dana Kampung
Tanggapan Kepala Distrik:
Kepala-kepala kampung harus konsisten terhadap penggunaan dana kampung untuk
kesehatan karena sudah ada porsi yang ditetapkan baik dari Pusat dan Kabupaten
Kepala distrik akan mengawal hasil kesepakatan ini dalam setiap pencairan dana desa
melalui verifikasi pertanggung jawaban tingkat distrik
Tanggpan pendamping distrik:
Pendamping minta untuk dilibatkan dalam setiap proses mulai dari perencanaan,
pelaksanaan hingga evaluasi yang akan dilakukan.
Tanggapan dari Kepala Puskesmas Depapre:
Alur koordinasi penggunaan dana desa untuk kesehatan ini harus jelas
Setiap dana kesehatan dimasing masing kampung yang akan diberikan harus diketahui
oleh kepala puskesmas dan masing masing penanggung jawab program di puskesmas,
tidak langsung diberikan kepada petugas kampung, agar pencatatan, pelaporan dan
evaluasinya dapat jelas.
Puskesmas akan membuat perincian kebutuhan dan akan menyurati kembali ke masing
masing kampung.
Capaian Target
No Indikator TW 1 TW 1
(%) (%)
1 Persentase Kunjungan Ibu Hamil K4 21,05 22,5
2 Persentase Komplikasi Kebidanan yang ditangani 9,34 25
Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga kesehatan yang
3 25,23 22,5
memiliki kompetensi Kebidanan
4 Persentase Pelayanan Ibu Nifas (KF 3) 24,3 25
Dari hasil presentasi cakupan puskesmas di atas Kepala Puskesmas menyampaikan bahwa ada
beberapa indikator yang belum capai target seperti Kunjungan Ibu Hamil K4, dapat dilihat
bahwa gap yang terjadi tidak terlalu jauh hal ini dikarenakan masih ada ibu hamil yang belum
mencapai umur kehamilan trimester 3 dan dilihat dari pencapaian penemuan ibu hamil K1 murni
program KIA optimis untuk mencapai target pada akhir tahun, sehingga rekomendasi kegiatan
yang akan dilakukan sweeping ANC ibu hamil bagi ibu hamil yang tidak memeriksakan dirinya
dan melakukan sweeping K1 murni serta kelas ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan ibu
mengenai kehamilan, persalinan dan proses setelah itu, selain untuk memenuhi target capaian
indikator mutu tersebut kegiatan ini dapat mendongkrak capaian indikator KIA lainnya.
Komplikasi Kebidanan yang ditangani masih cukup jauh antara capaian dan target, hal ini
disebabkan karena ibu hamil dengan komlplikasi tidak banyak dan sebagian besar ibu hamil
yang datang melahirkan dalam keadaan normal, namun untuk ini pihak Puskesmas akan
melakukan deteksi dini ibu hamil beresiko tinggi melalui ANC rutin dalam gedung maupun
kunjungan rumah ibu hamil untuk melakukan pemantauan ibu hamil beresiko tinggi. Capaian
Pelayanan Ibu Nifas (KF 3) tidak terlalu jauh dari target namun Puskesmas bersama pengurus
Rumah Tunggu untuk memaksimalkan peran rumah tunggu dan melakukan kunjungan rumah
nifas dan neonates untuk mencapai target indikator. Persentase Pelayanan Kunjungan bayi sangat
rendah dikarenakan jumlah bayi yang lahir pada triwulan pertama sangat rendah dan akan
dilakukan evaluasi pada triwulan berkutnya, namun untuk cakupan kunjungan bayi dan balita,
Puskesmas sudah sepakat untuk pelaksanaan DDTK bisa dibantu oleh kader pada saat
penimbangan dan petugas akan melakukan SDIDTK apabila diperlukan sehingga capaian ini
dapat dipenuhi. Persentase Desa / Kelurahan Universal Child Imunisation ( UCI ) juga belum
mencapai target hal ini dikarenakan banyak bayi yang baru akan menyelesaikan imunisasinya
pada triwulan 3 dan 4, namun untuk itu Puskesmas akan melakukan imunisasi di Posyandu dan
akan melakukan sweeping bagi bayi yang tidak datang untuk imunisasi di Posyandu. Persentase
Penjaringan Kesehatan Siswa SD & setingkat masih nol karena kegiatan ini baru akan
dilaksanakan pada bulan agustus untuk menjaring siswa baru pada tahun ajaran baru. Persentase
Cakupan Peserta KB aktif juga belum mencapai target karena masih terdapat kepercayaan dan
belum jelasnya informasi KB di masyarakat, untuk itu Puskesmas akan melakukan penyuluhan
KB dan mengintegrasikan KB pada program Keluarga Sehat pada saat pendataan untuk
dilakukan peyuluhan KB, selain itu bidan dapat langsung menawarkan KB saat ibu kunjungan
ulang setelah melahirkan dan melakukan sweeping DO akseptor. Penemuan Penderita
Pneumonia Balita masih belum ditemukan penderita dikarenakan belum aktifnya kembali
pelayanan MTBS di Puskesmas dan MTBSM di 2 kampung yang telah dilatih sehingga akan
diaktifkan kembali pelayanan MTBS di Puskesmas yang akan dilanjutkan supervise ke 2
kampung MTBSM untuk mengaktifannya kembali. Penemuan Pasien Baru TB BTA positif juga
masih belum mencapai target karena kurangnya penjaringan baik di dalam gedung maupun di
luar gedung, untuk itu perlu ditekankan kepada poli umum, poli HIV dan poli lain terkait untuk
dapat menjaring suspek lebih banyak dan untuk luar gedung perlu dilakukan penjaringan pada
keluarga, dan lingkungan sekitar pasien TB paru. Persentase Desa Siaga Aktif hanya baru 1
kampung dari 8 kampung yang ada, hal ini dikarenakan belum cairnya dana desa tahap pertama,
sehingga Kepala Puskesmas menghimbau untuk kepala kampung setelah menerima dana untuk
pembentukan kampung siaga malaria untuk mengkoordinasikan dengan Puskesmas agar kegiatan
dapat dilaksanakan.
Sesi 6 Diskusi
GANEFO,SP
PEMBINA
NIP.196511211987091001