Prak

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM I

COLD PRESSURE TEST


(KENAIKAN TEKANAN DARAH DENGAN PENDINGINAN)

A. TUJUAN
Mendemonstasikan reaksi tekanan darah terhadap perubahan suhu

B. ALAT DAN BAHAN


1. Sfigmomanometer dan stetoskop
2. Ember kecil berisi air kecil

C. LANDASAN TEORI
Prinsip-prinsip Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan fisik dilakukan ketika menyapa pasien dam memulai
untuk mewawancarainya. Perhatikanlah bagaimana penampilannya, jabatan
tangannya teraba seperti apa, sikap dan habitus umumnya, dan cara
berbicaranya; periksalah keadaan fifiologis pasien secara keseluruhan. Kita
juga akan belajar memperhatikan adanya kelainan sistem tertentu.
Para ahli jiwa mengatakan bahwa pendekatan fisik ke seseorang dengan jarak
kurang dari dua kaki selalu diinterupsikan dalam alam sadar sebagai “invasif”
dan mempertinggi kesadaran dan ketakutan pasien. Intruksi yang disampaikan
kepada pasien dengan hati-hati akan menghilangkan ketakutan pasien.
Lakukanlah pemeriksaan secara sistemik untuk menghindari kesalahan karena
kelalaian. Anamnesis memberikan perkiraan pertama tentang sifat penyakit.
Kadang-kadang kita perlu langsung memeriksa daerah yang kemungkinan
besar sakit. Tetapi, pendekatan secara sistematis lebih efektif pada
kebanyakan pemeriksaan. Pemeriksaan sistematis pada tiap-tiap sistem organ
secara rutin meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

1
Inspeksi
Buka bagian yang akan di inspeksi dan gunakan cahaya yang baik.
Warna sklera kuning samar-samar (ikterus) sukar dilihat denggan
cahay lampu.neon. sianosis, warna kebiruan pada kulit, sukar dilihat
bila cahaya lampu remanng-remang. Sudut pencahayaan dapat
membantu pemeriksaan. Cahaya tidak langsung menimbulkan
bayangan yang menonjolkan perbedaan-perbedaan kecil dalam garis
bentuk dan dapat memperlihatkan perubahan-perubahan fungsional.
Warna, garis bentuk, simetri atau asimetris, dan kejadian-kejadian lain
dapat dilihat dan digolongkan. Pakailah penggaris, lebih baik yang
terbuat dari logam atau plastik dan sebuah pita pengukur yang lembut.
Jika mungkin, ukurlah observasi anda tersebut.
Palpasi
Palpasi adalah tindakan meraba dengan satu atau dua tangan. Palpasi
menegaskan apa yang kita lihat dan mengungkapkan hal-hal yang
tidak terlihat. Palpasi membedakan tekstur, dimensi, konsistensi, suhu,
dan kejadian-kejadian lain. Bagian tangan yang berbeda-beda paling
baik untuk bermacam-macam tugas.
Tekstur yang paling baik dideteksi dengan ujung jari. Kemampuan
untuk membedakan dua titik sebagai titik-titik terpisah, meskipun
letaknya sangat berdekatan, paling maksimal pada ujung jari.
Perbedaan kecil dapat diketahui dengan menggerakan ujung jari di atas
daerah yang dicurigai. Lukiskan tekstur kulit kering, kasar, atau halus,
lesi-lesi lain sebagai halus, berkelompok, tunggal, nodular, dan
sebagainnya.
Dimensi atau garis bentuk adalah tekstur dalam skala yang lebih luas.
Beberapa jari, satu atau dua tangan diperlukan tergantung pada luas
daerah yang akan diperiksa. Seperti halnya inspelsi, pengukuran
adalah penting. Balo temen dengan menggnakan dua tangan untuk

2
mendeteksi struktur yang letaknya dalam. Satu tangan dengan tiba-tiba
mendorong dan tangan tersebut atau tangan lainnya berusaha meraba
struktur yang bergerak menjauhi tangan yang mendorongnya. Teknik
ini efektif bila struktur tersebut dikelilingi oleh cairan.
Konsistesi tergantung pada densitas benda padat atau ketegangan
dinding organ tubuh yang berongga. Konsistensi paling baik diraba
dengan ujung jari. Strukturnya dapat dideskripsikan sebagai lunak,
kenyal seperti karet, atau keras seperti batu.
Suhu tubuh tidak dapat ditentukan dengan tepat dengan palpasi. Tetapi
punggung ujung jari paling sesuai untuk mengidentifikasikan adanya
perubahan suhu dari satu tempat ketempat lain. Kulit disini tipis dan
terdapat banyak saraf. Dengan menggerakan punggung jari tangan di
atas kulit, dapat mengetahui daerah yang lebih hangat karena inflamasi
dan daerah yang lebih dingi karena berkurangnya aliran darah.
Perkusi
Perkusi adalah mengetuk dengan tangan atau dengan suatu alat pada
bagian tubuh. Ini menimbulkan getaran dan bunyi. Tujuannya adalah
untuk mengetahui apa yang terjadi pada bunyi itu. Ketuklah dua kali
dan dengarkan dengan cepat. Jangan melakukan perkusi dalam satu
tempat berulang-ulang tanpa memperhatikan bunyi yang
ditimbulkannya.
Perjalanan gelombang suara ditentukan oleh kepadatan media yang
dilalui gelombang tersebut dan jumlah antar permukaan antara media
yang berbeda-beda kepadatannya. Derajata penyebaran bunyi disebut
resonansi. Makin sedikit jumlah antar permukaan, makin baik
penghataran bunyi tersebut. Bunyi yang harus melewati kulit, otot,
lemak, tulang, cairan, dan udara akan dijalarkan tidak sebaik bunyi
yang hanyya melewati satu jaringan.

3
Auskultasi
Auskultasi adalah mendengarkan bunyi yang berasal dari dalam tubuh.
Penilaian bunyi meliputi frekuensi, intensitas, durasi, dan kualitas.
Frekuensi adalah ukuran jumlah getaran sebagai siklus per menit.
Siklus yang banya per detik, atau frekuensi tinggi, sedangkan siklus
yang rendah per detik menghasilkan bunyi nada rendah. Intensitas
adalah ukuran kerasnya bunyi dalam desible (ekuivalen energinya
adalah dine per centimeter per segi). Lama bunyi tersebut terdebgar
adalah durasi. Kualitas bunyi kadanng-kadang dilukiskan sebagai
warna nada yang ditentukan oleh harmonics yang dihasilkan, atau
variasi dari kelipatan frekuensi dasar.
Tekanan darah dapat diukur dengan cara:
Palpasi untuk mencegah kesalahan ukur akibat menghilangnya bunyi
pada auskultasi (ausculcatory gap)
Auskultasi (cara yang paling sering dipakai).

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah:


Lebar manset. Lebar manset pada untuk orang dewasa kira-kira 12 cm.
Sikap penderita: berbaring, berdiri, dan emosi.

Teknik mengukur tekanan darah:


Dibiasakan mengukur tekanan darah pada lengan kanan.

Pasien/penderita harus duduk atau berbaring dengan tenang dan santai. Tidak
diperbolehkan terdapat pakaian sempit yang melingkari lengan yang akan
diperiksa. Tempat pada lengan yang diperiksa setinggi jantung. Manset cukup
dilingkarkan dengan rapat tanpa menyebabkan nyeri pada lengan atas dalam
sikap setengah abduksi lebih kurang 1 ½ di atas fossa antecubiti. Tekanan
diukur selang beberapa waktu (10-15 menit). Tekanan dinaikkan sampai lebih
kurang 20 mmHg di atas tekanan sistolik dengan dugaan sambil palpasi pada

4
arteri radialis. Cara ini harus selalu dipergunakan lebih dahulu sebagai
orientasi dan sebagai pengawasan untuk metode berikutnya (auskultasi).
Dengan stetoskop pada fossa antecubiti di atas arteri brachialis kita
mendengarkan bunyi nadi Korotkof pada waktu tekanan dalam manset dengan
perlahan-lahan diturunkan (dengan kecepatan 2-3 mmHg untuk tiap satu
denyut nadi).
Yang disebut dengan tekanan sistole adalah bunyi pertama yang terdengar
teratur. Sedangkan tekanan diastole adalah bunyi yang mulai hilang.
Perbedaan antara tekanan sistole dengan tekanan diastole disebut tekanan nadi
(pulse pressure). Jika ditemukan hipertensi (tekanan sistole di atas 140 mmHg
dan diastole lebih dari 90 mmHg) harus diukur juga tensi pada seluruh
ekstremitas.
Tekanan darah pada tungkai bawah diukur dengan manset dibagian distal
tungkai atas dengan stetoskop di arteri poplitea. Biasanya terlebih dahulu
meraba arteri femoralis atau arteri dorsalis pedis untuk kemungkinan adanya:
Coarctatio aorta
Tekanan atau obstruksi aorta (arteri iliaca, arteri femoralis) oleh
aneurysma tumor dan thrombus.

5
Untuk dapat mengikuti praktikum, peserta harus dapat menjawab pertanyaan
berikut :
1. Terangkan respon tubuh terhadap stres?
Pada saat stress terjadi sebagian besar daerah saraf simpatis melepaskan
impuls pada saat yang bersamaan, maka dengan berbagai cara keadaan ini
akan meninngkkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas otot yang
besar. Sehingga timbul berbagai efek seperti di bawah ini:
Peningkatan tekanan arteri
Peningkatan aliran darah untuk mengaktifkan otot-otot bersamaan
dengan penurunan aliran darah ke organ-organ, seperti traktus
gastrointestinal dan ginjal yang tidak diperlikan untuk aktivitas
motorik yang cepat
Peningkatan metabolisme sel di seluruh tubuh
Peningkatan konsentrasi gula darah
Peningkatan proses glikolisis di hati dan otot
Peningkatan kekuatan otot
Peningkatan akktivitas mental
Peningkatan kecepatan proses koagulasi darah.
Sistem simpatis terutama teraktivasi kuat pada berbagai keadaan emosi,
misalnya marah. Perangsangan ditimbulkan oleh hipotalamus, sinyal-
sinyalnya dijalarkan ke bawah melalui formasioretikularis otak dan kemudian
masuk ke medula spinalis menyebabkan pelepasan impuls saraf simpatis yang
masif. Keadaan ini disebut reeaksi alarm ari serat simpatis atau reaksi fight
and flight (menghadapi atau menghindari). Efek di atas menyebabkan orang
tersebut dapat melaksanakan aktivitas fisik yang jauh lebih besar daripada jika
tidak ada efek tersebut. Oleh karena itu stress fisik atau mental akan
menggiatkan sistem simpatis yang bertujuan untuk menyediakan aktivitas
tambahan tubuh pada saat stress.

6
2. Terangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah!
Curah jantung, yaitu jumlah darah yang dipompa ke dalam aorta oleh
janting setiap menit. Jumlah ini adalah juga jumlah darah yang
mengalir melalui sirkulasi. Oleh karena itu, jika terjadi peningkatan
curah jantung maka tekanan darah pun akan meningkat
Tahanan pembuluh darah perifer
Tahanan pembuluh darah perifer ini berpengaruh pada curah jantung.
Apabila tahanan pembuluh darah tepi (perifer) meningkat, maka akan
menurunkan tekanan darah. Begitu pula sebaliknya
Volume darah total
Apabial terjadi kehilangan darah (volume darah menurun) maka akan
menyebabkan curah jantung menurun pula, sehingga tekanan darah
juga ikut menurun
Aktivitas fisik
Aktivitas fisik akan meningkatkan tekanan darah karena adanya
vasodilatasi lokal pada vaskularisasi otot yang disebabkan oleh
peningkatan metabolisme sel-sel otot
Nyeri yang berlebihan
Marah, dan
Takut.

7
3. Terangkan bagaimana pengaruh perubahan temperatur terhadap stres dan
tekanan darah!

↑ simpatis  ↑ keringat
Menahan air dan NaCl
↑ temperatur ↑ tekanan osmotik
vasokonstriksi arteriole di GI tract, liver
Vasodilatasi arteriole di kulit dan otot
↑ frekuensi jantung ↑ heart rate

↓ stroke volume

↓ tekanan darah

↓ temperatur hipotalamus

↓ frekuensi jantung
Otot skeletal simpatis anterior pituitari
↑ stroke volume
↑ panas
↑ tekanan darah vasokonstriksi adrenal ACTH TSH
↑ SV medula
Adrenal tiroid
cortex
↑ tekanan darah

↑ glukosa ↑ laju metabolime

8
D. CARA KERJA
1. Memasang manset sfigmomanometer pada lengan atas naracoba yang
telah beristirahat
2. Mengukur tekanan darah sampai mendapat nilai yang sama 3 kali
berturut-turut utnuk menentukan tekanan drah basal
3. Manset tetap terpasang tanpa tekanan, naracoba memasukan tangan
kirinya ke dalam ember berisi air es (4C) sampai pergelangan tangan
4. Menentukan tekanan sistol dan diastol pada detik ke-30 dan detik ke-60
pendinginan (usahakn mengukur tekanan darah secara tepat)
5. Setelah tekanan darah ditetapkan, segera mengangkat tangan dari es,
kemudian menemukan tekanan darah pasca pendinginan setiap 2 menit
sampai kembali ke tekanan basal.

Catatan :
Bila perubahan tekanan sistolik  20 mmHg dan diastolik  15 mmHg dari
keadaan basal, naracoba termasuk dalam kelompok hipereaktor, bila tekanan
basal lebih kecil di sebut hiporeaktor. Bila mengukur TD secara cepat sulit
dilakukan, percobaan dapat dilakukan 2 kali. Percobaan I hanya mengukur
tekanan sistole, percobaan II mengukur tekanan diastolik. Akan tetapi, antara
percobaan I dan II tekanan darah naracoba harus kembali ke tekanan darah basal.

E. HASIL PERCOBAAN

No. Naracoba TD Basal TD 30” TD 60” TD 2’I TD 2’II Kategori


1. Varaa 130/80 135/80 140/80 135/80 130/80 Hiporeaktor
2. Mariam 120/80 125/80 130/90 120/80 Hiporeaktor
3. Santhi 130/80 140/80 140/80 135/80 130/80 Hiporeaktor
4. Yokita 135/80 130/90 130/90 135/80 Hiporeaktor

9
05. Yudi 120/80 140/80 135/80 120/80 Hiporeaktor

Pertanyaan:
1. Apakah dalam kelurga naracoba dalam satu garis keturunan (Ayah, ibu,
saudara) ada yang menderita hipertensi?

No. Naracoba Hipertensi dalam Yang menderita hipertensi


Keluarga
1. Varaa
2. Mariam
3. Santhi
4. Yokita
5. Yudi

F. PEMBAHASAN

10
G. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan kami didapatkan bahwa hanya Nor Faz Azrin
yang mengalami hiporeaktor
Untuk menentukan hipereaktor atau hiporeaktor, dapat dihitung
melalui selisih antara tekanan darah puncak ( tekanan yang diukur saat
setelah melakukan cold presor test ) dengan tekanan darah basal
Dikatakan hipereaktor jika selisih tekanan sistolik ≥ 20 mmHg dan
selisih tekanan diastoliknya ≥15 mmHg. Dikatakan hiporeaktor jika
tekanan sistoliknya < 20 mmHg dan selisih tekanan diastoliknya
<15mmHg
Apabila hanya salah satu tekanan baik sistolik maupun diastolik yang
dinyatakan hipereaktor sedangkan yang lainnya hiporeaktor, maka
dikatakan orang tersebut mengalami hipereaktor

11

Anda mungkin juga menyukai