Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN BBDM MODUL 5.

3
SKENARIO 2
“Batuk Lebih dari 2 minggu”

Daftar Anggota Kelompok BBDM 19 Angkatan 2017 :


 Desti Putri Setyorini 22010117120009
 Vania Verina Himawan 22010117120010
 Qonita Qurotta-A'yun 22010117120019
 Thania Lathifatunnisa Putri A. 22010117120020
 Rohadatul 'Aisyi Dzakiyatir R. 22010117120029
 Shonia Syvafiftian R. 22010117120030
 Hanifah Alipasha Mursalin 22010117120039
 Rani Rahayu 22010117120040
 Qonita Rahma Al Afi Taufiq 22010117110049
 Fidella Hanan Zivana 22010117120050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN HASIL DISKUSI BBDM


SKENARIO 2
BATUK LEBIH DARI 2 MINGGU

DISUSUN OLEH:
BBDM KELOMPOK 20

Diajukan sebagai pemenuhan tugas BBDM pada Modul 5.3

Telah disahkan pada Senin, 18 November 2019

Moderator Kelompok BBDM Skenario 2 Sekretaris

Rani Rahayu Qonita Qurotta A’yun


NIM 22010117120040 NIM 22010117120019

Dosen Pembimbing BBDM Skenario 4

dr.Dea Amarilisa Adespin, M.Kes


SKENARIO 2 MODUL 5.3
Batuk Lebih dari 2 minggu
Pak Bimo 35 tahun, mengeluhkan batuk lebih dari 2 minggu, BB turun, Serta keluar keringet
dingin di malam hari. Hasil pemeriksaan TCM menunjukkan pasien menderita TBC dengan
BTA (+) . Pasien memiliki 1 orang istri usia 30 tahun, 2 orang anak usia 7 tahun dan 3 tahun.
Pasien tinggal di pemukiman padat penduduk berukuran 3x7 m, tidak memiliki ventilasi yang
cukup, dan pencahayaan kurang. Kader TBC di lingkungan pasien tidak aktif dan
pengetahuan pasien terkait PHBS kurang.

A. Terminologi
1. Pemeriksaan TCM
Tes cepat molekuler merupakan metode penemuan terbaru dalam hal molekuler dengan
metode RT-PCR : Real Time- Polymerchainreaction assay merupakan semikuantitatif
yang menargetkan wilayah hotspot gene rpB pada Mycobacterium tuberculose.
Menggunakan catridge sekali pakai. Sudah direkomendasikan oleh WHO sejak tahun
2010, lebih peka terhadap MDR-TB. TCM hanya mendeteksi obat yang resisten
terhadap rifampicin akurat dalam waktu 100 menit. Bisa juga untuk pemeriksaan Tb
pada HIV. TCM pemeriksaan hanya ada di RS, sekarang merupakan pemeriksaan wajib
dibandingkan dengan BTA.
Setelah melakukan pemeriksaan TCM melakukan kultur sensitifitas AST.
2. PHBS
Sekumpulan orang yang berperilaku hidup bersih dan sehat merupakan semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga dan keluarganya
dapat menolong diri sendiri/ mandiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif
dalam kegiatan kesehatan di masyarakat.
Ruang lingkup dari keluarga dan rumah tangga, sekolah, sarana pekerjaan, dan tempat
umum.
Kemenkes menjelaskan merupakan rekayasa social untuk merubah agar mampu
meningkatkan perilaku sehari hari dengan tujuan hidup bersih dan sehat.

3. Keringat dingin
Biasanya terjadi apabila pembuluh darah di perifer tubuh mengalami dilatasi , tapi
bukan untuk mengeluarkan panas berlebih. Lebih kea rah adanya faktor-faktor
inflamasi yang menyebabkan vasodilatasi dan terjadi ekstravasasi sehingga keluar
cairan dari tubuh.
Muncul biasanya terjadi pada kondisi patologis contohnya demam. Merupakan salah
satu bentuk pertahanan tubuh ,thermostat berubah dengan meningkatkan suhu tubuh.
4. BTA (+)
Skala IUATLD
Mengindikasikan adanya 10-99 BTA dalam 100 lapangan pandang mikroskop.
Diperlukan untuk suspek TB.
5. Kader
Merupakan orang yang dibina oleh suatu lembaga pengurusan baik sipil maupun militir
yang berfungsi dalam membantu fungsi pokok dari organisasi tersebut. Kader
kesehatan yang di pilih oleh masyarakat dan dilatih untuk penanganan penyakit
tertentu. Tujuan dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional khususnya di
bidang kesehatan.
6. Ventilasi
Merupakan bagian dari rumah atau bangunan yang berfungsi sebagai saluran udara
dimana udara dapat keluar masuk sehingga udara dalam rumah dapat berganti. Idealnya
10 persen dari luas lantai, kurang dari 20 persen faktor resiko.

B. Rumusan Masalah
1. Apa hubungan antara PHBS dengan keluhan pasien ?
2. Bagaimana peran kader Tb yang baik untuk pencegahan tb dan penanggulangannya ?
3. Apakah tempat tinggal (kepadatan penduduk ) pasien tergolong sehat dan apakah
terdapat hubungan dengan resiko Tb ?
4. Apa yang bisa dilakukan keluarga pasien dan pasien terhadap penemuan Tb ?
5. Pentingkah PHBS bagi warga ?
C. Analisis Masalah
1. Luas bangunan rumah hanya 3x7 meter seharusnya untuk jumlah ruangan per orang
adalah 8m2 sehingga minimal suatu keluarga harus 32 m2. Pencahayaan minimal adalah
60 lux atau minimal dapat membaca dengan nyaman, untuk suhu yang sesuai 18-30
derajat Celcius.
Kondisi rumah tidak memenuhi syarat rumah sehat memiliki faktor resiko lebih tinggi
untuk terkena TB. Faktor Host daya tahan tubuh yang rendah bisa jadi karena HIV, gizi
buruk. Lingkungan dari kepadatan penduduk dapat meningkatkan lamanya nuclei
droplet berada lebih lama di rumah. Faktor agent mudah mati oleh sinar UV, mudah
terbawa oleh ventilasi, suhu, kelembapan, sekali membelah diri kuman Tb
membutuhkan waktu 10-14 hari.
2. Kader Tb sebagai penyuluh dan bisa dapat menemukan pasien tb,melakukan rujukan ke
puskesmas, melakukan PMO untuk mengawasi pasien agar dapat minum obat secara
teratur selama enam bulan, memberikan dorongan kepada pasien agar mau minum obat
secarateratur, mengingatkan pasien untuk melakukan pemeriksaan dahak pada waktu
yang di tentukan, memberikan penyuluhan pada keluarga pasien apabila salah satu dari
keluarga memiliki gejala atau tanda dari tb.

Membantu menemukan pasien tb dengan invesntigasi kontak pencarian ke 20 orang


termasuk keluarganya dengan minimal empat rumah terdekat dengan rumah penderita,
dan melakukan kontak 15 jam dalam seminggu.

Kader tb mengupayakan tidak terjadi stigma negative di sekitar masyarakat, karena tb


bisa di sembuhkan dengan cara minum obat.

Melakukan penyuluhan kepada pasien dan masyarakat sekitar karena tb sangat


menular.

3. Tempat tinggal yang di padat pemukiman, makan penularan penyakit lebih besar
karena kontak yang semakin besar. Kondisi rumah pasien 21m2 dimana harusnya rumah
sehat yang berisi empat orang berukuran 32 m2 , ventilasi tidakcukup, pencahayaan
kurang, ruangan lembab dapat disimpulkan rumah pasien bukan merupakan rumah
sehat
4. Dengan melakukan PBHS, karena indicator nya mendukung. Salah satunya adalah
dengan membuka jendela pada pagi hari dan sore hari agar terjadi pertukaran
udara,menemur Kasur minimal 1 minggu sekali, kesesuaian luas lantai dengan jumlah
hunian, menjaga kebersihan diri rumah, lantai di pasang plester atau keramik, jika
bersin atau batuk harus di tutup dengan tissue atau tangan, tidak meludah di sembarang
tempat menggunakan tempat khusus, istirahat cukup , makan makanan bergizi dan
seimbang, hindari polusi udara asap dan rokok.

Merawat anggota yang sakit dan mencegah penularan pada yang sehat. Dengan cara
menjauh saat pasien sedang batuk, menghindari dahak pasien, keluarga pasien dapat
menjadi PMO untuk pasien, menyemangati pasien untuk sembuh.

Batuk : 3000 droplet nuclei


Bersin 5000-1jt droplet nuclei

Tempat dahak berisi pasir dan bayclin untuk pasien.

Kuman TB dalam lingkungan lembab bisa 8 hari bertahanan.

Pada pasien dan keluarga di edukasi dalam penggunaan maskersehari hari, tempat tidur
keluarga antara pasien dengan keluarga yang tidak terkena sebaiknya di pisah dan tidak
satu ruangan.
5. PHBS bagi warga sangat penting , karena beberapa tananan yang sangat berpengaruh
dalam hal lingkungan, pendidikan , rumah tinggal.
PHBS dalam rumah tangga : akan meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan
produktivitas rumah tangga, biaya untuk kesehatan untuk investasi lainnya,
meningkatkan derajat kesehatan.
D. Peta Konsep
-Pencegahan (PHBS)
Laki- laki 35
RPS: TBC Paru
tahun -Pengobatan
(DOTS,PMO)

-Edukasi
RSE :
- Istri: 35 thn
- Pemukiman padat
-anak 3 thn penduduk
&7thn
-3x7 m rumah
-ventilasi tdk cukup
-Pencahayaan <
- Screening TB
-PHBS<
-Profilaksis pada
anak Kader : perannya
kurang, kader tidak
aktif
E. Sasaran Belajar
1. Strategi pengendalian penyakit Tb (screening, pengobatan, profilaksis, DOTS,PMO)
2. PHBS rumah tangga
3. Kriteria PHBS rumah tangga dan penilaiannya
4. Kriteria rumah sehat
5. Menjelaskan pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian penyakit menular (Peran
Kader )
6. Edukasi dan pencegahan penyakit menular
7. Definisi kesehatan lingkungan
F. Belajar Mandiri
1. Strategi pengendalian penyakit Tb (screening, pengobatan, profilaksis, DOTS,PMO)
a. Screening TB
 Sasaran skrining TB adalah penduduk yang berusia > 15 tahun. Hal ini dikarenakan
bahwa orang yang terinfeksi TB memiliki faktor risiko tertinggi pada usia produktif
(>15 tahun) dan pada usia tersebut tidak akan kesulitan mengeluarkan dahak untuk
kepentingan pemeriksaan sputum guna menegakkan diagnose TB.
 Skrining dilakukan pada orang – orang yang sering kontak dengan penderita BTA
positif, baik di lingkungan tinggal maupun di lingkungan kerja
 Skrining dilakukan dengan cara mewawancarai responden tentang gejala klinis
yang selama ini dirasakan dan dilanjutkan pengambilan serta pemeriksaan sputum
untuk pemeriksaan mikroskopis BTA.
 Penegakkan uji diagnostic pada skrining ini adalah berdasarkan tanda & gejala
klinis TB paru yaitu : batuk berdahak selama 2 – 3 minggu/lebih, sesak nafas, nyeri
dada, badan lemah, rasa kurang enak badan (malaise), demam subfebris >1 bulan,
dahak bercampur darah, batuk darah (hemoptoe), nafsu makan berkurang, BB
turun, dan berkeringan pada malam hari walaupun tanpa kegiatan.
GOLD STANDARD didasarkan pada pemeriksaan mikroskopik dahak karena
sesuai dengan komponen dari strategi DOTS yang direkomendasikan WHO tahun
2009.
Formulir skrining TB dewasa (>15 tahun)
Skoring TB pada anak
b. Pengobatan
 RHZE – FDC (Rifampicin, Isoniazid, Pyrazinamide, Ethambutol Fixed Drugs
Combination)
 2 tahap = tahap intensif dan tahap lanjutan
 Panduan OAT yang digunakan di Indonesia :
 Kategori I (2RHZE / 4H3R3) diberikan pada :
Kasus baru BTA sputum (+)
Kasus baru BTA sputum (-), rontgen (+) yang sakit berat
Kasus baru dengan kerusakan berat pada TB ekstraparu
 Kategori II (2RHZE / HRZE / 5 H3R3E3) diberikan pada :
Penderita kambuh (relaps)
Penderita gagal (failure)
Penderita dengan pengobatan setelah lalai
 Kategori III (2RHZ / 4H3R3) diberikan pada :
Kasus baru BTA sputum (-), rontgen (+) yang sakit ringan
Kasus baru dengan kerusakan ringan pada TB ekstraparu

c. Profilaksis
1) Untuk anak
Bila anak balita sehat, tinggal serumah dengan pasien TB paru BTA (+),
mendapatkan skor <5 pada evaluasi skoring, maka anak balita tersebut diberikan
isoniazid (H/INH) dengan dosis 5 – 10 mg/kgBB/hari selama 6 bulan. Bila anak
tersebut belum pernah mendapatkan imunisasi BCG, imunisasi BCG dilakukan
setelah pengobatan pencegahan selesai.
2) Untuk dewasa
Isoniazid Preventive Therapy (IPT) sebagai obat tunggal yang dapat digunakan
untuk mencegah infeksi dan perjalanan Mycobacterium tuberculosis dari laten
menjadi aktif. Salah satu indikasi pemberian IPT adalah adanya infeksi HIV.

d. Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS)


5 komponen kunci yaitu :
1) Komitmen politis, dengan peningkatan dan kesinambungan dana
2) Penemuan kasus melalui pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya
3) Pengobatan yang standar dengan supervise dan dukungan bagi pasien
4) Sistem pengelolaan dan ketersediaan OAT yang efektif
5) Sistem monitoring pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian
terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program
e. TOSS TB (Temukan TB, Obati Sampai Sembuh)
Salah satu pendekatan untuk menemukan, mendiagnosis, mengobati, dan
menyembuhkan pasien TB untuk menghentikan rantai penularan TB di masyarakat

f. PMO
program Pengawas Minum Obat (PMO), suatu bentuk pengawasan terhadap kepatuhan
meminum obat sesuai program kepada penderita TB. Pengawas Minum Obat yang
memantau dan mengingatkan penderita TB paru untuk meminum obat secara teratur.
PMO sangat penting untuk mendampingi penderita agar tercapai hasil pengobatan yang
optimal (Depkes, 2000).
Keluarga dapat dijadikan sebagai PMO, karena dikenal, dipercaya dan disetujui, baik
oleh petugas kesehatan maupun penderita, selain itu harus disegani, dihormati dan
tinggal dekat dengan penderita serta bersedia membantu penderita dengan sukarela.
Keluarga memberikan dukungan dengan cara menemani pasien berobat ke pusat
kesehatan,mengingatkan tentang obat- obatan, dan memberi makan dan nutrisi bagi
penderita TB (Kaulagekear-Nagarkar, Dhake, & Preeti, 2012).

2. PHBS rumah tangga


Di rumah tangga, sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat
menciptakan Rumah Tangga Ber-PBHS, dimana terdapat beberapa indikator PHBS pada
tingkatan rumah tangga yang dapat dijjadikan acuan untuk mengenali keberhasilan dari
praktek perilaku hidup bersih dan sehat pada tingkatan rumah tangga. Berikut ini 10
indikator PHBS pada tingkattan rumah tangga:
a. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
Persalinan yang mendapatkan pertolongan dan pihak tenaga kesehatan baik itu dokter
bidan ataupun paramedic memiliki standar dalam penggunaan peralatan yang bersih,
steril dan juga aman. Langkah tersebut dapat mencegah infeksi dan bahaya lain yang
beresiko bagi keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.
b. Pemberian ASI Eksklusif
Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0-6 bulan menjadi bagian
pentting dari indikatoreberhasilan praktek perilaku hidup bersih dan sehatt pada
tingkat rumah tangga.
c. Menimbang bayi dan balita secara berkala
Praktek tersebut dapat memudahkan pemantauan pertumbuhan bayi. Perkembangan
dapat dilakukan di Posyandu sejak bayi berusia 1 bulan hingga 5 tahun.Posyandu
dapat menjadi tempat memantau pertumbuhan anak dan menyediakan kelengkapan
imunisasi.Perkembangan secara teraturuga dapat memudahkan deteksi dini kasus gizi
buruk.
d. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan kebersihan diri sekaligus
langkah pencegahan penularan berbagai enis penyakit berkat tangan yang bersih dan
bebas dari kuman.
e. Menggunakan air bersih
Air bersih merupakan kebutuhan dasar unttuk menjalani hidup sehat .
f. Mengggunakan jamban sehat
Jamban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang berkaitan dengan unit
pembuangan kotoran dan air untuk keperluan pembersihan.
g. Memberantas Jentik Nyamuk
Nyamuk merupakan vector berbagai penyakit dan memutus siklus hidup makhluk
tersebut menjadi bagian penting dalam pencegahan berbagai penyakit.
h. Konsumsi buah dan sayur
Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral serta serat yang
dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.
i. Melakukan aktivittas fisik setiap hari
Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun aktivitas bekera yang
melibatkan gerakan dan keluarnya tenaga.
j. Tidak merokok di dalam rumah
Perokok aktif dapatt menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah kesehattan bagi
perokok pasif. Berhenti merokok atau setidaknya tidak merokok di dalam rumah dapat
menghidarkan keluarga dari bebagai masalah kesehatan

3. Kriteria PHBS rumah tangga dan penilaiannya


a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para
medis lainnya)
Mengapa setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan?
 Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan,
sehingga keselamatan ibid an bayi lebih terjamin.
 Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke
puskesmas atau rumah sakit.
 Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan perlatan yang
aman,bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan
lainnya.
Apa ada peran kader dalam membina rumah tangga agar melakukan persalinan
oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan?
 Melakukan pendataan jumlah seluruh ibu hamil di wilayah kerjanya dengan
memberi tanda seperti menempelkan stiker.
 Menganjurkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya di bidang/ dokter.
 Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan
tentang pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan,
misalnya melalui penyuluhan kelompok di posyandu, arisan, pengajian, dan
kunjungan rumah.
 Bersama tokoh masyarakat setempat berupaya untuk menggerakan masyarakat
dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung keselamatan ibu dan bayi seperti dana
sosial bersalin, tabungan ibu bersalin, ambulans desa, calondonor darah, warga dan
suami siap Antar jaga, dan sebagainya.
 Menganjurkan ibu dan bayinya untuk memeriksakan kesehatan ke bidan/dokter
selama masa nifas (40 hari setelah melahirkan) sedikitnya tiga kali pada hari minggu
pertama, ketiga, dam keenam setelah melahirkan.
 Menganjurkan ibu ikut keluarga berencana setelah melahirkan.
 Menganjurkan ibu memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja sampai bayi berumur 6 bulan
(ASI Eklusif).
b. Memberi bayi ASI Eklusif
Adalah bayi usia 0-6 hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan atau
minuman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang
cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan
baik. Air Susu ibu pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum),
sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.
Apa saja keunggulan ASI?
 Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan
fisik serta kecerdasan.
 Mengandung zat kekebalan.
 Melindungi bayi dari alergi.
 Aman dan terjamin kebersihan, karena langsung disusukan kepada bayi dalam
keadaan segar.
 Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja
dan di mana saja.
 Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan bayi.
Kapan dan bagaimana ASI diberikan?
 Sebelum menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya dan mendapat
dukungan dari keluarga.
 Bayi segera dieteki/disusui sesegera mungkin paling lambat 30 menit setelah
melahirkan untuk memasang agar ASI cepat keluar dan menghentikan pendarahan.
 Teteki/susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu berikan ASI
sesuai kebutuhan bayi, waktu dan lama menyusui tidak perlu dibatasi, dan berikan
ASI dari kedua payudara secara bergantian.
 Berikan hanya ASI saja hingga bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan,
selain ASI diberikan pula Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dalam bentuk
makanan lumat dan jumlah yang sesuai dengan perkembangan umur bayi.
Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga berusia 2 tahun.

Apa manfaat memberikan ASI?

Bagi ibu:
 Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi.
 Mengurangi pendarahan setelah persalinan.
 Mampercepat pemulihan kesehatan ibu.
 Menunda kehamilan berikutnya.
 Mengurangi resiko terkena kanker payudara.
 Lebih praktis krena ASI lebih mudah di berikan pada saat bayi membutuhkan.
Bagi bayi:
 Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng.
 Bayi tidak sering sakit.
Bagi keluarga:
 praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula dan
perlengkapannya.
 Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula misalnya merebus
air dan perlengkapannya.
Apa peran kader untuk mendukung keberhasilan pemberian ASI Eklusif?

 Mendata jumlah seluruh ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi baru lahir yang ada di
wilayah kerjanya.
 Menberikan penyuluhan kepada ibu hamil, dan ibu menyusui diposyandu. Tentang
pentingnya memberikan ASI Eklusif.
 Melakukan kunjungan ruma kepada ibu nifas yang tidak dating ke posyandu dan
menganjurkan agar ritin memeriksakan kesehatan bayinya serta mempersiapkan diri
untuk memberikan ASI Eklusif.
c. Menimbang balita setiap bulan
Mengapa balita perlu di timbang setiap bulan?
Penimbangan balita di maksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan.

Kapan dan di mana penimbangan balita di lakukan?


Penimbangan balita di lakukan setiap bulan mulai dari umur 1 tahun sampai 5 tahun
diposyandu.

Bagaimana mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balita?


Setelah balita ditimbang di buku KIA (kesehatan ibu dan anak)
atau kartu menuju sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak
naik (lihat perkembangannya)

Naik, bila:

 Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna pada KMS.
 Garis pertumbuhannya pindah ke pita warna di atasnya.
Tidak naik, bila:
 Garis pertumbuhannya menurun.
 Garis pertumbuhannya mendatar.
 Garis pertumbuhannya naik tetapi warna yang lebih muda.
Apa tanda-tanda balita gizi kurang?
 Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut-turut, badannya kurus.
 Mudah sakit.
 Tampak lesu dan lemah.
 Mudah menangis dan rewel.
Apa tanda-tanda balita gizi buruk?
1. Tanda-tanda gizi buruk pada kwashiorkor:
 Edema seluruh tubuh (terutama pada punggung kaki)
 Wajah bulat dan sembab.
 Cengeng dan/rewel/apatis.
 Perut buncit.
 Rambut kusam dan mudah di cabut.
 Bercak kulit yang luas dan kehitaman/bintik kemerahan.
2. Tanda-tanda gizi buruk pada marasmus:
 Tampak sangat kurus.
 Wajah seperti orang tua.
 Cengeng/rewel/apatis.
 Iga gambang, perut cekung.
 Otot pantat mengendor.
 Pengeriputanotot lengan dan tungkai.
Apa manfaat penimbangan balita setiap bulan di posyandu?
 Untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat.
 Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita.
 Untuk mengetahui balita yang sakit, (demam/batuk/diare).
Berat badan dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya BGM
(Bawah Garis Merah) dan dicurigai Gizi buruk sehingga dapat segera di rujuk ke
puskesmas.

 Untuk mengetahui kelengkapan Imunisasi.


 Untuk mendapatkan penyuluhan gizi.
Apa peran kader agar masyarakat mau menimbang balita setiap bulan
Diposyandu?
 Mendata jumlah seluruh balita yang ada di wilayah kerjanya.
 Memantau jumlah kunjungan ibu yang dating balitanya diposyandu.
 Memanfaatkan setiap kesempatan didesa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan
tentang pentingnya penimbangan balita, misalnya penyuluhan kelompok
diposyandu, arisan, pengajian, kunjungan rumah dan penyuluhan massa (pengeras
suara di mesjid, pengumuman kelurahan, poster, slebaran dll)
 Melakukan kunjungan rumah kepada ibu yang tidak dating keposyandu membawa
balitanya dan menganjurkan agar rutin menimbang balitanya di poyandu.
 Mengadakan kegiatan-kegiatan yang menarik perhatian dan mendorong masyarakat
sepeti: lomba balita sehat, lomba memasak makanan balita sehat, kegiatan makan
bersama untuk balita dan sebagainya.
d. Menggunakan air bersih
Mengapa kita harus menggunakan air bersih?
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak,
mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian,
dan sebagainya, Agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar sakit.

Apa syarat-syarat air bersih itu?

Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat,
dirasa, dicium, dan diraba):

 Air tidak berwarna harus bening/jernih.


 Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan kotoran
lainnya.
 Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan tidak pahit
harus bebas dari bahan kimia beracun.
 Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang.
Apa manfaat menggunakan air bersih?
 Terhindar dari gangguan penyakit seperti Diare, Kolera, Disentri, Thypus,
Kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.
 Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.
Di mana dapat memperoleh sumber air bersih?
 Mata air
 Air sumur atau air sumur pompa
 Air ledeng atau perusahaan air minum
 Air hujan
 Air dalam kemasan
Bagaimana menjaga kebersihan sumber air bersih?
 Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan sampah paling sedikit
10 meter.
 Sumber mata air harus dilindungi dari pencemaran.
 Sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus dijaga bangunannya atidak
rusak seperti lantai sumur tidak boleh retak, bibir sumur harus diplester dan sumur
sebaiknya diberi penutup.
 Harus dijaga kebersihannya seperti tidak ada bercak-bercak kotoran, tidak berlumut
pada lantai/lantai dinding sumur. Ember/gayung pengambil air harus tetap bersih dan
diletakan di lantai (ember/gayung digantung di tiang sumur).
Apa peran kader dalam menggerakan masyarakat untuk menggunakan air
bersih?
 Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum memiliki ketersediaan
air bersih dirumahnya.
 Melakukan pendataan rumah tangga yang sulit mendapatkan air bersih.
 Melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan tentang jumlah rumah tangga yang
sulit untuk mendapatkan air bersih.
 Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat berupaya untuk
memberi kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan air bersih di
lingkungan tempat tinggalnya.
 Mengadakan arisan warga untuk membangun sumur gali atau sumur pompa secara
bergilir.
 Membentuk kelompok pemakai air pompa (POKMAIR) untuk memelihara sumber
air bersih yang dipakai secara bersama, bagi daerah sulit air.
 Menggalang dunia usaha setempat untuk member bantuan dalam penyediaan air
bersih.
 Memanfaatkan setiap kesempatan didesa/kelurahan untuk memberkan penyuluhan
tentang pentingnya menggunakan air bersih, misalnya melalui penyuluhan
kelompok diposyandu, prtemuan Dasa Wisma, arisan, pengajian, pertemuan
desa/kelurahan, kunjungan rumah dan lain-lain.
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Mengapa harus mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun?

 Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit.
Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat
masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit.
 Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun
kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
Kapan saja harus mencuci tangan?
 Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang, memegang binatang,
berkebun, dll).
 Setelah buang air besar
 Setelah menceboki bayi atau anak
 Sebelum makan dan menyuapi anak
 Sebelum memegang makanan
 Sebelum menyusui bayi
Apa manfaat mencuci tangan?
 Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan
 Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typus, kecacingan,
penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Flu burung atau Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS).
 Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
Bagaimana cara mencuci tangan yang benar?
 Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun.
 Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung tangan.
 Setelah itu keringkan dengan lap bersih.
Apa peran kader dalam membina perilaku cuci tangan
 Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan
tentang pentingnya perilaku cuci tangan, misalnya penyuluhan kelompok
diposyandu, arisan, pengajian, pertemuan kelompok Dasa Wisma, dan kunjungan
rumah.
 Mengadakan kegiatan gerakan cuci tangan bersama untuk menarik perhatian
masyarakat, misalnya pada peringaan hari-hari besar kesehatan atau ulang tahun
kemerdekaan.
f. Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia
yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa (cemplung)
yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkanya.
Apa saja jenis jamban yang digunakan?

1. Jamban cemplung
Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan
kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran kedasar lubang. Untuk jamban
cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.

2. Jamban tangki septik/leher angsa


Adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik
kedap air yang befungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi kotoran
manusia yang dilengkapi dengan resapan.

Bagaimana memilih jenis jamban?


 Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air.
 Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk:
1. Daerah yang cukup air
2. Daerah yang padat penduduk, karena dapat menggunakan “multiple latrine” yaitu
satu lubang penampungan tinja/tangki septik digunakan oleh beberapa jamban (satu
lubang dapat menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban)
 Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran/tinja hendaknya ditinggikan
kurang lebih 60 cm dari permukaan air pasang.
Mengapa harus menggunakan jamban?
 Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.
 Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.
 Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular
penyakit Diare, Kolera Disentri,Typus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan,
penyakit kulit, dan keracunan.
Apa saja syarat jamban sehat?
 Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan lubang
penampungan minimal 10 meter)
 Tidak berbau.
 Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
 Tidak mencemari tanah sekitarnya.
 mudah dibersihkan dan aman digunakan.
 Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
 Penerangan dan ventilasi yang cukup.
 Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
 Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
Apa peran kader dalam membina masyarakat untuk memiliki dan menggunakan
jamban sehat?
 Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum memiliki serta
menggunakan jamban dirumahnnya.
 Melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan tentang jumlah rumah rumah tangga
yang belum memiliki jamban sehat.
 Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat berupaya untuk
menggerakan masyarakat untuk memiliki jamban.
 Mengadakan arisan warga untuk membangun jamban sehat secara bergilir.
 Menggalang dunia usaha setempat untuk member bantuan dalam penyediaan jamban
sehat.
 Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberi penyuluhan
tentang pentingnya memiliki dan menggunakan jamban sehat, misalnya melalui
penyuluhan kelompok di posyandu, pertemuan kelompok Dasa Wisma, arisan,
pengajian, pertemuan desa/kelurahan, kumjungan rumah dan lain-lain.
 Meminta bantuan petugas Puskesmas setempat untuk memberikan bimbingan teknis
tentang cara-cara membuat jamban sehat yang sesuai dengan situasi dan kodisi
daerah setempat.
g. Memberantas jentik dirumah sekali seminggu
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik
secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
Apa itu pemeriksaan jentik berkala (PJB)?
Adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat
penampungan air) yang ada didalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga,
tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun,
lubang pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur sekali dalam
seminggu.

Siapa yang melakukan Pemeriksaan Jentik Berkala?


 Anggota rumah tangga
 Kader
 Juru pemantau jentik (Jumatik)
 Tenga pemeriksa jentik lainnya.
Apa yang perlu dilakukan agar Rumah Bebas Jentik?
 Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara
3 M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk).
 PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk
penular berbagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue, Chikungunya, Malaria,
Filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat perkembangannya.
 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
1. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tatakan
kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum burung.
2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak control, lubang
pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan.
3. Mengubur ataumenyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air
seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan (bekas
botol/gelas akua, plastik kresek, dll).
Plus Menghindari gigitan nyamuk, yaitu:
 Menggunakan kelambu ketika tidur.
 Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya obat nyamuk ; bakar,
semprot, oles/usap ke kulit, dll.
 Menghindari kebiasaan menggantung pakaian didalam kamar.
 Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
 Memperbaiki saluran talang air yang rusak
 Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat yang sulit
dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit air.
 Memilihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air, misalnya ikan
cupang, ikan nila, dll.
 Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, Zodia,Lavender,Rosemerry, dll.
Apa manfaat Rumah Bebas Jentik?
 Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara
nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
 Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti Demam
Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Cikungunya atau kaki gajah.
 Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
Bagaimana cara Pemeriksaan Jentik Berkala?
 Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja untuk memeriksa
tempat yang sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk/tempat
penampungan air di dalam dan di luar rumah serta memberikan penyuluhan tentang
PSN kepada anggota rumah tangga.
 Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik.
 Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut.
Menyaksikan/melihat jentik, kemudian langsung dilanjutkan dengan PSN kepada
anggota rumah tangga
 Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah (kartu yang
ditinggalkan di rumah) dan pada formulir pelaporan ke puskesmas.
Apa peran kader dalam membina rumah tangga agar menciptakan Rumah Bebas
Jentik?
 Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan
tentang PSN dan PJB, misalnya melalui penyuluhan kelompok diposyandu,
pertemuan kelompok Dasa Wisma, arisan, pengajian, pertemuan desa/kelurahan,
kunjungan rumah dan melalui media cetak (poster, slebaran, spanduk).
 Bersama pemerintah desa/kelurahan tokoh masyarakat setempat menggerakan
masyarakat untuk melakukan PSN dan PJB.
 Melakukan pemeriksaan jentik berkala secara teratur setiap minggu dan mencatat
angka jentik yang ditemukan pada Kartu Jentik Rumah.
 Mengumpulkan data angka bebas jentik dari setiap rumah tangga yang ada di
wilayah kerja dan melaporkan secara rutin kepada puskesmas terdekat untuk
mendapat tindak lanjut penanganan bila terjadi masalah/kasus.
 Menginformasikan angka jentik yang ditemukan kepada setiap rumah tangga yang
dikunjungi sekaligus memberikan penyuluhan agar tetap melaksanakan
pemberantasan sarang nyamuk secara rutin dan menegur secara baik apabila masih
terdapat jentik nyamuk.
h. Makan sayur dan buah setiap hari
Setiap anggota rumah tangga mengkonsunsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran
atau sebaliknya setiap hari.

Mengapa kita harus makan sayuran dan buah?


Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena:

 Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan


tubuh.
 Mengandung serat yang tinggi.
Apa manfaat vitamin yang ada di dalam sayur dan buah?
 Vitamin A untuk pemeliharaan kesehatan mata
 Vitamin D untuk kesehatan tulang
 Vitamin E untuk kesuburan dan awet muda
 Vitamin K untuk pembekuan darah
 Vitamin C meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi
 Vitamin B mencegah penyakit beri-beri
 Vitamin B12 meningkatkan nafsu makan.
Apa manfaat serat yang ada di dalam sayur dan buah?
Serat adalah makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang sangat berfungsi untuk
memelihara usus. Serata tidak dapat dicerna oleh pencernaan sehingga serat tidak
menghasilkan tenaga dan dibuang melalui tinja. Serat tidak untuk mengenyangkan
tetapi dapat menunda pengosongan lambung sehingga orang menjadi tidak cepat
lapar.

Berapa banyak sayur dan buah dalam sehari harus kita makan?
 Sayur harus dimakan 2 porsi setiap hari, dengan ukuran satu porsi sama dengan satu
mangkuk sayuran segar atau setengah mangkuk sayuran matang. Sebaiknya sayuran
dimakan segar atau dikukus, karena jika direbus cenderung melarutkan vitamin dan
mineral.
 Buah-buahan harus dimakan 2-3 kali sehari. Contohnya, setiap kali makan setengah
mangkuk buah yang diiris, satu gelas jus atau satu buah jeruk, apel, jambu biji atau
pisang. Makanlah berbagai macam buah karena akan memperkaya variasi zat gizi
yang terkandung dalam buah.
Table konsumsi Buah Per Gram Per Hari (gr)

JENIS UKURAN RT Berat (gr)

Alpukat ½ buah besar 50

Apel ½ buah besar 75

Belimbing 1 buah besar 125

Melon 1 potong sedang 100

Jambu air 2 buah sedang 100

Jeruk manis 1 buah sedang 100

Kedondong 1 buah besar 100

Mangga ½ buah sedang 50

Nangka 3 biji 50

Nanas 1/6 buah 75

Papaya 1 potong sedang 100

Rambutan 8 buah 75

Sawo 1 buah sedang 50

Semangka 1 potong besar 150

Jambu biji 1 buah 100

Duku 10 buah 75

Pisang ambon 1 buah 50

Lengkeng 10 buah 75

Table konsumsi Sayur Per Gram Per Hari

JENIS Berat (gr) cara memasak UKURAN RT


10
Bayam 0

10
Buncis 0

10
Bunga kol 0

10
Cabe hijau 0

Daun
singkon 10
g 0 1 piring kecil

Daun 10
papaya 0

Daun 10
bawang 0

Daun 10
melinjo 0
Atau1
Daun 10 mangkokKe
pakis 0 cil
Atau
Jagung 10
muda 0 1 sendok
Jamur 10 Panci
segar 0
Atau
10
Kangkung 0 2 sendok
10 Sayur
Labu siam 0
Atau
10
Lobak 0 DitumisAtauDireb 4 sendok
us
10 Atau Bebek
Oyong 0
Dikukus Atau
10
Pare 0 Atau 5 sendok
10 Lalapan Makan
Rebung 0
10
Sawi 0

10
Taughe 0

10
Terong 0

10
Tomat 0

10
Wortel 0

Kacang 10
panjang 0

10
Ketimun 0

Bagaimana peran keluarga untuk menanamkan kebiasaan makan sayur dan


buah?

 Memanfaatkan pekarangan dengan menanam sayur dan buah.


 Menyediakan sayur dan buah setiap hari di rumah dengan harga terjangkau.
 Perkenalan sejak dini kepada anak kebiasaan makan sayur dan buah pagi, siang, dan
malem
 Memanfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang pentingnya
makan sayur dan buah.

i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari


Apa itu aktivitas fisik?
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental
dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari
selama minimal 30 menit.

Apa jenis aktivitas fisik yang dapat dilakukan?


 Bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu: berjalan kaki, berkebun, kerja tana, mencuci
pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik turun tangga, membawa belanjaan.
 Bisa berupa olah raga, yaitu: push up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam,
bermain tenis, yoga, fitness, angkat beban/berat.
Apa keuntungan melakukan aktivitas fisik secara teratur ?
 terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, tekanan darah tinggi,
kencing manis, dll.
 Berat badan terkendali
 Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat
 Bentuk tubuh menjadi bagus
 Lebih percaya diri
 Lebih bertenaga dan bugar
 Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik
Beberapa tips dalam beraktivitas fisik :
 Jalan cepat : perlu sepatu yang lebih enak di pakai agar kaki nyaman dan sehat,
apalagi untuk berjalan ke ke kantor atau naik tangga.
 Rrenang, lakukan renang secepat mungkin dengan nafas yang dalam.
Apa peran keluarga dan kader untuk mendorong anggota keluarga melakukan
aktivitas fisik setiap hari ?
 Manfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang pentingnya
melakukan akytivitas fisik.
 Bersama anggota keluarga sering melakukan kegiatan fisik secara bersama,
misalnya kalan pagi bersama, membersihkan rumah secara bersama-sama, dll.
 Ada pembagian tugas untuk membersihkan rumah atau melaksanakan pekerjaan di
rumah.
 Kader mendorong lingkungan tempat tinggal untuk menyediakan fasilitas olahraga
dan tempat bermain untuk anak.
 Kader memberikan penyuluhan tentang pentingnya melakukan aktivitas fisik.
j. Tidak merokok di dalam rumah
Mengapa harus tidak merokok ?
Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang di hisap akan di
keluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, diantanya yang paling berbahaya
adalah Nikotin, Tar, dan Carbon monoksida (CO).

 Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan aliran darah.


 Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker.
 CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen, sehingga
sel-sel tubuh akan mati.
Apa itu dengan perokok aktif dan perokok pasif?
 Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil
apapun walaupun itu Cuma 1 batang dalam sehari. Atau orang yang menghisap
rokok walau walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekedar coba-coba dan cara
menghisap rokok Cuma sekedar menghembuskan asap walau tidak diisap masuk ke
dalam paru-paru.
 Perokok pasi fadalah orang yang bukan perokok tapi menghirup asap rokok orang
lain atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang
merokok.
 Rumah adalah tempat berlindung, termasuk dari asap rokok. Perokok pasif harus
berani menyuarakan haknya tidak menghirup asap rokok.
Bagaimana cara berhenti merokok?
Ada 3 cara untuk berhenti merokok, yaitu Berhenti Seketika, Menunda, dan
Mengurang. Hal yang paling utama adalah niat dan tekad yang bulat untuk
melaksanakan cara tersebut:
 Seketika
Cara ini merupakan upaya yang paling berhasil. Bagi perokok berat, mungkin perlu
bantuan tenaga kesehatan untuk mengatasi efek ketagihan karena rokok
mengandung zat Adiktif.

 Menunda
Perokok dapat menunda menghisap rokok pertama 2 jam setiap hari sebelumnya dan
selama 7 hari berturut-turut.

Sebagai contoh : seorang perokok biasanya merokok setiap hari pada pukul 07.00 pagi,
maka pada:

Hari 1 : pukul 09.00

Hari 2 : pukul 11.00

Hari 3 : pukul 13.00

Hari 4 : pukul 15.00

Hari 5 : pukul 17.00

Hari 6 : pukul 19.00

Hari 7 : pukul 21.00

 Mengurangi
Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara berangsur-angsur dengan jumlah
yang sama sampa 0 batang pada hari ke 7 atau yang ditetapkan.

Misalnya dalam sehari-hari seorang perokok menghabiskan 28 batang rokok maka Si


perokok dapat merencanakan pengurangan jumlah rokok selama 7 hari dengan jumlah
pengurangan sebanyak 4 batang sehari.

Sebagai contoh:

Hari 1 : 24 btang

Hari 2 : 20 batang

Hari 3 : 16 batang

Hari 4 : 12 batang

Hari 5 : 8 batang

Hari 6 : 4 batang

Hari 7 : 0 batang

Apa peran keluarga dan kader untuk menciptakan rumah Tanpa Asap Rokok?
 Memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku tidak merokok kepada seluruh
anggota keluarga.
 Menggalang kesepakatan keluarga umtuk mwnciptakan Rumah Tanpa Asap Rokok.
 Menegur anggoata rumah tangga yang merokok di dalam rumah.
 Tidak memberi dukungan kepada orang yang merokok dalam bentuk apapun, antara
lain dengan tidak memberikan uang untuk membeli rokok,tidak memberikan
kesempatan siapa pun untuk merokok di dalam rumah, tidak menyediakan asbak.
 Tidak menyuruh anaknya membelikan rokok untuknya.
 Orang tua bisa menjadi panutan dalam perilaku tidak merokok.
 Melarang anak tidak merokok bukan karena alasan ekonomi, tetapi justru karena alas
an kesehatan

4. Kriteria rumah sehat


Parameter yang dipergunakan untuk menentukan rumah sehat adalah sebagaimana
yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999
tentang Persyaratan kesehatan perumahan.meliputi 3 lingkup kelompok komponen
penilaian, yaitu:
1. Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai, ventilasi, sarana
pembuangan asap dapur dan pencahayaan.
2. Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, pembuangan kotoran,
pembuangan air limbah, sarana tempat pembuangan sampah.
3. Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela ruangan dirumah,
membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja ke jamban, membuang sampah
pada tempat sampah.
Adapun aspek komponen rumah yang memenuhi syarat rumah sehat adalah:
Langit-langit. Adapun persayaratan untuk langit-langit yang baik adalah
dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap, harus menutup rata kerangka
atap serta mudah dibersihkan.
Dinding. Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat dinding sendiri, beban
tekanan angin dan bila sebagai dinding pemikul harus dapat memikul beban diatasnya,
dinding harus terpisah dari pondasi oleh lapisan kedap air agar air tanah tidak meresap
naik sehingga dinding terhindar dari basah, lembab dan tampak bersih tidak berlumut.
Lantai. Lantai harus kuat untuk menahan beban diatasnya, tidak licin, stabil waktu
dipijak, permukaan lantai mudah dibersihkan.Menurut Sanropie (1989), lantai tanah
sebaiknya tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga dapat
menimbulkan gangguan/penyakit terhadap penghuninya. Karena itu perlu dilapisi
dengan lapisan yang kedap air seperti disemen, dipasang
tegel, keramik.Untuk mencegah masuknya air ke dalam rumah, sebaiknya lantai
ditinggikan ± 20 cm dari permukaan tanah.
Pembagian ruangan/ tata ruang. Setiap rumah harus mempunyai bagian ruangan
yang sesuai dengan fungsinya.
Ventilasi. Ventilasi ialah proses penyediaan udara segar ke dalam suatu ruangan dan
pengeluaran udara kotor suatu ruangan baik alamiah maupun secara buatan. Ventilasi
harus lancar diperlukan untuk menghindari pengaruh buruk yang dapat merugikan
kesehatan. Ventilasi yang baik dalam ruangan harus mempunyai syarat-syarat,
diantaranya:
 Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan. Sedangkan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5%. Jumlah keduanya
menjadi 10% kali luas lantai ruangan.
 Udara yang masuk harus udara bersih, tidak dicemari oleh asap kendaraan, dari pabrik,
sampah, debu dan lainnya.
 Aliran udara diusahakan Cross Ventilation dengan menempatkan dua lubang jendela
berhadapan antara dua dinding ruangan sehingga proses aliran udara lebih lancar.
Pencahayaan.Cahaya yang cukup kuat untuk penerangan di dalam rumah merupakan
kebutuhan manusia.Penerangan ini dapat diperoleh dengan pengaturan cahaya alami
dan cahaya buatan.Yang perlu diperhatikan, pencahayaan jangan sampai menimbulkan
kesilauan.
 Pencahayaan Alamiah. Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari
ke dalam ruangan melalui jendela, celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka,
selain untuk penerangan, sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan, mengusir
nyamuk atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu
(Azwar, 1996). Suatu cara sederhana menilai baik tidaknya penerangan alam yang
terdapat dalam sebuah rumah adalah: baik, bila jelas membaca dengan huruf kecil,
cukup; bila samar-samar bila membaca huruf kecil, kurang; bila hanya huruf besar yang
terbaca, buruk; bila sukar membaca huruf besar.
 Pencahayaan Buatan. Penerangan dengan menggunakan sumber cahaya buatan, seperti
lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.
Luas Bangunan Rumah. Luas bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya, artinya luas bangunan harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas
bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninyaakan menyebabkan
kepadatan penghuni (overcrowded). Hal ini tidak sehat, disamping menyebabkan
kurangnya konsumsi oksigen, bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi
akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain. Sesuai kriteria Permenkes
tentang rumah sehat, dikatakan memenuhi syarat jika ≥ 8 m2/ orang.
Dilihat dari aspek sarana sanitasi, maka beberapa sarana lingkungan yang berkaitan
dengan perumahan sehat adalah sebagai berikut:
 Sarana Air Bersih. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila
telah dimasak.Di Indonesia standar untuk air bersih diatur dalam Permenkes RI No.
01/Birhubmas/1/1975 (Chandra, 2009).Dikatakan air bersih jika memenuhi 3 syarat
utama, antara lain:
o Syarat fisik. Air tidak berwarna, tidak berbau, jernih dengan suhu di bawah suhu udara
sehingga menimbulkan rasa nyaman.
o Syarat kimia. Air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat kimia, terutama yang
berbahaya bagi kesehatan,
o Syarat bakteriologis. Air tidak boleh mengandung suatu mikroorganisme.Misal sebagai
petunjuk bahwa air telah dicemari oleh feses manusia adalah adanya E. coli karena
bakteri ini selalu terdapat dalam feses manusia baik yang sakit, maupun orang sehat
serta relatif lebih sukar dimatikan dengan pemanasan air.
 Jamban (sarana pembuangan kotoran). Pembuangan kotoran yaitu suatu pembuangan
yang digunakan oleh keluarga atau sejumlah keluarga untuk buang air besar. Cara
pembuangan tinja, prinsipnya yaitu:
o Kotoran manusia tidak mencemari permukaan tanah.
o Kotoran manusia tidak mencemari air permukaan/ air tanah.
o Kotoran manusia tidak dijamah lalat.
o Jamban tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
o Konstruksi jamban tidak menimbulkan kecelakaan.
o Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri, dan tempat
umum lainnya dan biasanya mengandung bahan atau zat yang membahayakan
kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan (Chandra,
2007).Menurut Azwar (1996), air limbah dipengaruhi oleh tingkat kehidupan
masyarakat, dapat dikatakan makin tinggi tingkat kehidupan masyarakat, makin
kompleks pula sumber serta macam air limbah yang ditemui. Air limbah adalah air tidak
bersih mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia
ataupun hewan, dan lazimnya karena hasil perbuatan manusia.Dalam kehidupan sehari-
hari, sumber air limbah yang lazim dikenal adalah:
 Limbah rumah tangga, misalnya air dari kamar mandi dan dapur.
 Limbah perusahaan, misalnya dari hotel, restoran, kolam renang.
 Limbah industri.
 Sampah
Sampah adalah semua produk sisa dalam bentuk padat, sebagai akibat aktifitas manusia,
yang dianggap sudah tidak bermanfaat lagi.Entjang (2000), berpendapat agar sampah
tidak membahayakan kesehatan manusia maka perlu pengaturan pembuangan, seperti
tempat sampah yaitu penyimpanan sementara sebelum sampah tersebut dikumpulkan
untuk dibuang. Syarat tempat sampah:
 Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan
 Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik seranga atau binatang lainnya.

5. Menjelaskan pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian penyakit menular (Peran


Kader )
LATAR BELAKANG
Visi pembangunan nasional, yaitu “Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan
Makmur”. Untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing diperlukan pembangunan
sumber daya manusia, yang ditandai dengan peningkatan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). Dalah satu unsur penting bagi peningkatan IPM adalah derajat
kesehatan.
PENGERTIAN
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi,
memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran kemauan dan kemampuan dalam memelihara dan meingkatan
kesehatan.
TUJUAN
1. Tumbuhnya kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman akan kesehatan bagi individu,
kelompok, atau masyarakat
2. Timbulnya kemauan atau kehendak sebagai bentuk lanjutan dari kesadaran dan
pemahaman terhadap kesehatan
3. Timbulnya kemampuan masyarakat di bidang kesehatan, yang berarti telah mampu
mewujudkan kemauan atau niat kesehatan mereka dalam bentuk tindakan atau perilaku
sehat.

PRINSIP
1. Kesukarelaan
2. Otonom
3. Keswadayaan
4. Partisipatif
5. Egaliter
6. Demokratis
7. Keterbukaan
8. Kebersamaan
9. Akuntabilitas
10. Desentralisasi
Dalam hal ini diperlukan Kader, yaitu anggota masyarakat yang bekerja secara sukarela
dalam membantu pengendalian penyakit menular tertentu sesuai dengan
kemampuannya. Di beberapa wilayah disebut: motivator PMO (Pengawas Menelan
Obat), pendamping PMO, koordinator PMO.
Kriteria Kader, yaitu telah menjadi kader kesehatan yang melakukan kegiatan-
kegiatan penyuluhan di masyarakat (kelompok-kelompok masyarakat), dikenal dan
diterima oleh PMO; kader kesehatan yang diketahui dan terdaftar sebagai kader
kesehatan di Puskesmas pada wilayahnya; bersedia mengikuti pelatihan dan
menerapkan hasil pelatihan pada pelaksanaan tugasnya; serta semua anggota
masyarakat yang bersedia, berminat, dan memiliki kepedulian terhadap masalah social
dan kesehatan.
Tugas kader, yaitu memberikan penyuluhan kepada kelompok atau perorangan
tertentu dengan melalui kunjungan ke rumah, ataupun membantu puskesmas atau
sarana kesehatan lainnya dalam membimbing dan memberikan motivasi kepada PMO
untuk selalu melakukan pengawasan menelan obat,
6. Edukasi dan pencegahan penyakit menular
 Memberi pengetahuan gejala dan tanda penyakit menular tertentu sehingga apabila
ada orang sekitar yang dicurigai TB dapat memberitahu orang tersebut untuk segera
memeriksakan diri ke dokter.
 Memberi pengetahuan bahwa penyakit tersebut dapat menular secara langsung atau
melalui vektor.
 Mengobati pasien dengan penyakit menular secara tuntas agar dapat memutus
sumber penularan penyakit dan mencegah resistensi
 Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan
 Membiasakan cuci tangan sesuai step WHO
 Membuka jendela/pintu rumah pada pagi dan sore hari agar cahaya matahari bisa
masuk, udara tidak terlalu lembab, dan pertukaran udara lebih lancer
 Makan makanan bergizi dan istirahat yang cukup
 Memberikan profilaksis/vaksin/imunisasi
 Meminimalkan kontak dengan penderita

Spesifik untuk penyakit TB :


 Mengenakan masker saat berada di tempat ramai
 Menutup mulut saat bersin, batuk, dan tertawa
 Batuk berdahak, dahaknya ditampung dalam pot berisi lisol 5% atau dahaknya
ditimbun dengan tanah.
 Penderita TB dianjurkan tidak sekamar dengan anggota keluarganya, terutama pada
2 bulan pertama pengobatan
 Memberikan imunisasi BCG pada bayi
 Memberikan pengobatan profilaksis pada anak balita yang tidak mempunyai gejala
TB namun ada keluarga yang menjadi penderita TB

7. Definisi kesehatan lingkungan


a. Menurut, Slamet Riyadi – Ilmu Kesehatan Lingkungan adalah bagian integral dari
ilmu kesehatan masyarakat yang khusus mempelajari dan menangani hubungan
manusia dengan lingkungannya dalam keseimbangan ekologi dengan tujuan
membina & meningkatkan derajat kesehatan maupun kehidupan sehat yang optimal.
b. Lalu menurut, H.J. Mukono – Ilmu Kesehatan Lingkungan merupakan ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara faktor kesehatan dan faktor lingkungan.
c. Sedangkan menurut, WHO (World Health Organization) – Kesehatan lingkungan
adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia & lingkungan
agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
d. Dan menurut, Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) –
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia & lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat & bahagia

e. Kesehatan lingkungan adalah suatu ilmu dan seni dalam mencapai keseimbangan
antara lingkungan dan manusia, ilmu dan juga seni dalam pengelolaan lingkungan
sehingga dapat tercapai kondisi yang bersih, sehat, nyaman dan aman serta terhindar
dari gangguan berbagai macam penyakit.
f. Ilmu Kesehatan Lingkungan mempelajari dinamika hubungan interaktif antara
kelompok penduduk dengan berbagai macam perubahan komponen lingkungan
hidup yang menimbulkan ancaman/berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat
umum.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 ttg Persyaratan Kesehatan Perumahan.
2. Budiman Chandra. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkugan. Jakarta:EGC
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor:22269/MENKES/PER/XI/2011 Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Sehat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:
1077/MENKES/PER/XI/2011 Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Sehat
5. Direktorat Kesehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan dan Millenium Challenge
Account Indonesia.2016. Pedoman Pelaksanaan Pemicuan Desa

Anda mungkin juga menyukai