Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

STATISTIK EKONOMI

Uji T Test (2 Sample)

Dosen Pengampu :
Dr. Alfia Apriani, S.E.,M.E.Sy

Oleh :

Selamet Riadi

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’ARIF
JAMBI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Statistika Ekonomi dengan
judul “Uji T Test 2 Sample”.
Kami sadar bahwa makalah ini belum sempurna dan masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak yang membaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada
semua pihak, bagi kami khususnya dan teman-teman semua.

Jambi, 03 Oktober 2023


Penulis

Selamet Riadi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam suatu penelitian, peneliti akan menemukan suatu problem dimana sebelum
mencari jawaban secara faktual terlebih dahulu peneliti mencoba mencari jawaban secara
teoritis. Jawaban secara teoritis sering disebut dengan hipotesis, dimana hipotesis itu
masih bersifat sementara dan perlu diuji kebenarannya melalui fakta-fakta. Pengujian
hipotesis dangan dasar fakta-fakta memerlukan alat bantu yaitu menggunakan analisis
statistik.
Misalnya dalam suatu penelitian yang akan diselidiki apakah suatu metode baru
memberikan hasil yang lebih baik dari metode lama, atau dua pendekatan dalam
memberikan hasil yang sama. Masalah seperti ini dapat diselesaikan dengan melakukan
pengujian rata-rata dua populasi. Pengujian hipotesis ini dapat dilakukan salah satunya
dengan menggunakan uji t. Uji t adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji
kebenaran atau kepalsuan hipotesis nol, dimana pertama kali dikembangkan oleh
William Seely Gosset pada tahun 1915. Uji t sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa
macam diantaranya adalah uji t satu sampel dan uji t dua sampel dimana bila
dihubungkan dengan kebebasan sampel yang digunakan (khusus bagi uji t dengan dua
sampel), maka uji t dibagi lagi menjadi dua, yaitu uji t untuk sampel bebas (independent)
dan uji t untuk sampel berpasangan (dependent).
Dalam makalah ini tidak membahas lebih dalam mengenai hipotesis, namun akan
dibahas lebih lanjut mengenai uji t serta penggunaannya dalam penelitian, dimana akan
dibahas mengenai ketiga macam uji t yaitu uji t satu sampel, dan dengan dua sampel
yang terdiri dari t-test independent (uji t tidak berpasangan/bebas) dan t-test dependent
(uji t berpasangan).

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu uji t?
b. Apakah fungsi uji t?
c. Bagaimanakah syarat-syarat dan langkah-langkah penggunaan uji t?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu uji t
b. Untuk mengetahui fungsi uji t
c. Untuk mengetahui syarat-syarat dan langkah-langkah penggunaan uji t
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Uji T
Tes t atau uji t adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau
kepalsuan hipotesis nol (H0). Uji t pertama kali dikembangkan oleh William Seely
Gosset pada tahun 1915. Awalnya William Seely Gosset menggunakan nama samaran
Student, dan huruf t yang terdapat dalam istilah uji “t” dari huruf terakhir nama beliau.
Uji t disebut juga dengan nama student t (Ridwan, 2006).
Uji t (t-test) merupakan statistik uji yang sering kali ditemui dalam masalah-masalah
praktis statistika. Uji t merupakan dalam golongan statistika parametrik. Statistik uji ini
digunakan dalam pengujian hipotesis, uji t digunakan ketika informasi mengenai nilai
variance (ragam) populasi tidak diketahui. Uji t adalah salah satu uji yang digunakan
untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan (menyakinkan) dari dua
mean sampel (dua buah variabel yang dikomparasikan).
Hipotesis adalah dugaan sementara dalam penelitian dimana hipotesis dibedakan
menjadi dua yaitu H0 atau hipotesis nol dan H1 atau biasa disebut hipotesis kerja. H0
adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel independen
(X) dan variabel dependen (Y). Artinya, dalam rumusan hipotesis, yang diuji adalah
ketidakbenaran variabel (X) mempengaruhi (Y). Misalnya “tidak ada hubungan antara
warna baju dengan kecerdasan mahasiswa”. Sedangkan H1 adalah hipotesis yang
menyatakan adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y)
yang diteliti. Hasil perhitungan H1 tersebut, akan digunakan sebagai dasar pencarian data
penelitian. Misalnya “ada hubungan antara warna baju dengan kecerdasan mahasiswa”.
Uji t dapat dibagi menjadi dua, yaitu uji t yang digunakan untuk pengujian hipotesis
satu sampel dan uji t yang digunakan untuk pengujian hipotesis dua sampel. Bila
duhubungkan dengan kebebasan (independency) sampel yang digunakan (khusus bagi
uji t dengan dua sampel), maka uji t dibagi lagi menjadi dua, yaitu uji t untuk sampel
bebas (independent) dan uji t untuk sampel berpasangan (dependent/ paired) yang
dipaparkan sebagai berikut (Ridwan, 2006):

2.2 Uji T Satu Sampel (one sample t-test)


Uji t satu sampel digunakan untuk menguji nilai rata-rata dari suatu sampel tunggal
dengan suatu nilai acuan. Dalam uji t satu sampel terdapat asumsi yang harus dipenuhi
sebelum masuk ke analisis, yaitu data sampel berdistribusi normal. Uji t satu sampel
(one sample t-test) digunakan untuk menguji apakah suatu nilai berbeda secara nyata
ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Ada beberapa bentuk uji t satu sampel
yaitu (Riduwan, 2013):

a. Uji pihak kanan


Dikatakan sebagai uji pihak kanan karena t-tabel dibagi dua dan diletakkan dibagian
kanan kurva Hipotesis statistiknya:

Misalnya

Ho : Tingkat kualitas pelayanan pramuniaga toko di Yogyakarta paling tinggi 70%


dari kriteria yang diharapkan.
Ha : Tingkat kualitas pelayanan pramuniaga toko d i Yogyakarta lebih 70% dari
kriteria yang diharapkan

c
b. Uji pihak kiri
Dikatakan sebagai uji pihak kiri karena t-tabel dibagi dua dan diletakkan dibagian kiri
kurva. Hipotesis statistiknya:

Misalnya
Ho : Tingkat kualitas pelayanan pramuniaga toko di Yogyakarta paling sedikit 70%
dari kriteria yang diharapkan.
Ha : Tingkat kualitas pelayanan pramuniaga toko d i Yogyakarta kurang 70% dari
kriteria yang diharapkan

c. Uji dua pihak


Dikatakan sebagai uji dua pihak karena t-tabel dibagi dua dan diletakkan dibagian kiri
dan kanan kurva. Hipotesis statistiknya:

Misalnya
Ho : Tingkat kualitas pelayanan pramuniaga toko di Yogyakarta mencapai 70% dari
kriteria yang diharapkan
Ha : Tingkat kualitas pelayanan pramuniaga toko di Yogyakarta tidak mencapai 70%
dari kriteria yang diharapkan

Rumus statistik yang digunakan untuk uji satu sampel adalah:

Dengan
t : t hitung
x : rata-rata dari data
µ0 : rata-rata nilai yang dihipotesiskan
s : standar deviasi
n : jumlah sampel

Contoh soal:
Seorang guru melakukan penelitian terkait dengan penerapan jenis model pembelajaran
(Contextual Learning) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Populasi dari
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 1 Gianyar, dimana sampel yang
digunakan sebanyak 30 orang siswa yang diambil secara acak dan dianggap sudah dapat
mewakili keseluruhan populasi. Diduga bahwa: “ keterampilan berpikir kritis siswa yang
diajar dengan model pembelajaran Contextual Learning adalah 70” dengan data sebagai
berikut:
No Nilai Keterampilan Berpikir No Nilai Keterampilan Berpikir
Kritis dengan penerapan CTL Kritis dengan penerapan CTL

1 75 16 69

2 81 17 70

3 80 18 68

4 77 19 63

5 73 20 65

6 75 21 87

7 72 22 85

8 80 23 77

9 89 24 75

10 87 25 88

11 89 26 81

12 79 27 80

13 83 28 77

14 81 29 86

15 74 30 83

Untuk mengerjakannya, langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut:


Langkah ke-1 : menyusun hipotesis
H0 = Keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan model pembelajaran
Contextual Learning sama dengan 70
HA = Keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan model pembelajaran
Contextual Learning tidak sama dengan 70

Langkah ke-2 : membuat hipotesis statistik

Langkah ke-3 : menghitung mean, standar deviasi, dan derajat kebebasan


No Nilai Keterampilan Berpikir Kritis No Nilai Keterampilan Berpikir Kritis
dengan penerapan CTL dengan penerapan CTL

1 75 16 69

2 81 17 70

3 80 18 68

4 77 19 63

5 73 20 65

6 75 21 87

7 72 22 85

8 80 23 77

9 89 24 75

10 87 25 88

11 89 26 81

12 79 27 80

13 83 28 77

14 81 29 86

15 74 30 83

Jumlah 2349
Rata-rata 78,3
Standar deviasi 7,071799
Derajat kebebasan 29
Diketahui :
Standar deviasi s = 7,071799
rata-rata x=78,3
jumlah sampel n = 30
taraf signifikan α = 0,05
0 = 70
dan derajat kebebasan dk = 29 pada daftar distribusi t diperoleh 2,045

Langkah 4 : menghitung dengan rumus uji t


x−μ0
t=
s/ √ n
78 , 3−70
t=
7 , 071799/ √ 30
8,3
t=
7 , 071799/5 , 477
8,3
t=
1 , 291
t=6 , 429
Langkah 5 : Menarik kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan t di atas maka dapat diambil keputusan sebagai berikut.
−t 1 ≥t atau t ≥t 1 −t 1 < t <t 1
1− α 1− α 1− α 1− α
Tolak H0 bila 2 2 dan terima H0 bila 2 2 Dari
hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 6,429, dengan nilai t tabel untuk dk
29 adalah sebesar 2,045, sehingga t hitung berada dalam daerah penolakan H 0 t hitung
> t tabel (6,429 > 2,045). Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai kemampuan
kognitif siswa yang diajar dengan model pembelajaran Contextual Learning tidak
sama dengan 70.

2.3 Uji T Dua Sampel


2.3.1 Uji t sampel bebas (independent)
Uji t Independen digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata antara dua
kelompok berbeda berdasarkan suatu variabel dependen (Siregar, 2005). Misalnya pada
jenis produk barang pada pabrik A dan B, ingin diketahui apakah daya jenis alat
tersebut relatif sama atau berbeda. Dalam hal ini pabrik A dan B adalah variabel
Independen, sedangkan daya jenis alat merupakan variabel dependen. Contoh lain:
Misalkan ada seorang mahasiswa yang akan melakukan penelitian eksperimen di kelas
A dan B. Dia menerapkan model pembelajaran jigsaw di kelas A dan numbered head
together di kelas B, kemudian dia ingin membandingkan prestasi belajar kelas A
dengan kelas B setelah diberi perlakuan tersebut.
Jelas ada dua kelompok di situ, yaitu kelas A dan kelas B, karena berbeda kelas
maka tentunya berbeda pula anggotanya, sehingga analisis yang bisa digunakan adalah
uji t sampel independent

A. Syarat-syarat Uji t independent


Sebelum menggunakan analisis statistik dengan metode uji t perlu terpenuhi
beberapa asumsi sebagai berikut:
a. Variabel dependen harus diukur pada skala kontinu (yaitu, diukur pada skala
interval atau skala rasio). Contoh variabel yang memenuhi kriteria ini termasuk
waktu revisi (diukur dalam jam), kecerdasan (diukur dengan menggunakan skor
IQ), hasil ujian (diukur dari 0 sampai 100), berat badan (diukur dalam kg), dan
sebagainya.
b. Variabel independen harus terdiri dari dua kategori. Contoh variabel independen
yang memenuhi kriteria ini antara jenis kelamin (2 kelompok: laki-laki atau
perempuan), status pekerjaan (2 kelompok: bekerja atau menganggur), perokok (2
kelompok: ya atau tidak), dan sebagainya.
c. Harus terdapat sifat independensi antar pengamatan, yang berarti bahwa tidak ada
hubungan antara pengamatan di setiap kelompok atau antara kelompok sendiri.
Misalnya, saat mengukur hasil ujian setiap peserta dalam kelompok harus tak
berubungan ataupun pada peserta antar kelompok yang berbeda.
d. Tidak terdapat outlier. Outlier adalah titik suatu data tertentu dalam data yang tidak
mengikuti pola yang biasa (misalnya, dalam sebuah studi dari nilai IQ 100 siswa,
dimana nilai rata-rata adalah 105 dengan hanya variasi kecil antara siswa, satu
siswa memiliki IQ yang sangat tidak biasa, yaitu skor 176). Saat asumsi ini tidak
terpenuhi, maka data outlier tersebut selanjutnya tidak dapat digunakan dalam
penelitian dan tidak disertakan dalam analisis.
e. Sebaran variabel dependen harus mendekati sebaran normal. Asumsi ini dapat diuji
menggunakan uji Lilliefor atau Shapiro-Wilk menggunakan SPSS. Saat data gagal
memenuhi asumsi ini diduga terdapat outlier dan selanjutnya perlu diperiksa
apakah terdapat outlier pada data. Apabila tidak terdapat outlier (yang berarti data
tidak menyebar normal), maka selanjutnya digunakan uji nonparametrik untuk
mengetahui perbedaan antara dua kelompok berbeda, yaitu uji Mann-Whitney.
f. Pada uji t independen, antara dua kelompok harus memiliki ragam yang relatif
sama. Asumsi yang demikian adalah asumsi homogenitas ragam. Asumsi
homogenitas ragam dapat diuji menggunakan uji Levene. Apabila asumsi ini tak
terpenuhi, uji t masih bisa dilakukan tetapi dengan koreksi pada rumus uji t yang
digunakan.

B. Fungsi Uji t independent


Fungsi pengujian uji t :
a. Untuk memperkirakan interval rata-rata.
b. Untuk menguji hipotesis tentang rata-rata suatu sampel.
c. Untuk mengetahui batas penerimaan suatu hipotesis.
d. Untuk menguji layak tidaknya sebuah pernyataan dapat dipercaya atau tidak.

C. Rumus-rumus Uji t Independent


Adapun rumus yang digunakan adalah:
a. Apabila ragam populasi tidak diketahui dan ragam kedua kelompok sama (σ1 = σ2)
(kesimpulan tersebut diperoleh berdasarkan asumsi homogenitas ragam), maka uji t yang
digunakan adalah:

b. Apabila ragam populasi tidak diketahui dan ragam kedua kelompok tidak sama (σ1 ≠ σ2)
(kesimpulan tersebut diperoleh berdasarkan asumsi homogenitas ragam), maka uji t yang
digunakan adalah:
D. Hipotesis Uji t Independent
Pada uji t independen, hipotesis dua arah dan satu arah adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis dua arah:

Kriteria Pengujian:
Apabila t < -t(α/2,df) atau t > t(α/2,df) dan nilai signifikansi bernilai kurang dari 0,050 (α
= 5%), maka disimpulkan Tolak H0 (Terima Ha), yang berarti terdapat perbedaan rata-rata
antara kelompok A dan B.
Apabila - t(α/2,df) ≤ t ≤ t(α/2,df) dan nilai signifikansi bernilai lebih dari 0,050, maka
disimpulkan Terima H0 (Tolak Ha), yang berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata antara
kelompok A dan B.
b. Hipotesis satu arah:
Hipotesis satu arah untuk menguji A < B:

Kriteria Pengujian:
Apabila t < -t(α,df) dan nilai signifikansi bernilai kurang dari 0,050, maka disimpulkan
Tolak H0 (Terima Ha), yang berarti kelompok A tidak lebih kecil dari B. Apabila t ≥
t(α,df) dan nilai signifikansi bernilai lebih dari 0,050, maka disimpulkan Terima H0
(Tolak Ha), yang berarti kelompok A lebih kecil dari B
c. Hipotesis satu arah untuk menguji A > B:
Kriteria Pengujian:
Apabila t > t(α,df) dan nilai signifikansi bernilai kurang dari 0,050, maka
disimpulkan Tolak H0 (Terima Ha), yang berarti kelompok A tidak lebih besar
dari B. Apabila t ≤ - t(α,df) dan nilai signifikansi bernilai lebih dari 0,050 maka
disimpulkan Terima H0 (Tolak Ha), yang berarti kelompok A lebih besar dari B.

Contoh soal:
Seorang guru melakukan penelitian terkait dengan penerapan dua jenis model
pembelajaran (Contextual Learning dan Cooperative Learning) terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa dengan pemberian pre tes dan post tes. Dua
kelompok sampel yang saling bebas dipilih secara acak sebanyak masing-masing
30 siswa.
Langkah-langkah menjawab:
Langkah 1: Menentukan hipotesis penelitian
H0 = Keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan model Contextual Learning sama
dengan keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan model Cooperative
Learning.
H1 = Keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan model Contextual Learning tidak
sama dengan keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan model Cooperative
Learning.
Data Hasil Penelitian
Nilai kemampuan kognitif Nilai kemampuan kognitif
Contextual Learning Cooperative Learning
No No.
Pretest Posttest Pretest Posttest

1 70 75 1 63 78

2 78 81 2 68 75

3 76 80 3 66 73

4 74 77 4 70 73

5 76 73 5 72 82

6 72 75 6 74 83

7 70 72 7 70 79

8 84 80 8 72 81

9 86 89 9 68 75
Nilai kemampuan kognitif Nilai kemampuan kognitif
Contextual Learning Cooperative Learning
No No.
Pretest Posttest Pretest Posttest

10 80 87 10 60 69

11 82 89 11 64 73

12 76 79 12 65 76

13 80 83 13 68 77

14 78 81 14 70 77

15 70 74 15 60 71

16 66 69 16 78 90

17 68 70 17 80 87

18 64 68 18 82 91

19 60 63 19 84 90

20 60 65 20 80 89

21 78 87 21 72 83

22 76 85 22 73 85

23 72 77 23 71 76

24 70 75 24 70 79

25 84 88 25 66 71

26 74 81 26 67 74

27 73 80 27 69 78

28 71 77 28 65 76

29 77 86 29 62 81

30 79 83 30 64 83

Langkah 2: Menentukan hipotesis statistik


Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2

Langkah 3: Mencari rata-rata, standar deviasi, varians


X = Nilai kemampuan kognitif model pembelajaran Contextual Learning.
Y = Nilai kemampuan kognitif model pembelajaran Cooperative Learning
X  Y  Y  X  XY  Y 
2
NO X Y  X
2
1
75 78 -3,3 -1,17 10,89 1,3689
2
81 75 2,7 -4,17 7,29 17,3889
3
80 73 1,7 -6,17 2,89 38,0689
4
77 73 -1,3 -6,17 1,69 38,0689
5
73 82 -5,3 2,83 28,09 8,0089
6
75 83 -3,3 3,83 10,89 14,6689
7
72 79 -6,3 -0,17 39,69 0,0289
8
80 81 1,7 1,83 2,89 3,3489
9
89 75 10,7 -4,17 114,49 17,3889
10
87 69 8,7 -10,17 75,69 103,4289
11
89 73 10,7 -6,17 114,49 38,0689
12
79 76 0,7 -3,17 0,49 10,0489
13
83 77 4,7 -2,17 22,09 4,7089
14
81 77 2,7 -2,17 7,29 4,7089
15
74 71 -4,3 -8,17 18,49 66,7489
16
69 90 -9,3 10,83 86,49 117,2889
17
70 87 -8,3 7,83 68,89 61,3089
18
68 91 -10,3 11,83 106,09 139,9489
19
63 90 -15,3 10,83 234,09 117,2889
20
65 89 -13,3 9,83 176,89 96,6289
21
87 83 8,7 3,83 75,69 14,6689
22
85 85 6,7 5,83 44,89 33,9889
23
77 76 -1,3 -3,17 1,69 10,0489
24
75 79 -3,3 -0,17 10,89 0,0289
25
88 71 9,7 -8,17 94,09 66,7489
26
81 74 2,7 -5,17 7,29 26,7289
27
80 78 1,7 -1,17 2,89 1,3689
28
77 76 -1,3 -3,17 1,69 10,0489
29
86 81 7,7 1,83 59,29 3,3489
30
83 83 4,7 3,83 22,09 14,6689
Σ 2349 2375 1450,3 1080,167
Mean 78,3 79,16667
Stdev 7,071799 6,103042

√ √
2
Σ ( x−x ) 1450 ,3
sX = = =7 , 07199
n−1 30−1

√ √
2
Σ ( x−x ) 1080 , 167
sY = = =6 ,103042
n−1 30−1


2 2
( n X −1 ) s X + ( nY −1 ) s Y
s=
( n X +nY −2 )
s=

( 29 ) 7 , 0717992 + ( 29 ) 6 ,103024 2
( 30+30−2 )

s=
58 √
1450 , 378234+1080 ,166528

s=
58 √
2530 , 544762

b) s=43 , 630

Langkah 4: Mencari t hitung dengan rumus

X −Y
t=

√ s x− y

78,3-79,16667
(1n +1n )
x y

t=


-0,86667
43 , 630 (130 +130 )
t=
√ 43 , 630 ( 0,0666 )
c) t=−0 , 508167
Langkah 5: menarik kesimpulan
Tolak H0 bila -t1- ½  t atau t  t1- ½ dan terima H0 bila -t1- ½ < t < t1- ½ Dari hasil
perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar -0,508167, dengan nilai t tabel untuk dk 58
adalah sebesar 2,001, sehingga t hitung berada dalam daerah penerimaan H 0 t hitung < t tabel
(-0,508167 > 2,001). Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan keterampilan
berpikir kritis siswa yang diajar dengan model Contextual Learning dan yang diajar dengan
model Cooperative Learning.

2.3. 2 Uji t Sampel Berpasangan (dependent)


T-test dependent atau sering diistilakan dengan Paired Sampel t-Test, adalah jenis
uji statistika yang bertujuan untuk membandingkan rata-rata dua grup yang saling
berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan
subjek yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu
pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah treatment (Sugiyono, 2010).
Menurut Sugiyono (2009), definisi dari t test dependent adalah pengujian yang
mana tidak adanya perbedaan yang signifikan antara nilai variabel dari dua sampel
yang berpasangan atau berkolerasi. Sampel berpasangan dapat berupa :
a. Satu sampel yang diukur dua kali misalnya sebelum sampel diberi iklan dan sesudah
diberi iklan. Yang diukur selanjutnya adalah apakah setelah diberi iklan anggota sampel
yang membeli barang lebih banyak daripada anggota sampel sebelum diberi iklan atau
tidak.
b. Dua sampel berpasangan diukur bersama, misalnya sampel yang satu diberi iklan,
sampel yang lain tidak. Yang diukur selanjutnya adalah apakah anggota sampel yang
diberi iklan memberi barang lebih banyak atau tidak dari pada yang tidak diberi iklan.

A. Fungsi Uji t Dependent


Fungsi dari t-test dependent adalah untuk membandingkan rata-rata dua grup
yang saling berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel
dengan subjek yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang
berbeda, yaitu pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah perlakuan. Selain
itu untuk menguji efektifitas suatu perlakuan terhadap suatu besaran variabel yang
ingin ditentukan, misalnya untuk mengetahui efektifitas metode penyuluhan terhadap
peningkatan pengetahuan dari responden (Ridwan, 2009).

B. Syarat-syarat Uji t Dependent


Syarat – syarat penggunaan uji t – test dependent, terdiri dari :
a. Uji komparasi antar dua nilai pengamatan berpasangan, misalnya: sebelum dan
sesudah
b. Digunakan pada uji parametrik dimana syaratnya sebagai berikut (Sugiyono, 2010):
1) satu sampel (setiap elemen mempunyai 2 nilai pengamatan)
2) merupakan data kuantitatif (rasio-interval)
3) Data berdistribusi normal (di populasi terdapat distribusi difference = d yang
berdistribusi normal dengan mean μd=0 dan variance =1)
C. Hipotesis pada Uji T Dependent
a. Uji dua arah. Pada hipotesis awal tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
rata-rata1 dan rata-rata 2, sedangkan pada hipotesis alternatif sebaliknya yaitu
terdapat perbedaan rata-rata 1 dan rata-rata 2

b. Uji satu arah dimana pada hipotesis awal kelompok atau sampel 1 memiliki rata-
rata sama dengan atau lebih besar dengan rata-rata kelompok 2. sedangakan
hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1 lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata
kelompok 2.

c. Uji satu arah ini kebalikan pada hipotesis kedua, dimana pada hipotesis awal
kelompok atau sampel 1 memiliki rata-rata sama dengan atau lebih kecil dengan
rata-rata kelompok 2. sedangakan hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1 lebih
besar dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.

Hipotesis awal ditolak, bila:


|t hitung| > t tabel( terdapat perbedaan / Ha) atau:
Hipotesis awal diterima, bila:
|t hitung| ≤ t tabel (tidak terdapat perbedaan / Ho)
D. Rumus Uji t Dependent
Menurut Sugiyono (2010), rumus uji t-test dependent, yaitu :
Statistik hitung (t hitung):

Dimana:
Keterangan:
D = Selisih x1 dan x2 (x1-x2)
n = Jumlah Sampel
X bar = Rata-rata
Sd = Standar Deviasi dari d.

E. Langkah Menggunakan Uji t Dependent


Menurut Riduwan(2013), Langkah-langkah pengujian signifikansi (hipotesis) dalam
Pengujian Perbedaan Rata‐rata Dua kelompok berpasangan:
a. Tetapkan H0 dan H1
b. Tetapkan titik kritis (tingkat kepercayaan 95 %) atau (tingkat kepercayaan 99 %) yang
terdapat pada tabel “t”.
c. Tentukan daerah kritis, dengan db = n -1.
d. Tentukan t hitung dengan menggunakan rumus.
e. Lakukan uji signifikansi dengan membandingkan besarnya “ t” hitung dengan “t” tabel.
Contoh soal:
Misalnya dalam penelitian dengan judul : “Perbedaan antara Hasil Belajar Matematika
Menggunakan Model Pembelajaran Konvensional dengan CTL Siswa Kelas IX SMAN
212 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011”
Data diambil secara acak sebagai berikut :
Nilai kemampuan kognitif Nilai kemampuan kognitif Cooperative
N Cooperative Learning Learning
No.
o
Pretest Posttest Pretest Posttest

1 63 78 16 78 90

2 68 75 17 80 87

3 66 73 18 82 91

4 70 73 19 84 90

5 72 82 20 80 89

6 74 83 21 72 83

7 70 79 22 73 85

8 72 81 23 71 76

9 68 75 24 70 79

10 60 69 25 66 71

11 64 73 26 67 74
Nilai kemampuan kognitif Nilai kemampuan kognitif Cooperative
N Cooperative Learning Learning
No.
o
Pretest Posttest Pretest Posttest

12 65 76 27 69 78

13 68 77 28 65 76

14 70 77 29 62 81

15 60 71 30 64 83

Langkah 1: Merumuskan hipotesis


H0 = Tidak terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan
model Cooperative Learning ditinjau dari nilai pre tes dan post tes.
HA = Terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan model
Cooperative Learning ditinjau dari nilai pre tes dan post tes

Langkah 2: Merumuskan hipotesis statistik


Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2

Langkah 3: Menghitung rata-rata, mean, varians dan standar deviasi


X = nilai pretest dengan model pembelajaran Cooperative Learning.
Y = nilai posttest dengan model pembelajaran Cooperative Learning.

1
NO X
63
Y
78
X  X  Y  Y  X  X  2
Y  Y 
2

-6,76667 -1,16667 45,78782 1,361119


2 68 75
-1,76667 -4,16667 3,121123 17,36114
3 66 73
-3,76667 -6,16667 14,1878 38,02782
4 70 73
0,23333 -6,16667 0,054443 38,02782
5 72 82
2,23333 2,83333 4,987763 8,027759
6 74 83
4,23333 3,83333 17,92108 14,69442
7 70 79
0,23333 -0,16667 0,054443 0,027779
8 72 81
2,23333 1,83333 4,987763 3,361099
9 68 75
-1,76667 -4,16667 3,121123 17,36114
10 60 69
-9,76667 -10,1667 95,38784 103,3612
11 64 73
-5,76667 -6,16667 33,25448 38,02782
12 65 76
-4,76667 -3,16667 22,72114 10,0278
13 68 77
-1,76667 -2,16667 3,121123 4,694459
14 70 77
0,23333 -2,16667 0,054443 4,694459
15 60 71
-9,76667 -8,16667 95,38784 66,6945
16 78 90
8,23333 10,83333 67,78772 117,361
17 80 87
10,23333 7,83333 104,721 61,36106
18 82 91
12,23333 11,83333 149,6544 140,0277
19 84 90
14,23333 10,83333 202,5877 117,361
20 80 89
10,23333 9,83333 104,721 96,69438
21 72 83
2,23333 3,83333 4,987763 14,69442
22 73 85
3,23333 5,83333 10,45442 34,02774
23 71 76
1,23333 -3,16667 1,521103 10,0278
24 70 79
0,23333 -0,16667 0,054443 0,027779
25 66 71
-3,76667 -8,16667 14,1878 66,6945
26 67 74
-2,76667 -5,16667 7,654463 26,69448
27 69 78
-0,76667 -1,16667 0,587783 1,361119
28 65 76
-4,76667 -3,16667 22,72114 10,0278
29 62 81
-7,76667 1,83333 60,32116 3,361099
30 64 83
-5,76667 3,83333 33,25448 14,69442
Σ 2093 2375 1129,367 1080,167
Mean 69,76667 79,16667
Stdev 6,240487 6,103042


sX =
n−1
=

Σ ( x−x )2 1129, 367
30−1
=6 , 240487

√ √
2
Σ ( x−x ) 1080 , 167
sY = = =6 ,103042
n−1 30−1

Langkah 4: Menghitung dengan rumus t


X −Y
t=
√ (S x2
/n1 )+(S 2 /n2 )
y
69,7667-79,16667
t=
√ ( 6 , 240487/30 )+(6 , 103042/30 )
-9,39997
t=
√(0 , 208016233 )+(0 , 203434733)
−9 , 39997
t=
0 , 641444437
t=−14 , 465437

Langkah 5 : Menarik kesimpulan


Berdasarkan hasil perhitungan t di atas maka dapat diambil keputusan sebagai berikut. Tolak
−t 1 ≥t atau t ≥t 1 −t 1 < t <t 1
1− α 1− α 1− α 1− α
H0 bila 2 2 dan terima H0 bila 2 2 Dari hasil
perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar -14,465437, sehingga nilai t hitung
mutlaknya adalah 14,465437 dengan nilai t tabel untuk dk 29 adalah sebesar 2,045, sehingga
t hitung berada dalam daerah penolakan H0 t hitung > t tabel (14,465437 > 2,045). Jadi dapat
disimpulkan terdapat peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan
model Cooperative Learning ditinjau dari nilai pre tes dan post tes.

BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah:
a. Uji t adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan
hipotesis nol (H0)
b. Uji t satu sampel digunakan untuk mengetahui perbedaan mean (rerata) populasi atau
penelitian terdahulu dengan mean data sampel penelitian, uji t independen digunakan
untuk mengetahui perbedaan rata-rata antara dua kelompok berbeda berdasarkan
suatu variabel dependen sedangkan uji t dependen untuk membandingkan rata-rata
dua grup yang saling berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai
sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau
pengukuran yang berbeda, yaitu pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah
perlakuan.
c. Syarat dalam uji t satu sampel yaitu jumlahnya besar, sampel dari satu jenis saja, dan
terdistribusi normal, syarat uji t independent yaitu datanya berdistribusi normal, kedua
kelompok data independen (bebas), dan variabel yang dihubungkan berbentuk
numerik dan kategorik (dengan hanya 2 kelompok) sedangkan dalam uji t dependent
yaitu satu sampel (setiap elemen mempunyai 2 nilai pengamatan), merupakan data
kuantitatif (rasio-interval), serta data berdistribusi normal
d. Langkah-langkah dalam melakukan uji t yaitu pertama menyusun hipotesis deskriptif,
kemudian menyusun hipotesisi statistik, dilanjutkan dengan menghitung rata-rata,
varians, standar deviasi, kemudian menghitung dengan rumus t dan terakhir adalah
menarik kesimpulan.

4.2 Saran
a. Pada saat menggunakan uji t, sebaiknnya lebih memahami variabel yang digunakan.
b. Diharapkan peneliti dapat memahami uji t dengan baik sehingga tidak salah dalam
menggunakan rumus.

Daftar Pustaka

Murtado.2015. Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) pada Materi Interaksi
Makhluk Hidup dengan Lingkungan di SMPN 3 Brebes. Tesis. Universitas Negeri
Semarang.
Prayitno, Mohammad Agus. 2015. Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia Bervisi SETS
Berorientasi Chemo-Entrepreneurship pada Materi Larutan Asam Basa. Tesis.
Universitas Negeri Semarang.
Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta.
Ridwan. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Ridwan. 2009. Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai