Anda di halaman 1dari 32

MODUL 1

NYERI PERUT AKUT


Tutor : dr. Arni Isnaini Arfah, M.kes
Kelompok 2A
Nawirah Labambe 11020180108
Ade Apriani Ratnasari 11020150049
Desy Nurdianty 11020160176
Annisa Tri Srilistiany 11020180002
Nidaul Khairy Nurfan 11020180017
Miftahul Jannah 11020180032
A. Dwi Hermin Alfian 11020180036
Qurniawati 11020180056
Azzahra Maghfirah M. 11020180064
Reizaldy Mussara Mauli 11020160073
Andi Alya Nabilah Usman 11020180082
Andi Rachmat Abdillah 11020180093
Tenri Sayu Azzahra 11020180074
Skenario 1

Perempuan umur 40 tahun, datang ke IRD RS


dengan keluhan nyeri seluruh dinding perut sejak 3
hari lalu. Nyeri awalnya pada uluhati lalu menyebar
ke seluruh dinding perut. Mual dan muntah ada.
Riwayat menderita nyeri uluhati sejak 20 tahun lalu
tapi tidak berobat teratur. Tanda vital didapatkan TD
130/90 mmHg, denyut nadi 92 kali/menit, frekuensi
nafas 25 kali/menit, dan temperature 390C. Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan defans muscular
dan peristaltik melemah.
Kata sulit

Defans muscular adalah nyeri tekan seluruh lapangan abdomen yang


menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietale. Nyeri tekan dan
defans muskular (rigidity) menunjukkan adanya proses inflamasi yang
mengenai peritoneum parietale (nyeri somatik). Defans yang murni adalah
proses refleks otot akan dirasakan pada inspirasi dan ekspirasi berupa reaksi
kontraksi otot terhadap rangsangan tekanan.

Referensi: Ifkatantri. 2015. Referat peritonitis. Universitas lampung.


Kata Kunci
1. Perempuan 40 tahun
2. Nyeri seluruh dinding perut sejak 3 hari lalu
3. Nyeri awalnya pada uluhati lalu menyebar
4. Mual muntah (+)
5. Riwayat menderita nyeri uluhati sejak 20 tahun lalu
6. Tidak berobat teratur
7. TD 130/90 mmHg
8. Denyut nadi 92 kali/menit
9. Frekuensi nafas 25 kali/menit
10.Temperature 39oc
11. Pemeriksaan abdomen didapatkan defans muscular dan
peristaltic melemah
Pertanyaan
Jelaskan anatomi, histologi, organ yang
01 terlibat!
Jelaskan patomekanisme penjalaran nyeri, mual
02 muntah dan demam!

03 Bagaiman mekanisme nyeri secara umum dan


macam-macam nyeri abdomen?
04 Jelaskan hubungan penyakit terdahulu dengan
penyakit sekarang!
05 Mengapa pada pemeriksaan didapatkan defans
muscular dan peristaltic menurun?
06 Jelaskan langkah-langkah diagnosis!

07 Sebutkan differential diagnosis dari skenario!

08 Sebutkan perspektif islam dari skenario!


Anatomi

Referensi : F.Paulsen& J. Waschke. Sobotta Atlas Anatomi Manusia.Edisi 23. EGC


Histologi

Referensi : Antony. L. Mescher. Histology Dasar Juniquera.Edisi 12. EGC


Patomekanisme
Nyeri

Referensi : Price, Sylvia Anderson dan Lorraine MW. Patofisiologi Vol 1. Ed 6. Jakarta : EGC. 2005.
Mual &
Muntah

Referensi : Price, Sylvia Anderson dan Lorraine MW. Patofisiologi Vol 1. Ed 6. Jakarta : EGC. 2005.
Referensi : Price, Sylvia Anderson dan Lorraine MW. Patofisiologi Vol 1. Ed 6. Jakarta : EGC. 2005.
3. Bagaiman mekanisme nyeri secara umum dan macam-macam nyeri
abdomen?
4. Jelaskan hubungan penyakit terdahulu dengan penyakit sekarang!

1 2 3 4

Nyeri ulu hati Ulkus Perforasi


.Peritonitis
20 tahun Pepticum gaster

Referensi : Brendon, Coventry, J. 2014. Gastric Surgery.Upper Abdominal Surgery.Springer London Heidelberg New York Dordrecht.Chapter 4.
5. Mengapa pada pemeriksaan didapatkan defans muscular dan peristaltic
menurun?

a. Defans Muscular

Nyeri tekan dan defans muskular (rigidity) menunjukkan


adanya proses inflamasi yang mengenai peritoneum
parietale (nyeri somatik). Defans yang murni adalah
proses refleks otot akan dirasakan pada inspirasi dan
ekspirasi berupa reaksi kontraksi otot terhadap
rangsangan tekanan.

Referensi : Glenda, N. 2003.Gangguan Lambung dan Duodenum.Patofisiologi, konsep Klinis dan Proses-proses Penyakit.Ed. 6 Vol. 1 Penerbit Buku
kedokteran EGC. Jkt. 2003
5. Mengapa pada pemeriksaan didapatkan defans muscular dan peristaltic
menurun?

b. Peristaltik menurun

Reaksi awal peritoneum terhadap invasi oleh bakteri


adalah keluarnya eksudat fibrinosa, kantong-kantong
nanah (abses) terbentuk diantara perlekatan fibrinosa
yang membatasi infeksi. Perlekatan biasanya
menghilang bila infeksi menghilang, tetapi dapat
menetap sehingga menimbulkan obstruksi usus.
Timbulnya perlengketan ini menyebabkan aktivitas
peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitik

Referensi : Glenda, N. 2003.Gangguan Lambung dan Duodenum.Patofisiologi, konsep Klinis dan Proses-proses Penyakit.Ed. 6 Vol. 1 Penerbit Buku
kedokteran EGC. Jkt. 2003
6. Jelaskan langkah-langkah diagnosis

Anamnesis Anamnesis Anamnesis


Riwayat penyakit Riwayat penyakit Riwayat pengobatan
sekarang. terdahulu

1 3 5 7

2019
2 4 6

Anamnesis Anamnesis Anamnesis Anamnesis


Keluhan utama. Riwayat penyakit Riwayat penyakit Kebiasaan
terpimpin keluarga

Buck, David, L., Andersen, Morten, V., Moller, Morten, H. 2012. Accuracy of clinical prediction rules in peptic ulcer perforation: an observational study. Scandinavian
Journal of Gastroenterology, 2012;47:28-35
6. Jelaskan langkah-langkah diagnosis

1 2 3 4
Inspeksi Auskultasi Palpasi Perkusi

Buck, David, L., Andersen, Morten, V., Moller, Morten, H. 2012. Accuracy of clinical prediction rules in peptic ulcer perforation: an observational study. Scandinavian
Journal of Gastroenterology, 2012;47:28-35
6. Jelaskan langkah-
langkah diagnosis

Foto Apusan
Thoraks Darah Endoskopi
Abdomen Tepi

Buck, David, L., Andersen, Morten, V., Moller, Morten, H. 2012. Accuracy of clinical prediction rules in peptic ulcer perforation: an observational study. Scandinavian
Journal of Gastroenterology, 2012;47:28-35
7. Sebutkan differential diagnosis dari skenario tersebut!

Peritonitis Appendisitis Ileus Paralitik


Peritonitis
Definisi :

Peritonitis adalah peradangan peritoneum (membran serosa yang melapisirongga


abdomen dan menutupi visera abdomen) merupakan penyulit berbahayayang dapat
terjadi dalam bentuk akut maupun kronis.

Manifestasi Klinis :

• Nyeri tekan dan defans muskular


• Pekak hati bisa menghilang akibat udara bebas di bawah diafragma
• Peristaltik usus menurun sampai hilang akibat kelumpuhan sementara usus.
• Demam
• Takikardi
• Hipotensi
Referensi : Schwartz, Shires, Spencer. 2000.Peritonitis dan Abses Intra abdomendalam Intisari Prinsip – Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Jakarta :
EGC. Hal489 – 493
Patofisiologi
Peritonitis

Referensi : Schwartz, Shires, Spencer. 2000.Peritonitis dan Abses Intra abdomendalam Intisari Prinsip – Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Jakarta :
EGC. Hal489 – 493
Count….

Referensi : Schwartz, Shires, Spencer. 2000.Peritonitis dan Abses Intra abdomendalam Intisari Prinsip – Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Jakarta :
EGC. Hal489 – 493
Pemeriksaan fisik

Inspeksi : abdomen tampak agak cembung

Auskultasi : bisisng usus melemah/ menghilang

Palpasi : nyeri tekan, nyeri lepas, regiditas abdomen

Perkusi : kesan ascites

Referensi : Schwartz, Shires, Spencer. 2000.Peritonitis dan Abses Intra abdomendalam Intisari Prinsip – Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Jakarta :
EGC. Hal489 – 493
Pemeriksaan
pennjang
Paracentesis ( menilai cairan
ascites)
Pemeriksaan laboratorium
- Darah rutin
- Fungsi hati & ginjal
- Urinalisis
Pemeriksaan radiologi
- Foto polos abdomen
- USG Abdomen
- Ct scan abdomen

Referensi : Schwartz, Shires, Spencer. 2000.Peritonitis dan Abses Intra abdomendalam Intisari Prinsip – Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Jakarta :
EGC. Hal489 – 493
Radiologi
Gambaran foto polos terlihat
kekaburan pada cavum abdomen,
preperitonial fat dan psoas line
menghilang, dan adanya udara
bebas subdiafragma atau intra
peritoneal.

Gambar .Foto BNO pada peritonitis


Penatalaksanaan
Peritonitis primer
1 2 3

Pasang NGT Resusitasi Pasang Kateter


uretra
Cairan

4.
Antibiotik IV sesuai
hasil kultur

Referensi : Schwartz, Shires, Spencer. 2000.Peritonitis dan Abses Intra abdomendalam Intisari Prinsip – Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Jakarta :
EGC. Hal489 – 493
Penatalaksanaan
Peritonitis sekunder
1 2 3

Evaluasi penanganan Pemberian Evakuasi sumber


infeksi
keadaan umum antibiotik

2
Pasang NGT
Pasang Kateter
Resusitasi Cairan

Referensi : Schwartz, Shires, Spencer. 2000.Peritonitis dan Abses Intra abdomendalam Intisari Prinsip – Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Jakarta :
EGC. Hal489 – 493
Apendisitis
Definisi Etiologi Patofisiologi Gejala Pemeriksaan penatalaksanaan
klinis
Obstruksi - Obstruksi Obstruksi -Nyeri pada Pemeriksaan fisik: • Istirahat total
appendiks intralumen lumen→pening periumbilikal • umumnya baik • Pemberian
akibat fekalith - Obstruksi katan tekanan - Mual - Suhu aksiler antibiotic
atau penyebab ekstralumen intra luminar→ - Muntah dan suhu rektal • Monitoring suhu,
lainnya - Obstruksi akumulasi - Demam berbeda lebih ukuran tumor,
sehingga fungsional mucus, - Bila Pemeriksaan LED, Leukosit
terjadi inflamasi - Infeksi multiplikasi perforasi penunjang • Appendiktomi
appendiks bakteri, memberi Laboratorium: elektif setelah 12
kongesti vena- gejala • Darah rutin minggu
vena peritonitis Radiologi
limfoid→nyeri • Usg
• Computed
temography
• Laparoscopy
• appendicogram
Referensi : Schwartz, Shires, Spencer. 2000.Peritonitis dan Abses Intra abdomendalam Intisari Prinsip – Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Jakarta :
EGC. Hal489 – 493
Radiologi

Gamabar. Foto polos Gamabar. CT-Scan


appendicitis appendicitis
Gambaran Bull’s eye sign
Terlihat apependicolith di
dan appendiks yang
lower quadran
berdilatasi

Referensi : Schwartz, Shires, Spencer. 2000.Peritonitis dan Abses Intra abdomendalam Intisari Prinsip – Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Jakarta :
EGC. Hal489 – 493
Obstruksi Usus atau Ileus
Definisi Klasifikasi Patofisiologi Gejala Pemeriksaan penatalaksanaan
klinis
Gangguan/ - Ileus obstruktif Material steril -perasaan Pemeriksaan fisik: Dekompresi bagian
hambatan letak tinggi masuk ke dalam tidak enak • Perkusi timpani yang mengalami
pasase isi - Ileus obstruktif rongga pada perut Pemeriksaan penunjang obstruksi untuk
usus yang letak rendah abdomen→kontami Lokasi nyeri • Auskultasi: bising usus mencegah
merupakan - Ileus obstruktif: nasi tidak jelas melemah bahkan tidak perforasi→tindakan
tanda adanya • Obstruksi bakteri→edema - Demam terdengar, Low pitched operasi
obstruksi usus sebagian jaringan→hiperterm - Tanda gurgle
akut. • Obstruksi i→pertambahan tanda Laboratorium:
sederhana eksudat→cairan sepsis • Leukosit darah, kadar
• Obstruksi rongga abdomen elektrolit, ureum, glukosa
strangulasi keruh→hipermoti→i darah, amylase
leus Radiologi
• Foto polos abdomen posisi
supine dan tegak

Referensi : Schwartz, Shires, Spencer. 2000.Peritonitis dan Abses Intra abdomendalam Intisari Prinsip – Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Jakarta :
EGC. Hal489 – 493
Radiologi

Gambar . Ileus Obstruktif . Tampak Gambar . Ileus Paralitik. Tampak


coil spring dan herring bone dilatasi usus keseluruhan
appearance

Referensi : Schwartz, Shires, Spencer. 2000.Peritonitis dan Abses Intra abdomendalam Intisari Prinsip – Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Jakarta :
EGC. Hal489 – 493
“Tidaklah ada bejana anak adam yang diisi
oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya,
cukuplah mereka memakan beberapa suapan
sekedar dapat menegakkan tulang
pungungnya (memberikan tenaga) maka jika
tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya
dengan sepertiga makanan, sepertiga
makanan, sepertiga minuman dan
sepertiganya lagi untuk bernafas” (H.R Ahmad
Ibnu Majjah)

Anda mungkin juga menyukai