BAB IV
berikut:
a) Batas Wilayah
1) Sebelah Utara: Desa/Kelurahan Sukorambi dan Sempusari
47
48
Kaliwates.
b) Luas Wilayah
1) Luas pemukiman : 1573,03 ha
2) Luas persawahan : 154 ha
3) Luas kuburan : 2,2 ha
4) Luas pekarangan : 13,25 ha
5) Luas prasarana umum lainnya : 2,4 ha
c) Data Pendidikan Masyarakat
1) Tingkat pendidikan penduduk
Usia 3-6 tahun yang masuk TK dari kelompok bermain anak-anak :
1.084
Sedang SD/Sederajat : 1.885 orang
Pendidikan terakhirnya SD/Sederajat : 746 orang
Tidak tamat SD/Sederajat : 1.139 orang
Sedang SLTP/Sederajat : 565 orang
Tidak tamat SLTP : 565 orang
Pendidikan terkahir SLTA/ Sederajat : 1.370 orang
Sedang D-1 : 60 orang
Pendidikan terakhir D-1 : 60 orang
Sedang D-2 : 79 orang
Pendidikan terakhri D-2 : 79 orang
Sedang D-3 : 127 orang
Pendidikan terkahir D-3 : 127 orang
Tamat pendidikan D-4 : 97 orang
Sedang S-1 : 282 orang
Pendidikan terakhir S-1 : 282 orang
Sedang S-2 : 35 orang
Pendidikan terakhri S-2 : 35 orang
Pendidikan terakhir S-3 : 5 orang
Sedang SLB A : 2 orang
Tamat SLB A : 2 orang
Sedang SLB B : 1 orang
Tamat SLB B : 1 orang
Sedang SLB C : 1 orang
Tamat SLB C : 1 orang
Cacat fisik dan mental : 1 orang
Buta aksara dan huruf lain : 20 orang
d) Wajib Belajar 9 Tahun dan 12 Tahun
1) Usia 7- 15 tahun : 2.264 orang
2) Usia 7-15 tahun yang tamat sekolah : 2.249 orang
3) Usia 7-15 tahun yang tidak tamat sekolah : 15 orang
4) Usia 7-18 tahun : 2.856 orang
5) Usia 7-18 tahun yang tamat sekolah : 1.875 orang
49
penjual nasi, gorengan, percetakan dan laundry. Sejak awal tahun 2003
jumlah pengusaha semakin bertambah pesat hingga saat ini, namun tidak
40
Dokumentasi di Kelurahan Mangli, Jember, 08 Agustus 2019.
41
Mbak Lis, Wawancara, 11 Agustus 2019.
50
Tabel 4.1
“Awal saya jualan nasi ini yaitu pada bulan juli tahun 2008, yang
mana pertama saya melakukan usaha ini bersamaan pada awal
masuknya anak saya ke sekolah TK, pada saat itu saya sangat
kerepotan untuk membagi waktu untuk mengantarkan anak saya ke
sekolah TK. Akan tetapi pertama tempat saya berjualan ataupun
usaha ini bukan tempat yang sekarang ini, yaitu bertempat di sebelah
utara yang mana pada saat ini di tempati veryn kost. Saya juga lama
jualan ditempat yang pertama itu yaitu sekitar 5 tahun akan tetapi
pada waktu itu saya disuruh pindah karena mau dibuat kos-kosan.
Dengan berjalannya waktu saya kebingungan untuk melanjutkan
usaha tersebut karena saya sendiri tidak mempunyai tempat untuk
melanjutkan usaha tersebut. Tidak lama kemudian saya sambil
mencari informasi tempat yang mau disewakan, dan akhirnya saya
ditawarkan sebuah tempat, yang mana tempat tersebut tidak jauh dari
yang pertama yaitu dibelakang rumahnya saya sendiri. Saya sangat
bersyukur mendapatkan tempat ini akan tetapi sewa perbulannya
yaitu satu juta rupiah dan uang sewanya harus bayar selama lima
tahun dengan senilai lima juta rupiah.
Hal ini senada juga disampaikan oleh mas Fahri sebagai suami dari
mbak Lis:
Hal ini juga disampaikan oleh p.suri selaku pemilik warung Bakso
p.suri:
“Awal saya berjualan bakso yaitu pada tahun 1989 yang mana pada
tahun tersebut bersamaan dengan awal berdirinya kampus IAIN
cabang surabaya yang bertempat di kelurahan Mangli Karang Mluwo
ini. Pada waktu pertama saya jualan bakso yaitu berjualan keliling
dilingkungan sekitar dengan membagi waktu ataupun jam ke tempat-
tempat kos yang berada di lingkungan kampus ini. Setelah beberapa
tahun Alhamdulillah pembeli saya semakin meningkat apalagi
diiringi dengan semakin meningkatnya mahasiswa di kampus ini,
maka saya mempunyai inisiatif untuk mencari karyawan dan pada
saat itu saya mempunyai 5 orang karyawan, akan tetapi tidak lama
kemudian karyawan saya yang berjumlah 5 orang ini satu persatu
memundurkan diri untuk tidak berjualan lagi. Pada tahun 1999 saya
mendapatkan masukan dari beberapa mahasiswa yang mana
mahasiswa tersebut pembeli saya setiap hari, mereka berpendapat
43
Mbak Lis, wawancara, 11 Agustus 2019
44
Mbak Lis, wawancara, 11 Agustus 2019.
55
Hal ini juga terjadi kepada bapak Iwan selaku pemilik salah satu kos-
“awal mula saya buat kos-kosan ini sekitar tahun 2014, kareana saya
melihat peluangnya sangat besar,saolnya, satu mahasiswa semakin
tahun semakin banyak, kedua, barang atau rumah kita tetep utuh tapi
tiap bulan pemasukan pasti, beda dengan jualan nasi, atau yang lain,
kita dapat uang tapi barang juga hilang, tapi kalau kos-kosan kang
beda kita dapat uang, barang gak hilang, enaknya lagi meskipun
mahasiswa sudah liburan penghasilannya tetep gak menurun, soalnya
kan meskipun tidak ditempati tapi tetep dihitung beda dengan halnya
45
Pak Suri, wawancara, 26 Agustus 2019.
56
seperti jualan nasi tadi, kalau mahasiswa sudah liburan pasti sedikit
banyak penghasilannya akan menurun, mungkin penghasilan saya
bias menurun itu kalau ada kerusakan, buat betulkan apa, tapi itukan
jarang sekali, oleh karena itu saya buat kos-kosan meskipun usaha
kerupuk saya tetep berjalan.46
Hal ini juga juga terjadi kepada Ibu Herlin selaku pemilik Wangi
Laondry:47
Hal ini juga terjadi kepada bapak Fawaid selaku pemilik Delta foto
copy: 48
“saya memulai usaha ini sekitar awal tahun 2015, pada awalnya saya
kerja di foto copian ikut teman di daerah unej sana, kurang lebih dari
tahun 2000 sampai tahun 2013 setalah itu saya berhenti karena ingin
usaha sendiri dan juga sambil cari-cari tambahan modal, soalnya
modal untuk buka foto copian itu agak banyak kurang lebih kalau
sekarang 150 jutaan dan juga sejak awal saya sudah punya rencana
untuk buka di kampus IAIN kalau dulu masih atas nama STAIN,
karean saya lihat pada waktu itu di sini masih sedikit yang buka foto
46
Pak Iwan, wawancara, 26 Agustus 2019
47
Ibu Herlin wawancara, 28 Agustus 2019.
48
Pak Fawaid, wawancara, 28 Agustus 2019.
57
masyarakat Mangli.
2. Mengetahui dampak apa saja dari pertumbuhan mahasiswa IAIN
“kalau masalah dampak ya pasti ada mas seperti yang telah saya
ceritakan barusan, karena kebayakan pelanggan sini mahasiswa ya
dak enaknya kalau sudah liburan pasti sedikit banyak pengasilan
saya menurun, tapi kalau sudah masuk kuliah apalagi tahun ajaran
baru alhamdulillah warung saya semakin rame.”49
Hal ini senada juga disampaikan oleh mas Fahri sebagai suami dari
mbak Lis:
“memang bener yang disampaikan oleh istri saya, kalau sudah
liburan pendapatan saya sangat menurun karena pembeli saya 90%
adalah mahasiswa dan pada liburan semua anak IAIN pulang
kampung semua. Akan tetapi kalau sudah masuk kuliah apalagi
tahun ajaran baru saya sangat kerepotan dalam menghadapi pembeli
meskipun saya sudah punya karyawan, karena memang banyaknya
mahasiswa yang beli di sini.
Hal ini senada dengan yang disampaikan pak Suri selaku pemilik
“ya pasti ada mas, karena mayoritas pembeli bakso saya yaitu
mahasiswa dan ketika liburan, mahasiswa di kampus ini pulang
kampung semua, dan itu sangat berpengaruh terhadap pendapatan
saya, karena ketika saya membayar karyawan saya tetap seperti
hari-hari biasanya yaitu setiap karyawan dibayar sebesar 50 ribu
rupiah setiap hari, inilah kerugian yang saya alami karena saya
tidak mungkin menjual hanya ketika mahasiswa masuk karena juga
ada sebagian pembeli bakso saya yaitu orang sekitar lingkungan
karang Mluwo. Akan tetapi sangat ja uh pendapatan yang
didapatkan ketika hari aktif kuliah apalagi tahun ajaran baru
dengan hari libur.”
Hal ini juga terjadi kepada bapak Iwan selaku pemilik salah satu
“kalau bagi saya usaha seperti ini beda dengan jualan nasi, atau yang
lain, kita dapat uang tapi barang juga hilang, tapi kalau kos-kosan
kang beda kita dapat uang, barang gak hilang, enaknya lagi
meskipun mahasiswa sudah liburan penghasilannya tetep gak
menurun, soalnya kan meskipun tidak ditempati tapi tetep dihitung
49
Mbak Lis, wawancara, 11 Agustus 2019.
50
Pak Suri, wawancara, 26 Agustus 2019.
51
Pak Iwan, wawancara, 26 Agustus 2019
59
beda dengan halnya seperti jualan nasi tadi, kalau mahasiswa sudah
liburan pasti sedikit banyak penghasilannya akan menurun, mungkin
penghasilan saya bias menurun itu kalau ada kerusakan, buat
betulkan apa, tapi itukan jarang sekali, juga dak enaknya kalau sudah
liburan panjang kos-kosan saya jadi kumuh soalnya gak ada yang
bersihkan, sama anak-anak kan di tinggal pulang
Hal ini juga juga terjadi kepada Ibu Herlin selaku pemilik Wangi
Laondry:52
“ya itu mas sepeti yang sudah saya ceritakan barusan, repotnya
ketika kampus ini sudah liburan, maka mahasiswa banyak yang
pulang sehingga yang ngelondri semakin sedikit dan penghasilan
saya semakin menurun. Tapi meskipun mahasiswa banyak yang
pulang saya tetap buka kok saolnya kan pelanggan saya juga ada
warga sekitar, maklum sekarang zaman modern, banyak orang yang
sibuk sehingga nyuci aja gak sempet”.
Hal ini juga terjadi kepada bapak Fawaid selaku pemilik Delta foto
copy:53
52
Ibu Herlin wawancara, 28 Agustus 2019.
53
Pak Fawaid, wawancara, 28 Agustus 2019
60
negatif.
C. Pembahasan Temuan
1. Mengetahui dampak dari pertumbuhan mahasiswa IAIN Jember
antara lain:
54
Nelly susanty, dampak keberadaan kampus UNNES terhadap kondisi ekonomi dan pendidikan
penduduk kelurahan sekaran kecamatan gunungpati kabupaten semaran.Skripsi(Semarang,
UNNES 2013)
61
a. Kegiatan ekonomi
Kegiatan ekonomi merupakan usaha usaha manusia untuk
55
Juliana ifnul mubarak, kamus istilah istilah ekonomi,(Bandung, Yrama widya)2012
56
Boediono, pengantar ekonomi no.1 ekonomi mikro,(Yokyakarta: BPFE, 2014)2
62
produksi.
Pada hakikatnya pendapatan yang diterima oleh seseorang
tersebut.
Pendapatan terdiri dari bebeapa jenis, yaitu
1) Pendapatan bersih (disposible income) adalah pendaptan
hidupnya.
5) Pendapatan uang (money income) adalah pendapatan rumah
dalam analisis ini terlebih dahulu akan di perhatikan efek positif dan
a. Dampak positif
Perkembanan penduduk ahli-ahli ekonomi pada umumnya
memperoleh bukan tenaga kerja yang ahli, akan tetapi tenaga kerja
b. Dampak Negatif
Perkembangan penduduk dinegara berkembang
negatif.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang “Dampak
change disekitar Kampus ini. Hal ini dilihat dari semakin pesatnya
negatif.
B. Saran
1. Didalam menjalankan bisnis kuliner pemilik usaha bisnis kuliner harus bisa
66
67
usaha yang sejenis, maka perlu adanya inovasi baik terkait dengan harga,
yang drastis.