Kelompok 2 Fenom
Kelompok 2 Fenom
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Heat Transfer pada Solidifikasi
Logam” ini dengan tepat waktu.
Semoga makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Studi tentang fenomena transport menyangkut pertukaran momentum, energi dan massa
dalam bentuk konduksi, konveksi, dan radiasi. Proses-proses ini dapat dijelaskan melalui rumus
matematika.
Padatan adalah konduktor yang lebih baik daripada cairan dan cairan konduktor yang
lebih baik daripada gas. Logam adalah konduktor panas yang sangat baik, sedangkan udara
adalah konduktor panas yang sangat buruk. Anda mengalami perpindahan panas dengan
konduksi setiap kali Anda menyentuh sesuatu yang lebih panas atau lebih dingin dari kulit
Anda misalnya ketika Anda mencuci tangan di air hangat atau dingin.
Hukum Fourier Tentang Konduksi
Jika pada suatu benda terdapat gradient temperatur, maka akan terjadi perpindahan
energi dari bagian yang temperatur tinggi ke bagian temperatur rendah (konduksi). Laju
perpindahan berbanding dengan temperatur normal.
𝑑𝑇
𝑄 = −𝐾𝐴
𝑑𝑥
Dimana:
Q = Laju kalor berpindah ke arah-x (Watt)
A = Luas area penampang yang dulalui kalor (meter persegi)
K = Konduktivitas termal (sifat benda)
dT/dx = gradien kemiringan temperatur-T terhadap jarak-x
b. Konveksi
Dalam cairan dan gas, konveksi biasanya merupakan cara paling efisien untuk
mentransfer panas. Konveksi terjadi ketika area yang lebih hangat dari cairan atau gas naik
ke area yang lebih dingin dalam cairan atau gas. Ketika ini terjadi, cairan dingin atau gas
mengambil tempat dari daerah yang lebih hangat yang telah meningkat lebih tinggi. Siklus
ini menghasilkan pola sirkulasi yang terus menerus dan panas dipindahkan ke area yang lebih
dingin. Anda melihat konveksi ketika Anda merebus air dalam panci. Gelembung air yang
naik adalah bagian yang lebih panas dari air naik ke daerah air yang lebih dingin di bagian
atas panci. Anda mungkin pernah mendengar ungkapan "Udara panas naik dan udara dingin
turun untuk menggantikannya" - ini adalah deskripsi konveksi di atmosfer kita. Energi panas
ditransfer oleh sirkulasi udara.
𝑞𝑐𝑜𝑣 = ℎ𝐴 (𝑇𝑠 − 𝑇∞ )
Dengan,
qKonv : Laju perpindahan panas konveksi (Watt)
h : Koefisien perpindahan panas konveksi (W/m2 .K)
A : Luas permukaan perpindahan panas (m2)
T∞ : Temperatur permukaan (K)
Ts Temperatur fluida (K)
𝑔𝛽 (𝑇𝑠 − 𝑇∞ )𝑇3𝑐
𝑅𝑎𝐿 = 𝐺𝑟𝐿 𝑃𝐿 = 𝑃𝑟
𝑣2
Dengan,
Ada dua jenis konveksi, yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi
alamiah, pergerakan fluida terjadi akibat perbedaan massa jenis. Bagian fluida yang
menerima kalor (dipanasi) memuai dan massa jenisnya menjadi lebih kecil sehingga
bergerak ke atas. Tempatnya digantikan oleh fluida dingin yang jatuh ke bawah karena
massa jenisnya lebih besar. Di dalam air terbentuk lintasan tertutup disebut arus konveksi.
Peristiwa ini mirip dengan mengapungnya suatu benda karena massa jenis benda lebih kecil
daripada massa jenis zat cair.
Pada konveksi paksa, aliran panas dipaksa dialirkan ke tempat yang dituju dengan
bantuan alat tertentu, misalnya dengan kipas angin atau blower. Konveksi paksa banyak
digunakan pada sistim pendingin mesin, misalnya pada mesin mobil, mesin kapal laut,
mesin diesel stasioner, dan kipas angin.
c. Radiasi
Baik konduksi maupun konveksi membutuhkan hal untuk mentransfer panas. Radiasi
adalah metode transfer panas yang tidak bergantung pada kontak apa pun antara sumber
panas dan objek yang dipanaskan. Misalnya, kita merasakan panas dari matahari meskipun
kita tidak menyentuhnya. Panas dapat ditransmisikan meskipun ruang kosong oleh radiasi
termal. Radiasi termal (sering disebut radiasi inframerah) adalah radiasi tipe elektromagnetik
(atau cahaya). Radiasi adalah bentuk transportasi energi yang terdiri dari gelombang
elektromagnetik yang melaju pada kecepatan cahaya. Tidak ada massa yang ditukar dan tidak
ada media yang diperlukan.
Benda memancarkan radiasi ketika elektron berenergi tinggi di tingkat atom yang lebih
tinggi jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah. Energi yang hilang dipancarkan sebagai
cahaya atau radiasi elektromagnetik. Energi yang diserap oleh atom menyebabkan
elektronnya “melompat” ke tingkat energi yang lebih tinggi. Semua benda menyerap dan
memancarkan radiasi. (ini adalah applet java yang menunjukkan bagaimana atom menyerap
dan memancarkan radiasi) Ketika penyerapan energi menyeimbangkan emisi energi, suhu
suatu objek tetap konstan. Jika penyerapan energi lebih besar daripada emisi energi, suhu
suatu objek naik. Jika daya serap energi kurang dari emisi energi, suhu suatu benda jatuh.
Q = 𝐹𝜎𝐴 (𝑇1 4 − 𝑇2 4 )
Dimana:
(𝑇1 − 𝑇2)
1
Q=
𝐹𝜎𝐴(𝑇1 + 𝑇2 )(𝑇1 2 + 𝑇2 2 )
Proses solidifikasi logam cair dimulai dari bagian logam cair yang bersentuhan dengan
dinding cetakan, yaitu ketika panas dari logam cair diambil oleh cetakan sehingga bagian logam
yang bersentuhan dengan cetakan itu mendingin sampai titik beku. Selama proses pembekuan
berlangsung, inti-inti kristal tumbuh. Bagian dalam coran mendingin lebih lambat daripada
bagian luarnya sehingga kristal-kristal tumbuh dari inti asal mengarah ke bagian dalam coran dan
butir-butir kristal tersebut berbentuk panjang-panjang seperti kolom. Struktur ini muncul dengan
jelas apabila gradien temperatur yang besar terjadi pada permukaan coran besar. Akibat adanya
perbedaan kecepatan pembekuan, terbentuklah arah pembekuan yang disebut dendritik. Proses
pembekuan logam cair diilustrasikan sebagaimana pada gambar berikut :
Logam murni membeku pada temperatur konstan yaitu sama dengan temperatur
pembekuannya/temperatur leburnya, logam murni memiliki titik lebur jelas, seperti pada gambar
di bawah ini.
(a) Suhu sebagai fungsi waktu bagi pembekuan logam murni. Perhatikan bahwa pembekuan berlangsung
pada suhu konstan. (B) Kepadatan sebagai fungsi dari waktu.
Logam paduan lebih tangguh dibanding logam murni dan juga dapat dibentuk dengan
baik. Peningkatan kekuatan disebabkan oleh distorsi kisi akibat partikel-partikel elemen pemadu.
Solidifikasi logam paduan dimulai ketika suhu turun di bawah liquidus (TL) dan selesai saat
mencapai solidus (Ts). Dalam rentang suhu ini, logam paduan ini dalam keadaan lembek dengan
dendrit kolumnar.
Skema ilustrasi tentang pembekuan paduan dan distribusi temperatur pada logam dan saat pembentukan
dendrit di zona lembek.
Urutan prosesnya yaitu :
1. Logam paduan dicairkan sampai temperatur lebur.
2. Seiring penuangan cairan logam paduan, cairan tersebut sudah mengalami penurunan
temperature.
3. Temperature terus menurun sampai terjadi pendinginan awal cairan logam paduan.
Karena cairan logam paduan mempunyai material logam yang berbeda-beda, contoh
paduan Al-Mg. maka pendinginan awal sampai pendinginan selesai mempunyai
temperature yang berbeda.
4. Cairan logam paduan mengalami pengerasan struktur. Dimana temperature terus
menurun sampai mendekati temperature kamar.
Garis awal terjadinya pembekuan disebut garis liquidus, dan garis akhir pembekuan disebut
garis solidus. Suatu paduan dengan komposisi tertentu bila didinginkan dalam waktu yang sangat
lambat, maka pembekuan akan mulai terjadi pada saat temperatur mencapai garis liquidus, dan
pembekuan berakhir bila telah mencapai garis solidus. Setelah itu pendinginan akan berjalan
terus hingga mencapai temperatur kamar.
c. Equiaxed Zone
Daerah ini terdiri dari butir-butir equiaxial yang secara acak di tengah-tengah
ingot. Pada daerah ini perbedaan temperatur yang ada menyebabkan terjadinya
pertumbuhan butir memanjang
DAFTAR PUSTAKA
https://edoc.site/solidifikasi-pdf-free.html
http://coolcosmos.ipac.caltech.edu/cosmic_classroom/light_lessons/thermal/transfer.html
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/teknik-pengerjaan-
logam/1089-murni-dan-paduan