Anda di halaman 1dari 3

“KOKO KENA BATUNYA”

Pagi ini adalah pagi yang cerah. Koko bersiap berangkat sekolah. Ditatanya buku tulis ke dalam tas
dengan rapi. Kemudian ia menyantap sarapan yang telah disiapkan dimeja makan supaya nanti di
sekolah mempunyai banyak tenaga.

Jam menunjukkan pukul 06.30. Koko bergegas ke luar rumah. Koko mencium kedua tangan orang
tuanya sebelum berangkat ke sekolah. Dia berangkat sekolah sambil bernyanyi-nyanyi. Dia senang
karena bertemu dengan banyak teman.

Sampailah anak-anak di depan pintu gerbang sekolah mereka. Di depan warung dekat sekolah,
terlihat Bandung bersama temannya Joko. Mereka terkenal sebagai anak yang nakal. Kadang-kadang
mereka meminta uang kepada anak-anak yang lain dengan berbagai ancaman.

Bel berbunyi keras, tetapi ketiga anak tersebut masih berdiri di depan warung. Anak-anak lain pun
bergegas masuk kelas masing-masing.

Pukul 7 lewat 5 menit, Bandung, Joko, dan Koko belum juga masuk kelas. Bandung dan Joko terus
mengajak Koko untuk bolos. Koko belum mengerjakan PR, makanya dia mau saja diajak membolos
oleh mereka.

Bandung, Joko, Koko berjalan- jalan di dekat pasar. Suasana sangat ramai. Koko merasa senang
karena di ajak membolos. Dia tidak perlu ikut pelajaran matematika. Sambil berjalan, mereka
melihat di sekitar pasar. Di antara mereka ada yang melihat tempat video game yang cukup ramai.

Di dalam tempat persewaan video game suasananya sangat ramai. Mereka bermain bertanding bola.
Koko, Joko, dan Bandung bermain sampai lupa waktu.

Setelah mereka cukup lama bermain, Koko merasa sangat lapar, uangnya tinggal sedikit. Ia merasa
menyesal main game, karena ia banyak kehilangan uang. Terlintas di pikirannya untuk membeli
somay. Jajanan pinggir jalan itu langsung saja ia beli dan segera dimakan.

Satu kantong plastik somay dihabiskan semua. Tiba-tiba pandangan mata Koko menjadi kabur,
perutnya terasa sakit sekali. Tubuhnya jatuh di atas tanah. Pak polisi yang melihat kejadian itu
langsung menolong Koko dan membawanya ke sekolah.

Tidak lama kemudian Koko pun sadar dari pingsannya. Dilihatnya teman- teman berdiri di
sampingnya.

Koko menceritakan semua asal mula dia pingsan. “Tadi saya di ajak Bandung dan Joko membolos,
Bu. Terus saya makan somay di pinggir jalan, dan akibatnya perut saya sakit karena jajan
sembarangan”.

Suasana kelas tiba-tiba riuh. Teman-temannya sibuk bertanya pada Koko apa yang dialami.

Koko kaget dan sontak dia langsung duduk tenang. Dia merasa bersalah karena talah menjadi
penyebab kegaduhan.

Tak lama bel pulang pun berdering. Dia mulai mengemasi barang-barangnya. Ibu guru
memerintahkan Toya, ketua kelas mereka untuk menyiapkan berdoa.

Gubrak!! Suara aneh terdengar dari bagian belakang kelas.


Aduh, teriak salah satu siswa.

Ternyata suara teriakan itu adalah suara Koko.

Ada apa Ko? Tanya Bu Guru.

Aduh sakit Bu, saya kejatuhan remahan plafon! Jawab Koko.

Sebagian dari teman Koko ada yang tertawa ada juga yang merasa kasihan terhadap Koko yang
tertimpa plafon.

Setelah kejadian itu Koko diantar ke UKS. Di sana dia diobati dan dibersihkan lukanya. Hesti memang
seorang dokter kecil. Jadi, masalah mengobati luka, adalah tugasnya sehari-hari.

Makanya, Ko. Jangan bolos! Kata Hesti.

Iya Hes, aku juga menyesal. Coba aku enggak bolos ya? Pasti nasibku tidak seperti ini. Perut sakit,
pingsan, tertimpa plafon pula! Lanjut Koko.

Selah semua lukanya dibalut. Dia pulang bersama Hesti. Tak jauh dari persimpangan tempat ia
berpisah dengan Hesti, Koko bertemu dengan Bandung dan Joko.

Di saat Koko di ajak untuk bolos lagi, dia mencoba menolak ajakan itu. Dia sudah berjanji pada guru
dan teman-temannya untuk tidak bolos lagi.

Hesti yang merasa cemas dengan keadaan Koko, tidak langsung pulang. Dia mencoba untuk
mengikuti Koko dari belakang. Betapa kagetnya Hesti yang mendapati Koko sedang berbincang-
bincang dengan Joko dan Bandung.

Pada saat itu Hesti mengendap-endap secara diam-diam. Mengamati segala gerak-gerik Joko, Koko,
dan Bandung. Hesti yang bertubuh mungil bersembunyi di balik pos kamling. Hesti menguping apa
yang dibicarakan Koko, Bandung, dan Joko.

Ternyata Bandung dan Joko masih berusaha untuk membujuk Koko untuk membolos lagi. Koko tetap
pada pendiriannya untuk tidak membolos lagi.

Koko berlari bersemangat menuju rumahnya. Bandung dan Joko tersenyum di belakang Koko.
Mereka membohongi Koko tentang harga tiket band Gokil.

Hesti yang melihat kejadian itu merasa curiga. Pasti ada yang tidak beres dengan mereka. Dia hanya
bisa berharap tidak terjadi apa-apa dengan Koko.

Sesampainya di rumah, Koko melepas sepatu dan langsung tertidur pulas. Beberapa menit kemudian
matanya sudah terpejam. Ibunya hanya bisa memandang kasihan. Anaknya habis pingsan siang itu.

Keesokan harinya, pagi itu berjalan seperti biasa. Tidak ada yang terlalu spesial. Pukul 06.30 Koko
sudah berangkat sekolah.

Koko segera keluar rumah. Pagi itu pun cukup cerah. Suasananya sangat cocok untuk menonton
suatu pertunjukan.

Tidak jauh dari tempat Koko dan teman-temannya berdiri, Hesti sudah berdiri di tiang listrik yang
menjulang tinggi. Di mengamati segala gerak-gerik Bandung dan Joko. Ia curiga ada sesuatu yang
direncanakan Bandung dan Joko.
Tiba-tiba Koko mulai bergerak dari tempatnya berdiri. Dan benar saja, dia beserta Joko dan Bandung
menjauh dari sekolah. Sesampai di halte, Hesti menghentikan langkahnya, dia berbalik arah menuju
sekolah, karena tinggal berapa menit lagi bel akan berbunyi.

Dengan sedikit mimik kecewa, Hesti melangkah kembali ke sekolah. Namun Hesti bisa memastikan
bahwa Koko telah membolos lagi.

Di halte bus, ketiga siswa itu menunggu angkot menuju tempat konser band Gokil. Tak lama
kemudian angkot pun tiba. Koko tak sabar melihat aksi band favoritnya.

Karena sudah puas melihat konser band favoritnya, Koko ingin kembali pulang ke rumah. Namun
sekarang dia sudah tidak punya ongkos pulang. Tiba-tiba ada dua orang yang menghampirinya.
Ternyata itu adalah Hesti dan Ibu Guru.

Pada akhirnya Koko pulang bersama ibu guru. Dia menyesal karena telah mengingkari janjinya.

Sontak dia kaget saat kedua temannya itu di tangkap polisi. Koko pun kembali ke dalam ruang
kelasnya.

Anda mungkin juga menyukai