Anda di halaman 1dari 7

PROJEK

“FILSAFAT ILMU”
DOSEN PENGAMPUH : Dr. BUDI VALIANTO, M.Pd

OLEH:

KELAS A 2020
1. ANDIKA LEO TURNIP (8206117008)
2. ARFAN HAKIM PANE (8206117001)
3. ASMAN RAFSAN JANI DAULAY (8206117003)
4. EKK JILLE MARBUN (8206117007)
5. FAHMI SYAHBANDI LUBIS (8206117002)
6. IGNASIUS IVAN KURNIA NDURURU (8206117005)
7. MHD. ILYASA (8206117004)
8. SUTAN ALI HASIBUAN (8206117006)

PENDIDIKAN OLAHRAGA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
SKENARIO : PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM KEHIDUPAN

Premis :

Seorang anak yang merindukan kabar orangtuanya dengan keterbatasan informasi

menghasilkan suatu perkembangan teknologi.

Sinopsis :

Eky seorang anak kampung yang sedang merantau untuk menimba ilmu di salah satu

universitas yang ada dikota. Eky yang sedang duduk di semester akhir menyempatkan sambil

bekerja untuk menutupi kebutuhannya selama berada dikota dan menabung untuk biaya ujian

akhirnya.. Dengan keterbatasan jarak yang cukup jauh eky tidak bisa pulang kekampung

karena mengingat dalam pertemuan terakhir dikampus akan melaksanakan ujian akhir

semester pada minggu depan. Bukan hanya itu, bahkan untuk memberi kabar pada

orangtuanya hanya bisa menggunakan telepon genggam ataupun surat yang dikirim melalui

kantor pos. Kendala yang dialami oleh eky saat ini yaitu saat ingin menelepon orangtuanya

dia harus menempuh sekitar 30 menit dari rumah kosnya untuk sampai ke warung telepon

(Wartel) itupun dengan keterbatasan jumlah telepon yang ada.

Cerita pendek :

Pada suatu saat, ditengah jam istirahat perkuliahannya eky yang sangat merindukan

sosok orang tuanya hingga termenung dengan mata yang berkaca membayangkan wajah

orangtuanya karena memikirkan bagaimana kabar orangtuanya yang sudah 6 bulan tidak

pulang ke kampung halaman.

Scene 1 – Dikampus – siang

Seketika Sutan (Teman sekampus eky) menghampiri eky dengan menepuk bahunya.

Sutan : “woi ky, kamu kok melamun gitu? Mata kamu juga berkaca-kaca, ada apa?” Sutan

bertanya.

Eky pun menghela nafas dan menjelaskan apa yang ia rasakan saat ini
Eky : “gini tan, aku rindu sekali dengan orangtua di kampung, minggu depan kan kita sudah

mau ujian akhir semester, sementara aku belum bisa pulang karena aku mau kejar dosen

untuk bimbingan skripsi. Kalau mau pulang kampung hanya untuk beberapa minggu pasti

berat di ongkos untuk balik ke kota lagi.” Fyuuuhh... (sambil berfikir)

Sutan: “yauda ky, coba nanti kamu hubungi orangtua kamu seusai mata kuliah terakhir kita

biar kangenmu lepas” sambil menepuk bahu eky.

Eky: “justru disini kendalanya tan, setelah kuliah nanti aku langsung pergi ke tempat kerja

pulangnya jam 10. kalau mau nelfon harus ke wartel lagi butuh waktu 30 menit tiba disana”

Sutan: “waduh gitu pula ya, setauku juga wartel tutup jam 11 malam. yauda coba nanti

kamu setelah pulang kerja langung aja ke wartel ky. Kan masih ada waktu 30 menit lagi

untuk ngorol dengan orang tua dikampung”.

Eky: “Baiklah tan, nanti aku akan coba ya...”.

Scene 2 – Warung telepon – malam

(Eky sudah tiba di Wartel dan disana sudah mengambil antrain dan yang Mengantri 7 orang)

Eky “Sudah mau jam 11 masih ada 3 orang lagi” sambil menghela nafas

Ivan/ Penjaga wartel ( mengumumkan wartel akan tutup 5 menit lagi )

(Pada saat giliran eky mau masuk kedalam ruangan, tiba tiba ditegur oleh penjaga wartel)

Ivan : “Maaf Pak warung sudah mau tutup, kita pun sudah lewat dari jam batas. Silahkan

besok bapak kembali lagi ”

Ekky : (memohon agar diberi untuk diizinkan bisa menelepon) “Pak tolong sekali ini saya

ingin menanyakan kabar ke orangtua saya, saya rindu sekali dengan orang tua saya

dikampung. Saya ingin mengabarkan kalau saya belum bisa pulang kampung bulan ini.

Sudah lama saya menunggu antrian panjang. Saya mohon toleransi sedikit pak” sambil

memohon dengan mata berkaca-kaca.


Ivan : “baiklah pak, tp tolong jangan teralu lama, nanti kami bisa kena tegur sama atasan

karena sudah melewati batas waktu”

Ekky : (eky sambil tersenyum sambil berjalan kedalam keruangan)

(Sudah 5 x mengulang ditelepon tidak satu pun yang mengangkat telepon dirumah),

Ekky : eky pun termenung “mungkin orang dirumah sudah tidur karena hampir jam 12

malam” (kesal dengan diri sendiri sambil berjalan keluar ruangan).

Esokan harinya – scene 3 – Kantin kampus – pagi

(Ditengah jalan sutan Berjumpa dengan sutan Eky), sutan bertanya kepada eky “bagaimana

kabar orangtuamu ky? Jadi td malam kamu telfon ?”

Eky “ apanya yang gimana tan, sampe sana aku udah banyak yang ngantri, itupun malah

dilarang aku sama yang jaga wartel karena mereka mau tutup udah lewat jam batas”.

Sutan “Terus? Gak bisa lah ya?”

Eky “untungnya sih bisa, aku mohon sama bapak yang jaga wartel akhirnya dikasi. Tp pas

aku telfon kerumah gak ada lagi yang angkat. Mungkin udh tidur sih tan pas aku nelfonnya.

Karena posisi hampir jam 12.

(Diperbincangan antara eky dan sutan, andika menghampiri mereka. andika adalah teman

satu kelasnya sutan dan eky. Melihat eky tampak murung tidak seperti biasanya andika pun

bertanya kepada mereka)

“Sutan pun menjelaskan apa yang terjadi kepada andika” seketika andika terbenak kalau

tetangganya memiliki telepon rumah

Andika: “woiii... aku baru ingat kalau tetanggaku mempunyai telepon rumah juga,

bagaimana kalau nanti kita kerumahnya” memberi saran

Sutan: “nah boleh juga itu ky” sambil berseru

Andika : “oke nanti siang kan ada jam kosong perkuliahan. Kita langsung kesana ya..”
scene 4 – Rumah Ilyas – Ilyas

(setelah jam perkuliahan mereka pun langsung bergegas kerumah ilyas, andika dan eky pun

Tiba dirumah ilyas mereka pun mengetuk pintu rumah ilyas. Ilyas adalah tetangga andika

yang mempunyai telepon rumah dirumahnya).

“Assalamualaikuum.. ilyass.. ilyass...” (waalaikumsalam.. bentarr... ilyas pun membuka

pintu)

Ilyas : “ehh bang andika, ada apa bang?”

Andika : “gini yas, temanku boleh pinjam telepon untuk menelepon orang tuanya

dikampung?” (lalu andika dan ekky pun menceritakan apa yang terjadi sebelumnya)

Ilyas : “oke bang sebentar ya.. silahkan masuk bang..”

(Ekky pun lalu memasukkan nomor telepon yang dituju, saat menelepon ke telepon rumah

dikampung, bapaknya ekky yang bernama fahmi pun mengangkat telepon)

“Suara telepon berdering..............”

Fahmi/ bapak Eky : “halo...assalamualaikum.. (Uhuk, sambil terbatuk)”

Eky : “waalaikumsalam... halo bapak ini ekky anak bapak. Maaf yah pak baru bisa hubungi

bapak...”

Fahmi : “oh ekky.. anak bapak rupanya. Gimana kabarmu disana? Gimana kuliahnya nak?

lancar?”

Eky : “alhamdulillah pak lancar.... Gimana kabar..” tuuuttttt.. tutttt.. “Halo pak.. pak.. Halo..”

Fahmi : “halo nak.. nakk..”

(saat dipertengahan komunikasi telepon pun mati karena listrik dirumah ilyas mati ) “Ekky

pun semakin kesal setelah apa yang terjadi sebelumnya dan saat ini. Lalu mereka pun duduk

berdikusi didepan teras rumah ilyas tentang kendala komunikasi saat bertelepon.”
Ekky : “aku palak kali kek gini, mau komunikasi aja pun susah. Mau telponan harus ke

wartel itu pun harus ngantri dulu. Ditambah lagi padam listrik gini telepon ikut mati juga”

Ilyas pun seketika mencetus: “iya bang aku pun ngerasa payah kali kalau gini. menelepon

harus dirumah, maunya ada ya telepon yang bisa dibawa kemana mana jadi lebih praktis

penggunaanya. Kalau seperti ini gawat kita berpatokan sama telepon rumah.

(setelah pulang sampai di rumah, seketika eky terbenak setelah mendengar perkataan ilyas

bahwa telepon yang bisa dibawa kemana mana dan lebih praktis. Baru Kepikiran kalau eky

mempunyai teman yang mempunyai ahli dibidang komunikasi dan teknologi yaitu arfan. Lalu

eky pun esokan hari nya menjumpai arfan dikantornya.)

Esokan harinya – kantor informasi dan teknologi – siang hari

(setelah menjumpai arfan, eky pun menceritakan apa yang terjadi dengan arfan, lalu arfan

pun menanggapinya. ekky pun bercerita kepada arfan setelah apa yang terjadi bahwa sulitnya

akses komunikasi dengan menggunakan telepon rumah.).

Ekky : “fan, aku disini mau cerita manatau ada solusi karena aku tau ini adalah bidangmu”

Arfan : “oke ky, kamu ingin cerita tentang apa ? apa sebenarnya yang terjadi”

Ekky : Gini fan aku punya ide untuk membuat sebuah telfon yang praktis dan bisa di bawa-

bawa.

Arfan : Ide kamu bagus tuh ky, selama ini kan memang kalua menggunakan telefon kita

harus ke warung untuk mengantri.

Ekky : Iyaa fan, kamu benar.

Arfan : Jadi mari kita bahas ide kamu ini ki. Untuk membuat telfon praktis dan dapat di

bawa-bawa.
(Setelah bercerita kepada arfan, eky beharap kedepannya bisa menemukan alat komunikasi

yang lebih praktis dan mudah komunikasi dimanapun dan kapanpun memudahkan pengguna

menggunakannya.)

Sebulan kemudiann…

(Ekky dan Arfan berhasil menciptakan telfon gengam yang praktis dan dapat di bawa-bawa

untuk memudahkan penggunanya)

Ekky : Akhir nya kita berhasil pan …

Arfan : Iyaa, ky. Kita berhasil menciptakan sebuah telfon yang lebih simple dan praktis.

Selamat untuk kamu ki.

Ekky : Iya fan, selamat untuk kita

(Dan Akhirnya telfon yang mereka ciptakan dapat di produksi secara masal dan di gunakan

oleh banyak orang. Telfon tersebut di beri nama telfon genggam Nekia)

Anda mungkin juga menyukai