Laporan Permeability L10 PDF
Laporan Permeability L10 PDF
I. PENDAHULUAN
A. Standar Acuan dan Referensi
ASTM D 2434 "Standard Test Method for Permeability of
Granular Soils (Constant Head)"
AASHTO T 215 "Standard Method of Test for Permeability of
Granular Soil (Constant Head)"
b. Bahan
• Tanah lolos saringan No. 4 ASTM sebanyak ± 3 kg
1
Modul 7 - Permeability
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
• Pasir
• Air
2
Modul 7 - Permeability
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
3
Modul 7 - Permeability
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
dengan:
k = koefisien permeability
A = luas sample tanah
t = selang waktu
L = tinggi sampel tanah
4
Modul 7 - Permeability
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
5
Modul 7 - Permeability
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
ℎ0 𝐴. 𝑘. 𝑡
⟺ ln =
ℎ1 𝑎. 𝐿
𝑎. 𝐿 ℎ0
𝑘 = 2.3 log10
𝐴. 𝑡 ℎ1 (1.3)
dengan:
a = luas cross-section standpipe
L = panjang sampel di dalam permeameter
A = luas cross-section permeameter
t = jumlah waktu pada waktu pengukuran
h0, h1 = tinggi head (lihat gambar 1.2)
di mana:
ηT = viskositas cairan pada temperatur T°C.
η20 = viskositas cairan pada temperatur 20°C.
6
Modul 7 - Permeability
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
7
Modul 7 - Permeability
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
E. Teori Tambahan
Permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah dalam
meloloskan air yang dihitung dalam satuan jarak per waktu.
Permeabilitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
• Tekstur tanah
• Struktur tanah
• Porositas tanah
• Stabilitas agregat
• Viskositas
• Gravitasi
Pengukuran permeabilitas tanah ini dengan menggunakan
rumus Darcy untuk aliran satu dimensi, yaitu secara vertikal.
Dalam hal ini, dipengaruhi oleh ruang pori tanah dan sifat cairan
yang mengalir ke dalam tanah yang diujikan. Semakin besar
ruang pori akan membuat air mengalir lebih mudah dan membuat
nilai permeabilitas lebih besar. Dan begitu juga sebaliknya,
8
Modul 7 - Permeability
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
apabila ruang pori dalam tanah semakin kecil akan membuat air
sulit mengalir dan nilai permeabilitas lebih kecil. Apabila ruang
pori sangat kecil dapat membuat nilai permeabilitas mendekati
angka nol, seperti tanah yang bertekstur lempung. Air yang
mengalir pada tanah tersebut disebut dengan rembesan lateral,
yaitu tanah yang bergerak secara horizontal bukan vertikal.
Permeabilitas ini memiliki dua macam jenis, yaitu permeabilitas
jenuh dan tidak jenuh. Permeabilitas jenuh ini adalah saat seluruh
pori pada tanah telah terisi penuh oleh air dan yang tidak jenuh
saat aliran air belum terisi penuh oleh air.
II. PRAKTIKUM
A. Persiapan Praktikum
1. Menyiapkan tanah kering yang lolos saringan No. 4 ASTM
sebanyak ±3 kg, dan pasir sebanyak ±3 kg.
2. Menyiapkan mould permeability, kemudian mencatat data
diameter, tinggi, serta berat mould.
3. Mencampur tanah dengan pasir dengan perbandingan tertentu
(tanah:pasir = 1:1 / 1:2 / 2:1) sehingga terdapat 3 sampel
campuran tanah dan pasir, kemudian mengaduk sampai rata.
4. Kemudian memasukkan campuran tanah dan pasir untuk
setiap masing-masing perbandingan tersebut ke dalam mould
hingga padat dan perhatikan filter pada bagian atas dan dasar
mould agar harus selalu terpasang.
5. Menutup mould dan letakkan pada alat permeability.
B. Jalannya Praktikum
1. Percobaan yang dilakukan adalah Constant Head Test,
pertama-tama mengalirkan air melalui selang, naik ke
reservoir di atas kemudian masuk ke mould permeability
hingga seluruh tanah di dalam mould jenuh sempurna.
9
Modul 7 - Permeability
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
63+64+63
Diameter mould = = 63,33 𝑚𝑚 = 63,33 × 10−3 𝑚
3
111+111+111
Tinggi mould = = 111 𝑚𝑚 = 111 × 10−3 𝑚
3
10
Modul 7 - Permeability
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
B. Perhitungan
Koefisien Permeabilitas pada suhu kamar (29°C )
(𝑉 ∙ 𝐿)
𝐾29 =
(𝐴 ∙ ℎ ∙ 𝑡)
Keterangan :
V = volume air yang tertampung (m3 )
L = tinggi sampel (m)
A = luas sampel (m2)
h = tinggi konstan (m)
t = waktu (s)
𝜂𝑇
= −0,4963 ln(29) + 2,4848
𝜂20
= 0,81361
11
Modul 7 - Permeability
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
𝜂29
𝐾20 = 𝐾29 × 𝜂
20
12
Modul 7 - Permeability
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
IV. ANALISIS
A. Analisis Percobaan
Pada praktikum yang yang dilaksanakan pada tanggal 17
Maret 2019 di Laboratorium Mekanika Tanah, memiliki judul
Permeability. Praktikum ini memiliki tujuan untuk mencari nilai
permeabilitas k dari suatu sampel tanah. Praktikum ini
menggunakan metode Constant Head Test. Metode ini
digunakan untuk tanah yang memiliki permeabilitas yang tinggi.
Dalam metode ini diperlukan tanah lempung yang dicampurkan
dengan pasir. Penambahan pasir pada tanah lempung agar
membuat nilai permeabilitasnya terjadi perubahan menjadi lebih
besar.
Sebelum melakukan praktikum ini diperlukan persiapan
praktikum. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan
tanah sebanyak 5 kg yang telah lolos saringan No. 4 ASTM dan
5 kg pasir. Lalu, menyiapkan mould permeability, kemudian
mencatat data diameter dan tinggi mould. Pengukuran mould
tersebut untuk mendapatkan luas penampang dan volume.
Pengukuran ini dilakukan sebanyak tiga kali untuk mendapatkan
hasil yang akurat. Selanjutnya, mencampur tanah hingga merata
dengan pasir dengan perbandingan 2:1 dengan tanah 300 gram
dan pasir 150 gram, 1:1 dengan tanah dan pasir masing-masing
225 gram ; dan 1:2 dengan tanah 150 gram dan pasir 150 gram.
Perbandingan pasir dan tanah yang berbeda ini agar terjadinya
variasi nilai permeabiltas. Lalu, memasukan tanah dan pasir yang
telah dicampur ke dalam mould hingga padat dengan cara metode
compaction yang dilakukan dalam 3 lapis dan meletakan filter
pada bagian bawah dan atas mould. Memadatkan tanah tersebut
bertujuan agar tidak adanya rongga udara pada tanah.
Pemasangan filter pada bagian atas agar air yang masuk ke dalam
mould menjadi merata dan bagian bawah agar tanah tidak masuk
13
Modul 7 - Permeability
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
14
Modul 7 - Permeability
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
15
Modul 7 - Permeability
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
16
Modul 7 - Permeability
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
C. Analisis Kesalahan
Dari praktikum ini terjadi beberapa kesalahan yang
menyebabkan data yang didapatkan tidak seutuhnya benar.
Kesalahan-kesalahan yang terjadi, yaitu:
• Kurang meratanya tanah saat pengadukan yang
mengakibatkan menjadi tidak homogen
• Tidak telitinya praktikan dalam mengukur dan membaca
ukuran mould, tinggi head, volume air yang tertampung
• Kurang padatnya tanah saat dimasukan ke dalam mould
• Tidak tepatnya waktu pada saat menampung air
V. KESIMPULAN
Dari praktikum permeability ini, praktikan mendapatkan
beberapap kesimpulan, yaitu:
• Didapatkannya nilai permeabilitas dalam kondisi suhu standar
20℃ (K20)
o Sampel 1 (Pasir : Tanah = 2:1) sebesar 1,2313 × 10-5 m/s
o Sampel 2 (Pasir : Tanah = 1:1) sebesar 6,24124 × 10-5 m/s
o Sampel 3 (Pasir : Tanah = 1:2) sebesar 9,54542 × 10-5 m/s
• Berdasarkan koefiesien permeabilitas menurut BS 8004: 1986,
ketiga sampel termasuk dalam kategori pasir sangat halus,
lanau, dan lempung-lanau berlapis-lapis, serta lempung yang
mengalami pengawetan dan bercelah.
17
Modul 7 - Permeability
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
VI. APLIKASI
Pada praktikum permeability ini, percobaan ini dapat diaplikasikan
untuk:
• Menghitung rembesan air dalam bendungan
• Sistem irigasi
• Membuat tanggul tanah
• Sumur resapan
VII. REFERENSI
Djarwanti, Nugroho. 2008. Komparasi Koefisien Permeabilitas (k) pada
Tanah Kohesif.
https://media.neliti.com/media/publications/151153-ID-
komparasi-koefisien-permeabilitas-k-pada.pdf diakses pada 21
Maret 2019 pukul 14:44 WIB
Laboratorium Mekanika Tanah. 2015. Buku Panduan Mekanika Tanah.
Depok : Departemen Teknik Sipil UI.
http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90816/potongan/S1-2015-
283135-283135-introduction.pdf diakses pada 21 Maret 2019
pukul 14:37 WIB
http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-permeabilitas/
diakses pada 26 Maret 2019 pukul 1:25 WIB
18
Modul 7 - Permeability
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
VIII. LAMPIRAN
19
Modul 7 - Permeability
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
20
Modul 7 - Permeability