Anda di halaman 1dari 9

BUDGET BIAYA PEMASARAN

I. PENGERTIAN BUDGET BIAYA PEMASARAN

Dimaksudkan dengan Budget biaya pemasaran (marketing expenses budget). Ialah budget
yang merencanakan secara sistematis serta lebih terperinci tantang Biaya pemasaran yang
ditanggung oleh perusahaan selama periode tertentu yang akan datang. Di dalamnya mencakup
perencanaan tentang jenis biaya pemasaran, jumlah biaya pemasaran, kapan biaya tersebut di
bebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan tempat subbagian dimana biaya tersebut terjadi.

Dari pengertian tersebut dapatlah diketahui bahwa bilamana perusahaan membagi bagian
pemasaran menjadi beberapa subbagian tersebut juga harus terperinci juga dipisahkan secara jelas.
Adapun beberapa subbagian yang biasanya terdapat dalam perusahaan, antara lain:

1. Subbagian promosi, yang bertanggung jawab dan menangani urusan promosi, baik dengan
pengiklanan (advertising), dengan promosi penjualan (sales promotion), dengan tatap
muka (personal selling), maupun dengan publisitas (publicity).
2. Subbagian transaksi (pelayanan penjualan), yang bertanggung jawab dan menangani
urusan transaksi penjualan dengan para pembeli.
3. Subbagian Ekspedisi, yang bertanggung jawab dan menangani urusan pengiriman dan
transportasi.
4. Subbagian purna jual, yang bertanggung jawab dan menangani urusan pelayanan purna
jual (after sales service).
5. Subbagian perlengkapan yang bertanggung jawab dan menangani urusan perlengkapan-
perlengkapan dan keperluan-keperluan bagian pemasaran, seperti misalnya penyediaan
kertas pembungkus (packing), keperluan untuk kendaraan pengangkut (oli, solar, suku
cadang) dan sebagainya. Disamping itu juga bertanggung jawab dan menangani urusan
pemeliharaan dan perbaikan peralatan (perabotan) kantor pemasaran.
6. Subbagian pengembangan dan penelitian pasar, yang bertanggung jawab dan menangani
urusan pengembangan dan penelitian pasar, baik penelitian pasar kuantitatif, maupun
penelitian pasar kulaitatif. Hasil dari penelitian ini akan sangat berguna bagi pimpinan
untuk menyususun strategi pemasaran diwaktu-waktu yang akan datang.

1
II. KEGUNAAN BUDGET BIAYA PEMASARAN
Secara umum, semua budget memiliki tiga kegunaan pokok, yaitu sebagai pedoman
kerja, sebagai alat manajemen untuk menciptakan koordinasi kerja, dan sebagai alat
manajemen untuk melakukan macam ini disebut juga sebagai kegunaan manajerial, karena
berkaitan erat dengan manajemen terutama di bidang (coordinating), dan pengawasan
(controling).
Sedangkan secara khusus budget biaya pemasaran mempunyai beberapa kegunaan
penting, antara lain sebagai dasar untuk menyususun budget kas, karena sebagian dari
biaya pemasaran memerlukan pembayaran atau pengeluaran kas sedangkan sebagian lain
dari biaya pemasaran tidak memerlukan pembayaran atau pengeluaran kas seperti misalnya
biaya depresiasi dari aset tetap yang ada di lingkungan bagian pemasaran.

III. DATA DAN INFORMASI UNTUK MENYUSUN BUDGET BIAYA PEMASARAN

Agar suatu budget dapat berfungsi dengan baik, maka taksiran-taksiran yang termuat
didalamnya harus mencakup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti.
Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan data, informasi dan
pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun
budget. Adapun data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun budget biaya
pemasaran, antara lain:

1. Rencana penjualan yang tertuang dalam budget penjualan, khususnya tentang jumlah
(kuantitas) dari masing masing barang yang akan dijual dari waktu ke waktu, selama
periode tertentu, hal ini disebabkan karena biaya pemasaran berhubungan langsung dengan
kegiatan penjualan, jumlah penjualan yang besar akan meningkatkan biaya pemasaran dan
sebaliknya jumlah penjualan yang kecil mengurangi biaya pemasaran.
2. Berbagai standar biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok biaya pemasaran, yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Standar biaya semacam ini sangat diperlukan oleh perusahaan,
untuk mengendalikan efisiensi kerja karyawan (controlling). Standar biaya-biaya yang
termasuk dalam kelompok biaya pemasaran ini dihimpun menjadi satu dalam anggaran
variabel bersama-sama dengan standar-standar biaya yang termasuk dalam kelompok

2
biaya pabrik tidak langsung, standart biaya termasuk dalam kelompok biaya administrasi,
dan biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok biaya pemasaran.
3. Sistem pembayaran dan upah (gaji) yang dipakai oleh perusahaan, khususnya upah yang
dibayarkan kepada karyawan di bagian pemasaran.
4. Metode depresiasi yang dipakai oleh perusahaan khususnya depresiasi yang pakai oleh
perusahaan khususnya depresiasi terhadap aset tetap yang ada dalam lingkungan bagian
pemasaran.
5. Metode alokasi biaya yang dipakai oleh perusahaan untuk membagi distribusi biaya-biaya
yang semula merupakan satu kesatuan biaya bersama (joint cost) kedalam kelompok-
kelompok biaya sesuai dengan tempat dimana biaya itu terdapat atau terjadi. Misalnya
biaya listrik, oleh karena lingkungan bagian pemasaran sendiri juga dibagi lagi menjadi
beberapa subbagian, maka biaya listrik pemasara tersebut harus dibagi-bagi dan
dialokasikan serta dibebankan lagi kedalam kelompok biaya listrik dari tiap-tiap subbagian
yang ada.

IV. BENTUK BUDGET BIAYA PEMASARAN

Bagi budget biaya pemasaran ini tidak tersedia suatu bentuk khusus yang harus di
pergunakan, ini berarti setiap perusahaan mempunyai kebebasan untuk menentukan sendiri bentuk
serta formatnya, sesuai kebutuhan perusahaan masing-masing. Sebagai ilustrasi ini contoh untuk
memberikan gambaran yang jelas. Yang perlu diingat adalah budget biaya pemasaran sebagai
pendukung Rugi/Laba harus terperinci dan sistematis, sehingga dapat berfungsi sebagai pedoman
kerja, alat pengkoordinasian kerja, dan sebagai alat evaluasi pengawasa kerja.

Bedasarkan penelitian khusus (tentang anggaran variabel dibahas secara khusus, adapun
berbagai standar biaya beserta alokasinya tersebut adalah:

1. Besarnya gaji dan karyawan pemasara ditetapkan dalam jumlah tertentu untuk satu
bulan, selama tahun 2008 direncanakan akan diadakan 2 kali kenaikan gaji yaitu pada
bulan mei dan september 2008.
2. Besarnya biaya pembantu untuk keperluan pemasaran bagi masing-masing subbagian,
telah ditetapkan.
Untuk januari-april 2008.

3
a. Subbagian Promosi sebesar Rp. 60.000.00 setiap bulan ditambah dengan Rp. 0.50
per produk “titan” yang terjual dan Rp. 0.40 per kaleng produk “adiva” yang terjual.
b. Subbagian Transaksi sebesar Rp. 60.000.00 setiap bulan ditambah dengan Rp. 0.40
per produk “titan” yang terjual dan Rp. 0.30 per kaleng produk “adiva” yang terjual.
c. Subbagian Ekspedisi sebesar Rp. 80.000.00 setiap bulan ditambah dengan Rp. 0.70
per produk “titan” yang terjual dan Rp. 0.60 per kaleng produk “adiva” yang terjual.

Dan untuk bulan mei 2008 sampai dengan bulan agustus 2008

a. Subbagian Promosi sebesar Rp. 60.000.00 setiap bulan ditambah dengan Rp. 0.60
per produk “titan” yang terjual dan Rp. 0.50 per kaleng produk “adiva” yang terjual.
b. Subbagian Transaksi sebesar Rp. 60.000.00 setiap bulan ditambah dengan Rp. 0.50
per produk “titan” yang terjual dan Rp. 0.40 per kaleng produk “adiva” yang terjual.
c. Subbagian Ekspedisi sebesar Rp. 80.000.00 setiap bulan ditambah dengan Rp. 0.80
per produk “titan” yang terjual dan Rp. 0.70 per kaleng produk “adiva” yang terjual.

Untuk bulan september 2008 sampai dengan bulan desember 2008

a. Subbagian Promosi sebesar Rp. 60.000.00 setiap bulan ditambah dengan Rp. 0.70
per produk “titan” yang terjual dan Rp. 0.60 per kaleng produk “adiva” yang terjual.
b. Subbagian Transaksi sebesar Rp. 60.000.00 setiap bulan ditambah dengan Rp. 0.60
per produk “titan” yang terjual dan Rp. 0.50 per kaleng produk “adiva” yang terjual.
c. Subbagian Ekspedisi sebesar Rp. 80.000.00 setiap bulan ditambah dengan Rp. 0.90
per produk “titan” yang terjual dan Rp. 0.80 per kaleng produk “adiva” yang terjual.

Berdasarkan budget penjualan yang terlebih dahulu disusun, dapat diketahui bahwa
pada bulan januari 2008 yang akan datang perusahaan merencanakan penjualan produk
“titan” sebanyak 115.000 botol, dan produk “adiva” sebanyak 80.000 kaleng. Demikian
biaya pembantu dari masing masing subbagian di bagian pemasaran dapat dihitung dengan:

4
a. Subbagian promosi =
Rp 60.000 + (Rp 0.50 x 115.000)+(0.40 x 80.000)= Rp 149.500
b. Subbagian transaksi =
Rp 60.000 + (Rp 0.40 x 115.000)+(0.30 x 80.000)= Rp 130.000
c. Subbagian ekspedisi =
Rp 75.000 + (Rp 0.70 x 115.000)+(0.60 x 80.000)= Rp 208.500
3. Besarnya biaya pemeliharaan gedung untuk bulan januari 2008 sampai dengan bulan
april 2008 direncanakan sebesar Rp.100.000 setiap bulan ditambah dengan 5,00 per
JKTKL pada setiap bulan uang bersangkutan. Untuk bulan mei 2018 sampai dengan
bulan agustus 2008 direncanakan sebesar Rp.100.000 setiap bulan ditambah dengan
6,00 per JKTKL pada setiap bulan yang bersangkutan. Sedangkan untuk bulan
september 2008 sampai dengan bulan desember 2008 direncanakan sebesar
Rp.100.000 setiap bulan ditambah dengan 7,50 per JKTKL pada setiap bulan uang
bersangkutan. Dengan demikian apabila pada bulan januari 2008 perusahaan akan
bekerja selama 51.000 JKTKL, maka biaya pemeliharaan gedung pada bulan januari
2008 dapat dihitung sebesar Rp.100.000+(51.000 x 5,00)=355.000.
Biaya pemeliharaan gedung ini merupakan biaya pemeliharaan untuk seluruh gedung
pabrik, gedung bagian administrasi umum, maupun gedung bagian pemasaran. Dengan
lain perkataan, biaya pemeliharaan gedung tersebut merupakan biaya bersama. Oleh
sebab itu biaya ini harus dialokasikan dan dibebankan kepada kelompok biaya pabrik,
kelompok biaya administrasi,dan kelompok biaya pemasaran. Dengan berdasarkan luas
lantai, maka akan ditetapkan bahwa biaya pabrik memikul beban biaya pemeliharaan
gedung sebesar 70%, biaya administrasi memikul sebesar 10% dan biaya pemasaran
memikul sebesar 20%. Dengan demikian dari biaya pemeliharaan gedung bulan januari
2008 sebesar Rp 355.000 yang akan menjadi beban biaya pemsaran sebesar =20% x
355000= 71.000, sisanya menjadi beban biaya pabrik tidak langsung dan beban biaya
administrasi. Khusus biaya pemeliharan gedung yang menjadi beban biaya pemsaran
itu sendiri, harus pula dialokasikan dan dibebankan pada masing-masing subbagian
yang ada dibagian pemasaran. Dengan berdasarkan perbandingan luas lantai, maka
ditetapkan alokasi tersebut,sbb:

5
a. Subbagian promosi sebesar 30%
b. Subbagian transaksi sebesar 30%
c. Subbagian ekspedisi sebesar 40%.

Dengan demikian biaya pemeliharaan gedung yang menjadi beban biaya pemasaran
pada bulan januari 2008 sebesar 71.000 akan dialokasikan dan menjadi beban masing-
masing subbagian, sbb:

a. Subbagian promosi = 30% x 71.000 = 21.300


b. Subbagian transaksi = 30% x 71.000 = 21.300
c. Subbagian ekspedisi = 40% x 71.000 = 28.400

Dengan cara yang sama, biaya pemeliharaan gedung pada bulan-bulan berikutnya
selama tahun 2008 dapat pula dihitung.

4. Besarnya biaya pemeliharaan alat-alat untuk masing-masing subbagian dibagian, telah


ditetapkan sbb:
Untuk bulan januari 2008 sampai dengan bulan april 2008 :
a. Subbagian promosi=10.000 setiap bulan, ditambah dengan Rp. 0,30 per botol
produk “TITAN” yang terjual, dan ditambah dengan Rp.0,25 kaleng produk
“adiva” yang terjual.
b. Subbagian transaksi=10.000 setiap bulan, ditambah dengan Rp. 0,20 per botol
produk “TITAN” yang terjual, dan ditambah dengan Rp.0,10 kaleng produk
“adiva” yang terjual.
c. Subbagian transaksi=20.000 setiap bulan, ditambah dengan Rp. 0,50 per botol
produk “TITAN” yang terjual, dan ditambah dengan Rp.0,30 kaleng produk
“adiva” yang terjual.

Untuk bulan mei 2008 sampai dengan bulan agustus 2008:

a. Subbagian promosi=10.000 setiap bulan, ditambah dengan Rp. 0,40 per botol
produk “TITAN” yang terjual, dan ditambah dengan Rp.0,30 kaleng produk
“adiva” yang terjual.

6
b. Subbagian transaksi=10.000 setiap bulan, ditambah dengan Rp. 0,30 per botol
produk “TITAN” yang terjual, dan ditambah dengan Rp.0,20 kaleng produk
“adiva” yang terjual.
c. Subbagian ekspedisi=20.000 setiap bulan, ditambah dengan Rp. 0,60 per botol
produk “TITAN” yang terjual, dan ditambah dengan Rp.0,50 kaleng produk
“adiva” yang terjual.

Untuk bulan september 2008 sampai dengan bulan desember 2008:

a. Subbagian promosi=10.000 setiap bulan, ditambah dengan Rp. 0,50 per botol
produk “TITAN” yang terjual, dan ditambah dengan Rp.0,40 kaleng produk
“adiva” yang terjual.
b. Subbagian transaksi=10.000 setiap bulan, ditambah dengan Rp. 0,40 per botol
produk “TITAN” yang terjual, dan ditambah dengan Rp.0,30 kaleng produk
“adiva” yang terjual.
c. Subbagian ekspedisi=20.000 setiap bulan, ditambah dengan Rp. 0,70 per botol
produk “TITAN” yang terjual, dan ditambah dengan Rp.0,60 kaleng produk
“adiva” yang terjual.

Berdasarkan budget penjualan yang telah terlebih dahulu disusun, dapat diketahui
bahwa pada bulan januari 2008 yang akan datang perusahaan merencanakan penjualan
produk “titan” sebanyak 115.000 botol, dan produk “adiva” sebayak 80.000 kaleng.
Dengan demikian biaya pemeliharaan lat-alat dari masing-masing subbagian dibagian
pemasaran dapat dihitung sbb:

a. Subbagian promosi=Rp10000+(0,30x11500)+(0,25x80000)= Rp 64.500


b. Subbagian transaksi=Rp10000+(0,20x11500)+(0,10x80000)=Rp 41.000
c. Subbagian ekspedisi=Rp20000+(0,50x11500)+(0,30x80000)=Rp 101.500
5. Biaya listrik yang ditanggung oleh perusahaan adalah biaya yang dibayarkan kepada
perusahaan listrik negara. Oleh karena itu pada tahun 2008 perusahaan menetapkan
besarnya biaya listrik dari bulan kebulan selalu sama yaitu sebesar Rp 350.000
Dengan perbandingan penggunaan kilowat, maka ditetapkan bahwa biaya pabrik
memikul beban biaya listrik sebesar 40%, biaya administrasi memikul sebesar 30%.

7
Dengan demikian, dari biaya bulan januari 2008 sebesar 350.000, akan menjadi beban
biaya pemasaran sebesar = 30% x Rp 350.000 = Rp 105.000.
Ditetapkan alokasi tersebut, sebagai berikut:
a. Subbagian promosi sebesar 60%
b. Subbagian transaksi sebesar 20%
c. Subbagian ekspedisi sebesar 20%

Dialokasikan menjadi beban masing-masing subbagian sebagai berikut:

a. Subbagian promosi = 60% x Rp 105.000 = Rp 63.000


b. Subbagian transaksi = 20% x Rp 105.000 = Rp 21.000
c. Subbagian ekspedisi = 20% x Rp 105.000 = Rp 21.000

Dengan cara yang sama, biaya listrik pada bulan-bulan berikutnya selama tahun 2008
dapat pula dihitung.

6. Dengan menggunakan metode depresiasi garis lurus bahwa depresiasi gedung untuk
tahun 2008 sebesar Rp 300.000 setiap bulan. Ditetapkan bahwa biaya pabrik memikul
beban depresiasi gedung sebesar 65%, biaya administrasi sebesar 15%, dan biaya
pemasaran sebesar Rp 300.000 akan menjadi beban biaya pemasaran sebesar = 20% x
Rp 300.000 = Rp 60.000 sisanya menjadi beban biaya pabrik tidak langsung dan beban
biaya administrasi, ditetapkan alokasi:
a. Subbagian promosi sebesar 30%
b. Subbagian transaksi sebesar 30%
c. Subbagian ekspedisi sebasar 40%

Sebagai berikut:

a. Subbagian promosi = 30% x Rp 60.000 = Rp 18.000


b. Subbagian transaksi = 30% x Rp 60.000 = Rp 18.000
c. Subbagian ekspedisi = 40% x Rp 60.000 = Rp 18.000
7. Untuk tahun 2008 yang akan datang, dengan menggunakan metode depresiasi garis
lurus, ditetapkan depresiasi alat-alat yang terdapat dan dipergunakan di masing masing
subbagian pemasaran, sebagai berikut:
a. Subbagian promosi sebesar Rp 125.000 setiap bulan.

8
b. Subbagian transaksi sebesar Rp 90.000 setiap bulan.
c. Subbagian ekspedisi sebasar Rp 150.000 setiap bulan.
8. Biaya promosi yang meliputi periklanan dan biaya promosi penjualan hanya terdapat
disubbagian promosi.
Untuk bulan januari 2008 sampai dengan bulan april 2008 sebesar Rp 100.000 setiap
bulan ditambah dengan Rp 12.50 per botol produk “Titan” yang terjual, dan ditambah
dengan Rp 7.50 per kaleng produk “Adiva” yang terjual.
Untuk bulan mei 2008 sampai dengan bulan agustus 2008 sebesar Rp 100.000 setiap
bulan ditambah dengan Rp 15 per botol produk “Titan” yang terjual, dan ditambah
dengan Rp 10 per kaleng produk “Adiva” yang terjual.
Untuk bulan september 2008 sampai dengan bulan desember 2008 sebesar Rp 100.000
setiap bulan ditambah dengan Rp 17.50 per botol produk “Titan” yang terjual, dan
ditambah dengan Rp 12.50 per kaleng produk “Adiva” yang terjual.

V. PEMBEBANAN BIAYA PEMASARAN


Sebagaimana halnya dengan biaya administrasi biaya pemasaran bukan merupakan
biaya yang ikut menentukan harga pokok produksi (cost of goods manufactured) dan
harga pokok penjulan (cost of goods sold), sehingga tidak harus dibebankan
(dialokasikan) kemasing-masing jenis produk yang dihasilkan. Namun apabila
perusahaan menginginkan agar dapat mengetahui laba bersih (net income) dari masing-
masing jenis produk yang dihasilkan, maka biaya pemasaran perlu dibebankan kedalam
kemasing masing-masing jenis produk yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai