LAPORAN PBL
SINDROM JEBAKAN SARAF PERIFER DAN RADIKS
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2019
TUJUAN PEMBELAJARAN
SASARAN PEMBELAJARAN
STRATEGI PEMBELAJARAN
1. PENGENALAN SKENARIO
Skenario I
Perempuan 35 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan ibu jari kanan
melemah, dialami 1 minggu terakhir disertai nyeri pada jari telunjuk dan jari tengah,
rasa seperti kesemutan pada ibu jari dan dirasakan nyeri berkurang jika tangan
dikibas-kibaskan.
3. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Jelaskan patomekanisme gejala berdasarkan scenario!
2. Apa yang menjadi penyebab dari gejala diatas?
3. Mengapa nyeri dominan pada ibu jari, jari telunjuk, ibu jari, dan sebagian
jari manis?
4. Mengapa nyeri berkurang saat tangan dikibas-kibaskan?
5. Pemeriksaan apa saja yang dapat dilakukan berdasarkan scenario?
6. Terapi apa saja yang dapat dilakukan?
7. Apa saja diagnosis banding berdasarkan scenario?
8. Jelaskan perspektif islam berdasarkan scenario!
Referensi :
1. Jurnal carpal tunnel syndrome, fakultas kedokteran Universitas negeri
lampung. Hal 11-12
Terowongan karpal yang sempit selain dilalui oleh nervus medianus juga
dilalui oleh beberapa tendon fleksor. Setiap kondisi yang mengakibatkan semakin
padatnya terowongan ini dapat menyebabkan terjadinya penekanan pada nervus
medianus sehingga timbullah CTS. Pada sebagian kasus etiologinya tidak
diketahui, terutama pada penderita lanjut usia. Mekanisme patofisiologis
terjebaknya saraf medianus adalah berbeda antara pekerja dan bukan pekerja.
Penyebab CTS menjadi 3 faktor, yaitu: (1) faktor intrinsik, (2) faktor penggunaan
tangan (penggunaan tangan yang berhubungan dengan hobi, dan penggunaan
tangan yang berhubungan dengan pekerjaan), (3) faktor trauma.
CTS yang terjadi oleh karena penggunaan tangan karena hobi atau
pekerjaan adalah sebagai akibat inflamasi/pembengkakan tenosinovial di dalam
terowongan karpal. Penggunaan tangan yang berhubungan dengan hobi, contohnya
adalah pekerjaan rumah tangga (menjahit, merajut, menusuk, memasak), kesenian
dan olah raga. CTS yang berhubungan dengan pekerjaan meliputi kegiatan yang
Referensi:
1. Davis LE, Molly KK, Jessica LS. Carpal tunnel syndrome in Fundamentals of
Neurologic Disease. New York: Demos Medical Publishing; 2015.
2. Rodiani, Purnama Simbolon, dkk. 2017. Carpal Tunnel Syndrome pada
kehamilan.Volume 5. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
3. Sitompul, Yunita RM Berliana. 2019. Resiko Jenis Pekerjaan Dengan Kejadian
Crpal Tunnel Syndrome (CTS). Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Kristen Indonesia
4. Noor, Zairin. 2014. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal, Jakarta:Salemba
Medika
3. Mengapa nyeri dominan pada ibu jari, jari telunjuk, ibu jari, dan
sebagian jari manis ?
Referensi:
1. Rambe AS. Sindrom Terowongan Karpal (Carpal Tunnel Syndrome); 2009
2. Davis Le. CTS Infundamentals of Neurologic Disease. NY: Demos Public
Medical Publishing; 2014
3. Katz, Jeffrey N. et al., 2011.CTS. N Engl J Med. Vol. 346, No. 23
Referensi:
1. Moeliono. 2014 Etiologi Diagnosis dan Terapi Sindroma Terowongan
Carpal (S.T.K) atau (Carpal Tunnel Syndrome/ CTS). Neurona
2. Ginsberg L. Lecture Notes: Neurologi. Jakarta: Erlangga. Jakarta. 2008.
A. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan pada fungsi motorik, sensorik
dan otonom tangan. Beberapa pemeriksaan dan tes provokasi yang dapat
membantu menegakkan diagnosa CTS adalah sebagai berikut:
a) Tinel's sign. Tes ini mendukung diagnosa bila timbul parestesia atau nyeri
pada daerah distribusi nervus medianus kalau dilakukan perkusi pada
terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi.
B. Pemeriksaan Penunjang
a. Elektrodiagnostik
Elektrodiagnostik meliputi nerve conduction studies (NCS) dan
elektromiografi (EMG). Adapun indikasi pemeriksaan elektrodiagnostik
adalah sebagai berikut: Pasien yang tidak ada perbaikan dengan penanganan
konservatif pertimbangan pembedahan ntuk menyingkirkan kelainan
radikulopati ataupun saraf terjepit lainnya.
a. Kelainan masa laten atau konduksi sensoris atau motoris distal median
melalui daerah carpal tunnel.
b. Perubahan elektromiografi dalam eminensia tenar dengan tidak
ditemukan kelainan proksimal.
c. Pedoman nilai normal untuk batas atas latensi:Latensi motorik distal
median 4.2 msec/8 cm, Latensi sensorik distal median (Pergelangan-
jari) 3,5 cm sec/14 cm, Latensi intrapalmar median (Palmar-
pergelangan tangan) 2,2 msec /8cm, Perbedaan segmental median
0,4msec/cm. Catatan: suhu tangan harus dikontrol (86-93 oF/30-34oC).
Suhu dingin dapat memperpanjang masa laten dan memperlambat
kecepatan konduksi saraf. Electromyographers dapat menggunakan
jarak dan/atau nilai-nilai masa laten yang berbeda, data normatif ini
harus tersedia dari laboratorium untuk menetapkan kriteria untuk CTS.
C. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium umumnya diperlukan untuk menyingkirkan
penyakit yang mendasari. Pasien diskrining pada pemeriksaan awal untuk
tanda-tanda atau gejala diabetes, hipotiroidisme, kehamilan, artritis, dan
penyakit inflamasi terkait. Pemeriksaan ini jarang diindikasikan kecuali pasien
dengan gejala/tanda menjamin laboratorium khusus.
Referensi:
1. Ross SK. Carpal Tunnel Syndrome: Diagnosis and Treatment Guideline. USA:
State of Oregon Department of Consumer & Business Services Workers’
Compensation Division.2010
2. Rambe AS. Sindrom Terowongan Karpal (Carpal Tunnel Syndrome); 2009
3. Fisher B, Gorsche R, Leake P. Diagnosis, Causation and Treatment of Carpal
Tunnel Syndrome: An Evidence-Based Assessment; 2009.
Referensi:
Gambar
Referensi :
Noor Zairin. 2016. Gangguan Muskuloskeletal. Salemba Medika.