Anda di halaman 1dari 6

LINTAS MEMBRANE

A. TRANSPOR ZAT
Sel sebagai unit fungsional sangat memerlukan pasokan bahan baku dalam
intensitas yang tinggi. Sementara itu, sel tidak bisa memproduksi sendiri bahan
bakunya. Oleh karena itu, suatu distribusi bahan baku tersebut harus ada untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam upaya menunjang distribusi bahan baku,
membran sel melakukan sebuah mekanisme transpor zat yang selektif dan "pilih-
pilih". Hal ini diperlukan untuk mencegah zat-zat tidak diperlukan masuk ke dalam
sel yang justru membahayakan keberlangsungan sel itu sendiri.

Ada 5 mekanisme transpor zat melalui membran sel, yaitu


1. Difusi Sederhana
Difusi, dan juga osmosis adalah mekanisme transpor zat lintas membran
secara pasif (tanpa bantuan energi) yang mengharuskan pergerakan zat yang
melintasi membran menuruni gradien konsentrasi untuk zat tersebut (menuruni =
dari tinggi ke rendah). Secara sederhana, difusi dapat diartikan sebagai proses
perpindahan zat terlalut dari suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut tersebut
tinggi (hipertonik) ke larutan yang memiliki konsentrasi zat tertlarut tersebut
rendah (hipotonik). Difusi akan terus berlangsung hingga mencapai titik
keseimbangan, di mana larutan donor zat dan larutan resipien zat memiliki
konsentrasi zat terlarut tersebut yang sama (isotonik).

Beberapa contoh difusi sederhana yang biasanya dijadikan studi kasus di SMA
adalah penyebaran warna sirup pada minuman, larutnya gula, teh, atau kopi saat
membuat minuman, atau larutnya garam pada air saat membuat makanan (kuah).
Gambar 4. Difusi Sederhana, sumber: biology 9th edition (Campbell, et. al.)
2. Osmosis
Osmosis adalah mekanisme yang sama dengan difusi, hanya saja keberadaan
membran semipermeabel mempengaruhi "siapa" yang akan berpindah larutan.
Pada osmosis, yang berpindah larutan adalah zat pelarut dan bukan zat terlarut.
Dengan katan lain, osmosis dalah perpindahan zat pelarut dari suatu larutan yang
memiliki konsentrasi zat pelarut yang tinggi ke larutan yang memiliki konsentrasi
zat pelarut yang rendah. Atau di banyak buku dijelaskan sebagai perpindahan air
dari larutan berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke konsentrasi tinggi (hipertonik)
hingga mencapai keseimbangan konsentrasi di kedua larutan.

Contoh osmosis yang paling sering dipersoalkan pada pembelajaran biologi di


SMA adalah osmosis pada sel tumbuhan (misalnya, kentang) dan pada sel hewan
(misalnya, darah atau kulit).

1. Plasmolisis, sautu osmosis berlebihan yang menyebabkan banyak air berpindah


ke luar sel tumbuhan, sehingga sel tersebut menjadi mengkerut da kehilangan
bobotnya, akibat sel tumbuhan tersebut berada pada lingkungan yang
hipertonis. Contoh: kentang pada larutan hipertonis (misalnya, larutan garam
atau gula).
2. Turgid, kebalikan plasmolisis, masuknya air berlebihan ke dalam sel tumbuhan
yang berada pada lingkungan hipotonis, sehingga menyebabkan sel kentang
"kembung" dan mengencang. Contoh: kentang pada larutan hipotonis
(misalnya, aquades).
3. Krenasi, hal serupa plasmolisis pada sel tumbuhan, namun terjadi pada sel
hewan.

Gambar 5. Contoh Osmosis, sumber: biology 9th edition (Campbell, et. al.)
3. Difusi Terfasilitasi
Kata "terfasilitasi" menandakan adanya sebuah komponen yang menjadi
penyedia fasiliatas bagi berlangsungnya proses transpor jenis ini. Seperti yang
telah kita pahami bersama, bahwa protein lah penyedia fasilitas tersebut. Protein
membuka jalur "tol" atau "by pass" sehingga memudahkan suatu zat melintasi
membran seara pasif. Dengan kata lain, ini adalah jenis transpor zat yang
melibatkan kanal protein integral.

Gambar 6. Difusi Terfasilitasi, sumber: biology 9th edition (Campbell, et. al.)

4. Pengankutan oleh Membran


Pengangkutan ini tidak melibatkan gradien konsentrasi, namun juka di luar sel
hipertonik jelas akan lebih mudah. Transpor jeni ini melibatkan keaktifan
"gerakan" membran untuk memasukkan (endositosis) atau mengeluarkan
(eksositosis) zat dari sel. Ada 3 jenis endositosis, yaitu:

a. Fagositosis, gerakan aktif membran sel, seperti gerakan lengan yang sedang
memeluk, untuk menangkap zat makanan di sekitarnya. Biasanya digunakan
untuk memasukkan molekul besar.
b. Pinositosis, gerakan aktif membran sel memasukkan zat yang berada di
dekatnya dengan membentuk sebuah cekungan dalam untuk membungkus zat-
zat tersebut. Biasanya digunakan untuk memasukkan molekul cair kecil.
c. Endositosis dengan reseptor, gerakan aktif membran sel memasukkan zat yang
melekat pada reseptor yang berada di permukaan luar membran sel.

Gambar 7. Endositosis, sumber: biology 9th edition (Campbell, et. al.)

5. Transpor Aktif
Transpor aktif adalah jenis transpor zat melintasi membran yang melibatkan
penggunaan energi (ATP) sebagai pemicu transpor, dikarenakan zat yang akan melintas
harus melawan gradien konsentrasinya (hipotonik ke hipertonik). Transpor aktif biasanya
digunakan untuk mengangkut ion. Contoh transpor aktif adalah pompa hidrogen pada
saat respirasi energi (transpor elektron), dan pompa Na-K yang umum terjadi di sel saraf
(impuls).
Gambar 8. Transpor Ion Hidrogen, sumber: biolgy 9th edition (Campbell, et. al.)

Setiap sel memiliki kebutuhannya masing-masing, sehingga kompleksitas transpor zat


mungkin sama, namun intensitasnya berbeda. Semua dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan sel tersebut.

Anda mungkin juga menyukai