Anda di halaman 1dari 5

IRAW TENGKAYU SEBAGAI ASET BUDAYA LOKAL KOTA TARAKAN

YANG HARUS TETAP DIJAGA DAN DILESTARIKAN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan kepada Universitas Brawijaya Malang

untuk memenuhi persyaratan

dalam rangka mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Pelajar

“Indonesia Bangkit”

Oleh

Andri Ardhani (NIS. 10250)

Hongki Budi Prasetyo (NIS. 10260)

Johanes Victor Manulang (NIS. 10264)

Dinas Pendidikan Kota Tarakan

SMA Negeri 1 Tarakan

Januari, 2010
HALAMAN PENGESAHAN

Judul karya ilmiah : IRAW TENGKAYU SEBAGAI ASET BUDAYA

LOKAL KOTA TARAKAN YANG HARUS

TETAP DIJAGA DAN DILESTARIKAN

Nama Penulis : 1. Andri Ardhani (NIS. 10250)

2. Hongki Budi Prasetyo (NIS. 10260)

3. Johanes Victor Manulang (NIS. 10264)

Sekolah : SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1

KOTA TARAKAN

Jurusan : ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)

Direktur SMAN 1 Tarakan, Pembimbing,

(Hj. Arinda Susanti, S.Pd) ( Denny Prayudi, S.Pd. )


NIP. 19690519 199203 2 009 NIP. 19801229 200902 1 002
Tarakan, Januari 2010
Mengetahui,
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tarakan,

( Drs. Firmannur, M.Si )


NIP. 19691123 199003 1 003
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini. Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis mengucapkan terimah
kasih kepada berbagai pihak yang turut membantu dalam penulisan karya ilmiah
ini terutama rekan-rekan yang turut berpartisipasi dalam pengembangan ide,
gagasan, dan konsep dalam penulisan karya ilmiah ini.

Di dalam karya tulis ini, disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi:


Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Selain itu, dalam karya ilmiah ini akan dibahas
mengenai kebudyaan Indonesia, kebudayaan lokal, dan adat istiadat yang ada di daerah di
Indonesia khususnya di Kota Tarakan.

Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis sadar bahwa masih banyak
kekurangan yang masih perlu disempurnakan. Oleh karena itu, diharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan karya tulis
ilmiah ini.

Tarakan, Januari 2010

Penulis
RINGKASAN

ANDRI ARDHANI, HONGKI BUDI PRASETYO, DAN JOHANES


VICTOR MANULANG, SMA Negeri 1 Tarakan, 20 Januari 2010. Iraw Tengkayu
Sebagai Aset Budaya Lokal Yang Harus Tetap Dijaga Dan Dilestarikan.
Pembimbing : Denny Prayudi.

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui gambaran umum tentang


Kota Tarakan, gambaran umum Suku Tidung sebagai suku asli Kota Tarakan, dan
mengetahui gambaran umum budaya Iraw Tengkayu sebagai budaya khas Kota
Tarakan.

Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer, yaitu data yang
berasal dari hasil pertanyaan wawancara ditujukan kepada responden secara
langsung maupun secara tidak langsung. Sumber data sekunder, yaitu data yang
berasal dari beberapa buku, dokumen, maupun dari internet.

Kota Tarakan tediri atas 4 kecamatan yaitu Tarakan Barat, Tarakan Tengah,
Tarakan Timur, dan Tarakan Utara. Semboyan dari Kota Tarakan adalah Tarakan
Kota BAIS (Bersih, Aman, Indah, Sehat, dan sejahtera).

Tarakan menurut cerita rakyat berasal dari bahasa tidung Tarak (bertemu)
dan Ngakan (makan) yang secara harfiah dapat diartikan sebagai tempat para
nelayan untuk istirahat makan, bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan
dengan nelayan lain. Selain itu Tarakan juga merupakan tempat pertemuan arus
muara Sungai Kayan, Sesayap dan Malinau. Salah satu kebudayaan yang terkenal
di Kota Tarakan adalah kebudayaan Iraw Tengkayu.

Iraw Tengkayu sebagai budaya lokal Kota Tarakan yang


merupakan sebuah kebudayaan yang berasal dari masyarakat Suku Tidung.
Perayaan Iraw Tengkayu ini dilaksanakan setiap dua tahun sekali di Pantai Amal
Kota Tarakan. Pada tahun 1995, Pemerintah Kota Tarakan meresmikan
kebudayaan Iraw Tengkayu sebagai kebudayaan khas Kota Tarakan. Perayaan
Iraw Tengkayu ini dilaksanakan setiap tanggal 15 Desember bertepatan dengan
hari ulang tahun Kota Tarakan. Perayaan biasanya dimulai dengan mengadakan
pawai di jalan raya dengan mengarak sebuah perahu yang bernama Padaw Tuju
Dulung menuju Pantai Amal. Dalam perayaan Iraw Tengkayu ini, seluruh
masyarakat Kota Tarakan turut berpartisipasi dalam memeriahkan perayaan ini.

Dari hasil pembahasan penulis, diketahui bahwa Iraw Tengkayu adalah


salah satu budaya lokal Kota Tarakan yang berasal dari masyarakat Suku Tidung
yang merupakan suku asli Kota Tarakan. Budaya ini merupakan salah satu budaya
dari sekian banyaknya budaya yang ada di tanah air Indonesia. Kebudayaan ini
diharapkan dapat menjadi salah satu ikon nasional dalam mempromosikan
kebudayaan Indonesia dan dapat menjadi aset negara dalam menarik wisatawan
asing sehingga dapat menambah devisa bagi negara. Oleh karena itu, Iraw
Tengkayu sebagai salah satu aset budaya Indonesia harus tetap dijaga dan
dilestarikan keberadaannya.

Oleh karena itu, Iraw Tengkayu sebagai kebudayaan Kota Tarakan harus
tetap dijaga dan dilestarikan oleh generasi muda saat ini. Selain itu, Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tarakan harus tetap menjaga dan melestarikan
kebudayaan ini dengan cara mempromosikan kebudayaan ini kepada masyarakat
luar Kota Tarakan maupun kepada dunia internasional.

Kata Kunci : Iraw Tengkayu, Budaya Lokal, dan Kota Tarakan.

Anda mungkin juga menyukai