Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA

Komplikasi Psoriasis pada Sendi


atau Artritis Psoriatika
Vincea Eko
Dokter umum di Jelambar, Jakarta, Indonesia

ABSTRAK
Artritis Psoriatika adalah suatu penyakit kronis yang ditandai oleh lesi kulit psoriasis, dan juga peradangan sendi. Penyakit ini mempunyai
turunan genetik yang kuat, gen yang diturunkan antara lain HLA-Cw6, B27, B38, B39, serta CD8 sel T lebih dominan. Beberapa tipe artritis
psoriatika yaitu tipe simetris, asimetris, DIP (Distal interphalangeal), spondilitis, artritis mutilans. Artritis psoriatika hampir selalu mendahului
artritis (80%) tetapi bisa timbul artritis dulu pada sekitar 15%, sehingga menyulitkan diagnosis. Arthrocentesis selain membantu diagnosis
juga dapat sebagai terapi tambahan. Artritis psoriatika mirip artritis rematoid, tetapi tidak menghasilkan antibodi spesifik, sehingga terapi
utama pada artritis psoriatika bukan steroid tetapi NSAIDs, sulfasalazin, dan siklosporin, leflunomide, methotrexate. Prognosis tergantung onset,
stadium penyakit, saat didiagnosis dan terapi, jumlah sendi yang terkena.

Kata kunci: Artritis psoriatika, gen HLA, CD8, arthrosentesis, spondilitis, DIP, arthritis mutilans, rematoid arthritis, NSAIDs, sulfasalazin, siklosporin,
leflunomide, methotrexate

ABSTRACT
Psoriatic arthritis is a chronic disease with specific lesion of psoriasis and later arthritis. This disease has a strong genetic inheritance, several
involved genes are HLA-Cw6, B27, B38. Psoriatic arthritis also has dominant CD8 Tcells. Several types of psoriatic arthritis are: Symmetric arthritis,
Assymetric arthritis, Distal Inter Phalangeal (DIP), Spondylitis, Arthritis mutilans. Around 80% psoriatic arthritis preceded by skin lesions, and
in around 15% arthritis precede the skin lesions, making psoriatic arthritis hard to diagnose. Arthrocentesis can aid diagnosis and also as an
adjunctive therapy. Unlike rheumatoid arthritis, psoriatic arthritis doesn’t have specific antibody, so the main therapy in psoriatic arthritis is not
steroid but NSAIDs, sulfasalazine and cyclosporine, leflunomide, methotrexate. The progonosis depends on age at onset, stadium, diagnosis
and accurate treatment, and number of joints involved. Vincea Eko. Psoriatic Complications on Joints or Psoriatic Arthritis.

Key words: Psoriatic arthritis, HLA gene, CD8, arthrocentesis, spondylitis, DIP, arthritis mutilans, rheumatoid arthritis, NSAIDs, cyclosporine,
methotrexate

PENDAHULUAN kombinasi beberapa faktor seperti genetik - sitokin (IL-1â, IL-2, IL-10, IFN-ã, TNF-á) dan
Psoriasis merupakan penyakit kulit yang pada 50% pasien artritis psoriatik ditemukan kemokin langsung ke jaringan target, serta
ditandai bercak-bercak eritema berbatas gen marker HLA B-27, dan juga beberapa gen mengaktifkan makrofag dan leukosit inflamasi
tegas dengan skuama kasar berlapis dan yang juga diturunkan antara lain HLA-Cw6, lainnya sehingga menyebabkan peradangan,
transparan, bersifat kronis dan residif, B38, B39; sistem imun, faktor lingkungan, perusakan jaringan dan fibrosis.12
penyebabnya autoimun. Psoriasis kronis tidak trauma keras (deep-Koebner phenomenon),
hanya menyerang kulit tetapi pada sekitar 10- faktor stres psikologis, stres metabolik, serta GAMBARAN KLINIS DAN TIPE
40% penderita juga menyebabkan komplikasi konsumsi alkohol, rokok, obat (beta bloker, Gambaran klinis artritis psoriatika sekitar 80%
radang sendi yang disebut artritis psoriatika; lithium, anti malaria, penghentian steroid diawali lesi kulit, pada sekitar 15% artritis
insidennya di Eropa 3-7%, USA 1-2% dari mendadak).4,5,6,12 timbul terlebih dahulu. Lesi kuku seperti
seluruh populasi, di Indonesia belum onikodistrofi sering mengarah ke artritis. Sendi
diketahui.9,11,12 Diperlukan pengetahuan yang Patogenesis artritis psoriatika diatur oleh yang meradang terasa nyeri, panas, bengkak,
lebih dalam tentang artritis psoriatika untuk CD8 (sel T), sama sekali tidak berhubungan eritema, biasanya yang terkena adalah sendi
dapat mencegahnya. dengan sel B yang biasa ditemukan pada jari tangan dan kaki sehingga jari berbentuk
penyakit autoimun lain. Sel T ini akan masuk sosis. Ada sindrom SAPHO (Synovitis, Acne
ETIOPATOGENESIS ke jaringan target: insersi tendon, ligamen, Pustulosa, Hiperostosis, Osteitis) dengan
Etiologi langsung artritis psoriatika masih fascia, synovium, tulang belakang dan sendi acne pustulosa telapak kaki dan tangan,
belum diketahui; dapat disebabkan oleh sakroiliaka. Sel T aktif mengeluarkan sitokin- peradangan sendi, penebalan tulang.5,6,8,9,11,12
Alamat korespondensi email: vincea_eko@yahoo.com

352 CDK-216/ vol. 41 no. 5, th. 2014


TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2 Hipotesis Perkembangan


Gambar 1 Skema Patogenesis Artritis Psoriatika12 Artritis Psoriatika12

Terdapat lima tipe artritis psoriatika5,8,9,12:


1. Artritis Simetris: ditemui pada sekitar 15-
70% kasus, menyerupai artritis rheumatoid
tetapi lebih ringan dan lebih sedikit deformitas.
Umumnya mengenai beberapa pasang sendi
secara simetris yang dapat menyebabkan
disabilitas gerak.
2. Artritis Asimetris: ditemui pada sekitar DIAGNOSIS
30-50% kasus, mengenai beberapa sendi dan Diagnosis terutama dari anamnesis dan
tidak simetris. Sendi menjadi nyeri, panas, gambaran klinis. Pada pemeriksaan akan
eritema, pada tangan dan kaki berbentuk didapatkan rasa letih seluruh badan, nyeri,
sosis, tipe ini umumnya ringan. Gambar 3 Distal Interphalangeal Dominant8 bengkak tendon, jari-jari tangan dan kaki,
3. Distal Interphalangeal Predominant gambaran jari tangan dan kaki seperti sosis
(DIP): ditemui pada sekitar 55-70% kasus, disebut dactylitis, kaku sendi, keterbatasan
mengenai sendi distal jari tangan dan jari gerak terutama pagi hari, perubahan kuku
kaki (sendi terdekat dari kuku), dibedakan dari (onikolisis, nail pit), mata merah dan nyeri
osteoartritis karena adanya kelainan khas kuku (konjungtivitis).8,12
yaitu nail pit dan onikolisis.
4. Spondylitis: ditemui pada sekitar 5-33% Tidak ada kelainan darah khusus, laju endap
kasus, peradangan di kolumna spinalis, dimulai darah dapat naik akibat radang sendi, faktor
dari kekakuan leher, punggung, sakroiliaka rematoid negatif. Marker gen HLA-B27
sampai sulit dan nyeri saat bergerak. positif pada lebih dari 50% pasien artritis
5. Artritis mutilans: ditemui sekitar pada 3-5% psoriatika. Dapat terjadi peningkatan asam
kasus, merupakan tipe paling berat, terjadi urat serum disebabkan pemakaian aspirin
deformitas dan destruksi sendi terutama pada dan karena percepatan waktu pergantian sel
sendi kecil tangan dan kaki. Gambar 4 Gambaran Rontgen Spondylitis8 kulit. Arthrocentesis (aspirasi cairan sendi)

CDK-216/ vol. 41 no. 5, th. 2014 353


TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 1 Perbandingan antara Artritis Psoriatika dan Artritis Rematoid12 inhibitor: Celecoxib 100-200 mg PO 2-4 kali/
hari. COX-2 inhibitor mempunyai lebih sedikit
Contrasts between Psoriatic Arthritis and Rheumatoid Arthritis
efek samping lambung.
PSORIATIC ARTHRITIS RHEUMATOID ARTHRITIS
• Methotrexate: dapat diberikan peroral
Elevated erythrocyte rate, C-reactive protein Yes Yes
atau injeksi intra muskular. Dosis inisial 7,5 mg
Susceptibility alleles MHC class I MHC class II per minggu untuk memantau gejala toksisitas
Amelioration with progressive HIV infection No Yes atau sensitivitas. Jika tidak ada, berikan dosis
Implied class of lymphocytes driving inflammation CD8 CD4 3 x 2,5 mg dengan interval 12 jam dalam
Autoantibodies (e.g., rheumatoid factor) No Yes
seminggu dengan dosis total 7,5 mg. Jika
tidak tampak perbaikan, dosis dinaikkan 2,5-5
Immune complexes No Yes
mg per minggu, dosis maksimal 12,5-15 mg
Small vessel vasculitis No Yes per minggu. Diberikan tambahan asam folat
Fibroblastic response Yes Rare 1-5 mg/hari saat tidak minum methotrexate
Sacroilitis Yes No untuk mengurangi efek samping mual,
Enthesitis, dactylitis Yes No muntah dan melawan efek makrositik pada
eritrosit. Terapi methotrexat harus disertai
Erosions Yes Yes
pemeriksaan darah rutin, fungsi hati (minimal
Juxta-articular osteopenia on x-ray Uncommon Yes
SGOT dan SGPT) setiap dua minggu karena
Juxta-articular new bone Yes No risiko supresi sumsum tulang dan gangguan
HIV=human immunodeficiency virus; MHC=major histocompatibility complex fungsi hati, dihentikan jika jumlah leukosit
kurang dari 3500/mm3.
• Agen biologis: inhibitor TNF-α
(etanercept) 25 mg dua kali seminggu. Agen
biologis lain antara lain alefacept, efalizumab,
infliximab, dan adalimumab.
• Etretrinat: merupakan derivat vitamin
A, efektif untuk kasus berat tetapi bersifat
teratogenik. Etretrinat juga menetap dalam
tubuh dalam jangka lama, oleh karena
itu wanita sebaiknya tidak hamil selama
pengobatan dan minimal 3 (tiga) tahun
setelah pemakaian dihentikan.
• Fototerapi: tidak dapat berdiri sendiri,
harus dikombinasi dengan terapi oral, antara
lain Narrow Band UVB, PUVA (Psoralen+Ultra
Violet A).
• Siklosporin: mempunyai efek imuno-
Gambar 5 Gambaran Rontgen Artritis Mutilans8 supresif dengan dosis 6 mg/KgBB. Obat ini
bersifat nefrotoksik dan hepatotoksik, juga
menaikkan tekanan darah.
dilakukan untuk mencari tanda infeksi, kristal TERAPI • Leflunomide: merupakan obat anti sel T
gout, juga berguna sebagai terapi karena Terapi artritis psoriatika ditujukan untuk yang berfungsi mengatur proses inflamasi
meringankan nyeri dan pembengkakan sendi menghilangkan nyeri, mengurangi pem- melalui hambatan produksi sel T oleh
melalui membuang lekosit - sumber enzim bengkakan, membantu menjaga fungsi sendi sitokin. Dosis satu tablet 20 mg perhari.
yang dapat menghancurkan sendi, selain tetap normal. Pengobatan dasar umumnya Biasanya diperlukan 8-12 minggu untuk
itu kortikosteroid dapat disuntikkan saat adalah OAINS (Obat Anti Inflamasi Non mengobservasi efek obat. Efek samping
arthrocentesis.9,12 Steroid) disertai fisioterapi. Jika masih berlanjut paling sering adalah diare, atau gangguan
bahkan sampai destruksi sendi maka diberi saluran cerna; jika diare sangat berat sampai
Kelainan rontgen sendi biasanya baru terlihat obat potensi kuat seperti methotrexate, agen dehidrasi maka obat harus dihentikan. Obat
pada stadium lanjut, berupa “pencil in a cup”.8 biologis (etarnecept, adalimumab, dll).9,10,12 ini juga mempunyai efek menekan sumsum
tulang, meningkatkan tekanan darah serta
Artritis psoriatika dibedakan dari artritis Berikut adalah dosis beberapa obat yang dapat hepatotoksik. Pemeriksaan darah, fungsi ginjal
rematoid karena faktor rematoidnya negatif dipakai untuk terapi artritis psoriatika3,5,6,7,8,10,11: dan fungsi hati harus dilakukan rutin selama
dan tidak ditemukan nodul rematoid, terdapat • OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid): mengkonsumsi obat.
lesi kulit dan kuku, serta sendi yang terkena Ibuprofen 400 mg per oral (PO), 4 kali/hari; • Sulfasalazine: obat kombinasi sulfa
juga lebih ke distal.12 Meloxicam 7,5-15 mg PO, 4 kali/hari; COX-2 dan asam asetilsalisilat yang secara spesifik

354 CDK-216/ vol. 41 no. 5, th. 2014


TINJAUAN PUSTAKA

dibuat untuk artritis. Sulfasalazine membantu


mengurangi gejala inflamasi, tetapi efek
terhadap lesi kulit psoriasis belum diketahui.
Dosis 4 x 500 mg sehari (2 g/hari). Efek obat
ini baru terlihat setelah 8-12 minggu. Kontra
indikasi absolut pada alergi sulfa. Beberapa
efek samping antara lain diare, ruam kulit,
supresi sumsum tulang jumlah leukosit
menjadi rendah dan mudah terinfeksi.
Pemeriksaan darah terutama hitung leukosit
harus dilakukan rutin sedikitnya tiap dua
bulan.

Selain terapi obat juga diet untuk mengontrol


berat badan agar tidak menambah beban
sendi. Suplemen vitamin D dapat mem-
perbaiki dan membantu pembentukan sel
tulang. Merokok, minum alkohol, makanan
terlalu berlemak, terlalu manis dan asin harus
dihindari. Perbanyak konsumsi sayur-sayuran
dan buah karena kandungan vitamin, mineral
dan antioksidannya yang tinggi.

PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada beberapa faktor.
Jika artritis psoriatika dapat didiagnosis
sedini mungkin dan diterapi sehingga fungsi
sendi tetap normal maka prognosis dubia ad
bonam; Beberapa faktor yang memperburuk
prognosis yaitu onset usia muda, jumlah sendi
yang terkena, dan adanya peradangan tulang
Gambar 6 Algoritma Terapi Artritis Psoriatika11 belakang.9,12

DAFTAR PUSTAKA
1. Buxton PK. Joint Disease in Psoriasis. ABC of Dermatology, 4th ed. BMJ Books Inc, 2003;pp.11-2.
2. Djuanda A. Dermatosis eritroskuamos. In: Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, 6th ed. FKUI Publ, 2010;pp.189-95.
3. Erner JJ. A Practical approach to monitoring patients on biological agents for the treatment of Psoriasis. URL: www.jcadonline.com/apractical-approach-to-monitoring-patients-on-
biological-agents-for-the-treatment-of-psoriasis/#more-2719.html (last updated August 2010; accessed October 9, 2013)
4. Gawkrodger DJ. Psoriasis. Dermatology an illustrated colour text, 3rd ed. Churchill Livingstone Publ, 2002;pp.28-9.
5. Hammadi AA. Psoriatic Arthritis. URL: www.emedicine.medscape.com/article/331037-overview.html (last updated March 29,2011; accessed October 9, 2013)
6. Hunter J, Savin J, Dahl M. Psoriasis. Clinical Dermatology, 3rd ed. Blackwell Publ, 2003;pp.48-62.
7. Keneth AA. Psoriasis. Manual of Dermatologic Therapeutics, 7th ed. Lippincott Williams&Wilkins, 2007;pp.165-73.
8. Martin D. Psoriatic arthritis. URL: www.hopkins-artritis.org/artritis-info/psoriatic-artritis.html (accessed October 9, 2013)
9. National Psoriasis Foundation. Diagnosing Psoriatic Arthritis. URL: www.psoriasis.org/psoriatic-artritis/diagnosis.html (accessed October 9, 2013)
10. Toole J. Psoriatic Arthritis Treatment. URL: www.psoriaticartritisguide.ca/treatment.html (last updated July 29,2008; accessed October 9, 2013)
11. Wolf K, Johnson RA. Psoriatic Arthritis. Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology, 6th ed. McGraw-Hill Inc, 2009;pp.67-9.
12. Wolf K, Goldsmith L A, Katz S I. Psoriatic arthritis. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine, 7th ed. McGraw-Hill Inc, 2008;pp.194-206.

CDK-216/ vol. 41 no. 5, th. 2014 355

Anda mungkin juga menyukai