Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK SEJARAH

SMA N 4 KOTA JAMBI


KELAS: X IIS 4
KELOMPOK III
ANGGOTA KELOMPOK:
1. AYU SUSANTI
2. LIDIA YULIANA
3. JIHAN NABILA
4. SITI KHOFIFAH
5. ELSA SONYA
6. MELVITA SARI
7. YUDIT PRADITAMA
8. RIDHO MALIK
9. ADI DARMA

BAB 1 MANUSIA DAN SEJARAH

A. Pengertian Sejarah
Kata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab (‫شجرة‬: šajaratun) yang artinya
pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh(‫) تاريخ‬. Adapun kata tarikh dalam
bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalah waktu atau penanggalan. Kata Sejarah lebih
dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berarti ilmu atau orang pandai. Kemudian
dalam bahasa Inggris menjadi history, yang berarti masa lalu manusia. Kata lain yang
mendekati acuan tersebut adalah Geschichte yang berarti sudah terjadi. Dalam istilah bahasa-
bahasa Eropa, asal-muasal istilah sejarah yang dipakai dalam literatur bahasa Indonesia itu
terdapat beberapa variasi, meskipun begitu, banyak yang mengakui bahwa istilah sejarah
berasal-muasal, dalam bahasa Yunani historia. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan history,
bahasa Prancis historie, bahasa Jerman geschichte, yang berarti yang terjadi, dan bahasa
Belanda dikenal gescheiedenis. Dalam bahasa Yunani, kata sejarah disebut istoria, yang
berarti belajar. Jadi, sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
segala peristiwa, kejadian yang terjadi pada masa lampau dalam
kehidupan umat manusia. Adapun menurut Sartono Kartodirdjo, sejarah adalah
rekonstruksi masa lampau atau kejadian yang terjadi pada masa lampau.

Ada tiga aspek dalam sejarah, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa
yang akan datang. Masa lampau dijadikan titik tolak untuk masa yang akan datang
sehingga sejarah mengandung pelajaran tentang nilai dan moral. Pada masa kini, sejarah akan
dapat dipahami oleh generasi penerus dari masyarakat yang terdahulu sebagai suatu cermin
untuk menuju kemajuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Peristiwa yang terjadi pada masa lampau akan memberi kita gambaran tentang kehidupan
manusia dan kebudayaannya di masa lampau sehingga dapat merumuskan hubungan sebab
akibat mengapa suatu peristiwa dapat terjadi dalam kehidupan tersebut, walaupun belum
tentu setiap peristiwa atau kejadian akan tercatat dalam sejarah. Semua pengertian ini dapat
disimpulkan dalam satu pengertian, yaitu penyelidikan, pengumulan, pengorganisasian, dan
penyajian inormasi tentang peristiwa masa lampau. Hal yang penting dari semua itu adalah
peran manusia dalam sejarah.

B. Peran Manusia dalam Sejarah


Manusia tidak dapat dilepaskan dari sejarah. Manusia tanpa sejarah adalah khayal.
Manusia dan sejarah adalah dwitunggal, manusia adalah subyek dan obyek sejarah.
Sejarah adalah pengalaman manusia dan ingatan tentang pengalaman-pengalaman
yang diceritakan. Peran manusia dalam sejarah ialah menciptakan sejarah, karena ia
yang membuat pengalaman menjadi sejarah. Ia adalah penutur sejarah, yang
membuat cerita sejarah. Sejarah memang luas artinya, yaitu pengalaman manusia
yang dihimpun sejak zaman purbakala. Manusia tidak dapat dilepaskan dari sejarah
dan melepaskan diri dari sejarah.
Manusia dibentuk oleh sejarah dan manusia membentuk sejarah. Manusia adalah
ciptaan sejarah dan ia mempunyai batas kemungkinan untuk menciptakan sejarah
baru. Bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk merenungkan, memikirkan
secara mendalam serta melakukan penalaran terhadap keadaan saling berhubungan
yang terdapat diantara peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang ditunjukkan
dengan menggunakan perkataan akalatau manusia dapat mengadaklan pemilihan
antara yang baik dan yang buruk, serta bertingkah laku sesuai dengan norma-norma
yang ada.
Dengan pemahaman ini, kita dapat menyebut tokoh-tokoh seperti para nabi, ilmuwan,
orang-orang seperti Raden Wijaya, Brawijaya V, Raden Patah, Sultan Agung,
Soedirman, Soekarno, Moh. Hatta, Alexander Agung, Gandhi, Adolf Hitler,dll.
Manusia pada dasarnya tidak bebas, tidak otonom dalam arti luas. Semua perubahan
terjadi tanpa persetujuan manusia, manusia hanya dapat mempercepat jalan gerak
sejarah dan tidak dapat mengubah atau menahan gerak sejarah. Kebebasan manusia
sangat terbatas oleh keharusan ekonomi. Gerak sejarah tidak memerlukan Tuhan,
tidak memerlukan fatum, tidak memerlukan manusia agar dapat terlaksana. para
sejarawan berbeda pendapat dalam menentukan gerak sejarah.
Secara garis besar dan ringkas konsepsi gerak sejarah dapat diterangkan sebagai
berikut:
a) Pandangan sosial yang individualistis cenderung pada anggapan bahwa kerja
individulah yang menggerakkan perkembangan umat manusia. Pendapat ini
menitikberatkan pada karya pribadi yang menggerakkan atau mendorong gerak
perkembangan masyarakat. Individu-individu yang berbuat dan berlaku serta
mencipta kebudayaan, sedangkan masyarakat merupakan latar belakangnya dan
bersifat abstrak.
b) Gerak sejarah merupakan kesadaran umat manusia. Manusia adalah makhluk
budaya. Pikiran dan kesadaran manusia berkembang dari tingkat yang bersahaja
ke tingkat yang tinggi. Perkembangan pikiran dan kesatuan manusia ini menjadi
tenaga penggerak kemajuan manusia.
c) Pengaruh alam terhadap kehidupan manusia. Perbedaan antara kebudayaan dapat
dilihat dari segi perbedaan tempat. Cara hidup ini membentuk corak kebudayaan.
Gerak sejarah dipersamakan dengan gerak kebudayaan.
d) Kekuatan penggerak sejarah berada dalam bangsa. Perbedaan ruhani ataupun
watak di antara bangsa-bangsa menimbulkan perbedaan cara berpikir dan
perasaan, begitu pula tingkah-laku dan perbuatan. Hasrat yang ada pada suatu
bangsa menimbulkan daya cipta, hasrat untuk mengubah dan mengambil alih dari
bangsa lain. Aliran ini membuka jalan bagi Cauvinisme.
e) Teori evolusionisme atau Darwinisme. Darwin berpendapat bahwa setiap
makhluk itu berkembang dan berubah secara alami dari tingkat yang lebih rendah
ke tingkat yang sempurna sesuai dengan alam lingkungannya. Proses perubahan
ini adalah proses penyesuaian diri, baik yang bersifat ruhani maupun jasmaninya.
Perubahan ini dapat diterapkan dalam perkembangan bangsa dan negara.
f) Teori evolusionisme atau Darwinisme. Darwin berpendapat bahwa setiap
makhluk itu berkembang dan berubah secara alami dari tingkat yang lebih rendah
ke tingkat yang sempurna sesuai dengan alam lingkungannya. Proses perubahan
ini adalah proses penyesuaian diri, baik yang bersifat ruhani maupun jasmaninya.
Perubahan ini dapat diterapkan dalam perkembangan bangsa dan negara.
Penjelasan tentang peran manusia dalam menggerakkan sejarah tidak hanya bersifat umum,
tetapi menjelaskan secara lebih rinci terutama tentang kecenderungan yang dimiliki manusia.
Meskipun manusia memiliki seluruh kecenderungan ke arah nafsu, hal-hal inderawi, korupsi
dan kejahatan, wujudnya (manusia) dianugerahi suatu percikan suci yang secara esensial
menentang kejahatan, pertumpahan darah, kepalsuan, korupsi, kehinaan, degradasi, dan
penghinaan serta penekanan dan kezaliman.

Manusia memiliki kecenderungan kepada kesempurnaan. Penjelasan tentang peran manusia


dalam menggerakkan sejarah tidak hanya bersifat umum, tetapi menjelaskan secara lebih
rinci terutama tentang kecenderungan yang dimiliki manusia. Meskipun manusia memiliki
seluruh kecenderungan ke arah nafsu, hal-hal inderawi, korupsi dan kejahatan, wujudnya
(manusia) dianugerahi suatu percikan suci yang secara esensial menentang kejahatan,
pertumpahan darah, kepalsuan, korupsi, kehinaan, degradasi, dan penghinaan serta penekanan
dan kezaliman. Manusia memiliki kecenderungan kepada kesempurnaan. Penjelasan tentang
manusia sebagai penggerak sejarah tidak hanya dilihat dari setting individual yang terpisah,
melainkan juga dari sisi masyarakat. Dibedakan secara jelas tindakan individu dengan
tindakan kolektif. Tindakan individu mengandung dua dimensi (sebab aktif dan sebab
material), sedangkan tindakan kolektif mengandung tiga dimensi (sebab aktif, material, dan
sebab akhir).

C. Manusia dalam Konsep Ruang dan Waktu dalam


Sejarah
Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan
dalam suatu peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek
atau pelaku sejarah. Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan
tempat kejadian. Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat
karena perjalanan manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri pada suatu
tempat dimana manusia hidup (beraktivitas).
Meskipun masa lampau itu terus bergerak ke masa depan, sejarah itu tetaplah sebuah
kajian tentang peristiwa masa lalu. Hasilnya adalah pemahaman tetng peristiwa itu
seperti prepektif untuk memahami masa kini dan masa depan. Sejarah tidak
memberikan ramalan tentang masa depan, akan tetapi memberikan perspektif (sudut
pandang) tentang masa depan berlandaskan kepada masa lalu.
Konsep waktu dalam sejarah mencakup empat hal pokok berikut;
perkembangan, kesinabungan, pengulangan, dan perubahan.
 Perkembangan; artinya, suatu keadaan masyarakat dalam suatu
periode tetentu dalam sejarah berkembang dari dan disebabkan oleh
kondisi yang terjadi sebelumya; tidak mucul begitu saja atau berdiri
sendiri. Dalam hal perkembangan, sejarah akan melihat dan mencatat
peristiwa yang menunjukkan terjadinya perubahan dalam masyarakat
dari satu bentuk ke bentuk yang lain, biasanya dari bentuk yang
sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.
 Kesinambungan; artinya, suatu kondisi terkadang tidak
melahirkan kondisi baru, melainkan tetap diwariskan atau diteruskan
karena dianggap baik oleh suatu masyarakat. Dengan kata lain,
kondisi tersebut, misalnya praktik sosial tertentu, menunjukkan
terjadinya kesinambungan (kontinuitas).
 Perubahan; artinya, masyarakat membentuk pihak yang baru dan
berbeda sama sekali dengan praktik sebelumnya. Hal itu terjadi
karena praktik lama dinilai tidak memadai lgi (ketinggalan zaman)
untuk menunjang kemajuan dan tata kehidupan.
 Pengulangan; artinya, fenomena yang pernah terjadi sebelumnya
terulang kembali pada sesudahnya dan masa sekarang. Jadi di sini,
pengulangan tidak berarti peristiwanya berulang,
melainkan fenomnanya. Sebuah peristiwa sejarah itu unik,
tidak dapat diulang atau hanya terjadi sekali, dan tidak ada lagi
peristiwa lain yang persis sama dengan peristiwa yang terjadi pada
waktu tertentu.

Biasanya perubahan terjadi karena pengaruh dari luar misalnya perang, bencana alam,
revolusi, kritis ekonomi, reformasi dan globalisasi. Berdasarkan sifatnya, ada perubahan yang
direncanakan dan perubahan yang tidak direncanakan. Perubahan yang direncanakan artinya,
yaitu perubahan yang melewati proses perencanaan tertentu. Sementara itu, perubahan yang
tidak direncanakan mengacu pada dampak-dampak ikutan yang tidak diharapkan
dari apa yang telah direncanakan itu. Berdasarkan skala pengaruhnya, ada perubahan yang
pengaruhnya besar dan ada perubahan yang pengaruhnya kecil.

Anda mungkin juga menyukai