Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga makalah Bahasa Indonesia dengan judul “Penyusunanan kalimat
Bahasa Indonesia ragam formal” terselesaikan tepat pada waktunya. Terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membimbing
dan mengampuh selama proses mata kuliah berlangsung.
Tidak ada manusia yang sempurna, oleh karena itu masih terdapat banyak
kesalahan yang tanpa sengaja dibuat, baik kata maupun tata bahasa di dalam
makalah ini. Untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini . Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 14 Oktober 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………………………………........1
Kata Pengantar………………………………………………………...…2
Daftar Isi…………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………4
1.1 Latar Belakang……………………………….……...……………4
1.2 Rumusan Masalah…………………………….………..…………4
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………….4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………5
2.1 Penerapan Diksi dalam Kalimat Ragam Formal
2.2 Penggunaan Struktur Kalimat Bahasa Indonesia
2.3 Penyusunan Kalimat Baku
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa berisi pikiran, keinginan atau perasaan yang ada pada
pembicara atau pun penulis. Bahasa yang digunakan hendaklah dapat
mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau
dirasakan dapat diterima pendengar atau pembaca. Guna mencapai maksud
tersebut, kalimat haruslah haruslah memenuhi persyaratan gramatikal. Hasil
ini berarti kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah –kaidah yang
berlaku. Kaidah-kaidah tersebut meliputi: unsur- unsur penting yang harus
dimiliki setiap kalimat, aturan-aturan tentang Ejaan yang Disempurnakan
(EYD), cara memilih kata dalam kalimat, kesepadanan dan kesatuan,
kesejajaran bentuk, penekanan dalam kalimat, kehematan dalam
mempergunakan kata, kevariasian dalam struktur kalimat. Hal-hal seperti
tersebut di atas merupakan unsur/hal-hal penentu keefektifan suatu kalimat
dan kalimat baku.
Bahasa baku bahasa yang mempunyai pengaruh dalam segi bahasa
di Indonesia. Tidak memandang siapapun yang memakai bahasa Indonesia,
menggunakan dua macam bahasa yakni bahasa baku dan nonbaku, jadi
bahasa tersebut tidak dapat dipisahkan dengan manusia. Bahasa dapat juga
sebagai alat menghubungan dengan masyarakat lain yang akhirnya
melahirkan komunikasi dalam kehidupan. Berkomunikasi diharapkan harus
menggunakan tata bahasa yang baik. Tentu saja penyampaian bahasa harus
mudah dimengerti dan efektif sehingga pendengar mengerti dengan jelas
maksud yang berbicara atau yang menulis, dengan menghindari pemakaian
kosakata dan kalimat yang membingungkan. Itulah gunanya tertib
berbahasa yang sehari-hari disebut tata bahasa. Tata bahasa sendiri bidang
ilmu yang menggarap masalah-masalah morfem serta penggabungan-
penggabungannya, yang mencakup morfologi dan sintaksis (Gleason dalam
Tarigan,1983:3). Oleh karena itu dengan definisi tersebut dapat

4
memperjelas bahwa apabila terjadi penggunaan salah bahasa dapat
mempengaruhi bahasa secara keseluruhan. Tata bahasa Indonesia yang baku
meliputi penggunaan kata, kalimat, dan paragraf yang sesuai dengan kaidah
baku. Tata bahasa Indonesia sendiri menurut (Suryaman dalam Husain
1992:98) mengemukakan bahwa seperangkat norma yang memeriksa
pemakaian bahasa baik keteraturannya maupun penyimpangan dari
keteraturannya itu. Penyimpangan dapat diartikan menyimpang dari norma
yang telah ditetapkan (Setyawati,2010:13). Pemakai bahasa menyimpang
karena tidak mau, enggan atau malas mengikuti norma yang ada
Mempelajari dan memahami tata bahasa dianggap rumit dan ketidaksukaan
kepada hal yang bersifat formal. Padahal memahami tata bahasa tidaklah
sulit, dan terlebih apabila seseorang tidak memahami dasar tata bahasa
Indonesiar tidak mungkin akan mengerti dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Penerapan Diksi dalam Kalimat Ragam Formal ?
2. Bagaimana Penggunaan Struktur Kalimat Bahasa Indonesia ?
3. Bagaimana Penyusunan Kalimat Baku ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Penerapan Diksi dalam Kalimat Ragam Formal

2. Untuk mengetahui Penggunaan Struktur Kalimat Bahasa Indonesia

3. Untuk mengetahui Penyusunan Kalimat Baku

5
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Penerapan Diksi dalam Kalimat Ragam Formal

1. Kata Denotatif dan Konotatif


Kata bermakna Denotatif adalah kata yang bermakna sesuai
dengan hasil observasi penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan,
dan pengecapan. Artinya, kata yang maknanya menyangkut informasi
fatual objektif.
Kata bermakna Konotatif adalah kata yang memiliki makna
asosiatif dan timbul sebagai akibat dari sikap sosial, pribadi, dan kriteria
tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual atau denotatif.
Artinya, dapat dipahami bahwa setiap kata pada umumnya mempunyai
makna denotatif, tetapi tidak semua kata memiliki makna konotatif.

Contoh :
 Denotatif : Penonton, tukang, pekerja .
 Konotatif : Pemirsa, Juru/ahli, pegawai/karyawan

2. Kata Umum dan Kata Khusus


Kata Umum digunakan untuk mengungkapkan hal-hal yang
bersifat generik (universal). Sedangkan Kata Khusus digunakan untuk
mengungkapkan hal yang bersifat spesifik (spesial).
Dalam Bahasa Indonesia, kata umum adalah kata yang memiliki
acuan yang lebih luas dari pada kata khusus.

Contoh :
 Kata umum : Bunga, ikan, burung .
 Kata khusus : Mawar, tuna, merpati

6
3. Kata-kata Bersinonim
Kata bersinonim adalam kata yang bentuknya memang berbeda
dan pada dasarnya mempunyai makna yang hampir sama atau mirip.
Kata bersinonim perlu dipahami, dipilih, dan digunkan secra
tepat dalam kalimat ragam formal. Sebab, walaupun besinonim, pada
dasarnya kata itu berbeda konteks pemakaiannya.

Contoh :
 Cerdas = Cerdik, hebat, pintar
 Besar = Agung, raya
 Mati = Mangkat, wafat, meninggal

4. Kata Baku dan Nonbaku


Berdasarkan dalam Bahasa Indonesia ragam formal menggunakan
kata baku, sedangkan dalam ragam nonformal bisa saja menggunakan
kata nonbaku.
Kata baku dan nonbaku dapat dilihat berdasarkan beberapa ranah
seperti : ranah fonologis, ranah morfologis, dan ranah leksikon.

a. Kata baku dan nonbaku berdasarkan ranah fonologis.


Maksudnya, sebuah kata baku kadang memiliki kata nonbaku
karena penambahan fonem, pengurangan fonem, atau pengubahan
fonem.
 Contoh kata baku dan nonbaku karena penambahan fonem :
 imbau => himbau
 rapi => rapih
 Contoh kata baku dan nonbaku karena pengurangan fonem :
 terampil => trampil
 tetapi => tapi
 Contoh kata baku dan nonbaku karena pengubahan fonem :

7
 telur => telor
 tampak => nampak

b. Kata baku dan nonbaku berdasarkan ranah morfologis.


Maksudnya, sebuah kata baku kadang memiliki kata nonbaku
karena pada hasil proses morfologis terjadi pengurangan fonem atau
pengubahan fonem, terjadi penggantian afiks, dan terjadi kelebihan
fonem.
 Contoh kata baku dan nonbaku karena hasil morfolagis terjadi
pengurangan fonem :
 memfokuskan => memokuskan
 memproses => memroses
 Contoh kata baku dan nonbaku karena hasil morfologis terjadi
pengubahan fonem :
 mengubah => merubah
 Contoh kata baku dan nonbaku karena hasil morfologis terjadi
penggantian afiks:
 menatap => natap
 menolak => nolak
 Contoh kata baku dan nonbaku karena hasil morfologis terjadi
kelebihan fonem:
 beracun => berracun
 beterbangan => berterbangan

c. Kata (frasa) baku dan nonbaku berdasarkan ranah leksikon.


Maksudnya, sebuah frasa baku kadang memiliki frasa nonbaku
yang terdapat dalam ragam percakapan.
 Contoh dalam kalimat ragam formal, jangan menggunakan frasa
ragam percakapan :
 tidak terlalu => tidak begitu
 hanya nasi => nasi tok

8
 Contoh frasa ragam percakapan karena salah susunan dalam
kalimat ragam formal :
 waktu lain => lain waktu
 amat besar => besar amat
 Contoh frasa percakapan yang maknanya redudan dalam
kalimat ragam formal :
 sangat pedih => amat sangan pedih, amat pedih
 sangat pemalu => sangat pemalu sekali, pemalu sekali
 Contoh kata baku dan nonbaku karena adanya penyerapan
bahasa asing :
 apotek => apotik
 ekspor => eksport
 konkret => konkrit

5. Penggunaan Kata secara Tepat


Dalam kalimat ragam formal perlu mennggunakan kata-kata
secara tepat. Misalnya, kekeliruan penggunaan kata yang sering terjadi
adalah dalam hal penggunaan kata depan seperti di yang seharusnya
digunakan pada, atau ke yang seharusnya seharusnya digunakan
kepada.

a. Kekeliruan penggunaan kata depan di yang seharusnya digunakan


pada, dapat dilihat seperti contoh berikut :
 pada saya => di saya
 pada kami => di kami
 pada ayah => di ayah
b. Kekeliruan penggunaan kata depan ke yang seharusnya digunakan
kepada, dapat dilihat seperti contoh berikut :
 kedada saya => ke saya
 kepada kami => ke kami
 kepada ayah => ke ayah

9
6. Penulisan Kata secara Benar
Dalam kalimat ragam formal perlu penulisan kata secara benar.
Misalnya, kesalahan penulisan kata yang sering terjadi adalah dalam hal
penulisan kata depan seperti di, ke, dari yang seharusnya ditulis terpisah
dari kata yang diikutinya.

a. Contoh penulisan kata depan di yang benar dan yang salah :


 di atas => diatas
 di sekitar => disekitar
b. Contoh penulisan kata depan ke yang benar dan yang salah :
 ke atas => keatas
 ke sekitar => kesekitar
c. Contoh penulisan kata depan dari yang benar dan yang salah :
 dari atas => dariatas
 dari jauh => darijauh

II.2 Penggunaan Struktur Kalimat Bahasa Indonesia

1. Struktur Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau
tulisan, yang menggunakan pikiran yang utuh. Kalimat terdiri dari dua
lapisan, yaitu lapisan bentuk dan lapisan makna yang dinyatakan oleh
bentuk tersebut.
Dari segi unsunya, kalimat disebut lengkap jika memiliki unsur
yang untuk mengungkapkan pikiran penulis. Berikut adalah unsur dari
kalimat itu sendiri :
a. Subjek, merupakan fungsi sintaksis terpenting dalam sebuah
kalimat, selain unsur predikat.
b. Predikat, perupakan unsur pokok yang disertai unsur subjek.
c. Objek, merupakan unsur kalimat yang kehadirannya dituntut oleh
predikat.

10
d. Pelengkap, sebagai pelengkap dari tiga unsur utama.
e. Keterangan, merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi
lebih lanjut tentang sesuatu yang dinyatakan dalam kalimat.

2. Struktur Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau
tulisan, yang menggunakan pikiran yang utuh. Kalimat terdiri dari dua
lapisan, yaitu lapisan bentuk dan lapisan makna yang dinyatakan oleh
bentuk tersebut.
Dari segi unsunya, kalimat disebut lengkap jika memiliki unsur
yang untuk mengungkapkan pikiran penulis. Berikut adalah unsur dari
kalimat itu sendiri :
a. Subjek, merupakan fungsi sintaksis terpenting dalam sebuah
kalimat, selain unsur predikat.
b. Predikat, perupakan unsur pokok yang disertai unsur subjek.
c. Objek, merupakan unsur kalimat yang kehadirannya dituntut oleh
predikat.
d. Pelengkap, sebagai pelengkap dari tiga unsur utama.
e. Keterangan, merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi
lebih lanjut tentang sesuatu yang dinyatakan dalam kalimat.

3. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu pola dasar
kalimat. Artinya, dalam kalimat tunggal tentu saja terdapat semua unsur
wajib yang diperlukan seperti diuraikan pada pola kalimat dasar
sebelumnya.
Contoh: Mereka berjalan dengan tongkat

4. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki dua klausa atau
lebih yang seling berhubungan.

11
a. Kalimat majemuk setara (Koordinatif)
Merupakan kalimat majemuk yang memiliki dua klausa atau
lebih yang masing-masing mempunyai kedudukan setara dalam
struktur konstituen kalimat. Setiap klausa dihubungkan oleh
konjungtor dan, atau, teteapi, serta, lalu, kemudian, lagi pula,
hanya, padahal, sedangkan, baik…, maupun…, tidak…, tetapi…

Contoh:
 Adikku belum bersekolah, tetapi dia sudah bisa membaca
 Kamu akan pulang kampung atau ikut kami belajar kelompok?
 Aku melompat dari anak tangga, kemudian berlari ke halaman

b. Kalimat majemuk bertingkat (Subordinatif)


Merupakan kalimat majemuk yang memiliki dua klausa atau
lebih yang salah satu kalusanya menjadi bagian dari klausa yang
lain. Setiap klausa dihubungkan oleh konjungtor setelah, jika,
andaikan, supaya, meski(pun), seperti, sebab, sehingga, dengan,
tanpa, dll.
Contoh:
 Seluruh permasalahan akan selesai, seandainya anggota
menerima aturan itu
 Cobalah kamu bekerja di kebun daripada mengganggur di
rumah
 Dia menangkap ikan dengan menggunakan jala

II.3 Penyusunan Kalimat Baku

Kalimat baku adalah kalimat yang baik dan lazim digunakan dalam
ranah ragam formal. Kalimat yang baik (efektif) adalah kalimat yang sesuai
dengan kaidah bahasa, jelas, dan enak dibaca. Syarat dari kalimat efektif itu

12
sendiri yaitu : (1) memiliki kesatuan gagasan, (2) memiliki koherensi, (3)
memiliki variasi kalimat, (4) memiliki kesejajaran (paralel), dan (5)
memiliki kelogisan penalaran.

1. Ciri Kalimat Baku


a. Kalimat baku memiliki kejelasan struktur (Normatif). Artinya,
kalimat baku haruslah sesuai dengan struktur kalimat bahasa
Indonesia.
b. Kalimat baku memiliki kelogisan makna (Logis). Seperti, (1) logis
hubungan makna S dengan P, (2) logis hubungan makna rincian
(paralel).
c. Kalimat baku memiliki kehematan kata (Ekonomis). Seperti, (1)
menggunakan satu subjek dari subjek yang sama, (2) menggunakan
satu kata dari beberapa kata yang bersinonim, (3) menggunakankata
yang ditumbuhkan untuk mengungkapkan maksud penulis.
d. Kalimat baku memiliki kebakuan kata.

2. Variasi Kalimat Baku


Variasi kalimat diperlukan untuk menghindari kemonotonan
penyampaina gagasan. Ada beberapa variasi kalimat yang dapat
digunakan, antara lain seperti berikut :
a. Variasi pengutamaan informasi. Dapat dilakukan dengan cara yang
memvariasikan pengutamaan informasi.
b. Variasi kalimat aktif dan pasif. Dapat dilakukan dengan cara
memvariasikan penggunaan kalimat aktif dan pasif itu sendiri.
c. Variasi kalimat tunggal dan majemuk. Dapat dilakukan dengan cara
memvariasikan kalimat tunggal dan majemuk. Artinya, kalimat
yang digunakan dalam ragam formal dapat bervariasi seperti kalimat
tunggal, kalimat mejemuk setara, dan kalimat majemuk bertingkat.

13
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

A. Penerapan diksi dalam kalimat ragam formal


1. Kata Denotatif dan Konotatif
2. Kata Umum dan Kata Khusus
3. Kata-kata Bersinonim
4. Kata Baku dan Nonbaku
5. Penggunaan Kata secara Tepat
6. Penulisan Kata secara Benar

B. Penggunan atruktur kalimat bahasa Indonesia


1. Struktur Kalimat
2. Pola Kalimat Dasar
3. Kalimat tunggal
4. Kalimat majemuk

C. Penyusunan kalimat baku


Syarat dari kalimat efektif itu sendiri yaitu :
1. Memiliki kesatuan gagasan
2. Memiliki koherensi
3. Memiliki variasi kalimat
4. Memiliki kesejajaran (paralel)
5. Memiliki kelogisan penalaran.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadinati. 2012. Penggunaan Bahasa Baku. Di akses tanggal 03 Oktober 2018 di


http://ahmadinati.blogspot.com/2012/11/penggunaan-bahasa-baku.html

Dardjowidjojo, Soenjono.1997.cetakan VIII. Tata Bahasa Baku. Jakarta: Balai


Pustaka Di akses tanggal 03 Oktober 2018 di
Http://www.academia.edu/8425986/Penggunaan-kata-baku-tidak-baku-
di-lingkungan-sekitar

Riosaputraa. 2012. Bahasa Sebagai Lambang Pemersatu. Di akses tanggal 03


Oktober 2018 dihttp://riosaputraa.blogspot.com/2012/10/bahasa-sebagai-
lambang-pemersatu.html 26

15

Anda mungkin juga menyukai