OLEH :
1.1 Uji T
Teknik “t” test pertama sekali dikembangkan oleh William S. Gosset pada tahun
1915. Pada waktu itu Gosset menggunakan nama samaran student t. Huruf “t” yang
terdapat pada istilah t-test diambil dari nama samaran tersebut. Teknik analisa t-test
sering juga disebut dengan nama “student test”. Test t atau t-test adalah teknik analisa
statistik yang dapat dipergunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antara dua mean sampel atau tidak. Membandingkan dua mean sampel
dapat dibedakan kepada dua yaitu:
a. Membandingkan dua mean dari satu kelompok sampel. Misalnya
membandingkan mean hasil pretest dengan mean hasil posttest dari 40 siswa
yang menjadi sampel penelitian.
b. Membandingkan dua mean dari dua kelompok sampel. Misalnya
membandingkan mean kemampuan baca antara siswa laki-laki dan siswa
perempuan.
Rumus t-test yang dipergunakan berbeda antara bentuk pertama dengan bentuk
kedua tersebut. Berikut di sampaikan dua bentuk rumus t-test, yaitu: 1. t-test untuk
dua kelompok data dari satu kelompok sampel (berpasangan). Jika analisis data
dalam penelitian dilakukan dengan cara membandingkan data sebelum dengan data
sesudah perlakuan dari satu kelompok sampel, atau membandingkan data antar waktu
satu kelompok sampel dapat dilakukan dengan menggunakan: (Dr. Rusydi Ananda &
Muhammad Fadhli, 2018)
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan t-test, baik satu sampel
maupun dua sampel'd'dalah sama, yaitu :
1. Data harus berskala interval atau rasio (syarat yang berlaku untuk statistic
parametrik, seperti t-test, ANOVA, korelasi product moment, dan regresi).
2. Data harus berdistribusi normal. Dalam modul W-3 ini mahasiswa diminta
melakukan uji-t satu sample untuk menghitung apakah target tertentu tercapai
atau tidak, semisal guru menargetkan nilai rata-rata Ujian Nasional SD Mu-
hammadiyah adalah 2t, dan sebagainya. Cara menghitungnya dengan SPSS
sangat mudah. Mula-mula definisikan variabel. Selanjutnya masukan data
pada Data View dan ikuti langkah-langkah berikut (ambil DATA-I sebagai
contoh):
a. Tampilkan program SPSS
b. Klik variabel view pada SPSS Statistik Data Editor
c. Pada kolom Name ketik Prestasi; pada kolom Label ketik Prestasi
Belajar; pada kolom Type pilih Numeric; dan pada kolom Measure pilih
Scale.
d. KIik Data View, akan terbuka SPSS Statistik Data Editor.
e. Masukkan data ke dalam kolom Prestasi.
f. Klik Analyze
g. Pilih Compare Means. Akan terbuka jendela One Sample T Test.
h. Pilih One Sample T Test.
i. Masukkan variabel ke kotak Test Variable
j. Masukkan angka (konstanta tertentu) yang menjadi target pada kotak Test
Value
k. Klik ok.
Prosedur pengujian:
1. Susun kedua hasil pengamatan menjadi satu kelompok sampel
2. Hitung jenjang/rangking untuk tiap nilai dalam sampel gabungan
3. Jenjang atau rangking diberikan mulai nilai terkecil hingga terbesar
4. Nilai beda sama diberi jenjang nilai rata-rata
5. Jumlahkan nilai jenjang maisng-masing sampel
6. Hitung nilai U
(Yuantari & Handayani, 2017)
BAB 2
KASUS
1. Data hasil belajar matematika yang diajar dengan strategi kooperatif number
head together. Hipotesis yang dibangun adalah; “terdapat peningkatan hasil
belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi kooperatif number head
together”
Nilai Pre test Nilai Post test
5 6
8 8
7 9
6 8
4 6
BAB 3
PEMBAHASAN
1. Langkah penyelesaian:
Membuat tabel penolong sebagai berikut:
5 6 1 1
8 8 0 0
7 9 2 4
6 8 2 4
4 6 2 4
∑D= 7 ∑D²= 13
13 7
=
√ 5
−( ¿ ) ² ¿
5
= √ 2,6−1,96
= 0,8
c. Mencari standar error deviasi sebagai berikut:
SDd
SEmd =
√ N −1
= 0,8/2
= 0,4
d. Mencari harga t-test sebagai berikut:
MD
To =
SEmd
= 1,4/0,4
= 3,5
a. Jika harga t-testhitung sama atau lebih besar dari t-testtabel berarti perbedaan
perhitungan signifikan. Jika perbedaan perhitungan signifikan, maka hipotesis
nihil ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
b. Jika harga t-testhitung lebih kecil dari t-testtabel berarti perbedaan
perhitungan tidak signifikan. Jika perbedaan perhitungan tidak signifikan,
maka hipotesis nihil diterima dan hipotesis alternatif ditolak.
Dari hasil kerja di atas diperoleh t-testhitung = 3,5 dan t-test tabel pada taraf
signifikansi 5% dengan d.b = N – 1 = 5 – 1 = 4 yaitu 2,78. Dengan demikian
harga t-test hitung = 3,5 lebih besar dari harga t-test tabel = 2,78. Oleh karena
harga t-test hitung lebih besar dari harga t- testtabel maka hipotesis nihil ditolak
dan hipotesis alternatif diterima. Berdasarkan kenyataan seperti ini, maka
dapatlah ditarik kesimpulan bahwa hipotesis yang diajukan “terdapat peningkatan
hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi kooperatif number
head together“ dapat diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Abd. Madjid, M. A., & Naufal Ahmad Rijalul Alam, M. . (2017). Modul Statistik.
Dr. Rusydi Ananda, M. P., & Muhammad Fadhli, M. P. (2018). STATISTIK
PENDIDIKAN TEORI DAN PRAKTIK DALAM PENDIDIKAN.
Husna, A., & Suryana, B. (2017). Metodologi Penelitian dan Statistik. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 57.
Yuantari, C., & Handayani, S. (2017). Buku Ajar Statistik Deskriptif & Inferensial.
https://doi.org/10.1111/j.1467-8683.2009.00753.x