PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Di Sumatera, mereka benar-benar memonopoli kekuasaan revolusioner. Karena
jumlah pemimpin nasionalis yang sudah mapan di sana hanya segelintir, mereka ragu
terhadap apa yang akan dilakukan. Para mantan prajurit Peta dan Heiho membentuk
kelompok-kelompok yang paling disiplin. Laskar Masyumi dan Barisan Hizbullah, menerima
banyak pejuang baru dan ikut bergabung dalam kelompok-kelompok bersenjata Islam lainnya
yang umumnya disebut Barisan Sabilillah, yang kebanyakan dipimpin oleh para Kiai.
Proklamasi pkemerdekaan akan disebarluaskan melalui radio, tetapi Jepang menentang upaya
penyiaran tersebut, dan malah memerintahkan agar para penyiar meralat berita Proklamasi
sebagai sesuatu kekeliruan. Tampaknya para penyiar tetap tidak mau memenuhi seruan pihak
Jepang. Oleh karena itu, pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancarnya disegel dan para
pegawainya dilarang masuk. Mereka kemudian membuat pemancar baru di Menteng 31. Di
samping melalui siaran radio, para wartawan juga menyebarluaskan berita Proklamasi
melalui media cetak, seperti surat kabar, selebaran, dan penerbitan-penerbitan yang lain.
http://antaranews.id/dirgahayu-lkbn-antara/
Pada tanggal 3 September 1945, para pemuda mengambil alih kereta api termasuk
bengkel di Manggarai. Tanggal 5 September 1945, Gedung Radio Jakarta dapat
dikuasai.Tanggal 11 September 1945, seluruh Jawatan Radio berhasil dikuasai oleh Republik.
Oleh karena itu, tanggal 11 September dijadikan hari lahir Radio Republik Indonesia (RRI).
Para pemuda memprakarsai diadakannya rapat raksasa di Lapangan Ikada (sekarang Monas).
Rapat yang digagas oleh para pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam “Kesatuan van
Aksi”, untuk melakukan rapat raksasa di lapangan Ikada, yang semula digagas tanggal 17
September 1945, mundur menjadi 19 September 1945. Presiden Soekarno sudah dihubungi
dan bersedia akan menyampaikan pidato di dalam rapat raksasa pada tanggal 19 September
3
1945. Sejak pagi, rakyat Jakarta sudah mulai berdatangan dan memenuhi Lapangan Ikada.
Rapat itu untuk memperingati sebulan kemerdekaan Indonesia.
Bermula dari ketidakpuasan rakyat terhadap sikap Jepang yang belum juga mengakui Negara
Republik Indonesia dan bahkan Jepang malah mempertahankan status quo-nya dengan
mengatasnamakan Sekutu. Kondisi itu mendorong rakyat Indonesia yang baru saja merdeka,
untuk segera membentuk pemerintah yang baru dan mengambil langkah-langkah nyata.
Ketidakpuasan rakyat semakin bertambah ketika mengetahui pendaratan pasukan
Sekutu dibawah pimpinan Mayor Geenhalgh, di Kemayoran pada 8 September 1945. Rakyat
dari berbagai penjuru dengan tertib berdatangan ke Lapangan Ikada dengan membawa poster
dan bendera merah-putih. Mereka menuntut kebulatan tekad untuk mengisi kemerdekaan
Indonesia. Mereka juga bertekad untuk menunjukkan pada dunia internasional bahwa
kemerdekaan Indonesia bukan atas bantuan Jepang, tetapi merupakan tekad seluruh rakyat
Indonesia. Melihat tekad rakyat yang menggelora dan tidak dapat dihalangi meskipun oleh
tentara Jepang sekalipun, pemerintah terdorong untuk mengadakan sidang kabinet. Setelah itu,
diputuskan Presiden Soekarno dan Moh. Hatta dan para menteri untuk datang ke Lapangan
Ikada. Pada kesempatan itu Soekarno menyampaikan pidatonya yang disambut dengan gegap
gempita oleh rakyat. Rapat itu berlangsung tertib dan damai.
Pada tanggal 19 Agustus 1945 itu juga Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku
Alam VIII telah mengirim kawat ucapan selamat kepada Presiden Soekarno dan Wakil
Presiden Moh. Hatta atas berdirinya Negara Republik Indonesia dan atas terpilihnya dua
tokoh tersebut sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Ucapan selamat itu tersirat bahwa Sultan
Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII mengakui kemerdekaan RI dan siap membantu
mereka.
https://tirto.id/siasat-sultan-hb-ix-di-masa-genting-revolusi-cxLv
Gambar 1.2 Kunjungan Sri Sultan Hamengkubuwono IX ke Bangsal Kepatihan
4
Kemudian, pagi itu sekitar pukul 10.00 tanggal 19 Agustus 1945 Sri Sultan
Hamengkubuwono IX mengundang kelompok-kelompok pemuda di bangsal kepatihan.
Kemudian untuk mempertegas sikapnya, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam
VII pada tanggal 5 September 1945 mengeluarkan amanat antara lain sebagai berikut.
Amanat Sri Paku Alam VIII sama dengan amanat Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Hanya
saja kata‘Sri Sultan Hamengkubuwono IX’ diganti dengan ‘Sri Paku Alam VIII’ dan ‘Negeri
Ngayogyakarta Hadiningrat’ diganti dengan ‘Negeri Paku Alaman’.
5
C. Dukungan di berbagai daerah di Indonesia untuk proklamasi
Dukungan terhadap Negara dan Pemerintah Republik Indonesia juga datang dari
rakyat dan pemuda. Beberapa peristiwa sebagai wujud dukungan rakyat secara spontan
terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia antara lain :
1. Di Yogyakarta
6
4. Sulawesi Utara
Usaha menegakkan kedaulatan di Sulawei Utara tidak padam, meskipun tentara NICA
telah menguasai di wilayah tersebut. Pada tanggal 14 Pebruari 1946, para pemuda Indonesia
anggota KNIL tergabung dalam Pasukan Pemuda Indonesia (PPI) mengadakan gerakan di
Tangsi Putih dan Tangsi Hitam di Teling, Menado. Mereka membebaskan tawanan yang
mendukung Republik Indonesia antara lain Taulu, Wuisan, Sumanti, G.A. Maengkom, Kusno
Dhanupojo, G.E. Duhan.
Di sisi lain mereka juga menahan Komandan Garnisun Menado dan semua pasukan
Belanda di Teling dan penjara Manado. Dengan diawali peristiwa tersebut para pemuda
menguasai markas Belanda di Tomohon dan Tondano. Berita tentang perebutan kekuasaan
tersebut dikirim ke pemerintah pusat yang saat itu di Jogyakarta dan mengeluarkan Maklumat
No. 1 yang ditandatangani oleh Ch.Ch. Taulu. Pemerintah sipil dibentuk tanggal 16 Pebruari
1946 dan sebagai residen dipilih B.W. Lapian.
5. Kalimantan
Di beberapa kota di Kalimantan mulai timbul gerakan yang mendukung proklamasi.
Akibatnya tentara Australia yang sudah mendarat atas nama Sekutu mengeluarkan ultimatum
melarang semua aktivitas politik, seperti demonstrasi dan mengibarkan bendera Merah Putih,
memakai lencana merah putih dan mengadakan rapat. Namun kaum nasionalis tetap
melaksanakannya. Di Balikpapan tanggal 14 Nopember 1945, sejumlah tidak kurang 8.000
orang berkumpul di depan komplek NICA sambil membawa bendera Merah Putih.
7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Setelah kekalahan Jepang terhadap Amerika di perang dunia II, maka jepang melepas
kekuasaannya di Indonesia. Sehingga banyak dukungan dari berbagai lapisan untuk
disegerakannya proklamasi kemerdekaan. Hal ini dibuktikan, adanya beberapa perlawanan
yang dilakukan rakyat Indonesia terhadap bangsa asingdi berbagai daerah di Indonesia untuk
mendukung proklamasi kemerdekaan. Selain itu, para pemuda di negeri ini juga bekerja keras
untuk mendukung proklamasi dengan cara membujuk presiden Soekarno untuk membacakan
teks prokalamasi.
Saran :
Menurut kami, dukungan untuk negara ini perlu ditingkatkan supaya dapat meningkatkan
kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Dari bab ini kita memperoleh ilmu yang sangat
bermanfaat yaitu bagaimana para rakyat Indonesia dari yang muda hingga yang tua sangat
mendukung kemerdekaan Indonesia melalui proklamasi kemerderkaan yang dibacakan Ir.
Soekarno. Sehingga pada zaman milenial ini kita perlu mempertahankan nilai nilai budaya
Indonesia yang sudah didapat oleh para pejuang kita dahulu. Sebagai siswa, kita harus
mengikuti upacara bendera dan selalu ingat dengan proklamasi kemerdekaan supaya jiwa
n a s i o n a l i s m e s e l a l u a d a d i d a l a m h a t i
8
Daftar Pustaka
http://aminhidayatcenter.blogspot.com/2013/03/dukungan-terhadap-proklamasi.html Sabtu,23
Februari 2019 20.00 WIB
https://kopigayo93.blogspot.com/2018/04/dukungan-dari-berbagai-lapisan-dari.html Sabtu,23
Februari 2019 20.00 WIB)
Daftar Penugasan
Handi izzudin : membuat power point
Santi : membuat power point
M.Alvy Ibnu Yafi : membuat makalah