LP Anc 1
LP Anc 1
OLEH
Suatu kehamilan kadang kala harus dibedakan dengan keadaan atau penyakit yang
dalam pemeriksaan meragukan:
a. Hamil palsu (pseudocyesis)
Gejala dapat sama dengan kehamilan seperti amenorea, perut membesar, mual,
munyah, air susu keluar dan bahkan wanita ini merasakan gerakan janin. Namun
pada pemeriksaan uterus tidak membesar, tanda-tanda kehamilan lain dan rekasi
kehamilan negatif.
b. Mioma uteri
Perut dan rahim membesar, namun pada perabaan, rahim terasa padat, kadang kala
berbenjol-benjol. Tanda kehamilan negatif dan tidak dijumpai tanda-tanda
kehamilan lainnya.
c. Kista ovarii
Perut membesar bahkan makin bertambah besar, namun pada pemeriksaan dalam,
rahim teraba seperti biasa. Reaksi kehamilan negatif.
d. Kandung kemih penuh & terjadi retensi urine
e. Hematometra (uterus membesar karena terisi darah akibat hymen
imperforate, stenosis vagina atau serviks).
(Padila, 2014)
e. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Umum
1) Tanda-tanda vital dan keadaan umum
2) Refleks
Terutama refleks lutut, refleks negatif menandakan adanya kekurangan
vitamin B1 dan penyakit urat sedangkan refleks positif yang berlebihan
menandakan adanya preeklampsia
3) Berat badan
Yang dialami oleh penderita adalah perubahan berat badan (BB) setiap kali
ibu memeriksakan diri. BB dalam triwulan ke-3 tidak boleh bertambah lebih
dari 1 kg seminggu atau 3 kg dalam sebulan. Penambahan yang lebih dari
batas-batas tersebut di atas disebabkan karena penimbunan (retensi) air dan
disebut “praxoedema”.
2) Palpasi
Abdomen
Untuk menentukan:
Besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan
(UK)
Menentukan letaknya anak dalam rahim
Adakah tumor dalam rongga perut, kista, mioma, limpa yang
membesar
LEOPOLD I
Tujuan untuk menentukan tua kehamilan dan bagian apa yang terdapat di
bagian fundus.
Caranya:
Kaki klien difleksikan pada lutut dan lipat paha
Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita dan melihat ke arah
muka penderita
Rahim di bawa ke tengah
Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan
mengikuti bentuk uterus
Lakukan palpasi secara lembut untuk menentukan bentuk, ukuran
konsistensi dan gerakan janin
Tentukan tinggi fundus uteri
Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus.
Bila kepala teraba bulat, keras dan dapat digerakkan (balotemen).
Bila bokong teraba lunak, bentuk tidak spesifik, lebih besar dan
lebih lunak dari kepala, tidak dapat digerakkan serta fundus terasa
penuh.
Bila letak lintang, palpasi di daerah fundus akan terasa kosong.
Pusat
Symphisis
Gambar 2
Tinggi fundus menurut usia kehamilan normal dengan satu janin
Tinggi fundus (cm) x 2/7 (atau + 3,5) = durasi kehamilan dalam bulan
Tinggi fundus (cm) x 8/7 = durasi kehamilan dalam minggu
LEOPOLD II
Tujuan: untuk menentukan di mana letaknya punggung anak dan di mana
letaknya bagian-bagian kecil
Gambar 3 : Pemeriksaan Leopold II
Caranya :
Kedua tangan pindah ke samping
Tentukan di mana punggung anak. Punggung anak terdapat di
pihak yang memberikan rintangan yang paling besar, carilah bagian-
bagian kecil yang biasanya terletak bertentangan dengan pihak
rintangan yang terbesar.
Kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah pada letak
lintang.
LEOPOLD III
Tujuan: untuk menentukan apa yang terdapat dibagian bawah dan apakah
bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas
panggul.
LEOPOLD IV
Tujuan : untuk menentukan tua kehamilan dan bagian apa yang terdapat
di bagian fundus.
Caranya:
Pemeriksa menghadap ke arah kaki klien
Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi
Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan
coba untuk menekan ke arah pintu atas panggul
Tentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul (PAP), dan berapa masuknya bagian bawah ke rongga
panggul.
Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar dan :
Kedua tangan konvergen, hanya bagian kecil dari kepala turun ke
dalam rongga
Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala masuk ke
rongga panggul
Jika kedua tangan divergen, maka bagian terbesar dari kepala
masuk ke dalam rongga panggul dan ukuran terbesar dari kepala
sudah melewati pintu atas panggul (PAP).
3) Auskultasi
Dilakukan dengan menggunakan stetoskop monoaural dan ultrasound
(doptone). Dengan stetoskop dapat didengar bermacam-macam bunyi yang
berasal :
a) Dari anak
Bunyi jantung anak (frekuensi bunyi jantung 120-140 kali per
menit) dengan stetoskop monoral pada akhir bulan kelima. Dengan
stetoskop ultrasound (doptone) pada akhir bulan ketiga. Kalau bunyi
jantung <120 kali permenit atau >160 kali permenit atau tidak teratur,
maka anak dalam asphyxia (kekurangan oksigen).
Cara menghitung bunyi jantung adalah dengan mendengarkan bunyi
jantung selama 3 x 5 detik kemudian dikalikan 4. Misalnya :
f.Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan rontgen dilakukan setelah bulan ke VI, karena sebelumnya
rangka janin belum tampak.
2) Pemeriksaan USG
Untuk menentukan :
a) Jenis kelamin
b) Tafsiran kelahiran, tafsiran berat janin (TBJ)
c) Jumlah cairan amnion
3) Pemeriksaan laboratorium
a) Darah (Hb, golongan darah darah, glukosa, VDRL)
b) Urine (tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)
Pengumpulan urin untuk pemeriksaan dilakukan dengan cara urine tengah
(midstream). Urin diperiksa utuk mendeteksi tanda infeksi saluran kemih
dan zat yang ada dalam urin yang menandakan masalah.
c) Protein
Seharusnya tidak ada dalam urin, tetapi bila ada berarti adanya kontaminasi
sekret vagina, penyakit ginjal, serta hipertensi pada kehamilan.
d) Glukosa
Glukosa dalam jumlah kecil bisa dikatakan normal. Glukosa dalam jumlah
besar membutuhkan pemeriksaan gula darah.
e) Keton
Keton ditemukan dalam urin setelah melakukan aktivitas berat atau
pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
f) Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urin berkaitan dengan infeksi saluran kemih
yang biasa terjadi pada ibu hamil.
D.
2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Resiko gangguan Setelah diberikan asuhan keperawatan NIC: High Risk Pregnancy Care
hubungan Ibu – janin selama ... x 24 jam diharapkan tidak 1. Kaji faktor medis yang berhubungan yang dapat menyebabkan
berhubungan dengan terjadi gangguan ibu dan janin, dengan komplikasi kehamilan
penyulit kehamilan kriteria hasil: 2. Kaji riwayat obstetric yang berhubungan dengan kehamilan resiko
NOC : Fetal Status Antepartum tinggi
3. Kaji pengetahuan klien untuk mengidentifikasi faktor resiko
HR janin dalam batas normal (120- 4. Memberikan informasi mengenai faktor resiko, pengawasan dan
160x/menit) prosedur yang akan dilakukan
Frekuensi pergerakan janin normal. 5. Ajarkan klien untuk memonitor keadaan sendiri (TTV, monitor
Pola pergerakan janin normal. aktivitas uterin)
6. Berikan informasi terkait tanda dan gejala yang memerlukan
NOC : Maternal status Antepartum
penanganan medis segera (ex : perdarahan pervagina, keluarnya cairan
Tanda-tanda vital dalam batas ketuban, edema, dll)
normal. 7. Monitor status fisik dan psikososial selama kehamilan
Klien dapat mengidentifikasi koping 8. Kaji ekspresi, perasaan dan ketakutan tentang proses kehamilan dan
adaptif dari ketidaknyamanan selama keadaan klien
kehamilan.
Klien tidak melaporkan adanya nyeri
kepala,nyeri perut.
Proteinuria (-)
Oedema (-).
3. Resiko Setelah diberikan asuhan keperawatan NIC: High Risk Pregnancy Care
Ketidakefektifan Proses selama ... x 24 jam diharapkan terjadinya 1. Kaji faktor medis yang berhubungan yang dapat menyebabkan
Kehamilan-Melahirkan keefektifan proses kehamilan-melahirkan, komplikasi kehamilan
dengan kriteria hasil: 2. Kaji riwayat obstetric yang berhubungan dengan kehamilan resiko
NOC: Fetal Status Antepartum tinggi
3. Kaji pengetahuan klien untuk mengidentifikasi faktor resiko
HR janin dalam batas normal (120- 4. Memberikan informasi mengenai faktor resiko, pengawasan dan
160x/menit) prosedur yang akan dilakukan
Frekuensi pergerakan janin normal. 5. Ajarkan klien untuk memonitor keadaan sendiri (TTV, monitor
Pola pergerakan janin normal. aktivitas uterin)
6. Berikan informasi terkait tanda dan gejala yang memerlukan
NOC: Maternal Status Antepartum
penanganan medis segera (ex : perdarahan pervagina, keluarnya
Tanda-tanda vital dalam batas cairan ketuban, edema, dll)
normal. 7. Monitor status fisik dan psikososial selama kehamilan
Klien dapat mengidentifikasi koping 8. Kaji ekspresi, perasaan dan ketakutan tentang proses kehamilan dan
adaptif dari ketidaknyamanan selama keadaan klien
kehamilan.
Klien tidak melaporkan adanya nyeri
kepala,nyeri perut.
Klien tidak melaporkan adanya
perdarahan pervaginal.
DAFTAR PUSTAKA
Bartini, I. (2012). ANC: Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Normal (ASKEB I).
Yogyakarta: Nuha Medika
Guyton, A. C. & Hall, J. E,. (2012). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
EGC
Manuaba, dkk., 2013., Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan. Edisi 2. Jakarta; EGC.
Prapti, N. K. G., Runiari, N., Suratiah, & Astuti, I. W. (2010). Skill Lab Guide
Departement Keperawatan Maternitas. Denpasar: PSIK-FK Unud
Saifuddin, A.B. dan Rachimhadhi, T. (2012). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo