Anda di halaman 1dari 6

EVOLUSI SUNDALAND

DISKUSI
Metcalfe menjelaskan secara lengkap evolusi Sundaland mulai dari Zaman Devon
akhir hingga Kapur akhir. Inti/pusat dari Sundaland tersusun dari pecahan-pecahan lempeng
yang terbentuk akibat proses rifting dari Gondwana selama pembentukan lautan Tethyan yang
dijelaskan oleh Metcalfe (1996,1998). Blok Indochina-Malaya Timur terpisah dari Gondwana
selama Devon. Sebaliknya batuan zaman Karbon, termasuk diamiktit glaciomarine, yang
merupakan bagian dari Sinoburmalaya atau Sibumasu mengindikasikan bahwa blok ini berada
di lintang selatan (lintang tinggi) selama zaman Karbon. Blok ini terpisah dari Gondwana pada
zaman Perm dan bertumbukan dengan Indochina-Malaya Timur yang sudah bergabung dengan
blok Cina Selatan dan Utara pada zaman Trias. Granit yang tersebar luas pada zaman Perm dan
Trias di Tin Belt Thailand-Malaysia memanjang sampai Indonesia bagian barat dan merupakan
hasil dari subduksi dan post-collition magmatisme (Hucthinson, 1989).
Metcalfe menjelaskan asal ddan waktu pergerakan dari lempeng-lempeng yang menyusun
Sundaland. Asia Tenggara (dengan Dataran Sunda sebagai inti ) terdiri dari kumpulan dari
blok-blok kontinent, arc terrane, zona suture, dan akresi kerak kontinent.
1 Blok kontinent berasal dari Gondwana pada zaman Devon yaitu Blok Cina Selatan, Indocina,
dan Malaya Timur diinterpretasikan merupakan bagian batas tepi India-Australia dari
Gondwana pada masa Paleozoikum awal dan berpisah dari Gondwana sehigga terbuka dan
membentuk lautan Paleo-Tethys pada Devon awal.
2. Arc Terrrane berasal dari Cina Selatan/ Indochina pada zaman Karbon-Perm
Arc terrane berasal dari blok Lincang dibagian barat daya Cina, blok Sukotai di Thailand
tengah, dan blok Chantaburi di Thailand-Kambodja tenggara. Busur ini berpisah dari Indochina
oleh adanya rekahan belakang busur pada Permian Awal-Tengah dan mengalami akresi pada
Indochina pada Permian Akhir.
3. Blok Kontinen yang berasal dari Gondwana pada Permian Awal
Pada akhir tahap Sakmarian pada Permian Awal, kontinen Cimmerian yang memanjang
berpisah dari Gondwana Timur. Blok Baoshan dan Tengchong dari Yunan (Jin, 1994;
Wopfner, 1996), serta blok Sibumasu (Metcalfe, 1984) merupakan bagian dari kontinen
Cimmerian. Termasuk blok Qiantang dan Lhasa merupakan bagian dari pemisahan Kontinen
Cimmerian Timur, dan kemudian blok Lhasa menyatu dengan Eurasia pada Jura Akhir/ Kapur
Awal. Blok Lhasa berada pada batas Gondwana sampai Trias Akhir(Metcalfe (1988, 1990).
Blok Sibumasu berasal dari Gondwana dan menyatu dan membentuk Asia Tenggara dicirikan
dengan biota Gondwana berumur Paleozoikum dan diamictit glacio-marine Karbon Akhir-
Permian Awal.
4. Blok Kontinen yang berasal dari Gondwana pada zaman Jura
Kerak kontinen yang berpisah dari Australian Gondwana pada zaman Jura yaitu Tibet Utara,
Burma, Malaya, Kalimantan Barat-daya dan Sumatera (Audley-Charles,1988). Metcalfe
(1990) berasumsi bahwa blok kontinen harus terpisah dari Argo abyssal plain pada Jura.
5. Blok Kontinen berasal dari Cina Selatan/Indochina pada zaman Kapur dan Kenozoikum
Blok mikro kontinen, Luconia, Kelabit–Longbawen, Pulau Spratley–Dangerous Ground, Reed
Bank, Palawan Utara, Pulau Paracel dan Macclesfield Bank diinterpretasikan berasal dari
bagian tepi Cina Selatan-Indochina yang bergerak ke selatan selama ekstensi barat laut-
tenggara pada bagian timur Sundaland kemudian membuka dan membentuk laut Cina Selatan.
Namun metcalfe tidak menjelaskan secara lengkap evolusi Sundaland pada Masa
Mesozoikum Akhir hingga pada Zaman Kenozoikum Awal terutama evolusi Sumatera.
Evolusi Sundaland pada Masa Mesozoikum Akhir hingga pada Zaman Kenozoikum Awal
dijelaskan oleh Sabin Zahirovic dkk., M. Pubellier dan C.K. Morley, M.C. Daly, M.A. Cooper
dan I.Wilson 1989, Benjamin Clements dan Robert Hall, dan secara lengkap dijelaskan oleh
A. J. Barber, M.J. Crow dan J.S. Milsom terutama pada evolusi Sumatera.

Menurut Barber pada awal Perm Blok Sumatera Barat bergabung dengan Cataysia.
Membentuk subduksi berhubungan dengan aktifitas vulkanik pada batas Cataysia yang
dijumpai pada Malaya Timur dan aktivitas vulkanik berlanjut hingga Perm Akhir, tetapi di
Sumatera berhenti pada Perm Tengah. Pemisahan Blok Sibumasu dari Gondwana terjadi pada
Perm Awal hingga Karbon Akhir akibat ekstension, rifting dan pembentukan kerak samudera
baru yang membentuk laut Meso-Tethys. Pada Perm Akhir- Trias Awal Sibumasu Kolisi
dengan MalayaTimur membentuk suture Betong-Raob.
Grup Woyla berumur Jura-Kapur disusun oleh kumpulan busur vulkanik yang
berasosiasi dengan karbonat, dan kumpulan sedimen laut dari lantai dasar samudera. Menurut
Barber (2000) grup Woyla merupakan intra-oceanic arc dan berasosiasi dengan komplek
akresi yang terbentuk di Meso-Tethys dan Sumatera Barat. Pada Jura Tengah hingga Kapur
Awal, Meso-Tethys mulai subduksi kebagian timur Sumatera pada batas barat Sumatera
dengan akresi lantai dasar samudera pada Sumatera. Pada Jura Akhir subduksi dimulai pada
bagian barat. Dan dimulainya sesar transfom berarah utara-selatan didalam Mesotethys yang
berubah menjadi mid-oceanic island arc yang terbentuk pada kerak samudera. Pada awal Kapur
Akhir kombinasi dibawah island arc dan subduksi dibawah sumatera, bagian dari Meso-Tethys
mengambang diantara Island Oceanic Arc dan Sumatera Barat.
Pada Kapur akhir-Paleosen terjadi pengangkatan dan erosi, tidak dijumpai endapan
berumur Palegen Awal dan Kapur Akhir dan batuan pada Tersier Awal diendapkan secara tidak
selaras dengan batuan yang lebih tua dibawahnya. Bagaimanapun aktivitas vulkanik terjadi
selama periode ini, ditandai dengan kehadiran batuan vulkanik Kikim berumur Paleosen yang
tersingkap di Pegunungan Garba.
Menurut Daly selama Kapur Akhir batas selatan dan timur Eurasia didominasi oleh batas
subduksi. Pada 55 Ma, Paleosen Akhir batas konvergen India terus berlanjut menumbuk
Eurasia dan Australia cenderung bergerak kearah baratlaut. Pergerakan ini Australia dari 60-
40 ma menghasilkan strike slip antara laut dari lempeng Australia dan Kalimantan Tenggara.
Meratus Terrane bersamaan dengan blok Schawner dan Sulawesi Selatan. Sumatera dan jawa
menunjukan hal yang sama mempertimbangan dari produk dari material akresi termasuk
vulkaniseme sepanjang batas subduksi. 40 Ma, Eosen Akhir kontinen India kolisi dengan batas
tepi Eurasia sekitar 50 Ma Kolisi antara India dan Eurasia menyebabkan munculnya evolusi
cekungan di Asia Tenggara. Di Sumatera dan Jawa, pembentukan cekungan terjadi pada busur
belakang. Pembentukan cekungan laut kecil dan offshore island arc pada Eosen akhir hingga
Oligosen. Saat ini busur depan Simatera berkembang menjadi pasif margin selama fase ini.
Akibatnya sistem subduksi Sundaland tidak aktif sampai batas tepi cekungan tertutup di
Oligosen Akhir. Terdapat 7 even tektonik utama yang terjadi di Indonesia menurut Daly yaitu:
1. 50 Ma , batas selatan Eurasia berubah dari batas konvergen menjadi continent
collisional orogenic belt seperti kolisi India
2. 42 Ma pergerakan lempeng Pasifik berubah dari NNW ke WNW
3. 40 Ma (Eosen Tengah-Eosen Akhir) terjadi fase ekstension ang membentuk cekungan
Sumatera pada busur belakang. Selama Oligosen Akhir terjadi pembalikan dari busur,
dan menutup busur belakang
4. 32 Ma mulai terjadi ocean-floor spreading di Laut Cina Selatan dan bersamaan dengan
subduksi di Kalimantan Barat Laut.
5. 25 Ma, pasif margin bagian utara dari Australia datang dan kontak langsung dengan
lempeng Pasifik
6. 17 Ma ocean-floor spreading menutup di Laut Cina Selatan, Palawan dan the Reed
Bank Terrane kolision dengan Kalimantan.
7. 8 Ma, Busur Banda kolisi dengan Australia Utara
Menurut M. Pubellier dan C.K. Morley pada Eosen Awal, merupakan awal dari
fase ekstensi pada Sundaland. Daerah Jawa Timur-Madura-Kangean Selatan merupakan
bagian dari Pegunungan Meratus dan Busur Bawean, termasuk Cekungan Jawa dan pematang
kontinen (Tinggian Ketapang/Pematang Madura Utara). Arah dari struktur pada batuan dasar
adalah paralel dengan suture Bawean/Meratus dan beanggapan struktur NE-SW pada cekungan
Eosen Awal-Tengah pengontrol morfologi yang telah ada sejak Kapur Akhir.
Pada bagian Jawa Barat, Sumatera, Malaysia, Teluk Thailand, dan Laut Andaman tidak
ditemukan bukti-bukti rift basin pada Eosen Awal, hanya di Myanmar terdapat endapan
berumur Paleosen- Eosen Awal, yang terjadi pada pusat cekungan (Pivnik dkk., 1998) dan
bagian barat melewati endapan perairan dalam di Arakan Yoma/pungungan Indo-Burma
(Morley, 2012). Pada Eosen Tengah-Akhir merupakan fase konvergen Australia dan
Sundaland, Collision India dengan Eurasia. Rift basin pada pada bagian utara, tengah dan
selatan dari Sumatera mulai terbuka pada 45 Ma pada Eosen Tengah (e.g. Williams and
Eubank,1995; Sudarmono and Eza,1997; Hakim et al.,2007). Bagaimanapun de Smet dan
Barber (2005) proses ekstension terjadi pada Eosen Akhir. Aktivitas vulkanik di Sumatera dan
Jawa dimulai pada Eosen Tengah. Endapan berumur Oligosen terdapat disepanjang cekungan
muka busur Sumatera (Malod dkk., 1992) dan juga terjadi di Pulau Nias (Samuel dkk., 1997;
Pubellier dkk., 1992) terjadi akibat pergerakan Australia ke Utara pada 45 Ma.
Menurut Hall perubahan yang sangat penting pada 90 Ma adalah subduksi terhenti
sampai 45 Ma. Selanjutnya dibelah barat, utara dari India batas subduksi dari busur Interactus
berubah berlawanan dari barat daya menjadi timur laut. Walaupun tidak terjadi subduksi di
Jawa dan Sumatera, India bergerak dengan sangat cepat menuju utara, sekitar 80 Ma,
perbedaan kecepatan pergerakan antara India dan Australia menyebabkan terbentuknya batas
transform.
Lempeng India dan Australia berpisah dengan batas transform sekitar 90-45 Ma. Antara
90 dan 75 Ma batas lempeng berupa strike-slip dengan sangat sedikit ekstension dengan
pergerakan 10 detik perkilometer. Tumbukan India-Asia terjadi sekitar 55 Ma atau lebih tua,
antara busur Incertus intra oceanic dan batas dari lempeng India besar. Subduksi terhenti dan
kerak yang menunjam tenggelam mencapai mantel bawah dan terlihat anomali dengan arah
barat laut-tenggara (van der Voo et al., 1999; Hall et al., 2008). Semua kerak dibagian selatan
yaitu samudera telah mengalami subduksi dan beberapa subduksi Kapur Akhir-Paleosen yang
telah terjadi sulit untuk dikenali cirinya pada batas Sundaland, karena tidak menunjukan
anomali dan sedikit bukti geologi di daratan.
Pada periode 80-45 Ma, tidak ada aktivitas vulkanik dan plutonik yang terekam di Sumatera
dan Jawa. Pada batas tepi Sundaland kecuali pada Sumatera utara tidak terjadi proses subduksi,
dibagian barat Sumatera terrdapat batas transform. Lempeng Australia tidak bergerak ke utara
dan memiliki batas margin dengan Sumatera selatan dan Jawa sampai 70 Ma. Pada 60 Ma
terdapat sesar mendatar kanan pada bagian tepi Sumatera dan Jawa, sedangkan pada bagian
timur terdapat subduksi berarah barat laut yang menunjam dibawah Sumba dan Sulawesi Barat
sekitar 63-50 Ma dengan sifat gunung api cal-alkaline. Pada 45 Ma, Australia mulai bergerak
kearah utara dan batas-batas subduksi terbentuk disekitar Sundaland. Sebagian besar bagian
Sundaland terangkat dan beberapa sungai utama mengalir kearah selatan dan timur yang
mengendapkan sedimen klastik sepanjang Jawa dan Kalimantan Selatan. Sedimen dalam
jumlah besar disuplai kearah timur laut dan berasal dari pegunungan Schwarner di Kalimantan
Barat, dengan penambahan komponen dari granit tin belt selama Oligosen (Van Hattum dkk,
2006). Sebaliknya dibagian Jawa Barat, granit tin belt merupakan sumber dari batupasir Eosen
dan komponen Schwarner hadir setelahnya di Eosen berada di tepi benua Sundaland,
sedangkan di Jawa berada di lepas patai kontinen. Akhir (B. Clements, pers. Comm. 2007).
Menurut Clements, kerak kontinen pada Asia Tenggara pada Kapur hingga Paleosen
terdapat ketidakselarasan secara regional mulai dari indocina hingga Jawa dengan luasan
5.600.000 Km2. Pada Jawa ketidakselarasan disebabkan oleh kolisi mikrokontinen Jawa Timur
pada Kapur Akhir. Berhentinya subduksi menyebabkan pengangkatan dan erosi. Proses
sedimentasi mulai terakumulasi secara tidak selaras dari Miosen Tengah ketika dimulainya
subduksi kembali dibawah Sundaland. Clement berpendapat bahwa pada Eosen fore arc di
Jawa Barat terekam busur vulkanik, kolisi dan post-collisional magmatisme. Hall dan Clement
berpendapat bahwa endapan yang baru terjadi sekitar 45 Ma. Walaupun sedimetasi selama
Oligosen dan Eosen hanya lokal dan dikontrol oleh sestem hors dan graben. Dan cekungan
sedimen terbentuk berhubungan dengan pembentukan subduksi baru.
Zahirovic sependapat dengan Hall dan Clements bahwa Subduksi yang berada
disepanjang batas selatan Eurasia selama Jura Akhir dan Awal Kapur menggambarkan hasil
pergerakan subsidence dan pengendapan ang meluas pada Jura Akhir hingga Kapur Awal. Pada
kapur tengah terjadi kondisi peristiwa sea floor spreading yang membuat kenaikan muka air
laut yang meluas (Seton dkk., 2009). Akibat dari kenaikan muka air laut dan pergerakan
subsidence Paparan Sunda menjadi perairan laut dangkal.
Fragmen kontinen Jawa Timur dan Sulawesi Barat mendekati aktif margin pada
Kapur Akhir dengan sedikit Vulkanik berdasarkan umur zirkon 80 Ma (Clements and Hall,
2011) menganggap akhir dari subduksi pada bagian batas dan kolisi dengan inti Sundaland.
Pada bagian barat subduksi berhenti pada batas Sumatera sekitar 75 Ma menghasilkan
cekungan belakang busur Wola tertutup dan intra-oceanic terrane mengalami akresi pada
Sundaland (Zahirovic dkk., 2014). Waktu ini merupakan magmatik gap antara 75 dan 65 pada
Sumatera, dan beranggapan kurang lebih 10-15 Myr terjadi hiatus sepanjang batas subduksi
(McCourt dkk., 1996). Even suture mengganggu subduksi sepanjang Sundaland selatan, dan
dapat menyebabkan slab break-off dan menyebabkan kolisi (Davies and von Blanckenburg,
1995; Duretz dkk., 2014).
Begitu juga dengan Barber dkk., Pada Kapur akhir-Paleosen terjadi pengangkatan
dan erosi, tidak dijumpai endapan berumur Palegen Awal dan Kapur Akhir dan batuan pada
Tersier Awal diendapkan secara tidak selaras dengan batuan yang lebih tua dibawahnya.
Namun Hall, Zahirovic dan Clement belum bisa menjelaskan bagaimana aktivitas vulkanik
yang terjadi selama periode ini, ditandai dengan kehadiran batuan vulkanik Kikim berumur
Paleosen yang tersingkap di Pegunungan Garba dan ditemukan tuff berumur Paleosen di Sumur
Tamiang 2, dengan metode K-Ar.

Anda mungkin juga menyukai