Proposal Pengajuan Judul Tugas Akhir
Proposal Pengajuan Judul Tugas Akhir
TUGAS AKHIR
JUDUL :
Perancangan Interior Hotel Dandelion Bali
Perancangan Interior Concert Hall SICC
Perancangan Interior Planetarium Ismail Marzuki
Disususn Oleh :
Nama : Pandu Satrya Wiranata
Nim : 41710010025
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, akhirnya penulis bisa menyelesaikan
proposal ini dengan baik. Adapun masalah yang dibahas adalah menyangkut Interior
dan Arsitektur, dengan judul “PERANCANGAN INTERIOR HOTEL DENDELION
BALI”.
Proposal ini penulis susun guna memenuhi salah satu syarat dalam menempuh
ujian Strata Satu Teknik Desain Interior Mercu Buana Jakarta dan sebagai syarat
utama untuk mengikuti Tugas Akhir.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Hotel resort adalah hotel yang biasanya terletak diluar kota, di pegunungan, ditepi
pantai, di tepi danau atau di daerah tempat berlibur / rekreasi yang memberikan fasilitas
menginap kepada orang yang sedang berlibur dalam jangka waktu yang relatif lama, fasilitas
yang disediakan agak beragam, lebih rileks, informal dan menyenangkan. Oleh karena di
Indonesia merupakan daerah beriklim tropis, maka sangatlah menguntungkan bila tersedianya
hotel-hotel resort yang dapat menggali potensi alam yang ada keindahan alamnya, sayangnya
hal itu belum tercapai secara maksimal. Padahal warga masyarakat di kota-kota besar sering
waktu berliburnya di suatu obyek wisata, namun terkadang fasilitas sarana dan prasarana
kelengkapan suatu obyek wisata seperti hotel atau restoran kurang mewadahi lingkupnya.
Sebagai contoh di daerah bandung terdapat obyek wisata dengan suasana pantai dan bukit –
bukit yang berhawa sejuk dan kondisi alam yang indah. Dimana cenderung cocok bila di
bangun resort yaitu daerah bali. Dilihat dari wisata alam di alam banyak memberi sarana
rekreasi bagi masyarakat kota. Seperti arena berbelanja joger, pantai kuta, GBK, dan masih
banyak.
hotel-hotel di daerah tersebut sekiranya sampai sekarang belum ada fasilitas hotel berbintang
yang memenuhi standar untuk lingkup kawasan tersebut. Hal itulah yang mendorong akan
direalisasikannya atau ide untuk mewujudkan suatu hotel resort (bintang 4) dengan segala
fasilitas-fasilitas yang disesuaikan dengan standar hotel berbintang, juga disesuaikan dengan
kondisi alam sehingga dapat memberikan kepuasan pelayanan bagi pengunjung (dari segi
arsitektural, bangunan, interior bangunan sampai pada fasilitas hotel) dengan memiliki ciri
keunikan tesendiri.
1. Pada perancangan interior di batasi pada area lobby, restaurant, coffee shop dan
Dengan melihat kaidah – kaidah yang ada pada perencanaan sebuah hotel resort adalah :
1. Bagaimana perancangan interior pada area lobby, restaurant, coffee shop dan area
bangunan ?
3. Bagaimana merancang suatu desain bergaya Etnik Bali Modern sehingga dapat terasa
Tujuan
o Agar memudahkan pola sirkulasi karena antara restaurant dan coffee shop hampir
mempunyai fungsi yang sama oleh karena itu pola ruangnya terletak dekat area loby.
o Agar terwujudnya suatu desain yang dapat menjadi daya tarik pengunjung terhadap
interior bangunan melalui pengoptimalan view out door keindahan alam bali.
o Gaya etnik bali modern di ambil agar mampu memberikan atmosfer/suasana alam
interior bangunan.
Sasaran
o Sasaran pengunjung hotel resort bintang empat ini adalah masyarakat konsumen
1. Bagi penulis
Dapat memberi wawasan dan referensi baru tentang perenanmaan dan perancangan
sebuah hotel resort serta interior tropis dalam penerapannya serta sebagai studi banding antara
fasilitas-fasilitas yang sudah ada dengan konsep perancangan yang didapat di bangku kuliah.
mahasiswa dan sebagai wacana dan referensi tambahan mengenai hotel resort dan interior
tropis.
Sebagai media untuk memperkenalkan sebuah hotel resort yang tidak terbatas pada
satu fungsi melainkan dengan fungsi sebagai area beristirahat dan rileksasi ataupun hiburan
1.6 Metodologi
1. Lokasi
Memberikan gambaran dan penjelasan tentang potensi kawasan alam lembang
sebagai point dasar untuk mendapatkan latar belakang keberadaan hotel resort bintang
a. Studi Literatur
Yang tediri dari studi literature melalui media cetak (buku, majalah, suart kabar, tesis,
laporan penelitian, konsep TA), media elektronik (internet, televisi) dan lain-lain.
b. Observasi Langsung
Pencarian data dengan mengamai objek langsung yang berhunbungan dengan objek
peracangan sehingga dapat memperoleh data lapangan secara riil / nyata untuk dipergunakan
c. Wawancara
sehingga didapatkan data-data atau masukan sebagai gambaran terhadap objek perancangan.
d. Dokumentasi
Yaitu hasil dari foto-foto atau gambar yang berkaitan dengan survey lapangan pada
e. Analisa Data
ada.
Menentukan tujuan perencanaan dan perancangan .
Menyusun dasar-dasar teori dan aspek-aspek yang mendukung.
Menyusun konsep kegiatan
Menyusun konsep perancangan interor serta mengambil keputusan /penarikan
kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
Gedung konser merupakan hasil inovasi arsitektur dari budaya barat yang secara
teknis memang ditujukan untuk menunjang budaya seni musik. Sejarahnya dimulai
sejak awal abad ke 19 dimulai dengan bangunan berupa amphitheater, gedung opera
perkembangan ilmu akustik dan juga arsitektur. Pada jaman modern ini, gedung
konser sudah merupakan hasil inovasi mutakhir dari berbagai teknologi, ilmu
pengetahuan dan seni musik itu sendiri. Pada mulanya berupa pertunjukan tradisional
pada upacara - upacara religus dan upacara - upacara lainnya, seperti pertunjukkan
wayang di kraton dan tarian - tarian di pura - pura di Bali. Sejalan dengan
perkembangan dan peradaban yang lebih maju dan unsur - unsur budaya barat yang
cenderung untuk dipertunjukkan di atas pentas. Baru pada abad XIX di Jakarta pada
zaman Rafles, dibangun gedung pertunjukkan yang pertama, yaitu Gedung Kesenian
(City Hall) yang berfungsi sebagai tempat penyajian seni pertunjukkan modern,
dimana materi, sruktur, dan pengolahannya didasarkan pada seni pertunjukan barat,
Dalam bisnis dunia hiburan banyak sekali concert hall yang baru berdiri
banyak dan banyak juga yang tutup usaha. Seiring perkembangan tehnologi dan
semakin banyak ditemukannya alat musik digital baru maka semakin banyak
warna musik yang baru lahir atau ditambahkan kedalam berbagai jenis musik,
mulai dari musik konvensional hingga electronic dance music dan juga
banyaknya acara music yang di lakukan di outdoor dari pada di indoor sehingga
1. Bagaimanakah budaya tata cara penataan interior concert hall mempengaruhi desain
interior di SICC?
2. Bagaimanakah pengaplikasian pada desain interior di Concert Hall SICC yang
terletak di bogor ?
1.4 Tujuan Penelitian
terletak di bogor.
1. Bagi pihak Concert Hall – SICC : sebagai bahan masukan dan pengetahuan bagi
arsitektur concert hall dan referensi untuk penelitian serupa di masa mendatang.
1.6 Metodologi
1. Lokasi
Memberikan gambaran dan penjelasan tentang potensi kawasan bogor sebagai point
dasar untuk mendapatkan latar belakang keberadaan concert hall di kawasan bogor.
2. Sumber Data
Sumber data yang akan dimanfaatkan meliputi :
a. Informan / Narasumber
b. Tempat / Lokasi
c. Arsip / Dokumen
d. Internet
a. Studi Literatur
Yang tediri dari studi literature melalui media cetak (buku, majalah, suart kabar,
tesis, laporan penelitian, konsep TA), media elektronik (internet, televisi) dan lain-lain.
b. Observasi Langsung
Pencarian data dengan mengamai objek langsung yang berhunbungan dengan
objek peracangan sehingga dapat memperoleh data lapangan secara riil / nyata untuk
c. Wawancara
perancangan.
d. Dokumentasi
Yaitu hasil dari foto-foto atau gambar yang berkaitan dengan survey lapangan
e. Analisa Data
yang ada.
o Menentukan tujuan perencanaan dan perancangan .
o Menyusun dasar-dasar teori dan aspek-aspek yang mendukung.
o Menyusun konsep kegiatan
o Menyusun konsep perancangan interor serta mengambil keputusan /penarikan
kesimpulan.
Alternatif 3 : Perancangan Interior Planetarium Ismail Maszuki
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap saat kita senantiasa dapat melihat berbagai fenomena yang dihasilkan oleh
pertunjukkan yang menarik. Mulai dari gerak harian matahari, gerak semu matahari,
perlintasan komet, hujan meteor dan masih banyak lagi fenomena langit lainnya.
Ketertarikan manusia terhadap pergerakan benda-benda langit dan keindahannya
telah diakui keberadaannya sejak Peradaban Mesir Kuno masih berjaya. Bahkan pada
Peradaban Yunani mulai berkembang, astronomi menjadi salah satu bagian yang tak
nama-nama bagi berbagai gugusan bintang di angkasa yang menjadi cikal bakal dari 88
sejenis lensa sederhana. Hal ini memberikan interpretasi yang berbeda dari ahli astronomi
saat ini yang telah menggunakan alat yang lebih mutakhir untuk melihat keindahan dan
menjadi bukti dari penggunaan alat serupa pada zaman dulu walaupun lebih sederhana
1296) dan penemuan teleskop optikal pada tahun 1609 oleh Galileo menjadi awal dari
amtariksa. Sejak saat itu mulailah bermunculan berbagai planetarium dan observatorium di
dimulai setelah Perang Dunia II. Pada masa itu Jepang yang muncul sebagai negara
industri baru, berhasil menjadi salah satu produsen proyektor dan berbagai sistem simulasi
sekarang ini dapat dikatakan masih sangat minim, dan di Indonesia telah ada
http://tri.astraatmadja.org).
Hal ini juga dialami di Indonesia. Dengan hanya memiliki 3 planetarium dan sebuah
Pulau Jawa (hanya satu planetarium yang terletak di luar Jawa tepatnya di Kutai,
Kalimantan Timur). Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk menyebarluaskan
DKI Jakarta sebagai kota metropolitan dan juga sebagai ibu kota negara dengan
konsentrasi penduduk yang cukup besar, memiliki potensi yang besar menjadi rumah bagi
salah satu planetarium atau observatorium di Indonesia. Selain itu, masyarakat Bali yang
sudah sangat dekat dengan dunia astronomi dan keantariksaan dapat mempermudah
realisasi dan penerimaan dari keberadaan planetarium dan observatorium di tempat ini.
Hal yang menjadi masalah adalah bagaimana mendesain interior Planetarium menjadi
makna ruang sesuai dengan konsep yang akan diterapkan agar memiliki daya tarik
pengunjung dan tidak terlepas dari unsur literatur yang telah ditetapkan.
masyarakat, pelajar atau mahasiswa dan wisatawan dapat menikmati hiburan mengenai
berbagai fenomena alam semesta yang terjadi sehingga dapat menumbuhkan kesadaran
masyarakat terhadap bumi yang mereka tempati serta memperlihatkan keindahan alam
komet, gugusan galaksi dan lain sebagainya. Berikut dijelaskan secara lebih spesifik
tentang fungsi dari planetarium, yaitu : ( Darsa S, Planetarium Jakarta Tempat Wisata
arsitektur concert hall dan referensi untuk penelitian serupa di masa mendatang.
1.6 Metodologi
4. Lokasi
Memberikan gambaran dan penjelasan tentang potensi kawasan Jakarta sebagai point
dasar untuk mendapatkan latar belakang keberadaan concert hall di kawasan Jakarta.
5. Sumber Data
Sumber data yang akan dimanfaatkan meliputi :
a. Informan / Narasumber
b. Tempat / Lokasi
c. Arsip / Dokumen
d. Internet
a. Studi Literatur
Yang tediri dari studi literature melalui media cetak (buku, majalah, suart kabar,
tesis, laporan penelitian, konsep TA), media elektronik (internet, televisi) dan lain-lain.
b. Observasi Langsung
objek peracangan sehingga dapat memperoleh data lapangan secara riil / nyata untuk
c. Wawancara
perancangan.
d. Dokumentasi
Yaitu hasil dari foto-foto atau gambar yang berkaitan dengan survey lapangan
e. Analisa Data
yang ada.
o Menentukan tujuan perencanaan dan perancangan .
o Menyusun dasar-dasar teori dan aspek-aspek yang mendukung.
o Menyusun konsep kegiatan
kesimpulan.