PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1. Memberikan informasi mengenai angka kejadian TBC di puskesmas
Bambanglipuro.
2. Meningkatkan pengetahuan mengenai skrining/deteksi dini penyakit TBC
dengan segera melakukan pemeriksaan di puskesmas.
3. Meningkatkan pengetahun akan pentingnya kepatuhan minum obat pada
pasien TBC.
4. Meningkatkan pengetahuan mengenai pencegahan penyakit TBC.
1.3. Manfaat
1. Memberikan informasi bagi pasien dan lingkungan sekitar puskesmas
Bambanglipuro mengenai penyakit TBC sehingga dapat dilakukan
pencegahan dan terapi pada pasien dengan TBC.
2. Memberikan informasi secara luas pada masyarakat yang tinggal di sekitar
puskesmas Bambanglipuro, sehinnga dapat melakukan deteksi dini dan
pencegahan penyakit TBC.
BAB II
DATA KLINIS PASIEN DAN EVIDENS DASAR
2.7. Lifestyle
Merokok : perokok aktif (-), perokok pasif (+) terpapar
dari tetangga sebelah rumah
Alkohol : (-)
Napza : (-)
Aktivitas sehari-hari
Pasien merupakan seorang guru honorer, mata pelajaran PPKN di
SMP 4 Sewon. Pasien bekerja kurang lebih dari pukul 07.00-14.00. Pasien
sudah menekuni profesi tersebut sekitar 2 tahun.
Pola tidur
Pasien dapat tidur dengan nyenyak, namun sering terbangun pukul
01.00. Saat terbangun, pasien mengatakan dapat tertidur kembali.
Pola makan
Pola makan pasien memiliki menu yang lengkap, mulai dari
karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Pasien sering membawa bekal
makanan dari rumah dan sekali dua kali membeli makanan di warung
makan.
Pola minum
Pola minum pasien terpenuhi, yaitu sekitar 2 liter per hari. Pasien
selalu membawa botol air dari rumah.
Olahraga : melakukan olahraga sepeda, dengan frekuensi
1x/minggu, dan durasi sekitar 30-45 menit.
Kondisi tempat tinggal
Pasien tinggal serumah bersama 5 orang anggota keluarga lainnya.
Lima orang anggota keluarga tersebut, yaitu bapak, ibu, kakak kandung,
kakak ipar, keponakan yang masih berumur 1 tahun. Lingkungan rumah
pasien, secara umum tampak lembab dan kurang saluran ventilasi. Pasien
mengatakan, orang tua pasien selama 1-2 bulan ini juga mengalami batuk
kering yang kambuh-kambuhan.
Budaya
Pasien bersuku jawa, dan asli dari dusun ceme. Pasien tidak pernah
pindah, selalu bertempat tinggal di dusun ceme. Budaya di daerah tersebut
mengenai TBC, belum menganggap TBC sebagai penyakit yang perlu
segera diperiksakan ke puskesmas. Hal ini dikarenakan masih menggap
jika mengalami gejala-gejala TBC sudah membaik, tidak perlu lagi
diperiksakan.
Religi
Pasien dan keluarga pasien memeluk agama islam. Pasien serta
keluarga taat beribadah, dan selalu merayakan hari raya umat islam.
Pendidikan
Pasien menempuh pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta,
dengan jurusan sarjana pendidikan guru. Saat berkuliah pasien tidak
menyewa kos di yogyakarta dikarenakan tidak mendapat ijin dari orang
tua. Pasien mengatakan jika saat awal kuliah, sering mudah capek dan saat
merasa badan "drop", pasien menginap di rumah teman. Pasien
menambahkan, teman pasien ada yang terdiagnosis TBC paru pada tahun
2019. Informasi mengenai penyakit TBC, maupun penyakit lainnya
didapatkan pasien dari media sosial. Pasien belum pernah mendapatkan
informasi maupun penyuluhan dari puskesmas setempat terkait penyakit
TBC.
Ekonomi
Kondisi ekonomi dari pasien menengah kebawah, untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari masih tergolong cukup. Pasien sudah membiayai
dirinya sendiri secara mandiri, sedangkan untuk pola makan masih
mengikuti menu yang disediakan orang tua karena memang masih tinggal
satu rumah dengan orang tua.
Medical
Pasien terdiagnosis TBC ekstra paru sejak awal Januari 2022 setelah
melakukan biopsi di RS Elisabeth. Sejak terdiagnosis TBC ekstra paru,
pasien rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di puskesmas. Selain
pemeriksaan kesehatan, pasien juga rutin meminta obat ke puskesmas saat
obat TBnya sudah habis. Pasien dan keluarga pasien memiliki jaminan
kesehatan berupa BPJS (JKN-KIS).
2.13. Tatalaksana
R/ 4KDT TB Tab No XLV
S 1 dd Tab IV
R/ Loratadin Tab 10 mg No X
S 1 dd Tab I
R/ Asetilsistein Caps 200 mg No X
S 3 dd Tab I p.c
BAB V
KAJIAN MANAJEMEN-ORGANISASI PROGRAM PEMBINAAN
INTERNAL
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
● Terdapat fasilitas kesehatan ● Jadwal pelayanan kesehatan
yang cukup memadai, berupa kuratif puskesmas dipersingkat,
poli batuk, gen x-pert, mobil menjadi pukul 08.00-11.00
ambulans selama pandemi COVID-19
● Terdapat program edukasi ● Pelayanan promotif dan
kesehatan, diantaranya preventif penyakit TBC terbatas
program pencegahan dan ● Terbatasnya program home-care
pengendalian penyakit TBC pada kasus TBC, serta kurang
● Adanya kegiatan surveilans meratanya pelayanan home-care
epidemiologi penyakit pada penyakit TBC
menular, dalam hal ini ● GerMaS terbatas pada masa
terkhusus penyakit TBC pandemi COVID-19
● Adanya tenaga kesehatan yang ● Kurangnya jumlah tenaga untuk
kompeten melaksanakan program TBC
secara rutin
5.2. Input
Sumber daya manusia
Sumber daya manusia yang dilibatkan dalam edukasi ini, yaitu dokter
muda, perawat, dan kader yang ada di wilayah puskesmas Bambanglipuro.
Perangkat keras
Peralatan yang digunakkan dalam edukasi, meliputi leaflet, pengeras
suara, dan kamera untuk kebtuhan dokumentasi.
5.3. Proses
Perencanaan
Menentukan sasaran pembinaan, yaitu individu dan keluarga yang berada
di wilayah puskesmas Bambanglipuro.
Menentukan kriteria inkulsi dan ekslusi pembinaan
Kriteria Inklusi
1. Penderita TBC
2. Individu dan keluarga yang berada di wilayah kerja puskesmas
Bambanglipuro
Kriteria Eksklusi
1. Bukan pasien di puskesmas Bambanglipuro.
Edukasi kepada masyarakat melalui kegiatan puseksmas keliling dan saat
di puskesmas Bambanglipuro dengan membagikan leaflet.
Pelaksanaan
1. Puskesmas keliling
Hari/tanggal : Jumat, 1 April 2022
Waktu : 10.00-11.30
Tempat : Kelurahan Mulyodadi
Pendamping : Mbak Dina
Kegiatan : Melakukan kegiatan puskesmas keliling, sekaligus
memberikan edukasi mengenai apa itu penyakit TBC,
gejala penyakit TBC dan cara pencegahannya.
2. Edukasi melalui leaflet di puskesmas Bambanglipuro
Hari/tanggal : Sabtu, 2 April 2022
Waktu : 07.30-08.00
Tempat : Halaman belakang puskesmas Bambanglipuro
Kegiatan : Memberikan edukasi kepada pasien yang datang ke
puskesmas Bambanglipuro mengenai penyakit TBC
dan cara pencegahannya, terkhusus dengan etika batuk.
Pertanggungjawaban
Melalukan identifikasi masalah yang menyebabkan tingginya kejadian
penyakit TBC di puskesmas Bambanglipuro.
Menyampaikan hasil dan kesimpulan edukasi dalam presentasi akhir di
puskesmas Bambanglipuro
5.4. Output
Memberikan informasi mengenai kejadian penyakit TBC di puskesmas
Bambanglipuro.
Meningkatknya pengetahuan indvidu dan masyarakat akan pentingnya deteksi
dini dan mengetahui gejala-gejala pada penyakit TBC.
Meningkatnya pengetahuan individu dan masyarakat mengenai pentingnya
patuh minum obat pada penyakit TBC.
BAB VI
REFLEKSI
Penyakit TBC merupakan penyakit yang dapat disembuhkan. Dalam
perjalanan penyakitnya, semakin baik jika penyakit TBC didiagnosis lebih dini,
sehingga terapi dapat bermanfaat secara maksimal. Namun, masa pandemi covid-19
menyebabkan pergeseran pada social health determinant. Pergerseran ini
menyebabkan hampir semua prioritas terfokuskan pada penanganan covid-19,
sehingga penyakit infeksi lainnya, terkhusus penyakit TBC terkesampingkan. Sebagai
dokter muda, kami memberikan edukasi melalui puskesmas keliling dan secara
langsung ke individu serta masyarakat di puskesmas Bambanglipuro. Promosi
edukasi berisi mengenai pengertian penyakit TBC, gejala-gejala penyakit TBC, dan
pecengahan penyakit TBC. Harapannya setelah dilakukan edukasi, masyarakat
semakin aware akan pentingnya deteksi dini dan pencegahan penyakit TBC. Promosi
dan preventif penyakit TBC dapat dilakukan secara rutin di puskesmas
Bambanglipuro dikarenakan sudah adanya fasilitas yang memadai, misalnya saat di
poli batuk dengan membagikan leaflet dan melalui pengeras suara.
DAFTAR PUSTAKA
Burhan, E., Soeroto, A., & Isbaniah, F. (2020). Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Tatalaksana Tuberkulosis. (S. Sastroasmoro, Ed.). Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Dinkes Provinsi DIY. (2021). Profil Kesehatan Provinsi DIY Tahun 2020.
Yogyakarta: Dinas Kesehatan Provinsi DIY.
Floyd, K., Anderson, L., Baddeley, A., & Dias, H. M. (2018). Chapter 3: TB Disease
Burden. In H. Cadman (Ed.), Global TB Report (pp. 27–48). New York: WHO.
https://doi.org/10.1016/j.pharep.2017.02.021