Anda di halaman 1dari 6

JANJI TOM

Suara hujan deras terdengar jelas di luar. Yona terlihat gelisah karena kedua anak kembarnya
masih belum pulang padahal udah malam. Di dinding jam sudah menunjukan pukul empat sore.
Biasanya mereka udah sampai di rumah jam 3 sore. Sambil menunggu mereka, Yona melangkah
ke ruang keluarga untuk menonton televisi. Gak lama kemudian, Hp Yona berdering gak
menunggu lama dia segera mengangkatnya. Ternyata yang menelepon dia adalah suaminya, Tom.
“Na, buka saluran acara 17!” Begitu mendengarnya Yona langsung mengambil remote dan
membuka saluran yang diminta suaminya. Ternyata suaminya lagi diwawancarai oleh seorang
CEO-produser acara. CEO itu ingin berbincang-bincang dengan suaminya tentang teknologi
kecerdasan buatan. Suaminya adalah seorang pemimpin organisasi Artificial Intelligence Future
Organization (AIFO). Menonton acara itu membuat Yona mengingat akan masa-masa remajanya.
Yona tersenyum sendiri teringat masa-masa yang indah itu.

Bel masuk sekolah berbunyi. Tom dan Yona bersama berlarian ke gerbang sekolah yang hendak
ditutup oleh satpam sekolah. Beruntung pak satpam berbaik hati memperbolehkan Tom dan
Yona masuk. “Lain kali lebih pagi berangkatnya biar gak terlambat”kata pak satpam. “ya pak”
jawab mereka bersamaan. Dengan bergegas mereka berlari ke kelas mereka masing-masing
dengan nafas terengah-engah.

Dalam perjalanan Tom bertanya “kamu kelas berapa?” “Aku kelas XA. Kamu?” “Aku kelas XC”
“namaku Yona, nama kamu siapa?” “ Tom salam kenal. ” kata Tom sambil menjabatkan tangan.
“kayaknya kita harus berpisah sementara, kelas kita beda arah.” “ya bye.”

Hari terus berganti, hubungan mereka semakin dekat. “kamu ingin jadi apa nanti besar?” tanya
Tom ketika mereka bertemu di gerbang sekolah sewaktu pulang.

“entahlah, aku pikir ingin jadi dokter. Kalau kau ingin jadi apa nanti besar?”

“aku ingin jadi seorang peneliti kecerdasan buatan” Jawab Tom.

“emang kau bisa? Bukannnya untuk jadi peneliti itu harus memiliki nilai yang tinggi di sekolah?
Sedangkan nilai kau sendiri naik turun naik turun”canda Yona
“aku tau nilaiku suka naik turun, tapi bukan berarti aku gak bisa jadi peneliti. Buktinya Einstein
yang dulu sering dikatain bodoh, sekarang dia di puji-puji semua orang karena kecerdasannya
menemukan rumus relativitas.”

“haha iya juga sih.”

“bagaimana kalau kita bertaruh?”

“bertaruh apanya?”

“kalau aku dapat nilai UN tertinggi di sekolah kau traktirin aku makan sepuasnya gimana?”

“baiklah, kalau kamu bisa wkwk”

Keesokan harinya, pada saat upacara bendera pembina upacara mengumumkan bahwa salah satu
siswa memenangkan lomba cerdas cermat. Siswa yang memenangkan lomba itu adalah Yona.
Semua siswa disana bertepuk tangan dan bersorak.

“selamat Yona, kok gw gak tau kalau ada lomba cerdas cermat?” kata Tom sambil menjabat
tangan Yona.

“terima kasih Tom” jawab Yona sambil tersenyum.

“eii jawablah pertanyaanku, kok kau yang ikut cerdas cermat.” Wajah Tom cemberut.

“mungkin karena aku pintar, jadi guru milih aku wkwk” canda Yona.

Tanpa terasa udah dua tahun berlalu, Yona dan Tom udah kelas dua belas. Mereka harus bersiap-
siap untuk menghadapi ujian nasional (UN) dan USBN. Tugas yang diberikan guru mereka pun
sangat banyak sehingga mereka hamper tidak punya waktu istirahat.

“Aaahhh capek kalii, kelas dua belas paling suram tugasnya gak habis-habis.”kata Tom

“jangan mengeluhlah, justru karena itu sekolah kita banyak mencetak murid-murid
berbakat”sambung Yona

“iya juga sih, ada benarnya.”

“ayolah, aku traktirin kau bakso di kantin.”


“baiklah.” Mereka langsung menuju kantin.

Jam istirahat kedua kurang 3 menit lagi berbunyi. Tom selalu melihat jam dinding itu. Tanpa
sadar hal itu diamati oleh Yona. Ia tahu bahwa teman sekelasnya itu ingin segera berkumpul
dengan gengnya. Biasanya di belakang sekolah dekat toilet. Yona sering mendapati Tom main
judi bersama teman gengnya. Yona prihatin Tom telah salah bergaul. Dulu waktu kelas sepuluh
Tom adalah siswa yang pendiam dan baik.

“Hei, awas jangan ikut-ikutan mereka”

“ikutan apa sih?”

“kemarin kau main judi dengan geng kau, iya kan?”

“kalo ketahuan guru mampus kalian”

Bel istirahat kedua berbunyi, Tom menuju ke tempat gengnya.

“Jone, ngapain kita sekarang?” kata Tom

“yuk kita lanjutkan permainan kita kemarin, gw gak sudi kalah mulu.”

“siapa yang bawa kartu?

“aku bawa kartunya, akan segera kuambilkan.” Kata Tom sambil berdiri dan bergegas menuju ke
kelasnya untuk mengambil kartu reminya yang dia simpan di dalam tas.

Kesialan menimpa Tom, Tom ketahuan oleh gurunya “ibu pikir kau adalah orang yang baik,
ternyata selama ini ibu salah.” Tom langsung dibawa ke ruang BK. Jone dan teman-temannya
hanya diberi nasihat-nasihat karena mereka tidak terbukti bermain judi. Bahkan mereka
memfitnah Tom agar mereka tidak terkena sanksi sekolah. Tom mendapat peringatan tertulis dan
orang tuannya dipanggil. Tom merasa dikhianati temannya dan Tom tidak lagi berteman dengan
Jone dan teman-temannya.
Siangnya ketika pulang sekolah, di gerbang sekolah ia bertemu Yona yang sedang berjalan
keluar gerbang. Tom langsung berlari menghampiri Yona.

“Hei, Yona.” Sapa Tom ragu-ragu. Yona segera menoleh dan menghentikan langkahnya. Ia tau
Tom baru-baru ini tsedang terkena masalah karena membawa kartu remi untuk bermain judi.

“Hei, Tom. Kan udah kubilang jangan berteman dengan mereka, nah akhirnya kau kena kasus.”

“maaf Yona, karena tidak mendengarkan kau. Aku sekarang udah tidak berteman dengan mereka
lagi, mereka sudah mengkhianati dan memfitnahku.” Kata Tom dengan wajah merap padam

“Fiuh, sudah kuduga akan seperti ini.”

“Hey Tom, bukankah kau pernah janji kepadaku untuk mendapatkan nilai UN tertinggi di
sekolah tahun ini?” Tom diam, dia kehabisan kata-kata.

“Yona aku gak yakin bisa menepati janjiku itu.”

“Fiuh, kamu mudah sekali menyerah, kamu laki-laki atau perempuan sih?” canda Yona

Tom tersenyum “ah kamu nih.”

“Tom, kamu masih belum menyerah dengan mimpimu kan? Bagaimana kalau kita belajar
bersama-sama jika ada waktu luang.”

“Baiklah, aku akan belajar lebih keras aku tidak akan kalah dari kau.” ucap Tom sambil
tersenyum.

Mereka hampir sampai di rumah Yona. Ketika sudah sampai di rumah Yona, Tom segera
melambaikan tangan ke Yona. “sampai jumpa” ucap Tom.

Waktu terus berjalan, tak terasa UN sudah selesai. Para siswa dan siswi menunggu hasil UN
mereka diumumkan.
“hei Tom, hasil UN kita besok akan diumumkan. Aku penasaran hasil perjuanganmu akan
membuahkan hasil atau tidak, wkwk” canda Yona

“haha, kita lihat saja besok. ingat janji kita dulu, kalau aku dapat nilai UN tertinggi kau akan
mentraktir aku kan?” ucap Tom sambil tersenyum.

“iya ya, kau kok pede kali.”

“ iya meh?”

Keesokan harinya, mading sekolah sudah ditempel hasil UN. Siswa-siswi berbondong-bondong
melihat hasil UN mereka di mading, sehingga Tom dan Yona kesulitan untuk melihat hasil UN
mereka. Gak lama kemudian ada teriakan “gila, Tom dapat nilai UN tertinggi.” Setelah
mendengarnya Tom dan Yona menerobos untuk melihatnya. Yona kaget karena Tom beneran
dapat nilai UN tertinggi.”

“Selamat ya Tom”ucap Yona.

“terima kasih Yona” jawab Tom

“baiklah, karena kau dapat nilai UN tertinggi aku akan mentraktir kau sepuasnya.”

“hahaha baiklah, kita makan apa?

“terserah kau”

“hmmm, nanti malam makan di warkop aja yuk.”

“oke.”

Mereka lalu pulang bersama.

Anda mungkin juga menyukai