Bab XIII-XIV (A R 'N Audit Sampling)
Bab XIII-XIV (A R 'N Audit Sampling)
Memutuskan tes yang memadai atas saldo bukan hal yang mudah. Auditors biasanya menggunakan kertas kerja
perencanaan bukti.
Detail tie-in : accounts receivable dibuat aging sesuai dengan master file.
Existence
Completeness
Accuracy
Classification
Cutoff
Realizable value
Rights
Presentation and disclosure.
Dalam menyusun kertas kerja perencanaan bukti, auditor biasanya menempuh langkah-langkah berikut ini :
Menentukan materialitas dan menetapkan risiko audit beserta inherent risk atas accounts receivable.
Menetapkan control risk atas siklus sales and collection.
Merancang dan melaksanakan tes atas kontrol dan substantif tes atas transaksi dalam siklus sales and
collection.
Merencanakan dan melaksanakan prosedur analitis atas saldo accounts receivables.
Merencanakan tes mendetail atas saldo accounts receivable untuk memenuhi tujuan audit atas accounts
receivable.
Auditor merancang prosedur audit, besar sampel, item yang akan diambil, dan waktu pengujian.
Tes detail yang terpenting yang dilakukan dalam pengujian accounts receivable adalah konfirmasi.
Accounts receivable ditambahkan dengan benar dan sesuai dengan master file dan buku besar. Aging atas
saldo menjadi penting karena allowance dan biaya atas uncollectible accounts receivable berdasarkan pada
estimasi dari hasil aging.
Accounts receivable yang tercatat benar-benar ada. Dari konfirmasi dapat diyakini keberadaan accounts
receivable. Untuk accounts receivable yang tidak dikonfirmasi dapat ditelusuri dari dokumen penjualan dan
penerimaan kas sebagai prosedur alternatif.
Accounts receivable seluruhnya tercatat. Tes yang dilakukan biasanya dengan membandingkan antara saldo
dengan control account. Cara lain adalah dengan melakukan tes silang dari hasil tes atas transaksi penjualan.
Accounts receivable dicatat dengan akurat. Akurasi yang tidak dikonfirmasi, dapat dilakukan dengan menguji
dokumen penjualan dan penerimaan kas.
Accounts receivable diklasifikasikan dengan layak. Klasifikasi di sini dimaksudkan pemisahan yang tegas di
antara berbagai jenis receivable, misalnya notes dan accounts receivable.
Pisah batas telah tepat. Pisah batas di sini meliputi pisah batas penjualan, sales return and allowance, dan
penerimaan kas.
Accounts receivable dicatat pada realizable value. Hal ini berhubungan erat dengan pengujian atas allowance
for uncollectible account.
Klien berhak atas accounts receivable. Perlu ditelusuri apakah accounts receivable tersebut telah dijaminkan,
difaktorkan, atau dijual.
Accounts receivable telah disajikan dan diungkapkan dengan layak. Segala hal yang berhubungan dengan
accounts receivable telah diungkapkan dengan memadai, dan saldo dlam receivable benar-benar memenuhi
kriteria receivable.
AICPA mensyaratkan dilakukannya konfirmasi atas account receivable kecuali jika jumlahnya tidak material,
konfirmasi yang diterima lambat dan diragukan keandalannya, serta bila inherent risk dan control risk rendah
sehingga dapat digunakan prosedur alternatif pengumpulan bukti.
Konfirmasi yang dikirim klien harus diawasi oleh auditor dan hasi konfirmasinya langsung dikirim kepad auditor.
Keputusan penting dalam melakukan konfirmasi di antaranya:
Jenis konfirmasi positif atau negatif. Konfirmasi negatif dilakukan bila :
Jumlah satuan accounts receivable banyak, namun nilainya masing-masing kecil.
Control risk dan inherent risk rendah.
Tidak ada alasan konfirmasi itu tidak akan diperhatikan.
Waktu konfirmasi, sedekat mungkin dengan tanggal neraca.
Jumlah sampel yang akan dikonfirmasi.
Pemilihan item yang akan diuji, biasanya dilakukan dengan stratifikasi.
Apabila konfirmasi positif tidak ditanggapi, auditor perlu menguji lagi penerimaan kas setelah tanggal konfirmasi,
memastikan tidak ada sales invoice ganda, menelusuri dokumen pengiriman, dan berkorespondensi dengan klien.
Konfirmasi yang diterima dan terdapat perbedaan, perlu ditindaklanjuti. Perbedaan tersebut mungkin timbul karena
telah dibayar sebelum tanggal konfirmasi namun belum diterima oleh klien pada saat itu, barang yang dikirim oleh
klien belum diterima pada tanggal konfirmasi, telah terjadi pengembalian barang yang dikirim karena tidak sesuai
dengan yang diminta, dan mungkin juga karena kesalahan klerikal.
Pada saat pengujian atas pengendalian juga dilakukan sampling, namun tujuannya untuk menilai efektivitas
pengendalian. Sedangkan pada saat tes detail atas saldo tujuannya selain efektivitas pengendalian juga kebenaran
angka / unit moneternya, apakah telah disajikan secara wajar.