DISUSUSN OLEH :
NURLENAWATI
NIM 2115302177
PENDAHULUAN
Berpikir ktitis sangat penting untuk melakukan suatu praktik kebidanan yang disiplin,
berkompeten, dan aman. bidan dalam melaksanakan tugasnya harus memiliki banyak
pengetahuan apabila seorang bidan tidak bisa untuk berpikir kritis maka suatu tugas yang
akan dilakukan akan tidak cepat selesai. Karena berpikir kritis tersebut adalah suatu proses
yang statis, tetapi selalu berubah seiring berjalannya waktu secara konstan dan dinamis setiap
harinya atau setiap waktu. Oleh karena itu tindakan kebidanan sangat membutuhkan yang
namanya proses berpikir kritis. Pemikir kritis dalam tindakan kebidanan merupakan
seseorang yang mempunyai skill pengetahuan untuk menganalisis, menerapkan standar,
mencari informasi, menggunakan alasan rasional, dan memprediksi yang akan terjadi
Berpikir kritis merupakan kegiatan seseorang dalam berpikir yang dapat
dikembangkan oleh setiap orang melalui beberapa indikator ketercapaian. Menyadari
pentingnya mengembangkan kemampuan berpikir kritis, maka mutlak diperlukan adanya
pembelajaran yang lebih banyak melibatkan seseorang secara aktif dalam proses
pembelajaran itu sendiri (Johnson, 2007: 189)
Menindaklanjuti hasil studi pendahuluan terdahulu berarti kemampuan sesorang
dalam berpikir kritis perlu ditingkatkan karena berpikir kritis sejalan dengan meningkatkan
mutu pendidikan melalui proses pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan tujuan atau hasil
belajar. Berpikir kritis juga akan tercapai dengan adanya kebiasaan, adanya pola pikir
seseorang untuk berikir kritis. Maka dari itu, sangat penting bagi seorang pembaca dan
penulis seperti seorang tenaga kesehatan karena berpikir kritis merupakan salah satu cara
untuk mengambil keputusan dalam kehidupan. Dan berpikir kritis juga akan terjadi pada
seseorang, ketika seorang meningkatkan kemampuan berpikir kritis maka akan meningkatkan
kemampuannya dalam memecahkan permasalahan baik itu dalam pembelajaran ataupun
dalam kehidupannya. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membahas bagaimana
cara mengembangkan kemampuan berfikir kritis dalam kebidanan?
TINJAUAN PUSTAKA
a. Berpikir kritis adalah sebuah cara berpikir disiplin yang digunakan seseorang
untuk mengevaluasi validitas sesuatu (pertanyaan-pertanyaan, ide-ide,
argumen-argumen, dan penelitian menurut Bayer (Filsaime: 2008).
Berdasarkan uraian tersebut, maka kemampuan berpikir kritis adalah kecakapan atau
potensi menguasai sesuatu keahlian mulai
dengan menganalisis atau mengevaluasi untuk membuat pertimbangan dan
keputusan yang baik.
Jensen dalam bukunya yang berjudul pembelajaran berbasis otak, berpendapat bahwa
pemikiran intelejen tidak hanya dapat diajarkan, melainkan juga merupakan bagian
fundamental dari paket keterampilan esensial yang diperlukan bagi kesuksesan dalam
dunia. Fokus primer pada kreativitas, keterampilan hidup, dan pemecahan masalah
membuat pengajaran tentang pemikiran menjadi sangat berarti dan produktif bagi siswa
(Jensen, 2011)
Berikut ini beberapa keterampilan yang harus ditekankan pada level pengembangan
abstraksi dalam mengajarkan pemecahan masalah dan berpikir kritis menurut Jensen, yaitu:
c. Meramalkan;
o. Menganalisis risiko;
p. Mengembangkan objektivitas;
r. Mengurutkan peristiwa
Sedangkan menurut Robert J. Sternber, sebagaimana yang dikutip oleh Desmita, ada
beberapa usulan untuk mengembangkan pemikiran kritis peserta didik, meliputi:
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai cara dalam
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dimana dalam mengembangkannya harus
disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia sesuai tahapannya.
Tahap nalar berpikir kritis menurut Henri (Filsaime, 2008: 59) antara lain:
1 Klarifikasi elementary. Aktifitas yang dilakukan pada tahap ini antara lain:
meneliti atau mempelajari sebuah masalah, mengidentifikasi unsur-unsurnya,
meneliti hubungan-hubungannya.
2 Klarifikasi mendalam. Aktifitas yang dilakukan pada tahap ini antara lain:
menganalisis sebuah masalah untuk memahami nilai-nilai, kepercayaan-
kepercayaan dan asumsi-asumsi utamanya.
3 Inferensi. Aktifitas yang dilakukan pada tahap ini antara lain: mengakui dan
mengemukakan sebuah ide berdasarkan pada proposisi-proposisi yang benar
4 Penilaian. Aktifitas yang dilakukan pada tahap ini antara lain : membuat
keputusan-keputusan, evaluasi-evaluasi, dan kritik-kritik.
PENUTUP
Berpikir ktitis sangat penting untuk melakukan suatu praktik kebidanan yang disiplin,
berkompeten, dan aman. bidan dalam melaksanakan tugasnya harus memiliki banyak
pengetahuan apabila seorang bidan tidak bisa untuk berpikir kritis maka suatu tugas yang
akan dilakukan akan tidak cepat selesai. Karena berpikir kritis tersebut adalah suatu proses
yang statis, tetapi selalu berubah seiring berjalannya waktu secara konstan dan dinamis setiap
harinya atau setiap waktu. Oleh karena itu tindakan kebidanan sangat membutuhkan yang
namanya proses berpikir kritis. Pemikir kritis dalam tindakan kebidanan merupakan
seseorang yang mempunyai skill pengetahuan untuk menganalisis, menerapkan standar,
mencari informasi, menggunakan alasan rasional, dan memprediksi yang akan terjadi
Berpikir kritis merupakan kegiatan seseorang dalam berpikir yang dapat
dikembangkan oleh setiap orang melalui beberapa indikator ketercapaian. Menyadari
pentingnya mengembangkan kemampuan berpikir kritis, maka mutlak diperlukan adanya
pembelajaran yang lebih banyak melibatkan seseorang secara aktif dalam proses
pembelajaran itu sendiri (Johnson, 2007: 189)
DAFTAR PUSTAKA
Jensen Eric, Pembelajaran Berbasis Otak, (Jakarta: Indeks, 2011), hlm. 199.
Johnson, E.B. (2007). Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar
Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Terjemahan oleh Ibnu Setiawan.
Bandung: Mizan Learning Center.
Sapriya, Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan, (Bandung: Alfabeta, (2011), hlm.
87.