Anda di halaman 1dari 3

BUKU KUMPULAN CERPEN TAK ALANG KEPALANG KARYA KORRIE LAYUN RAMPAN

NILAI
NO JUDUL CERPEN
AGAMA MORAL SOSIAL BUDAYA PENDIDIKAN HUKUM EKONOMI ESTETIKA
1 Senggigi
2 Hafolin
3 Ermera
4 Tebing
5 Perkawinan
6 Pintu
7 Citatah
8 Gelombang
9 Apo Kayan
10 Sangkar

BUKU KUMPULAN CERPEN PENJARA KARYA SORI SIREGAR


NILAI
NO JUDUL CERPEN
AGAMA MORAL SOSIAL BUDAYA PENDIDIKAN HUKUM EKONOMI ESTETIKA
1 Hector dan Pemetik Jeruk
2 Atensi
3 Kabar untuk Ibu
4 Tracy
5 Bus Sekolah
6 Lamaran
7 Inuvik
8 Mr. Professional
9 Tanglier
Seorang Anak di Mata
10 √ √ √
Ibunya
11 Penjara √ √
12 Jumat yang Kelabu √ √ √ √
13 Wawancara √ √
14 Francis √ √
15 Bank √ √ √
16 Iman √ √ √
17 Nomor Satu √
18 Bokar dan Seminar √ √
Pembuktian

Buku Kumpulan Cerpen Penjara karya Sori Siregar


Judul: Seorang Anak di Mata Ibunya
1. Nilai Agama hal. 82 paragraf 1
- Ibunya telah naik haji dan kemudian bergelar hajjah. Ketika ibunya berangkat
menunaikan rukun islam kelima itu dan sewaktu ibunya kembali, Zulkarnain sendiri
masih bertugas di sebuah negara tetangga.
2. Nilai Moral hal. 85 paragraf 1
- Ibu tidak menjawab, malahan kembali bertanya, “Siapa yang akan membiayainya?”
ketika itu kau bilang, dua ratus ribu darimu, sedangkan tambahannya akan kau usahakan
dari ketiga abangmu. Bagi ibu itu sudah cukup bahkan lebih dari cukup. Dengan ucapanu
itu, ibu mendatangai ketiga abangmu dan menyebutkan niatmu yang ingin
memberangkatkan ibu itu.
- Kurasa dialah satu-satunya anakku yang pada setiap penutup suratnya tetap mengatakan
“Sembah sujud anakmu.”
3. Nilai Budaya hal. 88 paragraf 2
- Ibu tua yang tinggal berpindah-pindah dari rumah anak yang satu ke rumah anak yang
lain itu hari itu merayakan ulang tahungnya yang ke-75.
Judul: Penjara
1. Nilai Estetika hal. 91 paragraf 1
- Kalian adalah batang-batang pohon singkong yang dapat tumbuh yang dapat tumbuh
walau dilempar dimana saja, sementara kami hanyalah kayu-kayu kering yang tidak
mungkin tumbuh lagi.
Judul: Jumat yang Kelabu
1. Nilai Agama hal. 97 dan 98 paragraf 3 dan 4
- Pelan-pelan peasaan itu membakarnya. Melumatnya dan membuat dirinya serasa
mendidih. Ia malu. Ia malu kepada polisi yang berjajar di depan saf-saf jamaah di
halaman mesjid, ia malu kepada orang-orang yang lewat. Ia malu kepada jamaah-jamaah
lain. Ia malu kepada dirinya sendiri. Dihadapan Allah kami dipandang sama tetapi
dihadapan manusia kami diperlakukan berbeda.
- “Khotib yang saya hormati,” ujarnya. “Saya dating ke masjid ini untuk melaksanakan
perintah Allah. Bukan untuk mendengar agitasi, propaganda atau kebenaran sepihak.
Berilah kami khotbah yang semakin mendekatkan diri kami kepada Allah.”
2. Nilai Pendidikan hal. 101 paragraf 5
- Luar biasa, pikir akira, begitu ia mengetahui bahwa lelaki kulit hitam yang duduk yang
duduk di sampingnya, bertugas malam hari sebagai supir karena ia harus bekerja keras
agar gelar Master yang dikejarnya diperolehnya tepat pada waktunya.
3. Nilai Sosial hal 101 paragraf 5
- Ia ingin segera kembali ke negerinya untuk menyumbangkan tenaganya bagi pendidikan
tinggi di sana.
4. Nilai Moral hal 102 paragraf 4 - 6
- “saya belum membaca tulisan Daniel Pipes itu. Percayalah, begitu masuk kamar saya
akan segera membacanya. Nanti saya akan menjawabnya melalui telepon. Tolong beri
nomor telepon anda, “ kata Akiar sambil mengulurkan uang lima dolar.
Supir taksi itu memberi isyarat penolakan We Are Brothers Remember?” tuturnya
sambil memacu taksinya.
“Tapi…,” kata-kata Akiar tidak berlanjut. Taksi itu menjauh dan menikung di ujung
jalan.
“Alhamdulillah,” ujar Akiar. Hari ini aku telah bertemu

Anda mungkin juga menyukai