Anda di halaman 1dari 14

A.

Kombinasi
Perhatikan uraian berikut!
Untuk pengibaran bendera dibutuhkan 3 orang murid. Ada 5 orang calon yang sudah terlatih, A,
B, C, D, dan E. Ada berapa macam susunan pengibar peserta dapat disusun dari kelima calon
itu?
Dari kelima calon itu dapat dibentuk susunan ABC,ABD, ABE,ACD, ADE, BCD, BCE,
BDE, dan CDE. Urutan pada susunan seperti ini tidak penting (tidak diperhatikan), misalnya
susunan ABC boleh juga disebut ACB atau BCA. Jadi, yang membedakan suatu susunan
dengan susunan lainnya adalah perbedaan unsur-unsurnya (objek-objeknya). Susunan seperti
di atas disebut kombinasi dari 5 objek, yaitu, A, B, C, D, dan E yang setiap kali diambil 3 unsur
ditulis dengan 5C3 atau . Pada contoh ini ada 10 susunan yang berbeda.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
nCr =

Kombinasi adalah suatu susunan objek-objek dari sekumpulan objek tanpa memperhatikan
urutan dari objek-objek terebut.[1]Banyaknya kombinasi r objek dari n objek ditulis
dengan nCr atau adalah:

Contoh:
Suatu tim bola basket terdiri dari 5 orang yang akan dipilih dari 12 pemain. Dengan berapa
macam cara susunan pemain itu dapat dipilih?
Penyelesaian:
Susunan tersebut adalah kombinasi 5 objek dari 12 objek sebab urutannya tidak diperhatikan.
12C5 =

Jadi, banyaknya cara untuk memilih 5 pemain dari 12 pemain adalah 792 cara.

B. Permutasi
Ada himpunan huruf, yaitu {a, b, c}. huruf-huruf tersebut dapat disusun dengan urutan-urutan
yang berbeda-beda.
Contoh:
a. susunan terdiri dari 3 huruf, yaitu abc, acb, bac, bca, cab, dancba.
b. susunan terdiri dari 2 huruf, yaitu, ab, ba, ac, ca, bc, dan cb.
Susunan huruf tersebut, baik 3 huruf maupun 2 huruf dinamakan permutasi dari a,
b, dan c. Secara umum dikatakan bahwa Permutasi dari sekumpulan objek adalah susunan
yang berbeda dari objek-objek dengan memperhatikan urutannya.[2]Permutasi untuk contoh
(a) disebut permutasi tiga-tiga objekdilambangkan dengan 2P3 sedangkan permutasi untuk
contoh (b) disebut permutasi dua-dua dari 3 objek, dilambangkan 2P2. Banyaknya permutasi r
objek yang disusun dari n objek dinotasikan dengan nPr atau yang dirumuskan sebagai berikut:
nPr = n(n – 1)(n – 2)(n – 3)....(n – r + 1) atau nPr =

1. Permutasi dengan beberapa objek yang sama


Dengan beberapa cara huruf pada kata ABA dapat disusun? Susunan huruf itu adalah ABA,
AAB, dan BAA. Jadi, ada 3 cara. Bila digunakan rumus permutasi, yaitu nPr maka akan
didapatkan 6 cara, 3P2 = 3! = 3 2 1 = 6 (dengan membedakan kedua huruf AA). Misalnya,
huruf A dibedakan menjadi A1 dan A2, maka diperoleh susunan A1BA2, A1A2B, BA1A2, A2A1B,
BA2A1, A2BA1.
Pada kenyataannya huruf A tidak dibedakan, berarti ada 3 susunan yang sama, yaitu:
A2BA1 = A1BA2
A1A2B = A2A1B
BA1A2 = BA2A1
Sehingga terdapat hanya 3 susunan.
3P2 = =

Dari uraian di atas dapat disumpulkan sebagai berikut:


nPx =

a. Banyaknya permutasi dari n objek dengan x objek sama (x < n) adalah

n
b. Banyaknya permutasi dari n objek, di mana ada beberapa objek sama, misalnya ada m1
objek yang sama, ada m2 objek yang sama serta m3 objek yang sama, dan seterusnya adalah:

2. Permutasi Siklis (Melingkar)


C
B A
A
C B
B
A C
Perhatikan gambar berikut! A, B, dan C disusun melingkar.

Jika urutan itu dipandang searah jarum jam maka susuna ABC, CAB, dan BCA adalah sama.
Jika dipandang urutannya berlawanan arah jarum jam maka susunannya CBA,
BAC, dan ACB adalah sama. Sehingga, banyaknya permutasi dari 3 objek =
Jadi, 2 susunan yang berbeda adalah ABC dan ACB. Permutasi di atas adalah permutasi siklis,
yaitu permutasi yang disusun melingkar.
Sekarang misalkan terdapat 4 objek, perhatikan gambar!
Keempat gambar di atas menunjukkan permutasi yang sama. Sehingga banyaknya permutasi
dari 4 objek adalah berarti banyaknya susunan yang berbeda adalah 3! = 3
Banyaknya permutasi siklis dari n objek = (n – 1)!

Secara umum dapat disimpulkan bahwa:

Contoh:
Rini memiliki lima bunga sepatu yang akan ditanam secara melingkar. Banyaknya susunan
bunga tersebut adalah?
Penyelesaian:
Dik: n = 5
Banyaknya permutasi siklis dari n objek = (5 – 1)! = 4! = 4
Jadi, banyaknya susunan bunga sepatu yang akan ditanam secara melingkar adalah sebanyak
24 cara.

C. Peluang
P (E) =
Peluang P untuk terjadinya suatu kejadian E didefinisikan sebagai perbandingan antara
banyaknya kejadian yang diharapkan yang merupakan anggota E dengan banyaknya seluruh
kejadian yang mungkin terjadi yang merupakan anggota S (ruang sampel), dapat ditulis:[3]

Keterangan:
P (E) = peluang kejadian yang diharapkan sukses
n(E) = banyaknya anggota kejadian E
n(S) = banyaknya anggota ruang sampel (banyaknya kejadian yang mungkin terjadi).
1. Pengertian percobaan, kejadian, titik, dan ruang
sampel
Misalnya:
Pada kegiatan pelemparan sebuah dadu sisi enam, akan dihasilkan enam kemungkinan
munculnya mata dadu. Kemungkinan-kemungkinan itu disajikan sebagai berikut.
Kegiatan melempar dadu disebut dengan percobaan. Enam kemungkinan hasil seperti
yang disajikan pada gambar tersebut adalah semua hasil yang mungkin terjadi dalam
suatu percobaan. Hasil munculnya mata 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 adalah titik-titik sampel. Jadi
titik sampel adalah semua hasil yang mungkin terjadi dari sebuah percobaan.[4] Ruang
Sampel (S) adalah suatu himpunan yang anggotanya adalah titik-titik
sampel.[5] Adapun yang menjadi ruang sampel dari hasil pelemparan sebuah dadu
adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}.
Kejadian (E) merupakan himpunan bagian dari ruang sampel. Pada percobaan
pelemparan satu buah dadu sisi enam kejadian-kejadiannya adalah
– {1} merupakan kejadian muncul mata dadu 1.
– {2} merupakan kejadian muncul mata dadu 2.
– {3} merupakan kejadian muncul mata dadu 3.
– {4} merupakan kejadian muncul mata dadu 4.
– {5} merupakan kejadian muncul mata dadu 5.
– {6} merupakan kejadian muncul mata dadu 6.
2. Peluang kejadian berbagai situasi
a. Peluang komplemen suatu kejadian
P(E’) = 1 – P(E)
Peluang munculnya mata dadu 4 pada pelemparan suatu dadu sebanyak satu kali adalah ,
sedangkan peluang munculnya selain mata dadu 4 adalah . Peluang munculnya mata dadu
selain 4 merupakan peluang komplemen dari peluang munculnya mata dadu 4. Jika peluang
kejadian E adalah P(E) maka peluang kejadian bukan E (peluang komplemen dari E) adalah 1
– P(E) yang dinotasikan dengan P(E’).
Jadi,

Contoh:
Sebuah kartu diambil secara acak dari seperangkat kartu bridge. Berapa peluang terambil
bukan kartu As?
Penyelesaian:
Seperangkat kartu bridge memiliki 52 macam kartu, diantaranya terdapat 4 jenis kartu As
yang berbeda. Peluang terambilnya kartu As adalah P(E) = sehingga, peluang terambilnya
kartu yang bukan kartu As adalah
P(E’) = 1 – P(E) = 1 -
Jadi, peluang terambil bukan kartu As adalah .
b. Frekuensi harapan
Jika suatu percobaan dilakukan n kali maka peluang kejadian yang diharapkan adalah
P(E). Perkalian antara berapa kali percobaan dilakukan dengan peluang kejadian itu
dinamakan frekuensi harapan, ditulis dengan: [6]
fh (E) = n P(E)

Contoh:
Peluang mendapat penyakit kanker untuk seorang perokok adalah 0,4. Dari 1.000 orang
perokok, Berapa orang kira-kira yang tidak mendapat serangan kanker?
Penyelesaian:
P(E) = 0,4
P(E’) = 1 – P(E)
= 1 – 0,4
= 0,6
fh (E) = 0,6 1.000 = 600
Jadi, dari 1.000 orang perokok diperkirakan 600 orang yang tidak mendapat serangan kanker.
3. Peluang kejadian majemuk
Duah buah atau lebih kejadian dapat digabungkan menjadi satu kejadian dengan
menggunakan operasi antarhimpunan. Gabungan dua buah atau lebih kejadian tersebut
dinamakan kejadian majemuk.[7]
Operasi antarhimpunan yang dimaksud adalah:
a. operasi gabungan yang dilambangkan dengan , dibaca: atau;
b. operasi irisan yang dilambangkan dengan , dibaca: dan.

a. Kejadian tidak saling lepas


Kejadian tidak saling lepas A dan B berlaku:
P(A

Contoh:
Dalam sebuah kotak terdapat 10 lembar kartu yang sama, diberi nomor 1 sampai 10. Jika
diambil selembar kartu, berapakah peluang terambilnya kartu yang bernomor ganjil atau
prima?
Penyelesaian:
Dari sebuah kotak berisi 10 lembar kartu yang sama yang diberi nomor 1 sampai 10, diambil
selembar kartu.
S = { 1, 2, 3, . . . , 10}
Misalkan: A = kejadian terambil kartu yang bernomor ganjil
B = kejadian terambil kartu yang bernomor prima
Maka:
A = {1, 3, 5, 7, 9} n (A) = 5
B = { 2, 3,5, 7} n (B) = 4
Anggota A yang juga menjadi anggota B, yaitu
A B = {3, 5, 7} n(
Peluang terambilnya kartu ganjil atau prima adalah
P(A = P(A) + P(B) – P(
=
=
=
Jadi, peluang terambilnya kartu bernomor ganjil atau prima pada pengambilan selembar kartu
adalah .
b. Kejadian saling lepas
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa himpunan A dan himpunan B tidak mempunyai
anggota yang sama sehingga A danB merupakan himpunan yang saling lepas. Kejadian A dan
kejadian B tidak dapat terjadi secara bersamaan.
Kejadian A dan kejadian B disebut saling lepas apabila A B = , sehingga n( A B) = 0.
Jadi, untuk kejadian A dan B yang saling lepas berlaku:
P(A B) = P(A) + P(B)

c. Kejadian saling bebas


P(A B) = P(A) P(B)
Kejadian saling bebas dari kejadian A dan kejadian B berlaku:
Di mana kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B atau kejadianB tidak mempengaruhi
kejadian A.
Contoh:
Dalam sebuah kotak terdapat 10 buah bola, 6 buah di antaranya berwarna merah dan yang
lainnya berwarna biru. Sebuah bola dimabil, kemudian bola itu dikembalikan lagi ke dalam
kotak. Setelah itu diambil lagi sebuah bola dari dalam kotak untuk kedua kalinya. Berapakah
peluang bola dari terambil pada kedua pengambilan berwarna merah?
Penyelesaian:
A = kejadian terambil bola berwarna merah pada pengambilan pertama
P(A) =
B = kejadian terambil bola berwarna merah pada pengambilan kedua
P(B) =
A dan B adalah kejadian saling bebas karena terjadinya A tidak memengaruhi terjadinya atau
tidak terjadinya kejadian B. Sehingga,
P(A B) = P(A) P(B)
=
=
=
Jadi, peluang terambilnya bola berwarna merah pada kedua pengambilan itu adalah .
d. Kejadian tidak saling bebas
P(A B) = P(A) P(B/A)
Dua buah kejadian disebut kejadian tidak saling bebas jika terjadi salah satu dari kejadian
atau tidak terjadinya dari kejadian itu memengaruhi terjadinya kejadian yang lain. Untuk
kejadian A danB yang tidak saling bebas berlaku:

Peluang bersyarat P(B/A) artinya peluang terjadinya B setelah Aterjadi.


Contoh:
Sebuah kotak berisi 4 buah bola berwarna merah dan 6 buah bola berwarna putih. Jika
diambil 2 buah bola berturut-turut dengan tidak pengembalian bola pertama ke dalam kotak,
berapakah peluang terambilnya yang pertama bola berwarna merah dan yang kedua bola
berwarna putih?
Penyelesaian:
Pengambilan pertama: n(A) = 4, n(S) = 10
Pengambilan kedua: n(B) = 6, n(S) = 9
P(A B) = P(A) P(B/A)
=
Jadi, peluang terambilnya bola pertama berwarna merah dan bola kedua berwarna puti
adalah .

DAFTAR PUSTAKA
Sabandar, J. (2009). Matematika. Jakarta: Bumi Aksara.
Sinaga, B., Pardomuan, K.S, A., & dkk. (2013). Matematika.Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.

[1] Josua Sabandar, Matematika SMA/MA, Bumi Aksara, 2009, Jakarta, hal. 59
[2] Josua Sabandar, Matematika SMA/MA, Bumi Aksara, 2009, Jakarta, hal.55
[3] Josua Sabandar, Matematika SMA/MA, Bumi Aksara, 2009, Jakarta, hal.63
[4] Bornok Sinaga,Pardomuan, dkk, Buku Guru Matematika, Kementrian Pendidikan dan
Budaya, 2013, Jakarta, hal. 398
[5] Bornok Sinaga, Buku Guru Matematika, Kementrian Pendidikan dan Budaya, 2013, Jakarta,
hal. 398
[6] Josua Sabandar, Matematika SMA/MA, Bumi Aksara, 2009, Jakarta, hal.67
[7] Josua Sabandar, Matematika SMA/MA, Bumi Aksara, 2009, Jakarta, hal.69

pemutasi dan kombinasi

MAKALAH

DI SUSUN OLEH
APRILIYANI

DOSEN PENGAMPUH
HALIMAH TUSAKDIYAH,S.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
STKIP MUHAMMDAIYAH PAGARALAM

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang berjudul Permutasi dan kombinasi, didalam matematika
Allhamdulillah selesai tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita, Amin.

Pagaralam, 27 November 2016

DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………………………………i
Daftar Isi……………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………1
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Permutasi……………………………………………………………..2
2.2 Kombinasi…………………………………………………………….4
2.3 Perbedaan Permutasi dan Kombinasi ....................................................6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…..……………………………………………………….8
3.2 Saran……….…………………………………………………………8
DaftarPustaka…………………………………………………………………9

ii

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam materi ini kita akan membahas tentang permutasi dan
kombinasi,yang mungkin sudah pernah anda pelajari pada waktu SMA namun
demikian,materi akan diberikan dalam makalah ini bukan hanya sekedar
mengulang,tetapi diharapkan pula memberi wawasan yang luas mengenai
pendefinisikan permutasi dan kombinasi.untuk mendukung kelancaran anda
terhadap penguasaan materi dalam modul ini perlu juga dipelajari teknik
menghitung yang mencakup prinsip perkalian dan penjumlahan,serta permutasi
dan kombinasi.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana menghitung nilai-nilai permutasi dan kombinasi suatu
peristiwa tertentu ?
1.3. TUJUAN PENULISAN
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa di harapkan :
1. Memahami dan dapat menggunakan permutasi dalam menyelesaikan persoalan
terkait.
2. Memahami dan dapat menggunakan kombinasi dalam menyelesaikan persoalan
terkait.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.1.Pengertian Permutasi
pengertian permutasi adalah suatu susunan yang dapat di bentuk dari
suatu kumpulan benda yang diambil sebagian atau seluruhnya dengan
memperhatikan urutan.
Permutasi di dalam ilmu matematika permutasi diartikan sebagai sebuah
konsep penyusunan sekumpulan objek/angka menjadi beberap aurutan berbeda
tanpa mengalami pengulangan.
Di dalam permutasi, urutan sangat diperhatikan. setiap objek yang
dihasilkan harus berbeda antara satu dengan yang lain. Kita ambil contoh,
urutan huruf ({ABC} berbeda dengan {CAB} begitu juga dengan {BAC) dan
{ACB}). Rumus untuk mencari banyaknya permutasi n unsur jika disusun pada
unsur k di mana k ≤ n adalah:
1.1. Permutasi
Definisi :
Suatu permutasi r unsur yang diambil dari n unsur yang berlainan adalah
penempatan r unsur itu dalam suatu urutan (r dan dirumuskan.
Prn = atau pnr = n (n – 1)(n -2)(n – 3)....(n –r + 1)
Hal khusus :
Untuk r = n maka, Pnn (sering ditulis Pn) = n!
Contoh soal :
1. Hitunglah
a. P52
b. b. P72
c. 5P63
Penyelesaian :
a. P52 = 5! = 5! = 5 x 3 x 2 = 20
(5 - 2)! 3! 3!
7
b. P 2 = 7! = 7! = 7 x 6 x 5 = 42
(7 - 2)! 5! 5!
5
c. P 2 = 5. 6! = 5. 6! = 5 6 x5 x 4 x 3 = 5. 6. 5. 4 = 600
(6 - 3)! 3! 3!
Contoh soal bentuk cerita :
2. Berapa nomor pelat kendaraan yang dapat dibuat dari angka 1,2,3,4 dan
5,apabila tiap nomor terdiri dari 4 angka yang berbeda ?
Penyelesaian :
Banyaknya angka yang disediakan = n = 5
Banyaknya angka tiap nomor = r = 4
5
P 2 = 5! = 5. 4. 3. 2. 1 =120
(5 - 2)!
Jadi, ada 120 nomor pelat yang dapat dibuat.
Jenis – jenis permutasi
 Permutasi n dan unsur sama
Jika dari n unsur yang tersedia,n1 unsur yang sama,n2 unsur lain yang sama,dan
n3 unsur yang lain lagi yang sama, maka banyaknya permutasi yang berlainan
dari n unsur itu ditentukan dengan.
Rumus : P = n! Dengan n1 + n2 + n3
n1! n2! n3!
Contoh soal :
Tentukan permutasi dari kata MATEMATIKA !
Penyelesaian :
M ada 2 huruf ,T ada 2 huruf dan A ada 3 huruf
P= 10! = 10.9. 8. 7. 6. 5. 4. 3. 2. 1 = 151.200
2! 2! 3! (2.1).(2.1).(3.2.1)
Jadi, ada 151.200 (seratus lima puluh saru ribu dua ratus) susunan huruf berbeda
yang dapat disusun.
 Permutasi siklis
Bila tersedia n unsur yang berbeda,maka banyak permutasi siklis dari n unsur
itu ditentukan dengan.
Rumus : Psiklis = (n – 1)!
 Permutasi berulang
Bila tersedia n unsur berbeda maka banyak permutasi berulang r unsur yang
diambil dari n unsur yang tersedia ditentukan dengan.
Rumus : Pberulang = nr dengan r

2.1.2 Pengertian kombinasi


Kombinasi merupakan sebuah kumpulan dari sebagian atau seluruh objek
dengan tidak memperhatikan urutannya. Didalam kombinasi, {AB} dianggap
sama dengan {BA} sehingga sebuah kombinasi dari dua objek yang sama tidak
dapat terulang.

2.2. K0MBINASI
Suatu kombinasi r unsur yang diambil dari n unsur yang berlainan adalah
suatu pilihan dari n unsur tanpa memperhatikan urutannya
( r dan ditentukan dengan.
Rumus : Cnr = n!
r!(n-r)!
Contoh soal :
a. Hitunglah setiap kombinasi berikut !
C53
C124
b. Dalam sebuah pertemuan yang di hadiri oleh 10 orang,berapa jabat tanagn yang
terjadi ?
Penyelesaian :
C53 = 5! = 5! = 5 x 4 x 3! = 10
3!(5 - 3)! 3!2! 3!(2.1)
C124 = 12! = 12! = 12.11. 10. 9. 8! = 495
4! -4)! (4.3..2.1). 8!
Contoh Soal 1:
Manuel Pelegrini membawa 16 pemain saat Manchester City melawan
Liverpool di Etihad Stadium. 11 orang diantar anya akan dipilih untuk bermain
pada babak pertama. Jika kita tidak memperhatikan posisi pemain, berapakah
banyaknya cara yang dapat diambil oleh pelatih untuk memilih pemain?

Pembahasan:
Karena tidak mementingkan posisi pemain, maka kita gunakan rumus
kombinasi:
16
C11 = 16! = 16 x 15 x 14 x 13 x 12 x 11!
11!(16-11)! 11!5!
= 524160 = 524160 = 4368
5x4x3x2x1 120
Contoh Soal 2 :
Sebuah ember berisi 1 buah alpukat, 1 buahpir, 1 buah jeruk dan 1 buah
salak.berapakah banyaknya kombinasi yang tersusun dari 3 macam buah?
Pembahasan:
diketahui n = 4 dan r = 3, maka:
4
C3 = 4! = 4 x 3 x 2 x 1 = 24 = 24 = 4
3!(4-3)! 3!1! 3x2x1 6

2.3.Perbedaan mendasar antara permutasi dan kombinasi yaitu


Permutasi adalah cara menyusun suatu unsur pada suatu kejadian atau
percobaan yang memperhatikan “urutan” lambang pemutasi pnk ataunpk atau
p(n,k).
Rumus Permutasi :
Pnk-n!(n-k0!
Untuk memudahkan dalam mengingat manakah yang memperhatikan”
urutan”dan mana yang tidak, yaitu diantara kata permutasi dan kombinasi
manakah yang menggunakan huruf “U” (huruf U mewakili kata
URUTAN).Ternyata kata permUtasi yang menggunakan huruf U, sehingga).
permutasi yang memperhatikan “urutan” Kombinasi hasilnya lebih sedikit
dengan permutasi.
Contoh soal-soal perbedaan permutasi dan kombinasi:
1). Ada 5 orang kemudian akan dipilih 3 orang dari 5 orang tersebut. Tentukan
banyak cara pemilihan yang mungkin jika :
a). 3 orang tersebut dipilih untuk menjadi pengurus organisasi yaitu ketua,
wakil, dan bendahara.
b). 3 orang tersebut dipilih untuk mewakili sebuah tim dalam perlombaan.

Penyelesaian :
*). Ada lima orang, misalkan orang tersebut adalah A, B, C, D, dan E.
*). Akan dipilih 3 orang dari 5 orang tersebut.

6
a). 3 orang tersebut dipilih untuk menjadi pengurus organisasi yaitu ketua,wakil,
dan bendahara. Kita akan cek, apakah pada kasus (a) ini memperhatikan
URUTAN atau TIDAK. Misalkan 3 orang yang terpilih adalah A, B, dan D.
Susunan kepengurusan dari A, B, dan D yaitu :
 susunan I : A menjadi Ketua, B menjadi wakil, dan D menjadi bendahara atau
disingkat ABD.
 susunan II : B menjadi Ketua, A menjadi wakil, dan D menjadi bendahara atau
disingkat BAD.
 Susunan I dan susunan II dari kepengurusan dianggap berbeda karena pada
susunan I ketuanya A dan susunan II ketuanya B sehingga pasti berbeda, artinya
ABD tidak sama dengan BAD (ABD ≠ BAD). Ini artinya URUTAN
diperhatikan pada kasus ini, sehingga kita menggunakan PERMUTASI untuk
menyelesaikannya.
b). 3 orang tersebut dipilih untuk mewakili sebuah tim dalam perlombaan.
Kita akan cek, apakah pada kasus (b) ini memperhatikan URUTAN atau
TIDAK. Misalkan 3 orang yang terpilih adalah A, B, dan D. Maka urutan
terpilihnya yaitu : ABD, ADB, BAD, BDA, DAB, dan DBA.
 Bentuk I : ABD artinya yang terpilih adalah A, B, dan D.
 Bentuk II : ADB artinya yang terpilih adalah A, D, dan B. Karena hanya sebagai
sebuah tim, maka bentuk ABD dan ADB sama saja yaitu yang terpilih A,B, dan
D sebagai sebuah tim. Ini artinya URUTAN tidak diperhatikan ( ABD sama saja
dengan ADB ), sehingga kasus (b) ini adalah kasus KOMBINASI yang tidak
memperhatikan urutan.
7

BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dari materi permutasi kita bisa menentukan banyak cara pengambilan data.
Misalkan pengambilan banyak cara posisi duduk melingkar saat suatu anggota
berkumpul pada sebuah meja bundar. Dengan permutasi kita dapat menghitung
kemungkinan banyaknya posisi duduk satu keluarga terseut.
Selain itu,kita juga dapat menghitung banyak susunan huruf maupun angka
dengan cara yang tepat yaitu dengan menggunakan permutasi.
Pada materi kombinasi inti pengertiannya adalah susunan unsur-unsur
dengan tidak memperhatikan urutannya. Pada kombinasi AB = BA jadi,dalam
menggunakan kombinasi kita dapat menyimpulkan banyak cara pemilihan satu
kejadian dengan cara yang ditentukan. Misalkan dari 5 siswa akan dibentuk
pengurus osis yang terdiri dari ketua,wakil ketua,bendahara,sekertaris dengan
rumus kombinasi kita dapat menentukan banyak cara pemilihan tersebut.
3.2. SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami buat,sebagai manusia biasa kita
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat knstruktif sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.amin.

8
DAFTAR PUSAKA
Wheeler,Ruric E. 1992. Modern Mathematics. Belmont,
CA : Wadsworth.
Hudoyo Herman. 1996/1997. Matematika : Depdikbud

Anda mungkin juga menyukai