Anda di halaman 1dari 18

P S U D E O

Written by:

ADJI SANTOSO

Draft #1 : 01/02/2021

Draft #2 : 11/02/2021

Copyright ©

Sanskara Studio

Malang, 2021

082134592879
SINOPSIS :

Emon seorang mahasiswa pro konspirasi Covid’19 mengalami


kegelisahan karena semua media social seolah-olah memframing berita
tentang menakutkannya Covid’19. Otok teman kos yang sudah 3 bulan
pulang kampung kembali ke kos Emon bersamaan dengan sebuah Paket
yang tidak pernah Emon pesan sebelumnya.

Emon pun berniat mengembalikan Paket tersebut, Otok yang tidak


asing dengan alamat daerah dari pengirimnya pun membantu
mengembalikan Paket. Di sepanjang perjalanan Emon & Otok berdebat
soal konspirasi Covid’19. Dengan serentetan kejadian di perjalanan
menuju alamat pengirim. Tak sadar Emon sedang menuju rumah dari Otok
dan bertemu Ibu dari Otok beserta bendera kuning di rumahnya. Ibu
Otok pun menjelaskan kematian Otok karena Covid’19.

Emon yang mendengarkan cerita tersebut sontak terbujur kaku


keringat dingin serta membayangkan kejadian seharinya bersama Otok
di perjalanan menuju rumah itu, Emon yang tak kuat mendengar cerita
itu lantas lari dan terdiam melihat Otok yang duduk di kursi
motornya sembari tersenyum lebar hingga rahangnya tertarik sampai ke
pelipis kepala.

KARAKTER :

Otok :

 Physical
Mahasiswa semester 3-4, Umur 19 – 21 tahun. Berbadan gendut
90-110 kg. Berkacamata. Tinggi 165-175
 Want
Menyadarkan Emon bahwa Covid itu ada.
 Strength
Kocak, berpikir positif.
 Background Story
Terjangkit Covid sudah 2 bulan, tidak mau cerita ke orang-
orang, karantina mandiri,
 F I T S
Plot twisth Character. Membantu Emon menemukan alamat pengirim
Emon :

 Fisik
Mahasiswa semester 3-4, Umur 19 – 21 tahun. Berbadan gempal
80-90 kg. Berkacamata. Tinggi 171-180
 Want
Mengembalikan paket yang diterimanya. Menyadarkan Otok kalau
Covid itu Konspirasi
 Strength
Cerdas, berpengetahuan luas, kuat pendirian
 Weakness
Pemarah, melihat masalah dari 1 POV saja. Gampang kaget, judes
 Background Story
Mahasiswa Ilmu Politik. Melihat Covid itu hanya bautan
Politik, penganut teori konspirasi.

Ibu Otok :

 Fisik
Ibu umur 40-50 tahun. Muslimah, tinggi 155-165cm
 F I T S
Side Character & Menjelaskan kematian Otok
 Background Story
Single mom.

Tukang Tambal Ban

 Fisik
Gondrong, Umur 30-45 tahun, tinggi 165-175
 Menjadi side character untuk memperjelas plot twish
 Jutek

Sepasang Pengendara

 Sepasang kekasih remaja umur 18-21 tahun


 Cewe mempunyai gigi tonggos / tompel
 Laki-laki kurang goodlooking
 Motor beat/scopy dengan helm carglos
[ACT I]

SEQUENCE 01

1. INT. KAMAR EMON – DAY

Memperlihatkan isi kamar Emon. Mulai dari interior sampai rak buku.
Dari samping tangan Emon mengambil buku. Ditaruh ke meja bersama HP
rusak disampingnya. Emon makan burger dengan lahab sambil CU mouse
scroll berita. Dari belakang tampak ia scroll berita dan garuk-garuk
celana lalu menciumnya.

EMON

(sambil makan)

“Opoan ngeneki berita covad-covid covad-covid, koyo gaonok


berita maneh ae media ki.”

Suara ketuk pintu. Orang mengetuk pintu dengan suara “PAKET”

EMON CONT’D

(Menengok kearah sumber suara lalu berdiri menuju pintu)

“Sopo ki, ga ruh wong lagi chill ae.”

2. INT. RUANG TENGAH KONTRAKAN - DAY

Emon membuka gagang pintu. Tampak depan dia melihat tidak ada orang
dan mengambil paket.

Emon lalu menutup pintu. Masuk ke kamarnya dan meletakkan paket di


mejanya. Sesaat Emon hendak duduk kemudian bunyi ketuk pintu
terdengar kembali.

EMON

(kesal, marah)

“Aaarrrghh opo’o seh dunyo iki, ga isok a sedino tenang


ngunu,”

Emon pergi membuka pintu. Tampak depan dia melihat tidak ada orang
lalu dia berbalik kaget melihat Otok sudah ada di dalam.

OTOK

“Hallo sobat, heh ojok lali gawakno kerdusku ning njobo.”

Emon terlihat kaget. Otok berjalan menuju dapur dan Emon mengambil
kardus lalu di taruhnya di ruang tengah. Emon lalu ke kamar.
3. INT. KAMAR EMON – DAY
Emon dan Otok saling berdialog dengan shot master kamar Emon
tapi berdialog dengan Otok yang ada di dapur.

EMON

(berjalan menuju kamar lalu duduk)

“Kon iku opo’o seh ngageti ae, balik kontrakan ga ngabari.”

OTOK

(suara dari arah dapur)

“Lah lha kon di WA ga bales di telpon ga diangkat raimu.”

EMON

“Oh yo lali, HP ku rusak hehehe. Lha kon seh 3 ulan balik kampung
gak ngomong-ngomong gak nge chat, gak tekon kabar to yaopo ngunu.”

OTOK

“Kon lesu ta ga? ki aku onok mie.”

EMON

“Boleh.”

OTOK

“Lha kon lho lapo suwe-suwe ning kontrakan, wong kuliah yo daring
lapo ga mulih, ga wedi Covid ta kon ning kota red zone ngeneki.”

EMON

“Assss Covid maneh, opo iku covid? Ha!, akal-akalne media karo
gaweanne wong chino ae iku ben wong ning omah, trus tuku opo-opo
lewat online ben perusahaan starup – starup online iku untung
gedhe ,aahhs konspirasi iku.”

(nada nyolot meninggi)

Otok berjalan menuju kamar Emon sambil membawa mie (HANDHELD). Otok
melihat Emon seperti tangannya berada di saku.

OTOK

“Kon Cokil a?”

EMON

“Ga cok raimu, iki ngunu alat olahraga lima jari. Pikiran mu mesti
aneh-aneh ae.”

OTOK
“Wess gausah kakean omong nyoh mangan.”

Otok menyodorkan mie di meja Emon. Emon terlihat ngiler dan


mengambilnya lalu memakannya.

EMON

“Hehehe mantep ni, Suwun ya.”

Otok bersender di pintu kamar terlihat dia melirik paket.

OTOK

“Opo iku Mon?”

EMON CONT’D

“Ga ruh, paket nyasar.”

(sambil makan mie)

OTOK

“Ga mbuk buka?”

EMON

“Oh yo, aku yo penasaran pisan seh.”

Emon membuka Paket dan kaget melihat isinya.

EMON

“Opo ki anjir, aku ga pernah pesen koyo ngenean.”

OTOK

(Melihat penasaran)

“Opo seh? Alah ngene tok ae lho Mon.”

EMON

“Ga isok, aku ga tau pesen ngenean, kon lak ngerti aku koyo pye seh?
Ga mungkin aku pesen ngenean. Ndi ki alamate. Perumahan Graha Asri
No 68, Ds. Sumbersari RT 3 RW 1, Kec. Dau. Iki lak desa mu a Tok?”

OTOK

“Iyo iku deso ku, ayo wes tak terno, kon lhang adus ambumu su koyo
mayat.”

EMON

“Yo wes gas.”

CUT TO:
SEQUENCE 02

4. INT. RUANG TENGAH KONTRAKAN - DAY

Establish kontrakan. Kucing berjalan. Dan jam kontrakan. Otok


bersolek didepan kaca.

OTOK

“Wes mari a Mon?”

(sambil menyisir rambut)

EMON

(suara dari kamar mandi)

“Yoi sek.”

Emon keluar kamar mandi dengan kaos dan handuk dan berjalan menuju
Otok. Emon melihat kearah Otok bersolek.

EMON

“Ayo, gas wes mari aku.”

(kaget melihat bayangan Otok tidak berpindah saat Otok berpindah)

OTOK

(menjatuhkan sisir lantas mengambil dan berdiri lagi)

“Ayo Malah ngelamun, selak sore iki.”

Emon menggelengkan kepala dan mengucek mata dan menghela


napas. Lalu berjalan keluar

5. EXT. TERAS KONTRAKAN – DAY

Di parkiran kontrakan terlihat hanya ada motor Emon. Otok terlihat


sedang menggunakan Helm dan melihat jam.

OTOK

“Ayo sowi mesti.”

Emon terdiam melihat di parkiran hanya ada motornya saja dan


berjalan menuju motornya. Lalu ia menaiki motor dan standard
motornya. Otok menyeret keluar motor Emon. Emon menstater motornya
lalu keluar gerbang.

CUT TO:
[ACT II]

SEQUENCE 03

6. EXT. JALAN KOTA – DAY

Establish Drone Jalanan kota. Banyak motor di lampu merah.


Otok yang dibonceng Emon mulai menanyakan hal kepada Emon.

OTOK

“Mon, we lapo kok ga mulih kampung wae, kan kuliah online?”

EMON

“Males Tok, ning omah ribet ditakoni kerjoan ae, padahal kan lagek
semester 4 ya. Aku yo ga gelem mulih sisan seh gara-gara covid iki,
ngko tekan desa dikiro aku gowo covid tekan kota.”

OTOK

“Emang kenapa seh mon kok kon seakan percaya banget covid iku
konspirasi, kan we yo ngerti dewe akeh wong seng mati gara-gara
covid ning TV kae.”

EMON

“Yo ngene ki lek wong budak media, aku percaya covid iku onok, tapi
media gausah lah seolah-olah membesarkan berita kematian kasus
positif dll.”

(Emon sambil menyetir dan melihat jalan)

“Saiki bayang no ya Tok, bendino iku yo wakeh wong mati gara-gara


kecelakaan, TBC, Stroke, Diabetes lan sembarang kalir re, saiki lapo
seng di godok media iku covad-covid ae, penyakit lainne lak yo akeh
seh.”

(Belok ke pertigaan/lampu merah)

7. EXT. PERTIGAAN JALAN / LAMPU MERAH – DAY

Emon memberhentikan motornya di pertigaan/lampu merah dan Otok


melihat sepasang kekasih yang janggal menaiki motor. Otok pun
mengkode Emon.

EMON

(dari samping memberhentikan motor karena hendak menyeberang)

“Iyo aku ngerti Covid iku bahaya, tapi yo ojok nemen-nemen lah di
beritakan ne, wedine wong ga mati gara-gara Covid tapi gara-gara
pusing depresi di kurung ning omah terus gaoleh metu.”
OTOK

(sambil mengelus paha Emon dan merangkul seperti sepasang kekasih


yang dilihatnya)

“Ehmm ehmm.”

EMON

(risih)

“Opoo seh tok? Kon lapo cekel-cekel iki. Tok, tok.”

OTOK

(memaksa menengokkan kepala Emon)

“Deloken ta mon, wasu ncene lananganne welek, wedok e isok ayu


ngunu.”

EMON

“Ncene urip iku ra adil Tok, opo seng mbuk delok iku durung mesti
isok mbuk percaya.”

Sepasang kekasih itu pun melihat kearah Emon dan Otok lalu si
cewek membuka masker dan ternyata zonk. Emon dan Otok Kembali
melanjutkan perjalanannya.

EMON

“Ciahkkk Zonk le le.”

OTOK

“Ayo gas-gas.”

(sambil menepuk punggung Emon)

CUT TO :

CEWE1

“Eh delok en a beb wong iku ngomong dewe.”

COWO1

“Yo wes ben bi, gara-gara Covid akeh wong depresi.”


SEQUENCE 04

8. EXT. JALANAN HUTAN - DAY

Establish motor dan kendaraan. Motor Emon dari samping berkendara.


Banyak pengendara yang melihat sinis kearah Emon. (play SOUNDTRACK)

EMON

“Eh tok, kon nyadar ga seh, akeh wong deloki kene ning dalan knopo
yo?”

OTOK

“Yo iyo lah, lha kon gawe masker raimu.”

EMON

“Oh iyo, lah ketentuan masker yo ga jelas ngunu, jare oleh kain jare
saiki gaoleh seng bener seng ndi garai mumet ae.”

OTOK

“Eh sek maeng pye jarenmu wong isok mati ning omah ae, kok iso?”

Dari arah belakang terlihat ban motor mereka kempes.

EMON

“Dadi ngene Tok, wong lek ning omah ae kan iso stress, nah iku
justru iso gawe awak gampang kenek penyakit, Lek tak piker-pikir
menurutku Covid iki yo onok hubunganne karo politik lho!”

OTOK

“Kok iso?”

EMON

“Saiki bayangno ya, iki menurutku lho ya, kabeh berita kan lagi
tertuju ning point Covid, isok ae masyarakat saiki sengojo diarahno
ning sak pandangan, dadi kebijakan-kebijakan entah iku ning negara
awakdewe to luar negeri akeh seng di ubah tapi kene gak ngerti gara-
gara sibuk bahas Covid.”

Emon keasikan mengobrol, tiba-tiba ban motor mereka kempes, Otok dan
Emon pun harus mendorong sampai ketemu tukang tambal ban.

OTOK

“Kon she Mon, bahas-bahas Covid nang politik, dadi kualat kan.”

EMON

“Edyan eh saking ga gelem di kritik ke sampek ban ku di sabotase.”


(ngedumel)
Dari samping long shot terlihat mereka sedang mendorong motornya

EMON

“Opo onok tambal ban sore ngeneki Tok.”

OTOK

“Onok pasti, aku biasane lewat kene onok kok.”

EMON

“Panase.” (ngedumel)

OTOK CONT’D

“Nah iku ngarep iku.”

(menunjuk pos tambal ban)

9. INT. POS TAMBAL BAN - DAY

Terlihat ada pos tukang tambal Ban. Pak Tukang Tambal Ban mematikan
radio fade out music. Tukang tambal ban mengerjakan tambalannya
sedangkan Emon dan Otok masih berdebat soal COvid.

Emon

“Pak Bocor Pak.”

TUKANG BAN

(mematikan radio)

“Tambal nopo ganti ban mas?”

Emon

“Tambal mawon Pak.”

(Tukang tambal ban lalu mengambil alih motor dan bekerja, Emon dan
Otok duduk di kursi tunggu.)

EMON

“Tok, tok.”

(sambil menyenggol Otok)

OTOK

(sedang melamun)

“Opo seh.”

EMON

“Delok en iku Bapak’e gak gawe masker yo pancet sehat-sehat ae.”

OTOK
“Yo iku wonge ben dino olah raga, lha kon.”

EMON

“Lho aku olahraga, kon ga ngerti maeng isuk.”

OTOK

“Opo olahraga kok mung tangan remes-remes, bayi lagek lahir yo iso.”

Emon melihat ke arah pekerjaan Bapak tukang tambal ban tersebut lalu
bertanya sesuatu.

EMON

“Pak, ngeten niki tambal ban pas Covid penghasilan menurun gak Pak?”

TUKANG BAN

“Yo mudun mas, dalanan sepi, jarang wong metu omah wedi kenek
Covid.”

EMON

“Lha njenengan gak wedi ta Pak kalihan Covid?.”

TUKANG BAN

“Lek wedi karo Covid yo ga mangan mas, mung ning omah wae, kanggo
wong cilik koyo Bapak ngeten niki ga duwe pilihan mas, ape WFH-WFH
pye carane, malah mati keleson mas.”

EMON

“Lho rungokno iku Tok.”

TUKAN BAN

“Pun Mas.”

EMON

“Oh nggeh Pak. Niki.”

(emon memberi uang lebih)

Bapak Tambal Ban

“Lho mas kakean iki.”

EMON

“Wes pun Pak, kangge njenengan.”

(sambil menstater motor)

Emon dan Otok pun menaiki motor dan kembali melanjutkan perjalanan.

Bapak Tambal Ban

“Luman tapi sayange gendeng, ngomong dewe.”


CUT TO:

SEQUENCE 05

10. EXT. JALAN SAWAH – DAY

Establish drone Emon dan Otok mengendarai motor di jalan yang


berliku. Sampai mereka ke sebuah jalan pematang sawah.

EMON

“Iki yakin dalan ne tok?”

OTOK

“Hmmm iyo.”

EMON

“Mosok perumahan lewate dalan ngeneki? Seng ngenah kon!”

OTOK

“Iyo, ga percayaan arek ki, kan aku yo biasa lewat kene sisan.”

11. EXT. SPBU & JALAN DESA – DAY TO NIGHT

Establish perjalanan mereka keluar dari jalanan sawah menuju jalanan


besar.

EMON

“Nah iki baru bener.”

OTOK

“Ngeyel ae arek kok.”

Terlihat speedometer Emon yang menunjukan bensin habis. Mereka


melewati SPBU. Lalu masuk ke sebuah jalanan sepi. Motor mereka tiba-
tiba mati.

OTOK

“Kenopo Mon.”

EMON

“Opo’o maneh seh ki.”

(kesal, mencoba mengongkel motor, mengecek bagian busi, lalu


kehabisan kesabaran dan memukul motor)

OTOK

(melihat ke arah speedometer)

“Oh iki bensine entek Mon.”


EMON

“Waduh nuntun maneh rek, sek adoh ta Tok?”

OTOK

“Cedek kok.”

Mereka pun menuntun kembali motornya hingga jarak yang agak lumanyan
jauh. Terlihat keringat wajah Emon.

EMON

“Cedek matamu Tok, Tok, iki podo karo melu gerak jalan agustusan.”

CUT TO :
12. EXT. KAMPUNG OTOK - NIGHT

Emon dan Otok terus mendorong motor hingga suara Adzan dan Tak lama
mereka menemukan tugu desa yang mereka tuju. hari semakin petang
sehingga terlihat meneramkannya desa tersebut.

EMON

“Kok serem sepi ngene Tok.”

OTOK

“Tenang wong kene apik-apik kok. Ngarep iku onok warung dodol
bensin.”

EMON

“Wes gausah nanggung, aku kebelet sisane ngko ae mulih lagek diisi,
kon gar uh betis ku wes koyo Ronaldo nuntun pedah gatel iki.”

Penduduk setempat melihat sinis ke arah Emon dan Otok sehingga


membuat suasana makin mencekam. Karena tak sabar ingin mengembalikan
paket dan numpang toilet Emon pun meninggalkan Otok dengan motor.

EMON

“Wes ga kuat aku, kon tak tinggal kene yo Tok, omahe sebelah ndi?”

OTOK

“Iku ngarep onok gang nah kon nganan trus omah nomor 69.”

Emon pun langsung berlari sambil membawa paket dan mencari rumah
sesuai alamat. Lalu dia kaget karena di depan rumah tersebut
terdapat bendera kuning bekas orang meninggal.

EMON

“Belok kanan, omah nomer 69, 64, 65, 66, 68, Nah iki.”

(menengok ke atas dan melihat bendera kuning)

“Iki temen omahe ta. Kok medeni, balik ae po pye yo, tapi kadung
teko kene. Lah los wes.”
[ACT III]

SEQUENCE 06

13. EXT. TERAS RUMAH OTOK – NIGHT

Emon terlihat ketakutan dan menahan pipisnya. Dia lalu memencet bel
rumah tersebut. Emon kaget karena yang keluar adalah Ibu dari Otok.

EMON

“Assalamualaikum, permisi Pak Bu.”

IBU

“Eh nak Emon, matur nuwun pun teko, tapi Otok e pun di kuburke wau
enjeng.”

EMON

(Shock, gagap)

“Pripun Bu, Otok pripun ?”

IBU

“Lho sampean mboten ngertos? Otok pun meninggal wingi dalu bakdal
subuh, Nggeh nembe wau enjeng di kuburke, badhe ngabari mas Emon,
Mas Emon mboten saget di telpon.”

EMON

“Kok kok saget Bu?”

IBU

“Nggeh niku mas, sak bak do ne 2 minggu mulih tekan kontrakan niku
awake Otok panas, sambat ngelu, awale nggeh tak kiro mung demam
biasa areke nggeh ga gelem digowo teng rumah sakit terose wedi
Covid, kok suwi-suwi pun 1 ulan kok mboten waras-waras terus terose
mboten saget ngambu kalian ngerasakne panganan. Nggeh kulo paksa
rujuk teng rumah sakit tibak no bener mas, Otok kenek Covid, pun di
ramut teng rumah sakit terose pernapasanne kenek, kalian depresi
ngoten, di karantina teng mriko, mulih-mulih pun ngeten niki.”
SEQUENCE 07

14. EXT. DEPAN RUMAH OTOK – NIGHT

Emon medengarkan kata-kata Ibu Otok dan hanya terdiam kaku,


menggigil wajahnya seiring pucat lalu dia membayangkan seluruh
kejadian yang dia alami bersama Otok pagi ini (dialog merah)
saking gemetarnya badan Emon dia menjatuhkan Paket. Emon tak
tahan lalu berlari keluar rumah tersebut.

IBU

“Lhoh Nak Emon, badhe teng pundi? Niki kotak e keri. Mas, Mas
Emon.”

Emon lari terbirit-birit keluar rumah menuju ke sepeda nya.


Kemudian badan Emon berhenti seketika. Kaki bergetar dan
mengeluarkan air kencing. Wajahnya nampak kaku dan shock melihat
di motornya ada Otok dengan wujud baju putih kain kafan yang
duduk berbalik kepala 360derajat sambil tersenyum ke Emon dengan
senyuman hingga mulut lebar menarik rahang.

OTOK

“Hehehe PAKET.”

CUT TO BLACK

CREDIT

Anda mungkin juga menyukai