Anda di halaman 1dari 13

1.

Squirrel Monkey
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Cebidae
Genus : Saimiri
Spesies : Saimiri scuireus
Squirrel monkey (monyet tupai) memiliki panjang tubuh hingga 12,5 inci
dengan panjang ekor sekitar 16 inci. Tubuh hewan ini ramping dan langsing
dengan rambut tubuh pendek keabu-abuan dan kaki kuning cerah. Ekor non-
preensil hewan ini sering menggulung di salah satu bahu ketika mereka
beristirahat. Hewan ini memiliki kuku dan merupakan monyet terkecil dari
keluarga primata cebidae (Kavanagh, 1983).
Habitat squirrel monkey adalah hutan tropis. Hewan ini lebih suka berada pada
bagian intermediet hutan, tapi mereka juga bisa ditemukan di tanah dan di tingkat
kanopi atas. Hewan ini tersebar di hutan hujan tropis Amerika Selatan kecuali di
hutan pantai tenggara Brazil. Status konservasi hewan ini adalah kondisi risiko
rendah, sehingga bisa dipelihara dan digunakan untuk penelitian. Makanan utama
hewan ini adalah buah-buahan, sayuran, serangga, binatang kecil, nectar, dan telur
(Napier and Napier, 1985).
2. Greater Spot-nosedguenon
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Cercopithecidae
Genus : Cercopithecus
Spesies : Cercopithecus nictitans
Greater Spot-nosedguenon juga dikenal sebagai monyet berhidung besar atau
monyet berhidung putih yang mudah dikenali dengan adanya bercak putih khas
yang menutupi hidung. Rambut tubuh mereka berwarna gelap. Mereka memiliki
kantong pipi untuk menyimpan makanan. Masing-masing individu memiliki berat
rata-rata antara 4,2 dan 6,6 kilogram. Hewan ini bersifat diurnal dan umumnya
arboreal (Butynski, 2003).
Habitat greater spot-nosedguenon adalah hutan tropis basah, hutan
pegunungan, hutan rawa tropis dan hutan bakau. Persebaran hewan ini berada di
Afrika barat dan tengah. Status konservasi hewan ini adalah kondisi risiko rendah.
Makanan utama hewan ini adalah buah, biji, dan serangga, sehingga mereka dapat
berperan dalam penyebaran benih karena mereka sering memakan buah dan biji
jauh dari lokasi induknya. Hewan ini dilaporkan hidup dalam kelompok spesies
campuran dengan Cercopithecus diana untuk pertahanan predator bersama dan
meningkatkan peluang mencari makan. Seringkali manusia memburu mereka
untuk dikonsumsi dagingnya dan untuk mencegah monyet tersebut agar tidak
menghancurkan perkebunan. Hewan ini membawa dampak negatif, yaitu sebagai
pembawa parasit seperti malaria (Plasmodium falciparum) (Puorrut, 2011).
3. Red-tailed Guenon
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Cercopithecidae
Genus : Cercopithecus
Spesies : Cercopithecus ascanius
Primata yang relatif kecil ini memiliki massa rata-rata 4,1 kg dan panjang
sekitar 46 cm pada hewan jantan. Sebaliknya, hewan betina memiliki massa rata-
rata 2,9 kg dan panjangnya sekitar 38 cm. Selain perbedaan ukuran, jantan dan
betina dari spesies ini sangat mirip. Ciri khusus dari hewan ini adalah wajah hitam,
kulit kebiru-biruan di sekitar mata, bintik putih di hidung, dan bulu pipi putih.
Nama 'red-tailed' berasal dari bulu berwarna merah di bagian bawah ekor. Rambut
tubuh pada spesies ini umumnya berwarna coklat, abu-abu, atau hitam (Kingdon,
1984).
Habitat red-tailed guenon adalah hutan hujan tropis dan persebarannya berada
di Afrika Tengah, tetapi populasi paling banyak berada di Uganda. Status
konservasi hewan ini adalah kondisi risiko rendah. Makanan utama hewan ini
adalah buah, biji, dan serangga, sehingga mereka dapat berperan dalam
penyebaran benih karena mereka sering memakan buah dan biji jauh dari lokasi
induknya. Hewan ini memiliki peran negatif sebagai hama perkebunan dan
pembawa penyakit demam kuning (Lambert, 1995).
4. Sumatran Surili
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Cercopithecidae
Genus : Presbytis
Spesies : Presbytis melalophos
Sumatran surili memiliki kaki depan, kaki belakang, dan ekor yang relatif
panjang. Berat rata-rata surili adalah 6,0 kilogram. Hewan ini memiliki rambut
berwarna abu-abu kecoklatan pada bagian dorsal dan berwarna putih pada bagian
ventral. Selain itu, monyet ini memiliki jambul menyerupai mahkota berwarna
putih (Meijaard, 2004).
Habitat Sumatran surili adalah hutan tropis dan persebarannya berada di
Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan Barat. Status konservasi hewan ini dalam
kondisi terancam karena habitat aslinya semakin hilang akibat penebangan hutan.
Makanan utama hewan ini adalah buah, biji, dan serangga, sehingga mereka dapat
berperan dalam penyebaran benih melalui fesesnya (Johns, 1986).
5. De Brazza’s Monkey
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Cercopithecidae
Genus : Cercopithecus
Spesies : Cercopithecus neglectus
Monyet jantan De Brazza memiliki berat hingga 7 kg, sedangkan rata-rata
betina memiliki berat 4 kg. Panjangnya berkisar dari 40 hingga 63,5 cm. Monyet
betina dan jantan berwarna abu-abu dengan warna ekor hitam. Bentuk kepalanya
bulat, dilengkapi janggut putih panjang, moncong putih, dan mahkota oranye. Paha
dan pantat memiliki garis-garis putih. Monyet jantan memiliki skrotum berwarna
biru yang berbeda (Nowak, 1999).
Habitat monyet De Brazza adalah hutan tropis. Mereka ada terutama di kanopi
tertutup, lebih suka vegetasi lebat, dan umumnya ditemukan dalam 1 km (0,62 mil)
sungai di hutan lembab. Hewan ini banyak ditemukan di Afrika bagian timur.
Status konservasi hewan ini adalah kondisi risiko rendah. Makanan utama hewan
ini adalah buah, biji, dan serangga, sehingga mereka dapat berperan dalam
penyebaran benih (Proutkina, 2001).
6. Mandrill
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Cercopithecidae
Genus : Mandrillus
Spesies : Mandrillus sphinx
Mandrill dapat mencapai ketinggian sekitar 80 cm. Spesies ini memiliki kepala
besar, tubuh kompak dengan anggota badan yang panjang, kuat, dan ekor gemuk.
Wajah mandrill memiliki garis merah di tengah moncongnya, sedangkan sisi lain
moncongnya terdapat garis memanjang berwarna biru. Hewan-hewan ini
dilaporkan memiliki bobot rata-rata 11,5 kg untuk betina, dan 25 kg untuk jantan.
Tubuh hewan jantan secara signifikan lebih besar dari hewan betina (Nowak,
1999).
Habitat mandrill adalah hutan hujan tropis. Hewan ini banyak ditemukan
Kamerun, Gabon, Guinea, dan Kongo. Status konservasi hewan ini adalah kondisi
risiko rendah. Makanan utama hewan ini adalah buah, biji, umbi, rumput, telur
burung, dan serangga. Hewan ini memiliki peranan sebagai penyebar benih
(Proutkina, 2001).
7. Brown Tufted Capuchin
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Cebidae
Genus : Cebus
Spesies : Cebus paella
Monyet capuchin warna rambut tubuh mulai dari coklat muda ke hitam.
Rambut tubuh bagian bahu dan perut memiliki warna yang lebih muda dari bagian
tubuh lainnya. Tangan, kaki, dan ekor berwarna hitam atau coklat tua. Ciri khas
dari hewan ini adalah adanya sepetak rambut hitam kasar di mahkota kepala,
kadang-kadang disebut sebagai topi (Rylands, 1997).
Habitat capuchin adalah hutan hujan tropis. Hewan ini banyak ditemukan
Colombia, Argentina, Venezuela, dan Paraguay. Status konservasi hewan ini
adalah kondisi risiko rendah. Makanan utama hewan ini adalah buah, biji, hewan
yang lebih kecil, telur, dan serangga. Hewan ini memiliki peranan sebagai
penyebar benih (Proutkina, 2001).
8. White-lipped Tamarin
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Callitrichidae
Genus : Saguinus
Spesies : Saguinus labiatus
Tamarin ini juga dikenal sebagai tamarin berperut merah dan tamarin berbibir
putih karena penampilannya. Sebagian besar rambut tubuhnya berwarna coklat tua
atau hitam, dan berwarna merah pada perut dan dada mereka. Hewan ini juga
memiliki rambut putih di sekitar hidung dan mulut mereka yang terlihat seperti
kumis. Anggota spesies ini memiliki kuku seperti cakar pada semua jari dan kaki
belakangnya sedikit lebih panjang dari pada kaki depannya (Suarez, 2007).
Habitat tamarin adalah hutan hujan tropis. Hewan ini banyak ditemukan
Amerika Selatan, Bolivia, Brazil, dan Peru. Status konservasi hewan ini adalah
kondisi risiko rendah. Makanan utama hewan ini adalah buah, biji, hewan yang
lebih kecil, telur, dan serangga. Hewan ini memiliki peranan sebagai penyebar
benih dan sebagai pembawa parasit Athesmia heterolecithoides, Filaroides
barretoi, Primasubulura jacchi, dan Prosthenorchis elegans (Proutkina, 2001).
9. Red-handed Tamarin
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Callitrichidae
Genus : Saguinus
Spesies : Saguinus midas
Ukuran kepala dan tubuh tamarin ini berkisar antara 20,5 hingga 28 cm, dan
panjang ekornya sekitar 31,5 hingga 44 cm. Wajah dan tubuhnyanya hitam dengan
rambut tubuh yang panjang, kecuali pada bagian tangan dan kaki yang berwarna
oranye kemerahan. Terdapat cakar pada semua jari kecuali jempol kaki, yang
memiliki ciri kuku primata. Hewan ini memiliki kelenjar aroma khusus di bagian
tengah dan sekitar genitalia yang digunakan untuk menandai wilayah dan
menyampaikan informasi tentang identitas, status, dan penerimaan seksual
individu (Nowak, 1999).
Habitat tamarin ini adalah hutan hujan tropis dan banyak ditemukan Brazil,
Guyana, French Guiana, dan Surinam. Status konservasi hewan ini adalah kondisi
risiko rendah. Makanan utama hewan ini adalah buah, biji, hewan yang lebih kecil,
telur burung, resin, nektar dan serangga. Hewan ini memiliki peranan sebagai
penyebar benih (Proutkina, 2001).
10. Cotton-top Tamarin
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Callitrichidae
Genus : Saguinus
Spesies : Saguinus eodipus
Tamarin ini memiliki perbedaan dengan adanya rambut panjang berwarna
keputihan dari dahi ke tengkuk yang terdapat di atas bahu. Punggung mereka
berwarna cokelat dan bagian bawah lengan dan kaki berwarna keputihan sampai
kuning. Sisi pantat dan bagian dalam paha berwarna oranye kemerahan. Pangkal
ekornya juga berwarna oranye kemerahan, sedangkan ujungnya kehitaman
(Nowak, 1999).
Habitat tamarin ini adalah hutan hujan tropis dan terdapat di Colombia. Status
konservasi hewan ini adalah kondisi kritis. Makanan utama hewan ini adalah buah,
biji, hewan yang lebih kecil, telur burung, resin, nektar dan serangga. Hewan ini
memiliki peranan sebagai penyebar benih (Proutkina, 2001).
11. Golden-headed Lion Tamarin
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Callitrichidae
Genus : Leontopithecus
Spesies : Leontopithecus chrysomelas
Penampilan fisik Leontopithecus chrysomelas mirip dengan spesies tamarin
lainnya. Hewan ini memiliki gigi taring yang relatif besar dengan kepala dan tubuh
kecil. Sebagian besar berwarna hitam dengan ciri khas surai emas tebal panjang
(Nowak, 1999).
Habitat tamarin ini adalah hutan hujan tropis dan hanya terdapat di Brazil.
Status konservasi hewan ini adalah kondisi kritis karena kehilangan habitat.
Makanan utama hewan ini adalah buah, biji, hewan yang lebih kecil, telur burung,
resin, nektar dan serangga. Hewan ini memiliki peranan sebagai penyebar benih
(Proutkina, 2001).
12. Geoffroys Marmoset
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Callitrichidae
Genus : Callithrix
Spesies : Callithrix geoffroyi
Marmoset Geoffroy adalah primata kecil, panjangnya hanya sekitar 200 mm,
dengan ekor sekitar 290 mm. Betina cenderung memiliki berat sekitar 190 g,
sedangkan jantan berkisar antara 230 g hingga 350 g. Tubuh sebagian besar
berwarna gelap atau coklat kehitaman. Ekornya dilapisi dengan garis abu-abu dan
hitam. Hewan dewasa memiliki dahi putih, pipi, pelipis dan tenggorokan. Hewan
dewasa juga memiliki seberkas bulu hitam di depan telinga mereka. Hewan yang
lebih muda tidak memiliki tonjolan telinga dan tanda putih di sekitar wajah dan
mulai menumbuhkan jumbai telinga mereka pada usia sekitar 2 minggu, dan
memiliki tanda dewasa penuh pada usia 5 bulan (Caine, 1998).
Habitat marmoset ini adalah hutan hujan tropis di Brazil. Status konservasi
hewan ini adalah kondisi risiko rendah. Makanan utama hewan ini adalah buah,
biji, hewan yang lebih kecil, telur burung, kadal, bunga, nektar dan serangga.
Hewan ini memiliki peranan sebagai penyebar benih (Proutkina, 2001).
13. Common Marmoset
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Callitrichidae
Genus : Callithrix
Spesies : Callithrix jaccus
Marmoset ini memiliki panjang tubuh sekitar 12 - 15 cm, dengan panjang
ekor 29,5 - 35 cm. Karakteristik yang membedakan marmoset ini dengan spesies
lain adalah adanya jumbai putih pada dahi dan telinga. Rambut kepala mereka
biasanya berwarna coklat tua, sedangkan rambut punggung mereka berwarna
coklat keabu-abuan dengan garis melintang berwarna lebih muda. Mereka juga
memiliki garis-garis ekor melintang yang sangat menonjol (Parker, 1990).
Habitat marmoset ini adalah hutan hujan tropis di Amerika Selatan. Status
konservasi hewan ini adalah kondisi risiko rendah. Makanan utama hewan ini
adalah buah, biji, hewan yang lebih kecil, telur burung, kadal, bunga, nektar dan
serangga. Hewan ini memiliki peranan sebagai penyebar benih (Proutkina, 2001).
14. Pygmy Marmoset
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Callitrichidae
Genus : Cebuella
Spesies : Cebuella pygmaea
Marmoset kerdil adalah kera yang terkecil yang masih ada, dengan panjang
tubuh rata-rata 13 cm. Kaki belakang mereka lebih panjang dari kaki depan
mereka, dan jari-jari mereka memiliki cakar yang dikenal sebagai Tegulae. Mereka
memiliki kuku pipih yang dikenal sebagai ungula. Gigi seri marmoset memanjang
dan tajam (De Magalhaes, 2009).
Habitat marmoset ini adalah hutan hujan tropis di Bolivia, Brazil, Colombia,
Ekuador, dan Peru. Status konservasi hewan ini adalah kondisi risiko rendah.
Makanan utama hewan ini adalah buah, biji, hewan yang lebih kecil, serangga, dan
eksudat dari pohon. Hewan ini memiliki peranan sebagai penyebar benih
(Proutkina, 2001).
15. Ring-tailed Lemur
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Lemuridae
Genus : Lemur
Spesies : Lemur catta
Lemur ekor cincin memiliki panjang tubuh mulai dari 39 hingga 46 cm dengan
panjang mulai dari 56 hingga 63cm dan berat badan rata-rata 2,2 kg. Tubuh,
ditutupi bulu yang tebal dan lebat, berwarna solid mulai dari abu-abu hingga
coklat, dengan ekor yang panjang dan tebal. Ekor memiliki motif cincin yang tebal,
jelas, berwarna hitam dan putih dari batang ke ujung. Biasanya, individu memiliki
wajah putih dengan garis hitam mata dan hidung. Mereka memiliki perut berwarna
lebih terang mulai dari abu-abu muda atau coklat, hingga putih. Lemur ekor cincin
memiliki empat jari tipis dan ibu jari pada pelengkap atas dan bawahnya, masing-
masing berakhir dengan kuku berwarna gelap. Jempol pada pelengkap atas tidak
bisa ditentang karena sambungannya diperbaiki. Ujung pertama pada pelengkap
bagian bawah berlawanan, digunakan saat memanjat pohon di tajuk tingkat
menengah dan atas (Sussman, 1991).
Habitat lemur ini adalah hutan hujan tropis di Madagascar. Status konservasi
hewan ini adalah hampir terancam. Lemur ekor cincin adalah omnivora
oportunistik. Mereka dapat memakan buah-buahan, daun, batang, bunga, eksudat
(damar, getah, getah), laba-laba, jaring laba-laba, bunglon, serangga ulat bulu,
burung kecil, dan rayap. Hewan ini memiliki peranan sebagai penyebar benih
(Proutkina, 2001).

Caine, N. 1998. Cutting Costs in Response to Predatory Threats by Geoffory's


Marmosets (Callithrix geoffroyi). American Journal of Primatology, Vol. 46:
187-196.
De Magalhaes, J., J. Costa. 2009. A database of vertebrate longevity records and their
relation to other life-history traits. Journal of Evolutionary Biology, 22(8): 1770-
1774.
Grubb, P., T. Butynski, J. Oates, S. Bearder, T. Disotell, C. Groves, T. Struhsaker.
2003. Assessment of The Diversity of African Primates. International Journal of
Primatology, 24: 1301-1357.
Johns, A. 1986. Effects of Selective Logging on the Behavioral Ecology of West
Malaysian Primates. Ecology, 67: 684-694.
Kavanagh, M. 1983. A Complete Guide to Monkeys, Apes and Other Primates. London:
Jonathan Cape.
Kingdon, J. 1984. East African Mammals: An Atlas of Evolution in Africa Vol. 1.
Chicago: The University of Chicago Press.
Lambert, J. 1995. Redtail Monkeys and Strychnos mitis: A Plant-animal Interaction in
the Kibale Forest, Uganda. International Journal of Primatology, 71(5): 353-
355.
Napier. 1985. The Natural History of the Primates. Cambridge: MIT Press
Nowak, R. 1999. Walker's Mammals of the World, Sixth Edition. London: The Johns
Hopkins University Press.
Meijaard, E., C. Groves. 2004. The Biogeographical Evolution and Phylogeny of The
Genus Presbytis . Primate Report, 68: 71-86.
Rylands, A., R. Mittermeier, E. Rodriguez-Luna. 1997. Conservation of Neotropical
Primates: Threatened Species and an Analysis of Primate Diversity by Country
and Region. Folia Primatologica, 68: 134-160.
Suarez, S. 2007. Paternity, Relatedness, and Socio-Reproductive Behavior in a
Population of Wild Red-Bellied Tamarins (Saguinus labiatus). Ann Arbor,
Michigan: ProQuest Information and Learning Company.
Sussman, R. 1991. Demography and Social Organization of Free-Ranging Lemur catta
in the Beza Mahafaly Reserve, Madagascar. American Journal of Physical
Anthropology, 84: 43-58.
Parker, S. 1990. Grzimek's Encyclopedia of Mammals Vol 2. New York: McGraw-Hill
Inc.
Pourrut, X., J. Diffo, R. Somo, C. Bilong Bilong, E. Delaporte, M. LeBreton, J.
Gonzalez. 2011. Prevalence of Gastrointestinal Parasites in Primate Bushmeat
and Pets in Cameroon. Veterinary Parasitology, 175: 187-191.
Proutkina, M. March 26, 2001. Personal Communication. curator line (619)231-1515
between 2-3pm: San Diego Zoo Mammal Curator.

Anda mungkin juga menyukai