Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

“Polihidramnion”

Disusun oleh:

Shabrina Humaira (P3.73.24.3.15.029)

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III


JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2017/2018
LAPORAN PENDAHULUAN

POLIHIDRAMNION

PENGERTIAN

Polihidramnion adalah cairan amnion > 2000ml pada kehamilan aterm.


Peningkatan volume air ketuban bisa mencapai 2-5 liter yang umumnya terjadi
setelah umur kehamilan mencapai 22 minggu atau sekitar 5 bulan.

Jumlah normal air ketuban :

Pada Primigravida :± 1 liter

Pada Multigravida :± 1,5 liter

Paling banyak masih dalam batas 2 liter

Warna air ketuban putih kekeruhan karena adanya lanugo dan vernik caseosa.

Asal air ketuban : Fetal urine, Transudasi dari darah ibu, Sekresi dari epitel
amnion, A mixed origin.

Fungsi Air Ketuban

a. Saat Hamil
 Janin dapat bergerak bebas
 Menyebarkan tekanan bila terjadi trauma langsung
 Stabilitator suhu panas dan dingin
 Menghindari trauma langsung terhadap janin
b. Saat Inpartu
 Menyebarkan kekuatan his sehingga serviks membuka
 Membersihkan jalan lahir karena mempunyai kemampuan sebagai
disenfektan
 Sebagai pelicin saat persalinan
ETIOLOGI

a. Faktor yang diketahui sebabnya, terjadi karena :


1. Produksi air ketuban bertambah : yang diduga meghasilkan air ketuban
ialah epitel amnion, tetapi air ketuban dapat bertambah karena cairan lain
masuk kedalam ruangan amnion. Misalnya air kencing anak atau cairan
otak pada anenchepalus.
2. Pengeluaran air ketuban terganggu : air ketuban yang telah dibuat
dialirkan dan diganti dengan yang baru. Salah satu jalan pengaliran ialah
ditelan oleh janin, diabsorbsi oleh usus dan dialirkan ke plasenta, akhirnya
masuk ke peredaran darah ibu. Jalan ini kurang terbuka kalau anak tidak
menelan seperti pada atresia aesophagei, anenchepalus atau tumor-tumor
plasenta.
3. Terdapat gangguan/sumbatan pada saluran cerna janin. Misalnya bagian
kerongkongan yang tidak berlubang atau usus 12 jari yang tersumbat.
Sehingga memberikan dampak cairan ketuban lebih banyak dari
sebenarnya. Dalam keadaan normal, bayi dalam kandungan selain akan
minum juga akan buang air kecil dan buang air besar.
4. Adanya infeksi : infeksi bisa menyebabkan produksi air ketuban lebih
sedikit atau lebih banyak.
5. Bayi Kembar (gemeli) : terjadi apabila pada kehamilan bayi kembar ,
terdapat komdisi Twin To Twin Syndrome (TTTS) artinya bayi yang satu
menjadi donor, sedangkan yang satu menjadi recepien (penerima
darahnya). Pada kasus ini, biasanya salah satu bayi memilki kelebihan
cairan, sedangkan yang satunya hanya memilki sedikit cairan.
b. Faktor yang tidak diketahui penyebabnya
Berarti memang tidak diketahui kenapa bisa terjadi polihidramnion. Tetapi
pada kondisi ini umumnya dianggap ada gangguan pada selaput ketuban,
sehingga ketuban menghasilkan cairan yang berlebihan. Akibatnya banyak
mengkaitkan dengan adanya kelainan kromosom, gen, dll.
KLASIFIKASI

1. Hidramnion kronis
Banyak di jumpai pertambahan air ketuban terjadi secara perlahan-lahan
dalam beberapa minggu atau bulan dan biasanya terjadi pada kehamilan
lanjut.
2. Hidrmnion akut
Terjadi pertambahan air ketuban secara tiba-tiba dan secara dalam waktu
beberapa hari saja. Biasanya terjadi pada kehamilan bulan ke 5 dan ke 6

FAKTOR PREDISPOSISI

Walaupun etiologi tidak jelas, namun faktor yang mempengaruhi terjadinya


hidramnion antara lain :
1. Penyakit jantung
2. Nefritis
3. Edema umum (anasarka)
4. Anomali congenital (pada anak) seperti anensefali, spina bifida, atresia
atau striktur esophagus, hidrosepalus dan struma blocking oesophagus.
Dalam hal ini terjadi karena :
- Tidak ada stimulasi dari otak dan spina
- Excressive urinary secretion
- Tidak berfungsinya pusat menelan dan haus
- Transudasi langsung dari cairan meningeal ke dalam amnion
5. Simpul tali pusat
6. Diabetus mellitus
7. Gemeli unionvular
8. Malnutrisi
9. Penyakit kelenjar hipofisis
10. Pada hidramnion biasanya plasenta lebih besar lebih berat dari biasanya
karena itu transudasi lebih banyak sehingga terjadi hidramnion.
GEJALA-GEJALA

Gejala-gejala di sebabkan karena tekanan oleh uterus yang sangat besar pada alat
sekitarnya, maka timbullah :
1. Sesak nafas
2. Oedema labia, vulva dan dinding perut
3. Regangan dinding rahim menimbulkan nyeri. Gejala ini menonjol jika
terjadi hidramion akut.
4. Palpasi anak sulit
5. Bunyi jantung sering tidak terdengar

DIAGNOSIS

Diagnosis hidramnion dapat di tegakkan sebagai berikut :


1. Anamnesis
- Perut lebih besar dan terasa lebih berat dari biasa
- Pada yang ringan, keluhan-keluhan subyektif tidak ada
- Pada yang akut dan pada yang pembesaran uterus yanh cepat, maka
terdapat keluhan-keluhan yang di sebabkan karena tekanan pada organ
terutama diafragma, seperti: sesak (dispnoe), nyeri ulu hati dan sianosis.
- Nyeri perut karena tegangnya uterus,mual,muntah
- Edema pada tungkai,vulva dan dinding perut
- Pada proses akut dan perut besar sekali biasanya bisa terjadi
syok,berkeringat dingin dan sesak.
2. Inspeksi
- Kelihatan perut sangat buncit dan tegang,kulit perut berkilat,retak-
retak,kulit jelas dan kadang-kadang umbilicus mendatar.
- Kalu kuat si ibu terlihat sesak (dispnoe) dan sianosis serta terlihat payah
kandunganya.
3. Palpasi
- Perut tegang dan nyeri tekan serta terjadi oedema pada dinding perut,vulva
dan tungkai
- Fundus uteri lebih tinggi dari tuanya kehamilan sesungguhnya
- Bagian-bagian janin sukar di kenali karena banyaknya cairan
- Kalau pada letak kepala,kepala janin bisa di raba,maka ballottement jelas
sekali
- Karena bebasnya janin bergerak dan kepala tidak terfiksir, maka dapat
terjadi kesalahan letak janin
- Teraba gelombang air ketuban (asites)
4. Auskultasi
DJJ sukar di dengar atau kalau terdengar halus sekali
5. Rontgen foto abdomen
- Nampak bayangan terselubung kabur karena banyaknya cairan, kadang-
kadang bayangan janin tidak jelas.
- Foto rontgen pada hidramnion berguna untuk diasnostic dan untuk
menentukan etiologi, seperti : anomaly congenital (anensefali atau gemeli)
6. Pemeriksaan dalam
Selaput ketuban teraba tegang dan menonjol walaupun di luar his.

DIAGNOSA BANDING

Bila ibu datang dengan perut yang lebih besar dari kehamilan yang seharusnya,
kemungkinan :
- Hidramnion
- Gemelli
- Asites
- Kista ovarii
- Kehamilan beserta tumor

PROGNOSIS

1. Pada janin prognosisnya agak buruk (mortalitas 50%) terutama karena


- Kongenital anomaly
- Prematuritas
- Komplikasi karena kesalahan letak anak yaitu pada letak lintang atau tali pusat
menumbung
- Eritroblastosis
- Diabetes mellitus
- Solusio plasenta, kalau ketuban pecah tiba-tiba
2. Pada ibu
- Solusio plasenta
- Atonia uteri
- Perdarahan post partum
- Retensio plasenta
- Syok
- Kesalahan-kesalahan letak janin menyebabkan partus lama dan sukar

TERAPI

Terapi pada hidramnion terjadi pada 3 fase :


1. Waktu hamil (di BKIA)
- Hidramnion ringan jarang diberi terapi klinis,cukup di observasi dan di beri
terapi simtomatis.
- Pada hidromnion berat dengan keluhan, harus di rawat di RS untuk istirahat
sempurna. Berikan diet rendah garam .
Obat-obat yang di pakai adalah sedativa dan obat diuresis. Bila sesak hebat
disertai sianosis dan perut tegang, lakukan fungsi abdominal pada kanan
bawah umbilicus. Dalam satu hari di keluarkan 500 cc perjam sampai keluhan
berkurang. Kalau cairan itu dikeluarkan secara cepat di khawatirkan terjadi his
dan solusio plasenta. Apalagi bila anak belum viable.
Komplikasi fungsi dapat berupa :
- His
- Trauma janin
- Terkenanya organ-organ rongga perut oleh fusikan
- Infeksi serta syok
2. Waktu partus
- Bila tidak ada hal-hal yang mendesak, maka sikap kita menunggu
- Bila keluhan hebat, seperti : sesak dan sianosis, maka lakukan fungsi
transvaginal melalui serviks bila sudah ada pembukaan dengan memakai
jarum fungsi, tusuklah ketuban pada beberapa tempat lalu air ketuban akan
keluar berlahan-lahan boleh memakai troikar .
- Bila sewaktu pemeriksaan dalam ketuban tiba-tiba pecah, maka untuk
menghalangi air ketuban mengalir keluar dengan deras, masukkanlah tinju
kedalam vagina sebagai tampon beberapa lama supaya air ketuban keluar
pelan-pelan. Maksudnya supaya tidak terjadi solusio plasenta, shok karena
tiba-tiba perut menjadi kosong atau perdarahan post partum karena atonia uteri
3. Post partum
- Harus hati-hati akan terjadinya perdarahan post partum, jadi sebaiknya
lakukan pemeriksaan golongan darah dan transfuse darah (donor) serta
sediakan obat uterotunika.
- Untuk berjaga-jaga pasanglah infuse untuk pertolongan perdarahan post
partum
- Kalau perdarahan banyak dan keadaan ibu setelah partus lemah maka untuk
menghindari infeksi berikan antibiotika yang cukup.
DAFTAR PUSTAKA

Prawihardjo, Sarwono. 2008, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawihardjo

Muchtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC

Winknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP

Anda mungkin juga menyukai