Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketika mendengar istilah anatomi, maka mungkin terlintas dalam pikiran kita
semua adalah pelajaran Biologi. Kata anatomi yang berasal dari bahasa Yunani,
anatomia dari anatemnein, yang berarti memotong merupakan cabang ilmu biologi
yang berhubungan dengan struktur dan organisasi makhluk hidup. Lalu kalau
dihubungkan dengan buku, maka anatomi buku berhubungan dengan struktur dan
organisasi buku. Dengan kata lain, anatomi buku berarti bagian-bagian dari buku.
Dengan demikian, mengenal anatomi buku berarti mengenal bagian-bagian dari buku.

Menurut Dr. K. Satya Murthy dalam bukunya “How to write a book”, bagian
dari buku adalah judul, kata pengantar, prakata, daftar isi, bab, appendix, glossary,
bibliography dan index. Putra (2007:45) menyatakan bahwa buku yang lengkap
terdiri atas empat bagian, yaitu sampul (cover), pendahulu (preliminaries), isi (text
matter) dan penyudah (postliminaries).

Tipografi adalah seni menyusun huruf dengan keterbatasan ruang agar


pembaca mendapatkan keterbacaan yang jelas. Huruf yang di gunakan saat ini adalah
huruf yang sudah dikembangkan oleh bangsa Yunani, Roma yang dikenal dengan
alfabet sekarang. Padahal Indonesia sendiri memiliki huruf sendiri diantaranya huruf
kaganga dari sunda, hanacaraka dari jawa dan lain-lain, yang sudah digunakan sejak
pada 14. Aksara Sunda, kaganga adalah aksara lokal warisan budaya yang sudah
mulai hilang saat ini, keberadaan aksara lokal bahkan sudah jarang dipelajari dan
diajarkan di bangku sekolah dasar (SD), menengah (SMP), maupun menengah atas
(SMA).

Upaya pemerintah untuk melestarikan budaya sunda dengan menentukan tema


setiap harinya seperti rabu nyunda tidak membantu dari keberadaan aksara sunda

1
tersebut. Didunia pendidikan Rabu nyunda hanya diaplikasika berpakaiyan adat
sunda dan berbahasa sunda saja itupun tidak semua sekolah melakukannya, dan tidak
sama sekali mempelajari aksara sunda yang kini mulai hilang. Saat ini aksara tersebut
hanya di aplikasikan pada plang nama jalan dan itu pun di simpan di bawah setelah
nama jalan sehingga aksara sunda sama sekali tidak terbaca, membuat keberadaan
huruf sunda semakin terpuruk. Keberadaan industi clothing yang menjamur di
Bandung dan memiliki tema setiap bulannya dan juga menggunakan tipografi pada
setiap desainnya seharusnya dapat mebantu dalam melestarikan budaya aksara sunda
ini dengan mengangkat tema budaya aksara sunda.

Diiring perkembangan jaman dan kemajuan teknologi percetakan, seharusnya


memudahkan para pelaku industri clothing dalam membuat desain dengan
bertemakan aksara sunda yang dapat bersaing dengan industri pakaian lain.

Dan layout yaitu sebuah sket rancangan awal untuk menggambarkan


organisasi unsur-unsur komunikasi grafis yang akan disertakan. (Pujianto, 2005:71),
Me-layout adalah salah satu proses/tahapan kerja dalam desain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Anatomi Buku?
2. Apa itu Tipografi?
3. Apa prinsip Layout?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu Anatomi Buku.
2. Mengetahui dan memahami Tipografi.
3. Mengetahui Prinsip Layout.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian anatomi buku

Ketika mendengar istilah anatomi, maka mungkin terlintas dalam pikiran kita
semua adalah pelajaran Biologi. Kata anatomi yang berasal dari bahasa Yunani,
anatomia dari anatemnein, yang berarti memotong merupakan cabang ilmu biologi
yang berhubungan dengan struktur dan organisasi makhluk hidup. Lalu kalau
dihubungkan dengan buku, maka anatomi buku berhubungan dengan struktur dan
organisasi buku. Dengan kata lain, anatomi buku berarti bagian-bagian dari buku.
Dengan demikian, mengenal anatomi buku berarti mengenal bagian-bagian dari buku.
Menurut Dr. K. Satya Murthy dalam bukunya “How to write a book”, bagian dari
buku adalah judul, kata pengantar, prakata, daftar isi, bab, appendix (lampiran),
biography dan index. Putra (2007:45) menyatakan bahwa buku yang lengkap terdiri
atas empat bagian, yaitu sampul (cover), pendahulu (preliminaries), isi (text matter)
dan penyudah (postliminaries).

1. Cover (sampul)

Sampul sangat penting untuk menarik minat pembeli. John Cremer dalam Putra
(2007:46) menyebutkan “You sell a book by its cover.” Orang kadang timbul minat
membeli buku dengan melihat halaman sampulnya. Kalau kita amati buku-buku yang
beredar di took-toko buku sekarang, maka tampilan sampulnya sangat bervariasi dan
menarik. Hal itu semuanya bertujuan untuk menarik daya minat pembeli agar
membeli buku tersebut. Selanjutnya kalau kita perhatikan cover (sampul) buku, maka
umumnya cover buku terdiri atas tiga bagian pokok, yaitu sampul depan, punggung
buku, dan sampul belakang.

a. Sampul Depan

3
Sampul depan buku biasanya terdiri dari judul, nama penulis, penerbit dan edisi.
Bagian yang penting dari sampul buku adalah judul buku. Judul buku memegang
peranan penting karena menggambarkan sekilas isi buku. Judul berarti nama yang
diberikan untuk menunjukkan sebuah buku. Judul terdiri atas tiga jenis, yaitu judul
umum, judul bab dan sub-bab. Judul umum tampak pada halaman sampul. Judul bab
umumnya dapat dilihat di dalam buku.

b. Punggung Buku

Punggung buku terdiri atas judul buku, nama penulis dan logo penerbit. Penulis
tidak perlu membuatnya karena penerbitlah yang akan membuatnya.

c. Sampul Belakang

Sampul belakang buku berisi synopsis, logo dan nama penerbit dan barcode.
Bagian yang cukup penting dari sampul belakang adalah synopsis. Sinopsis berasal
dari bahasa Yunani sin + oftalmos. Sin secara harfiah berarti bersama-sama, sekilas,
selayang pandang dan oftalmos berarti mata atau penglihatan. Jadi synopsis berarti
sekali (sekilas) melihat (membaca) buku teks, orang langsung tahu isi secara
keseluruhan.

2. Preliminaries

Preliminaries berisi halaman judul, halaman copyright, halaman persembahan,


kata pengantar, prakata (jika ada), dan daftar isi, daftar table (jika ada), daftar gambar
(jika ada), dan daftar istilah (jika ada). Berikut ini penjelasan singkat tentang bagian-
bagian dari preliminaries.

a. Halaman judul (memuat judul, nama penulis, logo penerbit)


b. Halaman copyright
c. Halaman persembahan/dedikasi
d. Kata pengantar

4
Kata pengantar biasanya disusun oleh penulis sendiri. Didalam kata pengantar,
penulis menyajikan tujuan penulisan buku, pokok pikiran buku, dan method yang
digunakan. Kata pengantar merupakan kunci bagi pembaca untuk memahami ruang
lingkup dan ciri karya penulis.

e. Prakata (jika ada)

Kebanyakan buku memiliki prakata. Tujuan prakata adalah untuk


memperkenalkan buku dan pengarang oleh orang lain yang tidak secara langsung
berhubungan dengan buku tersebut.

f. Daftar isi

Semua buku memiliki daftar isi. Tujuan daftar isi adalah menunjukkan sekilas apa
yang ada di dalam buku. Di dalam daftar isi, pengarang menyajikan semua bab, sub-
bab.

g. Daftar tabel (jika ada)


h. Daftar gambar ( jika ada).

3. Text matter

Text matter adalah bagian isi dari buku diantaranay terdapat:

a. Pendahuluan (introduction)
b. Judul bab, subab
c. Tujuan Pembelajaran, khusus buku teks untuk sekolah dan perguruan tinggi.
d. Penomoran bab, subbab, dan subsubbab

4. Postliminaries

Bagian terakhir dalam sebuah buku biasanya berisi tentang, daftar pustaka, daftar
istilah dan index.

5
a. Daftar pustaka

Daftar pustaka merupakan daftar yang berisi semua buku atau tulisan ilmiah yang
menjadi rujukan dalam melakukan penelitian. Maksudnya begini Squad, jika kalian
ingin menulis karya ilmiah yang bisa berupa, artikel, makalah, atau presentasi, kalian
harus membuat daftar pustaka atau mudahnya kalian itu harus mencantumkan sumber
rujukan penelitian kalian. Jika membuat tulisan ilmiah tapi sumber rujukannya (daftar
pustaka) salah atau bahkan tidak ada, maka tulisan ilmiah tersebut dikatakan tidak
dapat dipercaya alias hoaks.

b. Daftar istilah
Daftar istilah adalah pembendaharaan kata.
c. Index

Indeks buku adalah istilah atau kata penting yang tersusun berdasarkan abjad
yang memberikan informasi mengenai nomor halaman tempat istilah atau kata
tersebut ditemukan.

B. Pengertian Tipografi

Tipografi (Typography) adalah tata huruf yang merupakan suatu tehnik


manipulasi huruf dengan mengatur penyebarannya pada suatu bidang yang tersedia
untuk membuat kesan tertentu dengan tujuan kenyamanan semaksimal mungkin pada
saat membacanya baik dalam jarak dekat maupun jarak jauh sehingga maksud dan
arti dari tulisan dapat tersampaikan dengan sangat baik secara visual kepada
pembaca. Menurut Roy Brewer (1971) Pengertian Tipografi sendiri memiliki
pengertian sangat luas yang mencakup penyusunan dan bentuk halaman, atau setiap
barang cetak, tipografi dapat juga diartikan pemilihan, penataan dan berbagai hal
yang berhubungan dengan pengaturan baris-baris serta susunan huruf (typeset), tidak
termasuk didalamnya bentuk ilustrasi dan unsur-unsur lain yang bukan susunan huruf
pada halaman cetak.

6
Tehnik Tipografi tidak terbatas pada pemilihan jenis huruf saja, ukuran huruf,
bentuk tipografi ataupun kecocokan dengan tema. Tetapi meliputi juga pengaturan
tata letak vertikal/horizontal pada area desain. Tehnik Tipografi telah digunakan
diberbagai bidang seperti desain web, desain grafis, desain produk, majalah,
undangan, percetakan, dll.

a. Sejarah Tipografi

Tipografi dimulai dari penggunaan pictograph. Bentuk bahasa ini digunakan


bangsa Indian Sioux dan Viking dari Norwegia. Kemudian di Mesir dikenal jenis
huruf Hieratia yang dikenal dengan nama Hieroglif pada abad 1300 SM. Bentuk
Tipografi merupakan akar dari bentuk Demotia, yang ditulis dengan pena khusus.
Tehnik Tipografi terus berkembang hingga di Kreta, hingga Yunani dan keseluruh
Eropa. Puncak perkembangan tipografi terjadi pada abad 8 SM di Roma, ketika itu
pemerintahan Romawi mulai membentuk kekuasannya. Dikarenakan bangsa Romawi
tidak mempunyai tulisan sendiri maka mereka mulai mempelajari tehnik penulisan
masyarakat Italia yaitu Etruska dan kemudian menyempurnakannya sehingga
terbentuklah jenis tulisan / huruf Romawi.

Perkembangan tipografi saat ini telah disentuh oleh perkembangan


komputerisasi, sehingga dalam tehnik pembuatan tipografi menjadi lebih mudah dan
lebih singkat penyelesaiannya dengan penggunaan jenis huruf yang berjumlah ratusan
atau lebih. Terkadang secara tidak sadar, kita sering berhubungan dengan tipografi
hampir setiap saat. Seperti koran atau majalah yang sering kita baca, label pakaian
yang biasa kita gunakan dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya.

b. Klasifikasi Tipografi
1. Blackletter / Old English / Textura, Menyerupai tulisan tangan (script) yang
terkenal pada abad pertengahan (sekitar abad 17) di Jerman popular gaya
gothic dan di Negara Irlandia dikenal gaya Celtic.

7
2. Humanis / Venetian Serupa tulisan tangan (script) gaya romawi di Italia.
Disebut humanis karena bentuk goresannya serupa tulisan tangan manusia.
3. Old Style, Bentuk huruf serif yang berupa metal type, model penulisan seperti
ini sempat mendominasi industri percetakan selama 200 tahun.
4. Transitional, Bentuk huruf serif, terlahir sekitar tahun 1692 oleh Philip
Grandjean, diberi nama Roman du Roi atau “rupa huruf raja”, karena dibuat
atas perintah Raja Louis XIV.
5. Modern / Didone, Bentuk huruf serif, digunakan akhir abad 17, memasuki
zaman Modern.
6. Slab serif / Egytian Bentuk huruf serif, digunakan sekitar abad 19, kadang
disebut Egytian karena bentuknya yang menyerupai gaya seni dan arsitektur
Mesir kuno.

• Sans-serif / Bentuk huruf tanpa kait

• Grotesque Sans-serif, digunakan sebelum abad 20.

• Geometris Sans-serif, bentuk hurufnya didasari oleh bentuk-bentuk geometris,


seperti lingkaran, segi empat dan segitiga.

• Humanis Sans-serif, bentuk rupa hurufnya menyerupai tulisan tangan manusia.

7. Display / dekoratif, muncul pada abad 19, untuk memenuhi kebutuhan di


dunia periklanan. Huruf ini gampang dikenali karena ukuranya yang besar.
8. Script dan cursive, bentuknya menyerupai tulisan tangan manusia. Script,
bentuk hurufnya kecil-kecil dan saling menyambung, sedangkan Cursive
tidak.
9. Klasifikasi berdasarkan bentuk hurufnya.

• Roman, Ciri-ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk
lancip di ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras

8
pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkannya adalah klasik, anggun, lemah
gemulai dan feminin.

• Egyptian, Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk
persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang
ditimbulakn adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil.

• Sans Serif, Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak
memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau
hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern,
kontemporer dan efisien.

• Script, Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas
atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah
sifat pribadi dan akrab.

• Miscellaneous, Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang


sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang
dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.

C. Pengertian Tata Letak atau Layout

Layout pada dasarnya dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen desain
terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang
dibawanya.

Layout yaitu sebuah sket rancangan awal untuk menggambarkan organisasi


unsur-unsur komunikasi grafis yang akan disertakan. (Pujianto, 2005:71), Me-layout
adalah salah satu proses/tahapan kerja dalam desain. Dapat dikatakan bahwa desain
merupakan arsiteknya, sedangkan layout pekerjaannya. Namun definisi layout pada
perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisi desain itu
sendiri, sehingga banyak orang mengatakan me-layout sama dengan mendesain.

9
• Konsep Desain

Sebelum kita mendesain layout, kita harus memahami konsep desain yang
akan kita buat. Sebab tanpa menggunakan konsep, desain yang akan kita buat akan
terlihat kacau dan seakan tanpa mempunyai tujuan. ada baiknya kita harus
mengetahui konsep dalam penyusunan desain, seperti : (Surianto Rustan, S.Si.
2008.10)

1. Apa tujuan desain tersebut?


2. Siapa target audience-nya?
3. Apa pesan yang ingin disampaikan kepada target audience?
4. Bagaimana cara menyampaikannya?
5. Dimana, dimedia apa dan kapan desain itu akan dilihat oleh target audience?

Konsep desain tersebut dapat kita gunakan sebagai gambaran tentang tujuan
desain yang akan kita buat mendatang.

• Media

Pemilihan media yang digunakan dalam pembuatan suatu desain layout sangat
penting. Sebab setiap media mempunyai spesifikasi yang berbeda fungsi, sesuai
dengan konsepnya. Misal dalam pembuatan majalah, jenis kertas yang digunakan
ArtPaper, untuk Koran menggunakan kertas web. Untuk Koran Radar Solo-Jawa Pos
mempunyai besar ukuran (334x550)mm.

Surat kabar modern biasanya terbit dalam salah satu dari tiga ukuran:

• Broadsheet (ukuran besar) (29½ X 23½ inci), biasanya berkesan lebih intelektual.

• tabloid: setengah ukuran broadsheet, dan sering dipandang sebagai berisi kabar-
kabar yang lebih sensasional.

10
• "Berliner" atau "midi" (470×315 mm), yang digunakan surat kabar di Eropa seperti
Le Monde.

Sejak tahun 1980-an, banyak surat kabar yang dicetak berwarna dan disertai
grafis. Ini menunjukkan bahwa tata letak surat kabar semakin penting dalam menarik
perhatian pembaca. (http://id.wikipedia.org/w/index.php/ )

• Thumbnails dan Dummy

Berdasarkan spesifikasi media yang dipilih, anda akan mulai merencanakan


pengorganisasian layot dengan membuat thumbnails. Thumgbnails yaitu sketsa
layout dalam bentuk mini. Ada baiknya dalam membuat thumbnails tidak
menggunakan computer, cukup dengan pensil dan kertas terlebih dahulu. Thumblains
berguna tidak hanya untuk memperkirakan letak elemen-elemen layout pada suatu
halaman tunggal seperti pada flier. Namun termasuk juga urutan dan pengaturan
halaman unutk suatu karya desain publikasi yang lebih kompleks, contohnya buku
atau majalah. Kita sering menemukan kesalahan-kesalahan cetak pada suatu karya
desain, misalnya: nomor halaman yang urutannya salah, huruf yang terlalu kecil dan
sulit unutuk dibaca, kelebihan halaman yang tidak terpakai, dan sebagainya.

Kesalahan-kesalahan kecil tersebut dapat mengakibatkan kerugian yang besar baik


dipihak klien maupun desainer apabila sudah terlanjur dicetak. Untuk itu dapat
digunakan alat bantu yang mengarah dan sederhana yaitu dummy atau mock-up.
Dummy adalah contoh jadi suatu desain nantinya. Untuk sebuah buku kita dapat
membuat dummy buku tersebut tanpa tulisan didalamnya, hanya lembar kertas
sebanyak halaman buku tersebut. Dari situ akan terlihat setebal apakira-kira buku itu
nanti. Bagaimana bentuk buku jika sudah jadi, apakah perlu disesuaikan

lagi urutan isi dan halamnnya, dll. Thumblains merupakan panduan desain,
dummy/mock-up berguna untuk look & feel-nya dan untuk mengantispasi kesalahan.
Keduanya dibuat sebelum kita melakukan eksekusi desain di computer.

11
• Desktop Publishing

Setelah semua panduan dan material desain sudah lengkap, barulah kita
menggunakan software di computer untuk eksekusi desain. Saat ini sudah banyak
beredar program desktop publishing di pasaran, seperti InDesign, Page Maker,
Photoshop, FreeHand, Ilustrator, CorelDraw, dll. Namun semuanya tidak
diperuntukan dengan fungsi yang sama. Misalnya Photoshop paling cocok untuk
pekerjaan mengedit image yang berbasis bitmap, sebenarnya tidak didedikasikan
untuk meng-create image. Lebih mudah menggunakan program berbasisi vector
seperti freehand, Illustrator, dan CorelDraw. Program-program tersebut cocok untuk
membuat karya desain seperti logo, flier, brosur, dll. Sedangkan InDesign dan
pagemaker fungsinya sebagai publishing software, cocok untuk membuat karya
desain dengan banyak halaman, seperti buku, Koran, majalah,dll.

Dengan mengetahui dan banyak mempraktekan software yang diperuntukan untuk


pekerjaan yang akan kita lakukan tentunya akan sangat memperlancar prosesnyan,
karena untuk suatu pembuatan Koran dengan banyak foto, kita tidak dapat hanya
menggunakan semuanya pada Indesign atau pagemaker saja. Indesign atau
pagemaker memang diperuntukan sebagai desktop publishing (untuk me-layout
halaman-halaman media publikasi), namun tidak untuk mengedit foto yang akan di
layout. Artinya untuk pekerjaan desain, ada

kemungkinan kita perlu menggunakan 3 atau 4 software yang berbeda. Apabila tahap
mendesain di computer telah selesai dan telah dicek ulang untuk mengantisipasi
adanya kesalahan-kesalahan desain, mulailah desainer mempersiapkan file tersebut
untuk dicetak. Beberapa aktivitas yang harus dilakukan, seperti meng-convert warna
menjadi CMYK apabila akan dicetak offset.

A. Prinsip Dasar Layout

12
Prinsip dasar layout adalah juga prinsip dasar dalam dunia desain grafis, 4 itu
antara lain Sequence/Urutan, Emphasis/Penekanan, Ballance/Keseimbangan &
Unity/Kesatuan.

1. Sequence atau Urutan

Sequence/urutan banyak juga yang menyebutnya dengan hierarki/flow/aliran.


Kita membuat prioritas dan mengurutkan mana yang harus dibaca terlebih dahulu
hingga yang boleh dibaca di akhir penyampaian. Kenapa perlu adanya sequence? jika
semua komponen desain pada layout sama sama kuat bukan tidak mungkin pembaca
konten desain kita akan menangkap informasi yang berbeda dengan yang ingin kita
sampaikan. Dengan adanya sequence pembaca akan secara otomatis mengarahkan
pandangan matanya sesuai dengan yang kita inginkan. Nah dan Sequnce ini bisa
dicapai dengan menggunakan prinsip layout yang lain yaitu Emphasis

2. Emphasis atau Penekanan

Emphasis atau Penekanan dapat diciptakan dengan berbagai cara, antara lain:

- Menambah ukuran font lebih dari yang lain.

- Memberikan warna yang kontras dengan background dan elemen desain yang
lainnya

Letakkan di posisi strategis dan dapat menarik perhatian. sebagai pegangan


kita pasti sudah mengerti jika manusia pada umumnya membaca dari kiri ke kanan
dan dari atas ke bawah. maka posisi yang pertama dilihat oleh pembaca adalah kiri
atas

Gunakan style yang berbeda dengan style yang lain

3. Ballance atau Keseimbangan

13
Pembagian berat yang merata pada bidang layout, pembagian yang merata bukan
menampilkan elemen yang banyak hingga memenuhi bidang layout, akan tetapi lebih
menghasilkan kesan seimbang dengan menggunakan elemen elemen yang dibutuhkan
dan meletakkannya pada tempat yang tepat.

4. Unity atau kesatuan

Tidak berarti hanya kesatuan dari elemen elemen yang secara fisik kelihatan,
namun juga kesatuan antara fisik dan nonfisik yaitu pesan dan komunikasi yang
dibawa dalam konsep desain tersebut.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anatomi buku berarti bagian-bagian dari buku. Dengan demikian, mengenal


anatomi buku berarti mengenal bagian-bagian dari buku. Menurut Dr. K. Satya
Murthy dalam bukunya “How to write a book”, bagian dari buku adalah judul,
kata pengantar, prakata, daftar isi, bab, appendix (lampiran), biography dan index.

Tipografi (Typography) adalah tata huruf yang merupakan suatu tehnik


manipulasi huruf dengan mengatur penyebarannya pada suatu bidang yang
tersedia untuk membuat kesan tertentu dengan tujuan kenyamanan semaksimal
mungkin pada saat membacanya baik dalam jarak dekat maupun jarak jauh
sehingga maksud dan arti dari tulisan dapat tersampaikan dengan sangat baik
secara visual kepada pembaca.

Layout yaitu sebuah sket rancangan awal untuk menggambarkan organisasi


unsur-unsur komunikasi grafis yang akan disertakan. (Pujianto, 2005:71), Me-
layout adalah salah satu proses/tahapan kerja dalam desain. Dapat dikatakan
bahwa desain merupakan arsiteknya, sedangkan layout pekerjaannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Barthes, Roland. 2008. Mitologi. Yogyakarta:Kreasi Wacana

http://harryramdhani.blogspot.co.id/2013/01/makalah-huruf-dan-tipografi.html

Kusrianto, Adi. 2006. Tipografi Komputer Untuk desain Grafis. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta

https://mebiso.com/mengenal-4-prinsip-dasar-desain-layout/

http://bastudin.blogspot.com/2013/03/mengenal-anatomi-buku.html

https://www.yuksinau.id/indeks-buku-pengertian-bagian-macam-contoh/

16

Anda mungkin juga menyukai