Pembahasan
A. Definisi
Uji T atau T test adalah salah satu tes statistik yang dipergunakanuntuk menguji
kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyetakan bahwa di antara dua buah mean
sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan
signifikan (dalam Sudijono, 2009: 278).
Uji T adalah Suatu pengujian untuk melihat apakah nilai tengah (misalnya nilai rata-
rata) data suatu variabel dari satu sampel kelompok berbeda secara nyata (signifikan) dari
nilai tengah data sampel subsampel kelompok lain dalam variabel yang sama.
Sebagai salah satu tes statistik parametrik, test T pertama kalidikembangkan oleh
William Seely Gosset 1915. Pada waktu itu diamenggunakan nama samaran Student dan
huruf ‘T‘yang terdapat dalam istilah test itu diambil dari huruf terakhir nama samaran itu.
One sample T-test merupakan teknik analisis untuk membandingkan satu variabel bebas. Teknik
ini digunakan untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda secara signifikan atau tidak dengan
rata-rata sebuah sampel. Uji T sebagai teknik pengujian hipotesis deskriptif memiliki tiga kriteria
yaitu uji pihak kanan, pihak kiri, dan dua pihak.
a. Uji Pihak Kiri : dikatakan sebagai uji pihak kiri karena t tabel ditempatkan di bagian kiri
kurva.
b. Uji Pihak Kanan : dikatakan sebagai uji pihak kanan karena t tabel ditempatkan di bagian
kanan kurva
c. Uji Dua Pihak : dikatakan sebagai uji dua pihak karena t tabel dibagi dua dan diletakkan
di bagian kanan dan kiri
Contoh kasus :
Hipotesis Kalimat :
2. Tingkat keberhasilan belajar siswa paling rendah 70% dari yang diharapkan (Uji pihak
kanan / 1-tailed)
3. Tingkat keberhasilan belajar siswa tidak sama dengan 70% dari yang diharapkan (Uji dua
pihak / 2-tailed)
Pengujian rata-rata sampel tunggal digunakan ketika kita ingin tahu apakah sampel kita
berasal dari populasi tertentu tetapi kita tidak memiliki informasi populasi yang tersedia
bagi kita. Sebagai contoh, kita mungkin ingin tahu apakah nilai ujian sampel mahasiswa
tertentu mirip atau berbeda dari nilai ujian mahasiswa pada umumnya. Dengan demikian ,
tes hipotesisnya apakah rata-rata sampel menunjukan bahwa mahasiswa berasal dari
populasi tersebut atau apakah itu berasal dari populasi yang berbeda. berikut hipotesis yang
terdapat pada pengujian rata-rata sample tunggal.
Uji t identik dengan statistik. maksudnya bahwa uji t dapat digunakan apabila nilai
parameter tidak diperoleh dan hanya mengambil nilai statistik dari sampel yang digunakan.
sehingga uji t digunakan dengan cara memperoleh standar deviasi apakah dari populasi
atau sampel.
Contoh kasus :
Pemda kota B ingin mengetahui apakah rata-rata pendapatan art shop di bulan Juni dapat
mencapai Rp. 5.000.000,- per hari. Dari 100 art shop yang di survey, didapatkan rata-rata
penjualan pada bulan Juni adalah Rp.
4.000.000,-. Diketahui dari data tersebut, simpangan baku Rp. 500.000,-. Dapatkah
dikatakan bahwa rata-rata pendapatan art shop di bulan Juni mencapai Rp. 5.000.000,-?
Ujilah dengan α = 5%!
Penjelasan :
Contoh kasus ini memperlihatkan bahwa standar deviasi/simpangan baku diperoleh dari
sampel sehingga menggunakan uji t.
Uji T dua sampel berpasangan (Paired Sample T-test) biasanya menguji perbedaan antara
dua pengamatan. Uji ini biasa dilakukan pada Subjek yang diuji pada situasi sebelum dan
sesudah proses, atau subjek yang berpasangan ataupun serupa. Misalnya jika kita ingin
menguji banyaknya gigitan nyamuk sebelum diberi lotion anti nyamuk merk tertentu
maupun sesudahnya.
Uji T dua sampel berpasangan adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana
data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada
kasus yang berpasangan adalah salah satu individu (objek penelitian) dikenai 2 buah
perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan individu yang sama, peneliti tetap
memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari perlakuan pertama dan data dari
perlakuan kedua. Perlakuan pertama mungkin saja berupa kontrol, yaitu tidak memberikan
perlakuan sama sekali terhadap objek penelitian. Misal pada penelitian mengenai
efektivitas suatu obat tertentu, perlakuan pertama, peneliti menerapkan kontrol, sedangkan
pada perlakuan kedua, barulah objek penelitian dikenai suatu tindakan tertentu, misal
pemberian obat.
Kapan Uji T dua sampel berpasangan digunakan :
Dalam melakukan pemilihan uji, seorang peneliti harus memperhatikan beberapa aspek
yang menjadi syarat sebuah uji itu digunakan. Peneliti tidak boleh sembarangan dalam
memilih uji, sehingga sesuai dengan tujuan penelitian yang diinginkan. Ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi untuk menggunakan Uji T dua sampel berpasangan. Dalam hal
ini untuk uji komparasi antara dua nilai berpasangan, misalnya sebelum dan sesudah (Pre-
Test dan Post-Test) digunakan pada satu sampel dimana setiap elemen ada 2 pengamatan
data kuantitatif (interval-rasio) yang berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Setelah data yang dimiliki memenuhi syarat, maka pemilihan uji statistik harus
memperhatikan pertanyaan dari penelitian. Setelah melihat pertanyaan penelitian seorang
peneliti kemudian melakukan pemilihan uji yang tepat untuk untuk menganalisis data yang
dimiliki untuk menjawab pertanyaan penelitian yang disusun. Beberapa contoh pertanyaan
penelitian yang menggunakan analisis / Uji t dua sampel berpasangan :
- Apakah ada perbedaan berat badan sebelum dan sesudah melakukan latihan senam
aerobic high impact ?
- Apakah ada perubahan tingkat kesegaran jasmani atlet lari Sulawesi Selatan setelah
melakukan latihan interval training selama tiga bulan ?
Apakah ada perbedaan kadar kolesterol dalam darah yang diperiksa oleh dua alat yang
berbeda.
SPSS (Statistical Product and Service Solutions) adalah sebuah program aplikasi yang
memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada
lingkungan grafis dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog
yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami cara pengoperasiannya. Beberapa
aktivitas dapat dilakukan dengan mudah dengan menggunakan pointing dan clicking
mouse. SPSS dapat membaca berbagai jenis data atau memasukkan data secara langsung
ke dalam SPSS Data Editor. Bagaimanapun struktur dari file data mentahnya, maka data
dalam data editor SPSS harus dibentuk dalam bentuk baris (cases) dan kolom (variables).
Case berisi informasi untuk satu unit analisis, sedangkan variable adalah informasi yang
dikumpulkan dari masing – masing kasus.
Contoh Kasus :
Diperoleh data dari sebuah Rumah Makan “BMW” , jumkah pelanggan selama 20 hari.
Bagian kasir menyatakan bahwa dalam 20 hari itu, terdapat rata-rata jumlah pelanggan
sebanyak 20 orang. Uji hipotesis apakah benar penyataan diatas.
Solusi :
Untuk menyelesaikan kasus diatas, teknik yang tepat untuk digunakan adalah teknik Uji T
Satu Sampel karena pengujian yang dilakukan terhadap satu sampel saja yaitu jumlah
pasien.
Langkah – langkahnya adalah :
desktop.
2. Setelah aplikasi SPSS terbuka, buat nama variabel beserta tipe datanya,
dalam hal ini nama variabel yang dibuat adalah Hari dan Jml_Pelanggan
3. Selanjutnya klik pada button Data View, masukkan data pada Variabel
4. Selanjutnya lakukan Uji distribusi data atau Uji Normalitas untuk mengetahui apakah
populasi data berdistribusi normal atau tidak. Apabila dalam uji normalitas ditemukan data
tidak terdistribusi normal maka pengujian tidak dapat diteruskan. Data dinyatakan
berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (ɑ > 0,05). Dalam hal ini
digunakan Uji One Sample Kolmogorov Smirnov. Dengan cara klik Analyze – Non
Parametric Tests – Legacy Dialogs – 1-Sample K-S Selanjutnya akan muncul dialog box
One-Sample Kolmogorov Smirnov Test.
Pindahkan Variabel JumlahPelanggan ke box Test Variable List dengan cara klik
Statistik Uji
Sig. (0.001) < ɑ (0.05) atau T Hitung (4.025) > T Tabel (2.093)
Keputusan Uji
Karena nilai Sig. < ɑ atau T Hitung > T Tabel, maka keputusannya adalah tolak
H0
Kesimpulan
Contoh Kasus :
Solusi :
sudah, buka halaman Data Editor dengan klik tombol Data View. Kemudian isikan
datanya sesuai variabelnya. Berikut hasil pengisian data :
Paired-Samples T Test.
Variable2
3. Jika sudah klik tombol OK, maka hasil output yang didapat sebagai berikut:
Sekarang lakukan uji hipotesis
Dari output di atas dapat diketahui bahwa untuk output pertama menjelaskan tentang
statistik data yaitu rata-rata, jumlah data, standar deviasi dan standar error rata-rata.
Untuk output kedua menjelaskan tentang korelasi antara variabel, dapat diketahui nilai
korelasi antara sebelum pelatihan dengan setelah pelatihan adalah 0.719 dengan
signifikansi 0.002. Jika nilai signifikansi > 0.05 maka tidak terdapat korelasi yang
nyata antara 2 sampel sehingga analisis dianggap tidak bisa dilanjutkan untuk uji t
2 sampel berpasangan. Dan output ketiga menjelaskan tentang uji t 2 sampel
berpasangan. Berikut ini akan dibahas tahap-tahap pengujiannya.Tahap uji t 2 sampel
berpasangan sebagai berikut :
Menentukan Hipotesis
ɑ = 5%
Menentukan t hitung
Menentukan t tabel
derajat kebebasan (df) n-1 atau 15-1 = 14. Dengan pengujian 2 sisi
Kriteria pengujian
Kesimpulan
Karena nilai –t hitung < -t tabel (-3.443 < -2.145) maka H0 ditolak, artinya ada perbedaan
tingkat penjualan produk antara sebelum diadakan pelatihan dengan setelah diadakan
pelatihan pemasaran. Pada tabel Paired Samples Statistic terlihat rata-rata untuk Sebelum
pelatihan adalah 121.13 dan untuk Setelah pelatihan adalah 127.87, artinya rata-rata
sebelum pelatihan lebih rendah daripada rata-rata setelah pelatihan. Dengan ini maka
dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pelatihan pemasaran pada karyawan dapat
meningkatkan tingkat penjualan produk.
Menentukan Hipotesis
pelatihan pemasaran
Nilai signifikansi
Kriteria Pengujian
Membandingkan signifikansi
Kesimpulan
Karena signifikansi 0.004 < 0.05 maka H0 ditolak, artinya ada perbedaan tingkat
penjualan produk antara sebelum diadakan pelatihan dengan setelah diadakan
pelatihan pemasaran.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Uji T Satu Sampel digunakan ketika kita ingin tahu apakah sampel kita
berasal dari populasi tertentu tetapi kita tidak memiliki informasi populasi
yang tersedia bagi kita. uji t dapat digunakan apabila nilai parameter tidak
diperoleh dan hanya mengambil nilai statistik dari sampel yang digunakan.
sehingga uji t digunakan dengan cara memperoleh standar deviasi apakah
dari populasi atau sampel. Sedangkan Uji T Dua Sampel Berpasangan
digunakan dalam hal ini untuk uji komparasi antara dua nilai berpasangan,
misalnya sebelum dan sesudah (Pre-Test dan Post-Test) digunakan pada
satu sampel dimana setiap elemen ada 2 pengamatan data kuantitatif
(interval-rasio) yang berasal dari populasi yang berdistribusi normal.