3
SKENARIO 2
“Batuk Lebih dari 2 minggu”
DISUSUN OLEH:
BBDM KELOMPOK 20
A. Terminologi
1. Pemeriksaan TCM
Tes cepat molekuler merupakan metode penemuan terbaru dalam hal molekuler dengan
metode RT-PCR : Real Time- Polymerchainreaction assay merupakan semikuantitatif
yang menargetkan wilayah hotspot gene rpB pada Mycobacterium tuberculose.
Menggunakan catridge sekali pakai. Sudah direkomendasikan oleh WHO sejak tahun
2010, lebih peka terhadap MDR-TB. TCM hanya mendeteksi obat yang resisten
terhadap rifampicin akurat dalam waktu 100 menit. Bisa juga untuk pemeriksaan Tb
pada HIV. TCM pemeriksaan hanya ada di RS, sekarang merupakan pemeriksaan wajib
dibandingkan dengan BTA.
Setelah melakukan pemeriksaan TCM melakukan kultur sensitifitas AST.
2. PHBS
Sekumpulan orang yang berperilaku hidup bersih dan sehat merupakan semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga dan keluarganya
dapat menolong diri sendiri/ mandiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif
dalam kegiatan kesehatan di masyarakat.
Ruang lingkup dari keluarga dan rumah tangga, sekolah, sarana pekerjaan, dan tempat
umum.
Kemenkes menjelaskan merupakan rekayasa social untuk merubah agar mampu
meningkatkan perilaku sehari hari dengan tujuan hidup bersih dan sehat.
3. Keringat dingin
Biasanya terjadi apabila pembuluh darah di perifer tubuh mengalami dilatasi , tapi
bukan untuk mengeluarkan panas berlebih. Lebih kea rah adanya faktor-faktor
inflamasi yang menyebabkan vasodilatasi dan terjadi ekstravasasi sehingga keluar
cairan dari tubuh.
Muncul biasanya terjadi pada kondisi patologis contohnya demam. Merupakan salah
satu bentuk pertahanan tubuh ,thermostat berubah dengan meningkatkan suhu tubuh.
4. BTA (+)
Skala IUATLD
Mengindikasikan adanya 10-99 BTA dalam 100 lapangan pandang mikroskop.
Diperlukan untuk suspek TB.
5. Kader
Merupakan orang yang dibina oleh suatu lembaga pengurusan baik sipil maupun militir
yang berfungsi dalam membantu fungsi pokok dari organisasi tersebut. Kader
kesehatan yang di pilih oleh masyarakat dan dilatih untuk penanganan penyakit
tertentu. Tujuan dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional khususnya di
bidang kesehatan.
6. Ventilasi
Merupakan bagian dari rumah atau bangunan yang berfungsi sebagai saluran udara
dimana udara dapat keluar masuk sehingga udara dalam rumah dapat berganti. Idealnya
10 persen dari luas lantai, kurang dari 20 persen faktor resiko.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hubungan antara PHBS dengan keluhan pasien ?
2. Bagaimana peran kader Tb yang baik untuk pencegahan tb dan penanggulangannya ?
3. Apakah tempat tinggal (kepadatan penduduk ) pasien tergolong sehat dan apakah
terdapat hubungan dengan resiko Tb ?
4. Apa yang bisa dilakukan keluarga pasien dan pasien terhadap penemuan Tb ?
5. Pentingkah PHBS bagi warga ?
C. Analisis Masalah
1. Luas bangunan rumah hanya 3x7 meter seharusnya untuk jumlah ruangan per orang
adalah 8m2 sehingga minimal suatu keluarga harus 32 m2. Pencahayaan minimal adalah
60 lux atau minimal dapat membaca dengan nyaman, untuk suhu yang sesuai 18-30
derajat Celcius.
Kondisi rumah tidak memenuhi syarat rumah sehat memiliki faktor resiko lebih tinggi
untuk terkena TB. Faktor Host daya tahan tubuh yang rendah bisa jadi karena HIV, gizi
buruk. Lingkungan dari kepadatan penduduk dapat meningkatkan lamanya nuclei
droplet berada lebih lama di rumah. Faktor agent mudah mati oleh sinar UV, mudah
terbawa oleh ventilasi, suhu, kelembapan, sekali membelah diri kuman Tb
membutuhkan waktu 10-14 hari.
2. Kader Tb sebagai penyuluh dan bisa dapat menemukan pasien tb,melakukan rujukan ke
puskesmas, melakukan PMO untuk mengawasi pasien agar dapat minum obat secara
teratur selama enam bulan, memberikan dorongan kepada pasien agar mau minum obat
secarateratur, mengingatkan pasien untuk melakukan pemeriksaan dahak pada waktu
yang di tentukan, memberikan penyuluhan pada keluarga pasien apabila salah satu dari
keluarga memiliki gejala atau tanda dari tb.
3. Tempat tinggal yang di padat pemukiman, makan penularan penyakit lebih besar
karena kontak yang semakin besar. Kondisi rumah pasien 21m2 dimana harusnya rumah
sehat yang berisi empat orang berukuran 32 m2 , ventilasi tidakcukup, pencahayaan
kurang, ruangan lembab dapat disimpulkan rumah pasien bukan merupakan rumah
sehat
4. Dengan melakukan PBHS, karena indicator nya mendukung. Salah satunya adalah
dengan membuka jendela pada pagi hari dan sore hari agar terjadi pertukaran
udara,menemur Kasur minimal 1 minggu sekali, kesesuaian luas lantai dengan jumlah
hunian, menjaga kebersihan diri rumah, lantai di pasang plester atau keramik, jika
bersin atau batuk harus di tutup dengan tissue atau tangan, tidak meludah di sembarang
tempat menggunakan tempat khusus, istirahat cukup , makan makanan bergizi dan
seimbang, hindari polusi udara asap dan rokok.
Merawat anggota yang sakit dan mencegah penularan pada yang sehat. Dengan cara
menjauh saat pasien sedang batuk, menghindari dahak pasien, keluarga pasien dapat
menjadi PMO untuk pasien, menyemangati pasien untuk sembuh.
Pada pasien dan keluarga di edukasi dalam penggunaan maskersehari hari, tempat tidur
keluarga antara pasien dengan keluarga yang tidak terkena sebaiknya di pisah dan tidak
satu ruangan.
5. PHBS bagi warga sangat penting , karena beberapa tananan yang sangat berpengaruh
dalam hal lingkungan, pendidikan , rumah tinggal.
PHBS dalam rumah tangga : akan meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan
produktivitas rumah tangga, biaya untuk kesehatan untuk investasi lainnya,
meningkatkan derajat kesehatan.
D. Peta Konsep
-Pencegahan (PHBS)
Laki- laki 35
RPS: TBC Paru
tahun -Pengobatan
(DOTS,PMO)
-Edukasi
RSE :
- Istri: 35 thn
- Pemukiman padat
-anak 3 thn penduduk
&7thn
-3x7 m rumah
-ventilasi tdk cukup
-Pencahayaan <
- Screening TB
-PHBS<
-Profilaksis pada
anak Kader : perannya
kurang, kader tidak
aktif
E. Sasaran Belajar
1. Strategi pengendalian penyakit Tb (screening, pengobatan, profilaksis, DOTS,PMO)
2. PHBS rumah tangga
3. Kriteria PHBS rumah tangga dan penilaiannya
4. Kriteria rumah sehat
5. Menjelaskan pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian penyakit menular (Peran
Kader )
6. Edukasi dan pencegahan penyakit menular
7. Definisi kesehatan lingkungan
F. Belajar Mandiri
1. Strategi pengendalian penyakit Tb (screening, pengobatan, profilaksis, DOTS,PMO)
a. Screening TB
Sasaran skrining TB adalah penduduk yang berusia > 15 tahun. Hal ini dikarenakan
bahwa orang yang terinfeksi TB memiliki faktor risiko tertinggi pada usia produktif
(>15 tahun) dan pada usia tersebut tidak akan kesulitan mengeluarkan dahak untuk
kepentingan pemeriksaan sputum guna menegakkan diagnose TB.
Skrining dilakukan pada orang – orang yang sering kontak dengan penderita BTA
positif, baik di lingkungan tinggal maupun di lingkungan kerja
Skrining dilakukan dengan cara mewawancarai responden tentang gejala klinis
yang selama ini dirasakan dan dilanjutkan pengambilan serta pemeriksaan sputum
untuk pemeriksaan mikroskopis BTA.
Penegakkan uji diagnostic pada skrining ini adalah berdasarkan tanda & gejala
klinis TB paru yaitu : batuk berdahak selama 2 – 3 minggu/lebih, sesak nafas, nyeri
dada, badan lemah, rasa kurang enak badan (malaise), demam subfebris >1 bulan,
dahak bercampur darah, batuk darah (hemoptoe), nafsu makan berkurang, BB
turun, dan berkeringan pada malam hari walaupun tanpa kegiatan.
GOLD STANDARD didasarkan pada pemeriksaan mikroskopik dahak karena
sesuai dengan komponen dari strategi DOTS yang direkomendasikan WHO tahun
2009.
Formulir skrining TB dewasa (>15 tahun)
Skoring TB pada anak
b. Pengobatan
RHZE – FDC (Rifampicin, Isoniazid, Pyrazinamide, Ethambutol Fixed Drugs
Combination)
2 tahap = tahap intensif dan tahap lanjutan
Panduan OAT yang digunakan di Indonesia :
Kategori I (2RHZE / 4H3R3) diberikan pada :
Kasus baru BTA sputum (+)
Kasus baru BTA sputum (-), rontgen (+) yang sakit berat
Kasus baru dengan kerusakan berat pada TB ekstraparu
Kategori II (2RHZE / HRZE / 5 H3R3E3) diberikan pada :
Penderita kambuh (relaps)
Penderita gagal (failure)
Penderita dengan pengobatan setelah lalai
Kategori III (2RHZ / 4H3R3) diberikan pada :
Kasus baru BTA sputum (-), rontgen (+) yang sakit ringan
Kasus baru dengan kerusakan ringan pada TB ekstraparu
c. Profilaksis
1) Untuk anak
Bila anak balita sehat, tinggal serumah dengan pasien TB paru BTA (+),
mendapatkan skor <5 pada evaluasi skoring, maka anak balita tersebut diberikan
isoniazid (H/INH) dengan dosis 5 – 10 mg/kgBB/hari selama 6 bulan. Bila anak
tersebut belum pernah mendapatkan imunisasi BCG, imunisasi BCG dilakukan
setelah pengobatan pencegahan selesai.
2) Untuk dewasa
Isoniazid Preventive Therapy (IPT) sebagai obat tunggal yang dapat digunakan
untuk mencegah infeksi dan perjalanan Mycobacterium tuberculosis dari laten
menjadi aktif. Salah satu indikasi pemberian IPT adalah adanya infeksi HIV.
f. PMO
program Pengawas Minum Obat (PMO), suatu bentuk pengawasan terhadap kepatuhan
meminum obat sesuai program kepada penderita TB. Pengawas Minum Obat yang
memantau dan mengingatkan penderita TB paru untuk meminum obat secara teratur.
PMO sangat penting untuk mendampingi penderita agar tercapai hasil pengobatan yang
optimal (Depkes, 2000).
Keluarga dapat dijadikan sebagai PMO, karena dikenal, dipercaya dan disetujui, baik
oleh petugas kesehatan maupun penderita, selain itu harus disegani, dihormati dan
tinggal dekat dengan penderita serta bersedia membantu penderita dengan sukarela.
Keluarga memberikan dukungan dengan cara menemani pasien berobat ke pusat
kesehatan,mengingatkan tentang obat- obatan, dan memberi makan dan nutrisi bagi
penderita TB (Kaulagekear-Nagarkar, Dhake, & Preeti, 2012).
Bagi ibu:
Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi.
Mengurangi pendarahan setelah persalinan.
Mampercepat pemulihan kesehatan ibu.
Menunda kehamilan berikutnya.
Mengurangi resiko terkena kanker payudara.
Lebih praktis krena ASI lebih mudah di berikan pada saat bayi membutuhkan.
Bagi bayi:
Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng.
Bayi tidak sering sakit.
Bagi keluarga:
praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula dan
perlengkapannya.
Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula misalnya merebus
air dan perlengkapannya.
Apa peran kader untuk mendukung keberhasilan pemberian ASI Eklusif?
Mendata jumlah seluruh ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi baru lahir yang ada di
wilayah kerjanya.
Menberikan penyuluhan kepada ibu hamil, dan ibu menyusui diposyandu. Tentang
pentingnya memberikan ASI Eklusif.
Melakukan kunjungan ruma kepada ibu nifas yang tidak dating ke posyandu dan
menganjurkan agar ritin memeriksakan kesehatan bayinya serta mempersiapkan diri
untuk memberikan ASI Eklusif.
c. Menimbang balita setiap bulan
Mengapa balita perlu di timbang setiap bulan?
Penimbangan balita di maksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan.
Naik, bila:
Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna pada KMS.
Garis pertumbuhannya pindah ke pita warna di atasnya.
Tidak naik, bila:
Garis pertumbuhannya menurun.
Garis pertumbuhannya mendatar.
Garis pertumbuhannya naik tetapi warna yang lebih muda.
Apa tanda-tanda balita gizi kurang?
Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut-turut, badannya kurus.
Mudah sakit.
Tampak lesu dan lemah.
Mudah menangis dan rewel.
Apa tanda-tanda balita gizi buruk?
1. Tanda-tanda gizi buruk pada kwashiorkor:
Edema seluruh tubuh (terutama pada punggung kaki)
Wajah bulat dan sembab.
Cengeng dan/rewel/apatis.
Perut buncit.
Rambut kusam dan mudah di cabut.
Bercak kulit yang luas dan kehitaman/bintik kemerahan.
2. Tanda-tanda gizi buruk pada marasmus:
Tampak sangat kurus.
Wajah seperti orang tua.
Cengeng/rewel/apatis.
Iga gambang, perut cekung.
Otot pantat mengendor.
Pengeriputanotot lengan dan tungkai.
Apa manfaat penimbangan balita setiap bulan di posyandu?
Untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat.
Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita.
Untuk mengetahui balita yang sakit, (demam/batuk/diare).
Berat badan dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya BGM
(Bawah Garis Merah) dan dicurigai Gizi buruk sehingga dapat segera di rujuk ke
puskesmas.
Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat,
dirasa, dicium, dan diraba):
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit.
Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat
masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit.
Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun
kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
Kapan saja harus mencuci tangan?
Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang, memegang binatang,
berkebun, dll).
Setelah buang air besar
Setelah menceboki bayi atau anak
Sebelum makan dan menyuapi anak
Sebelum memegang makanan
Sebelum menyusui bayi
Apa manfaat mencuci tangan?
Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan
Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typus, kecacingan,
penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Flu burung atau Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
Bagaimana cara mencuci tangan yang benar?
Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun.
Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung tangan.
Setelah itu keringkan dengan lap bersih.
Apa peran kader dalam membina perilaku cuci tangan
Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan
tentang pentingnya perilaku cuci tangan, misalnya penyuluhan kelompok
diposyandu, arisan, pengajian, pertemuan kelompok Dasa Wisma, dan kunjungan
rumah.
Mengadakan kegiatan gerakan cuci tangan bersama untuk menarik perhatian
masyarakat, misalnya pada peringaan hari-hari besar kesehatan atau ulang tahun
kemerdekaan.
f. Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia
yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa (cemplung)
yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkanya.
Apa saja jenis jamban yang digunakan?
1. Jamban cemplung
Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan
kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran kedasar lubang. Untuk jamban
cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.
Berapa banyak sayur dan buah dalam sehari harus kita makan?
Sayur harus dimakan 2 porsi setiap hari, dengan ukuran satu porsi sama dengan satu
mangkuk sayuran segar atau setengah mangkuk sayuran matang. Sebaiknya sayuran
dimakan segar atau dikukus, karena jika direbus cenderung melarutkan vitamin dan
mineral.
Buah-buahan harus dimakan 2-3 kali sehari. Contohnya, setiap kali makan setengah
mangkuk buah yang diiris, satu gelas jus atau satu buah jeruk, apel, jambu biji atau
pisang. Makanlah berbagai macam buah karena akan memperkaya variasi zat gizi
yang terkandung dalam buah.
Table konsumsi Buah Per Gram Per Hari (gr)
Nangka 3 biji 50
Rambutan 8 buah 75
Duku 10 buah 75
Lengkeng 10 buah 75
10
Buncis 0
10
Bunga kol 0
10
Cabe hijau 0
Daun
singkon 10
g 0 1 piring kecil
Daun 10
papaya 0
Daun 10
bawang 0
Daun 10
melinjo 0
Atau1
Daun 10 mangkokKe
pakis 0 cil
Atau
Jagung 10
muda 0 1 sendok
Jamur 10 Panci
segar 0
Atau
10
Kangkung 0 2 sendok
10 Sayur
Labu siam 0
Atau
10
Lobak 0 DitumisAtauDireb 4 sendok
us
10 Atau Bebek
Oyong 0
Dikukus Atau
10
Pare 0 Atau 5 sendok
10 Lalapan Makan
Rebung 0
10
Sawi 0
10
Taughe 0
10
Terong 0
10
Tomat 0
10
Wortel 0
Kacang 10
panjang 0
10
Ketimun 0
Menunda
Perokok dapat menunda menghisap rokok pertama 2 jam setiap hari sebelumnya dan
selama 7 hari berturut-turut.
Sebagai contoh : seorang perokok biasanya merokok setiap hari pada pukul 07.00 pagi,
maka pada:
Mengurangi
Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara berangsur-angsur dengan jumlah
yang sama sampa 0 batang pada hari ke 7 atau yang ditetapkan.
Sebagai contoh:
Hari 1 : 24 btang
Hari 2 : 20 batang
Hari 3 : 16 batang
Hari 4 : 12 batang
Hari 5 : 8 batang
Hari 6 : 4 batang
Hari 7 : 0 batang
Apa peran keluarga dan kader untuk menciptakan rumah Tanpa Asap Rokok?
Memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku tidak merokok kepada seluruh
anggota keluarga.
Menggalang kesepakatan keluarga umtuk mwnciptakan Rumah Tanpa Asap Rokok.
Menegur anggoata rumah tangga yang merokok di dalam rumah.
Tidak memberi dukungan kepada orang yang merokok dalam bentuk apapun, antara
lain dengan tidak memberikan uang untuk membeli rokok,tidak memberikan
kesempatan siapa pun untuk merokok di dalam rumah, tidak menyediakan asbak.
Tidak menyuruh anaknya membelikan rokok untuknya.
Orang tua bisa menjadi panutan dalam perilaku tidak merokok.
Melarang anak tidak merokok bukan karena alasan ekonomi, tetapi justru karena alas
an kesehatan
PRINSIP
1. Kesukarelaan
2. Otonom
3. Keswadayaan
4. Partisipatif
5. Egaliter
6. Demokratis
7. Keterbukaan
8. Kebersamaan
9. Akuntabilitas
10. Desentralisasi
Dalam hal ini diperlukan Kader, yaitu anggota masyarakat yang bekerja secara sukarela
dalam membantu pengendalian penyakit menular tertentu sesuai dengan
kemampuannya. Di beberapa wilayah disebut: motivator PMO (Pengawas Menelan
Obat), pendamping PMO, koordinator PMO.
Kriteria Kader, yaitu telah menjadi kader kesehatan yang melakukan kegiatan-
kegiatan penyuluhan di masyarakat (kelompok-kelompok masyarakat), dikenal dan
diterima oleh PMO; kader kesehatan yang diketahui dan terdaftar sebagai kader
kesehatan di Puskesmas pada wilayahnya; bersedia mengikuti pelatihan dan
menerapkan hasil pelatihan pada pelaksanaan tugasnya; serta semua anggota
masyarakat yang bersedia, berminat, dan memiliki kepedulian terhadap masalah social
dan kesehatan.
Tugas kader, yaitu memberikan penyuluhan kepada kelompok atau perorangan
tertentu dengan melalui kunjungan ke rumah, ataupun membantu puskesmas atau
sarana kesehatan lainnya dalam membimbing dan memberikan motivasi kepada PMO
untuk selalu melakukan pengawasan menelan obat,
6. Edukasi dan pencegahan penyakit menular
Memberi pengetahuan gejala dan tanda penyakit menular tertentu sehingga apabila
ada orang sekitar yang dicurigai TB dapat memberitahu orang tersebut untuk segera
memeriksakan diri ke dokter.
Memberi pengetahuan bahwa penyakit tersebut dapat menular secara langsung atau
melalui vektor.
Mengobati pasien dengan penyakit menular secara tuntas agar dapat memutus
sumber penularan penyakit dan mencegah resistensi
Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan
Membiasakan cuci tangan sesuai step WHO
Membuka jendela/pintu rumah pada pagi dan sore hari agar cahaya matahari bisa
masuk, udara tidak terlalu lembab, dan pertukaran udara lebih lancer
Makan makanan bergizi dan istirahat yang cukup
Memberikan profilaksis/vaksin/imunisasi
Meminimalkan kontak dengan penderita
e. Kesehatan lingkungan adalah suatu ilmu dan seni dalam mencapai keseimbangan
antara lingkungan dan manusia, ilmu dan juga seni dalam pengelolaan lingkungan
sehingga dapat tercapai kondisi yang bersih, sehat, nyaman dan aman serta terhindar
dari gangguan berbagai macam penyakit.
f. Ilmu Kesehatan Lingkungan mempelajari dinamika hubungan interaktif antara
kelompok penduduk dengan berbagai macam perubahan komponen lingkungan
hidup yang menimbulkan ancaman/berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat
umum.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 ttg Persyaratan Kesehatan Perumahan.
2. Budiman Chandra. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkugan. Jakarta:EGC
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor:22269/MENKES/PER/XI/2011 Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Sehat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:
1077/MENKES/PER/XI/2011 Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Sehat
5. Direktorat Kesehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan dan Millenium Challenge
Account Indonesia.2016. Pedoman Pelaksanaan Pemicuan Desa