Berfikir Reflektif Dalam Pembelajaran Ma PDF
Berfikir Reflektif Dalam Pembelajaran Ma PDF
Abstrak
Berfikir reflektif dapat terjadi ketika siswa mengalami kebingungan, hambatan atau keraguan dalam
menyelesaikan masalah matematika yang dihadapinya. Pada dasarnya berpikir reflektif merupakan sebuah
kemampuan siswa dalam menyeleksi pengetahuan yang telah dimiliki dan tersimpan dalam memorinya untuk
menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi untuk mencapai tujuan-tujuannya. Oleh karena itu untuk
menyelesaikan masalah dalam matematika siswa memerlukan kemampuan berfikir reflektif. Siswa yang
berfikir reflektif lebih mungkin melakukan tugas-tugas seperti mengingat informasi yang terstruktur,
membaca dengan memahami dan menginterpretasikan teks, memecahkan masalah dan membuat keputusan
104 Anies Fuady: Berfikir Reflektif dalam Pembelajaran Matematika │ Halaman 104 – 112
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391
rasional logis berdasarkan metode ilmiah pengetahuan yang telah dimiliki dan yang
mendefinisikan, menganalisis, dan sedang dipelajari dalam menganalisa
memecahkan masalah. (Wikiversity). John masalah , mengevaluasi , menyimpulkan
Dewey (1933) mendefinisikan berfikir dan memutuskan penyelesaian terbaik
reflektif yaitu “active, persistent, and terhadap masalah yang diberikan.
careful consideration of anybelief or A. Karakteristik Berfikir Reflektif
supposedfrom of knowledge inthe lightofthe Boody (2008), Hamilton (2005),
grounds that supportitand the conclusionto Schon (1987) dalam Schon (2012)
whichittends” . Bahwa berfikir reflektif menjelaskan tentang karakteristik dari
adalah sesuatu yang dilakukan dengan aktif, dari berpikir reflektif sebagai berikut :
gigih, dan penuh pertimbangan keyakinan 1. Refleksi sebagai analisis retrospektif
didukung oleh alasan yang jelas dan dapat atau mengingat kembali
membuat kesimpulan/memutuskan sebuah (kemampuan untuk menilai diri
solusi untuk masalah yang diberikan. sendiri). Guru dalam pendekatan
Taggart (2005) mendefinisikan retrospektif ini dapat merefleksikan
berfikir reflektif adalah proses membuat pemikirannya untuk menggabungkan
informasi dan membuat keputusan yang pengalaman sebelumnya dan
bagaimana dari pengalaman tersebut
logis tentang pendidikan, kemudian menilai
berpengaruh dalam praktek mengajar
keputusan itu. Menurut Lipman (2003), dikelas
kemampuan berfikir reflektif adalah 2. Refleksi sebagai proses pemecahan
kemampuan untuk berpikir dengan masalah (kesadaran tentang bagaimana
perhatian pada asumsi (hipotesis unsur- seseorang belajar). Diperlukannya
unsur yang dikenal) dan implikasinya mengambil langkah-langkah untuk
didasarkan pada alasan atau bukti untuk menganalisis dan menjelaskan masalah
mendukung kesimpulan.Sezer (2008) dalam sebelum mengambil tindakan.
Chee (2012:168) menyatakan bahwa 3. Refleksi kritis pada diri
berpikir reflektif didefinisikan sebagai (mengembangkan perbaikan diri secara
kesadaran tentang apa yang diketahui dan terus menerus). Refleksi kritis dapat
dianggap sebagai proses analisis,
apa yang dibutuhkan, hal ini sangat
mempertimbangkan kembali dan
penting untuk menjembatani kesenjangan mempertanyakan pengalaman dalam
situasi belajar. konteks yang luas dari suatu
Gurol (2011) mendefinisikan permasalahan.
berpikir reflektif sebagai proses kegiatan 4. Refleksi pada keyakinan dan
terarah dan tepat dimana individu keberhasilan diri. Keyakinan lebih
menganalisis, mengevaluasi, memotivasi, efektif dibandingkan dengan
mendapatkan makna yang mendalam, pengetahuan dalam mempengaruhi
menggunakan strategi pembelajaran yang seseorang pada saat menyelesaikan
tepat. Dengan demikian berfikir reflektif itu tugas maupun masalah. Selain itu,
untuk mendapatkan jawaban dengan cara keberhasilan merupakan peran yang
sangat penting dalam menentukan
yang tepat. Gurol (2011) juga berpendapat
praktik dari kemampuan berpikir
bahwa berfikir reflektif itu penting bagi reflektif
guru dan siswa. Tetapi pada kenyataannya
berfikir reflektif kurang mendapat perhatian Menurut Santrock (2010) dalam
yang serius dari guru, guru hanya Suharna (2013:147), siswa yang memiliki gaya
mementingkan jawaban akhir yang reflektif cenderung menggunakan lebih banyak
diperoleh oleh siswa tanpa memperhatikan waktu untuk merespons dan merenungkan
bagaimana jawaban siswa itu diperoleh. akurasi jawaban.Individu reflektif sangat
Berfikir reflektif menurut penulis lamban dan berhati-hati dalam memberikan
adalah proses dengan menghubungkan respons, tetapi cenderung memberikan jawaban
secara benar. Siswa yang reflektif lebih
Anies Fuady: Berfikir Reflektif dalam Pembelajaran Matematika │ Halaman 104 – 112 105
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391
106 Anies Fuady: Berfikir Reflektif dalam Pembelajaran Matematika │ Halaman 104 – 112
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391
seseorang akan ada perubahan perilaku merasakan berbagai hal. Pada tahap ini
yang mungkin (Dewey,1933). siswa mampu memutuskan dan
Dewey (1933) mengemukakan memecahkan penyelesaian.
tentang peran berpikir reflektif bagi guru Menurut King dan Kitchener
bahwa : dalam (Wowo:2011) ada tujuh tahap
“… reflective thought brings two dalam berpikir reflektif, berikut
challenges. First, teachers must be penjelasannya disajikan dalam bentuk
observers of all that concerns the students tabel 1 :
in their classrooms. They must know all of
the conditions that could make things Tabel 1 Model Tujuh Tahap Berpikir
better or worse for the students as well as Reflektif menurut King dan Kitchener
the consequences of those conditions. Berpikir Mengetahui keterbatasan dalam
Second, teachers must also know about the pra-reflektif pengamatan konstruksi tunggal; apa
school organization and about the Tahap 1 yang diamati orang adalah benar.
atmosphere surrounding a child's Perbedaan yang tidak disadari.
learning…”. Berfikir reflektif memberikan
dua tantangan bagi guru. Pertama, bahwa Tahap 2 Untuk mengetahui dua kategori
guru harus menjadi pengamat bagi semua jawaban benar dan salah. Jawaban
siswa di dalam kelas. Guru harus benar dikatakan memiliki
mengetahui semua kondisi yang membuat pengetahuan baik; dan jawaban
salah dikatakan memiliki
siswa menjadi lebih baik atau lebih buruk pengetahuan kurang. Perbedaan bias
dan mengetahui akibat dari dua kondisi diselesaikan melalui penambahan
tersebut. Kedua, para guru harus tahu informasi yang lebih lengkap.
tentang organisasi sekolah dan kondisi
lingkungan sekitar tempat siswa-siswi Tahap 3 Pada beberapa wilayah, pengetahuan
belajar. tertentu telah dicapai, diwilayah lain
Kemampuan berfikir reflektif pada untuk sementara telah pasti,
keyakinan pribadi dapat diketahui.
anak dimulai ketika mereka berumur 7
tahun, hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Inhaler dan Piaget dalam Berpikir Pengetahuan tidak dikenal dalam
refleksi beberapa konsep kasus spesifik,
Skemp (1982). Menurut hasil penelitian kuasi dapat menyebabkan generalisasi
mereka bahwa anak dapat mengembangkan Tahap 4 abstrak tidak pasti. Pembenaran
proses berfikir reflektif ketika anak itu pengetahuan memiliki diferensiasi
berusia 7 tahun, dimana anak sudah bisa buruk.
menceritakan kembali apa yang pernah Tahap 5 Pengetahuan tidak pasti harus
dilakukan atau yang dialaminya. dipahami dalam konteks tertentu,
dengan demikian pembenaran
Sementara itu Len dan Kember spesifik konteks. Pengetahuan
(2008: 578) mengungkapkan berdasarkan dibatasi oleh sudut pandang orang
Mezirow’s theorical framework bahwa yang tahu.
berpikir reflektif dapat digolongkan ke Tahap 6 Pengetahuan tidak pasti, tapi
dalam 4 tahap yaitu: dibangun dengan
membandingkan bukti dan pendapat
1. Habitual Action (Tindakan Biasa).
dari sisi yang berbeda serta
2. Understanding (Pemahaman). konteksnya
3. Reflection (Refleksi).
Tahap 7 Pengetahuan adalah hasil dari
4. Critical Thinking (Berpikir Kritis). suatu proses penyelidikan yang
Berpikir kritis merupakan tingkatan sistematis. Prinsip ini setara dengan
tertinggi dari proses berpikir reflektif yang prinsip umum di seluruh ranah.
melibatkan siswa, dengan mengetahui Pengetahuan bersifat sementara
secara mendalam alasan seseorang untuk
Anies Fuady: Berfikir Reflektif dalam Pembelajaran Matematika │ Halaman 104 – 112 107
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391
108 Anies Fuady: Berfikir Reflektif dalam Pembelajaran Matematika │ Halaman 104 – 112
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391
Dewey dalam Choy (2012) juga jawaban dari suatu permasalahan. Pada
mengungkapkan tiga sumber asli yang langkah ini, siswa mengembangkan
wajib untuk berpikir reflektif, yaitu: berbagai kemungkinan dan solusi untuk
1. Curiosity (Keingintahuan) memecahkan masalah yang telah
Hal ini lebih kepada cara-cara dibatasi dan dirumuskan tersebut, siswa
siswa merespon masalah. Curiosity berusaha untuk menyelesaikan masalah
merupakan keingintahuan seseorang itu.
akan penjelasan fenomena-fenomena 4. Rational elaboration of an idea,
yang memerlukan jawaban fakta secara mengembangkan ide untuk memecahkan
jelas serta keinginan untuk mencari masalah dengan cara mengumpulkan
jawaban sendiri terhadap soal yang data yang dibutuhkan. Siswa mencari
diangkat. informasi yang diperlukan untuk
2. Suggestion (Saran) memecahkan masalah tersebut, dalam
Suggestion merupakan ide-ide langkah ini siswa memikirkan dan
yang dirancang oleh siswa akibat merumuskan penyelesaian masalah
pengalamannya. Saran haruslah dengan mengumpulkan data-data
beraneka ragam (agar siswa mempunyai pendukung.
pilihan yang banyak dan luas) serta 5. Test and formation of conclusion,
mendalam (agar siswa dapat melakukan tes untuk menguji solusi
memahami inti masalahnya). pemecahan masalah dan
3. Orderlinnes (Keteraturan) menggunakannya sebagai bahan
Dalam hal ini siswa harus pertimbangan membuat kesimpulan.
mampu merangkum ide-idenya untuk Siswa menguji kemungkinan dengan
membentuk satu kesatuan. jalan menerapkannya untuk
Terdapat lima komponen yang berkenaan memecahkan masalah sehingga siswa
dengan kemampuan berpikir reflektif, menemukan sendiri keabsahan
menurut (Kusumaningrum: 2010) temuannya.
diantaranya adalah:
1. Recognize or felt difficulty problem, B. Contoh Berpikir Reflektif Siswa
mengenali atau merasakan kesulitan dalam Menyelesaikan Masalah
suatu masalah. Masalah mungkin Aljabar
dirasakan siswa setelah siswa membaca Menurut Suharna, dkk (2013), berikut ini
data pada soal. Kemudian siswa mencari hasil pekerjaan siswadalam menyelesaikan
cara untuk mengetahui apa yang masalah aljabar dengan kode R1sampai R10
sebenarnya terjadi. Pada langkah ini,
siswa mengenali adanya permasalahan
dan mengidentifikasinya.
2. Location and definition of the
problem, membatasi dan merumuskan
masalah. Langkah ini menuntun siswa
untuk berpikir kritis. Berdasarkan
pengalaman pada langkah pertama
tersebut, siswa mempunyai masalah
khusus yang merangsang pikirannya,
dalam langkah ini siswa mencermati
permasalahan tersebut dan timbul upaya
mempertajam masalah.
3. Suggestion of possible solution,
mengajukan beberapa kemungkinan
Anies Fuady: Berfikir Reflektif dalam Pembelajaran Matematika │ Halaman 104 – 112 109
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391
110 Anies Fuady: Berfikir Reflektif dalam Pembelajaran Matematika │ Halaman 104 – 112
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391
Choy & Cheah. 2012. Teacher Perceptions Lipman. 2013. Thinking in Education.
Of Critical Thinking Among Students Cambridge University Press
And Its Influence On
Higher Education. International Maureen,L.2003. Using Critical Incidents
Journal of Teaching and Learning in to Promote and Assess Reflective
Higher Education. 20(12), 196-204 Thinking in Preservice Teachers.
Carfax Publising Vol. 4, No. 2.
Dewey, J. 1933. How We Think : A
Restatement of The Relation of NCTM. 2000. Principleand Standards for
Reflective Thinking to The Educative School Mathematics. Reston:The
Process. Boston, MA: D.C. Heath National Councilof Teacher
and Company Mathematics
Anies Fuady: Berfikir Reflektif dalam Pembelajaran Matematika │ Halaman 104 – 112 111
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391
112 Anies Fuady: Berfikir Reflektif dalam Pembelajaran Matematika │ Halaman 104 – 112