Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga makalah Bahasa Indonesia dengan judul “Penyusunanan kalimat
Bahasa Indonesia ragam formal” terselesaikan tepat pada waktunya. Terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membimbing
dan mengampuh selama proses mata kuliah berlangsung.
Tidak ada manusia yang sempurna, oleh karena itu masih terdapat banyak
kesalahan yang tanpa sengaja dibuat, baik kata maupun tata bahasa di dalam
makalah ini. Untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini . Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………........1
Kata Pengantar………………………………………………………...…2
Daftar Isi…………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………4
1.1 Latar Belakang……………………………….……...……………4
1.2 Rumusan Masalah…………………………….………..…………4
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………….4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………5
2.1 Penerapan Diksi dalam Kalimat Ragam Formal
2.2 Penggunaan Struktur Kalimat Bahasa Indonesia
2.3 Penyusunan Kalimat Baku
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
memperjelas bahwa apabila terjadi penggunaan salah bahasa dapat
mempengaruhi bahasa secara keseluruhan. Tata bahasa Indonesia yang baku
meliputi penggunaan kata, kalimat, dan paragraf yang sesuai dengan kaidah
baku. Tata bahasa Indonesia sendiri menurut (Suryaman dalam Husain
1992:98) mengemukakan bahwa seperangkat norma yang memeriksa
pemakaian bahasa baik keteraturannya maupun penyimpangan dari
keteraturannya itu. Penyimpangan dapat diartikan menyimpang dari norma
yang telah ditetapkan (Setyawati,2010:13). Pemakai bahasa menyimpang
karena tidak mau, enggan atau malas mengikuti norma yang ada
Mempelajari dan memahami tata bahasa dianggap rumit dan ketidaksukaan
kepada hal yang bersifat formal. Padahal memahami tata bahasa tidaklah
sulit, dan terlebih apabila seseorang tidak memahami dasar tata bahasa
Indonesiar tidak mungkin akan mengerti dengan baik.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Contoh :
Denotatif : Penonton, tukang, pekerja .
Konotatif : Pemirsa, Juru/ahli, pegawai/karyawan
Contoh :
Kata umum : Bunga, ikan, burung .
Kata khusus : Mawar, tuna, merpati
6
3. Kata-kata Bersinonim
Kata bersinonim adalam kata yang bentuknya memang berbeda
dan pada dasarnya mempunyai makna yang hampir sama atau mirip.
Kata bersinonim perlu dipahami, dipilih, dan digunkan secra
tepat dalam kalimat ragam formal. Sebab, walaupun besinonim, pada
dasarnya kata itu berbeda konteks pemakaiannya.
Contoh :
Cerdas = Cerdik, hebat, pintar
Besar = Agung, raya
Mati = Mangkat, wafat, meninggal
7
telur => telor
tampak => nampak
8
Contoh frasa ragam percakapan karena salah susunan dalam
kalimat ragam formal :
waktu lain => lain waktu
amat besar => besar amat
Contoh frasa percakapan yang maknanya redudan dalam
kalimat ragam formal :
sangat pedih => amat sangan pedih, amat pedih
sangat pemalu => sangat pemalu sekali, pemalu sekali
Contoh kata baku dan nonbaku karena adanya penyerapan
bahasa asing :
apotek => apotik
ekspor => eksport
konkret => konkrit
9
6. Penulisan Kata secara Benar
Dalam kalimat ragam formal perlu penulisan kata secara benar.
Misalnya, kesalahan penulisan kata yang sering terjadi adalah dalam hal
penulisan kata depan seperti di, ke, dari yang seharusnya ditulis terpisah
dari kata yang diikutinya.
1. Struktur Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau
tulisan, yang menggunakan pikiran yang utuh. Kalimat terdiri dari dua
lapisan, yaitu lapisan bentuk dan lapisan makna yang dinyatakan oleh
bentuk tersebut.
Dari segi unsunya, kalimat disebut lengkap jika memiliki unsur
yang untuk mengungkapkan pikiran penulis. Berikut adalah unsur dari
kalimat itu sendiri :
a. Subjek, merupakan fungsi sintaksis terpenting dalam sebuah
kalimat, selain unsur predikat.
b. Predikat, perupakan unsur pokok yang disertai unsur subjek.
c. Objek, merupakan unsur kalimat yang kehadirannya dituntut oleh
predikat.
10
d. Pelengkap, sebagai pelengkap dari tiga unsur utama.
e. Keterangan, merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi
lebih lanjut tentang sesuatu yang dinyatakan dalam kalimat.
2. Struktur Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau
tulisan, yang menggunakan pikiran yang utuh. Kalimat terdiri dari dua
lapisan, yaitu lapisan bentuk dan lapisan makna yang dinyatakan oleh
bentuk tersebut.
Dari segi unsunya, kalimat disebut lengkap jika memiliki unsur
yang untuk mengungkapkan pikiran penulis. Berikut adalah unsur dari
kalimat itu sendiri :
a. Subjek, merupakan fungsi sintaksis terpenting dalam sebuah
kalimat, selain unsur predikat.
b. Predikat, perupakan unsur pokok yang disertai unsur subjek.
c. Objek, merupakan unsur kalimat yang kehadirannya dituntut oleh
predikat.
d. Pelengkap, sebagai pelengkap dari tiga unsur utama.
e. Keterangan, merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi
lebih lanjut tentang sesuatu yang dinyatakan dalam kalimat.
3. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu pola dasar
kalimat. Artinya, dalam kalimat tunggal tentu saja terdapat semua unsur
wajib yang diperlukan seperti diuraikan pada pola kalimat dasar
sebelumnya.
Contoh: Mereka berjalan dengan tongkat
4. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki dua klausa atau
lebih yang seling berhubungan.
11
a. Kalimat majemuk setara (Koordinatif)
Merupakan kalimat majemuk yang memiliki dua klausa atau
lebih yang masing-masing mempunyai kedudukan setara dalam
struktur konstituen kalimat. Setiap klausa dihubungkan oleh
konjungtor dan, atau, teteapi, serta, lalu, kemudian, lagi pula,
hanya, padahal, sedangkan, baik…, maupun…, tidak…, tetapi…
Contoh:
Adikku belum bersekolah, tetapi dia sudah bisa membaca
Kamu akan pulang kampung atau ikut kami belajar kelompok?
Aku melompat dari anak tangga, kemudian berlari ke halaman
Kalimat baku adalah kalimat yang baik dan lazim digunakan dalam
ranah ragam formal. Kalimat yang baik (efektif) adalah kalimat yang sesuai
dengan kaidah bahasa, jelas, dan enak dibaca. Syarat dari kalimat efektif itu
12
sendiri yaitu : (1) memiliki kesatuan gagasan, (2) memiliki koherensi, (3)
memiliki variasi kalimat, (4) memiliki kesejajaran (paralel), dan (5)
memiliki kelogisan penalaran.
13
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
15