Anda di halaman 1dari 2

Adegan 1

Di desa yang jauh dari perkotaan hiduplah sepasang suami istri sebut saja pak Eko dan bu Sri.
Mereka di karunia anak perempuan yang mereka beri nama Eka. Di malam yang sunyi terjadilah
perdebatan antara pak Eko dan bu Sri.

Pak Eko : "Gak terasa anak kita satu-satunya udah mau masuk SMA. Aku pengen kalo Eka itu sekolah di
pondok pesantren."

Bu Sri : "Justru aku pengen kalo Eka itu sekolah di sekolah umum aja. "

Pak Eko : " Loh, pondok pesantren itu kan bagus nanti kalo Eka sekolah di pondok dia bisa belajar ngaji
jadi anak sholehah."

Bu Sri : "Belajar ngaji kan gak harus mondok. Kasihan Eka kalo harus dipondok. Bangun pagi tidurnya
malam."

Pak Eko : "Coba ibuk lihat anaknya pak Rahmat "

Bu Sri : " ya gak bisa gitu. Eka itu anakku"

Pak Eko : " Anakmu gimana to buk. Yang buat aja kita berdua berarti ya anak kita bukan anakmu tok."

Bu Sri : "Pokoknya Eka itu harus sekolah di sekolah umum."

Pak Eko : "Sekolah umum itu kan jauh kasihan Eka juga mending di pondok aja."

Bu Sri :" Eka kan bisa naik angkot kalo gak ngekos atau ngontrak gitu aja susah."

Pak Eko : " Eka itu kan anak kita satu-satunya perempuan lagi kan kalo dipondok lebih aman daripada
harus di sekolah umum."

Bu Sri : "Kalo di kos kan kita juga bisa ngawasi gitu aja repot."

Adegan 2

Di malam yang penuh keramaian di kota yang penuh dengan aktivitas manusia.

Di sebuah kost yang bisa dibilang cukup sempit tinggalah Eka disana. Eka memiliki seorang
kekasih yang bernama Aji. Aji selalu mengantar Eka pulang kekost dengan menggunakan sepeda montor.
Malam itu dingin menembus kulit Aji dan Eka hingga akhirnya Aji mampir kekost Eka. Pada waktu
mereka bercanda iterlintas dalam pikirannya untuk melakukan sesuatu yang tidak pantas untuk dilakukan.

(Iblis muncul)
Adegan 3

Angin sepoi sepoi membawa kedinginan di malam ini. Wajah lemas tak berdaya tampak jelas di
wajah Eka. Malam ini Eka pulang ke rumah untuk mengadukan semua yang sudah tidak lagi bisa
dibendung.

Bu Sri : " Gimana kabarmu ka? Kamu baik baik aja kan?

Eka : " iya bu Eka baik baik aja kok"

Bu Sri : " kok kamu sekarang beda ya wajahmu lemas tp kok kayak agak gemukan ya"

Eka : " Eka juga gak tau apa yang udah terjadi sm Eka buk."

Bu Sri : " Coba Eka cerita sama ibu. Biar ibu bisa bantu cari solusinya."

Eka : "ekaa ekaa udah telat datang bulan buk."

Bu Sri : " heh (terkejut) telat gimana?"

Eka : " Eka udah telat datang bulan selama 4 bulan buk"

Bu Sri : " Apa yang udah kamu lakuin? Jangan bilang kalo kamu selama di kota kamu punya pacar."

Eka : " Di kota Eka punya pacar buk namanya Aji.

Bu Sri : " jangan bilang kalo kamu selama ini udah lakuin hal terlarang sama si Aji itu."

Eka : (Diam)

Pak Eko : " Apaaaaa.........."

Bu Sri : " Apa yang kamu lakuin itu udah merusak harkat dan martabat ayah dan ibu. Ini sungguh
memalukan."

Pak Eko : " Apa yang aku takutkan sekarang terjadi. Benar kataku dulu lebih baik Eka disekolah di
pondok pesantren tapi ibuk masih ngeyel buat nyekolahin Eka disekolah umum. Kalo gini siapa yang
nangung malu? Kita semua kan."

Bu Sri : "yaudah gini aja, sebelum terlambat ayo kita aborsi sebelum ada yang tau. Ibu sangat malu"

Pak Eko : "jangan diaborsi keselamatan Eka dan bayinya adalah nomor satu lagi pula kalo diaborsi kita
tambah dosa."

Bu Sri : "Pokoknya harus diaborsi. Ibuk ini pejabat tinggi malu sama temen temen ibuk. Pokoknya gak
boleh ada yang tau tentang masalah ini."

(Iblis muncul )

Pak Eko : " begini saja, suruh laki-laki itu tanggung jawab apa yang yang sudah kau dan dia perbuat."

Anda mungkin juga menyukai