Anda di halaman 1dari 54

Fisika Modern

Triyanta
SEAMEO Regional Centre
for QITEP in Science
Beberapa gejala yang tidak bisa dijelaskan
oleh Fisika Klasik

• Radiasi benda hitam


• Efek fotolistrik
• Efek Compton
• Difraksi elektron
• Atom
• Anihilasi
• Kreasi
• Produksi pasangan
2
Radiasi benda hitam

• Benda hitam adalah benda yang menyerap semua


cahaya yang jatuh padanya.
• Karena tidak ada cahaya yang dipantulkan atau
ditransmisikan benda tampak gelap ketika dingin.
• Jika panas, benda hitam menjadi sumber radiasi
termal yang ideal.

3
mtech.edu/clsps-auth/chemistry/syllabi/P CHEM Lectures/...
• Benda hitam ideal terdiri atas
bola logam panas dengan sebuah
lubang kecil dan dinding bagian
dalamnya dihitamkan.
• Cahaya yang memasuki lubang
akan terpantul-pantul dan
akhirnya terserap seluruhnya di
dalam dinding dalam logam
(garis hijau yang semakin tipis (Wikimedia Commons)
pada gambar)
• Cahaya (radiasi) yang keluar dari lubang tidak
terpantulkan kembali masuk ke dalam lubang
(karena lubang amat sempit)
• Karakteristik cahaya yang diradiasikan
menggambarkan temperatur benda hitam 4
• Rayleigh and Jeans menganalisis radiasi benda hitam
dengan memandang bahwa radiasi elektromagnetik
dipancarkan atom-atom dalam dinding yang berosilasi
secara harmonik.
• Osilasi harmonik tersebut diasumsikan memenuhi
prinsip ekipartisi energi (setiap osilator memiliki energi
E=kT)
• Hasil analisisnya: intensitas radiasi benda hitam
sebanding dengan kuadrat dari frekuensi radiasi.
• Hasil ini tidak sesuai dengan hasil eksperimen
• Hasil tsb memungkinkan energi radiasi yang
dipancarkan bernilai sangat tinggi (tak hingga) pada
frekuensi-frekuensi tinggi (bencana ultraviolet)
5
6
Rayleigh-Jeans Observed
spectrum

Panjang gelombang

Visible ultraviolet

Frekuensi
7
Spektrum radiasi benda hitam pada beberapa
temperatur

Hukum pergeseran Wien

maks T = 2,910-3 mK

(0,72 m)(5000 K)  (1,2 m)(3000 K)

8
Dalam rangka menjelaskan radiasi benda hitam, Planck
mengajukan postulat (asumsi): osilator-osilator harmonik di dalam
benda hitam harus memiliki energi yang nilainya diskrit (tidak
kontinu) atau terkuantisasi

E=0, hf, 2hf, 3hf, …


kuantum f: frekuensi osilator, h konstanta

Hasil analisis dengan memasukkan asumsi di atas: intensitas


radiasi benda hitam sesuai dengan hasil eksperimen bila nilai h
sama dengan
h = 6,626076  1034 Js
Kemudian h dinamakan konstanta Planck

Teori Planck: energi radiasi elektromagnetik sebanding


dengan frekuensinya
E = nhf, 9
Efek Fotolistrik
Peristiwa keluarnya elektron dari logam secara tiba-tiba
akibat penyinaran

10
Fakta/Hasil eksperimen
• Cahaya merah tidak dapat melepaskan elektron,
berapapun intensitasnya
• Cahaya hijau dan biru dapat melepaskan elektron secara
tiba-tiba meskipun intensitasnya rendah.
• Intensitas tinggi menghasilkan banyak elektron lepas.
• Intensitas rendah hanya melepaskan beberapa elektron
saja
• Berapapun intensitas cahaya biru yang dipancarkan,
energi kinetik maksimum elektron tidak berubah
• Energi kinetik maksimum elektron yang dilepaskan oleh
cahaya dengan frekuensi tinggi lebih besar daripada
energi kinetik maksimum elektron yang dilepaskan oleh
cahaya dengan frekuensi rendah
11
Menurut fisika klasik (teori gelombang)

• Penyinaran menyebabkan elektron yang terikat


pada atom “bergoyang”
• Intensitas penyinaran besar membuat
goyangan semakin besar dan memungkinkan
elektron terlepas
• Intensitas penyinaran rendah membuat
goyangan lemah dan tidak memungkinkan
elektron terlepas
• Terlepasnya elektron memerlukan waktu
• (analogikan dengan menggoyang pohon
jambu)

Tidak sesuai dengan fakta eksperimen 12


Teori Einstein tentang efek fotolistrik

• Asumsi: cahaya sebagai partikel (foton)


• Energi foton sama dengan E=hf
(memanfaatkan asumsi Planck dengan n=1)

Penyinaran elektron  tumbukan antara


foton dan elektron

Energi foton tinggi (frekuensi tinggi): elektron terpental (hampir


tidak perlu waktu)
Energi foton rendah (frekuensi rendah): elektron tidak terpental
(tidak terlepas)

13
Energi foton: E = hf
Energi ikat elektron oleh inti:  (=fungsi kerja)
(bergantung pada bahan)

• Jika E> maka foton dapat melepaskan ikatan inti


terhadap elektron sehingga elektron terlepas
• Sisa energi foton dijadikan energi kinetik elektron
• E : energi kinetik maksimum yang mungkin
dimiliki elektron yang lepas.

Kmaks = E = hf

Tuliskan
 = hf0, f0: frekuensi ambang
14
Kmaks

Kmaks = h(ff0)


f
f0
 =hf0

tan=h
15
Eksperimen
E  hf    K maks

•Arus (elektron lepas) muncul


bila cahaya yang diarahkan ke
logam target memiliki
frekuensi lebih besar dari
frekuensi ambang logam
•Semakin besar frekuensi
cahaya semakin besar arus.
•Semakin besar intensitas
f0 f  semakin besar arus

16
Eksperimen: menentukan Kmaks

• Sumber tegangan dibalik.


• Mulai dengan tegangan
rendah
+ 

•Elektron dengan energi kinetik


terpental sampai ke terminal (-)
sehingga jarum ammeter bergeser
•Elektron yang ditumbuk foton (ada arus)
berenergi tinggi terpental
•Tegangan diperbesar sehingga
menjauhi logam target
logam target lebih kuat menarik
•Karena logam target kembali elektron.
bertegangan (+) elektron
•Sampai pada tegangan tertentu (Vs)
membalik menuju logam target
arus menjadi nol: elektron dengan
•Semakin besarf0 energi kinetik
f  energi kinetik terbesar (Kmaks) tidak
elektron, elektron terpental dapat mencapai terminal (-)
semakin jauh 17
Energi kinetik maksimum elektron sepenuhnya
digunakan untuk melawan (energi) potensial listrik

K maks  eVS  hf  
eVS  h( f  f 0 )

Sesuai Postulat Einstein


eksperimen
benar:
Radiasi
 elektromagnetik
f berperilaku
f0
sebagai partikel
 =hf0 (foton) dengan
tan=h energi E=hf
VS: tegangan penghenti (stopping potential) 18
Soal
Hitung energi foton dengan =100 m (gelombang
radio) dan =0,2 nm (sinar-X) dan bandingkan

c
E  hf  h

1
c 3  10 8
ms
Eradio  h  (6,626 10 34 Js)  1,9878 10  27 J
radio 100 m
1eV
 27 8
 1,9878 10 J 19
 1, 24  10 eV
1,6 10 J
1
c 3  10 8
ms
EX  h  (6,626 10 34 Js)  9 ,939  10 16
J
X 2 10 m 10

1eV Eradio
 9,939 10 16
J 19
 6, 2  10 3
eV  2 10 12
1,6 10 J EX 19
Soal
Percobaan efek fotolistrik menggunakan cahaya
dengan panjang gelombang 540 nm. Arus tercatat
sama dengan nol ketika tegangan penghenti
minimum sama dengan 1,65 V. Tentukanlah fungsi
kerja logam target dan panjang gelombang
ambang. Tentukan laju maksimum elektron.

Cahaya kuning dari lampu sodium (=589 nm)


diarahkan ke suatu fotosel. Tegangan penghenti 0,3
V diperlukan untuk menghindarkan elektron
mencapai kolektor fotosel. Tegangan berapa untuk
menghentikan elektron jika cahaya yang digunakan
adalah cahaya ungu dengan =400 nm?

20
Efek Compton

Peristiwa perubahan panjang gelombang


gelombang elektromagnetik (mis. sinar-X) yang
terhambur partikel (mis. Elektron)

 ’

21
Menurut Teori Gelombang (teori klasik)

• Sinar-X dengan panjang gelombang  menumbuk elektron,


sehingga elektron bergetar.
• Getaran tersebut menimbulkan sinar-X dengan panjang
gelombang yang juga sama ().

 e 

• Jadi teori gelombang tidak bisa menjelaskan perubahan panjang


gelombang
22
Penjelasan/Teori Compton

• Sinar-X dipandang sebagai partikel foton (seperti postulat


Einstein pada efek fotolistrik) dengan energi E=hf
 Peristiwa hamburan sinar-X oleh elektron sama dengan
peristiwa tumbukan antara foton sinar-X dengan elektron
 Hukum mekanika tentang tumbukan berlaku
 Kekekalan energi
 Kekekalan momentum
• Sinar-X bergerak dengan laju sangat besar (=c)
Teori relativitas khusus Einstein harus digunakan

23
Sebelum Setelah
tumbukan tumbukan

e 


 ~diam
e

Foton elektron Foton elektron


Energi: hc/ m0c2 Energi: hc/’ m0c2

Momentum: h/ (i) 0 Momentum: (i)h/’ cos (i)m0vcos


+(j)h/’ sin (j)m0vsin

24
Kekekalan energi
c c
h  m0 c  h
2
 m0 c 2
 '
   '
Kekekalan momentum h
h h  (1  cos )
 cos  m0 v cos  m0 c
 '
h
0  sin   m0 v sin  Sesuai dengan
' eksperimen

25
Kekekalan energi

hf  m0c 2  hf 'm0c 2

Kekekalan momentum

hf  hf ' cos  m0vc cos


0  hf ' sin   m0vc sin 

26
Kekekalan energi
(hf  hf ' )  (  1)m0c 2  EeK  Ee  Ee0
 (hf  hf ' Ee0 )  Ee  p c  m0 c
2 2 2 2 2 4

 h f  h f ' m0 c  2h ff '2hfm0c  2hf ' m0c  p c  m0 c


2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 4

 h 2 f 2  h 2 f '2 2h 2 ff '2hm0c 2 ( f  f ' )  p 2c 2


Kekekalan momentum

(hf  hf ' cos  ) 2  h 2 f '2 sin 2   (m0 vc) 2


 h 2 f 2  h 2 f '2 2h 2 ff ' cos   p 2 c 2

27
h f  h f ' 2h ff ' cos  p c
2 2 2 2 2 2 2

h 2 f 2  h 2 f '2 2h 2 ff '2hm0c 2 ( f  f ' )  p 2c 2

2h 2 ff ' (1  cos )  2hm0c 2 ( f  f ' )


c 2
c( ' )
c c
h (1  cos )  m0c (  )  m0c 2 2

'  ' '


 h(1  cos )  m0c( ' )
   '
h
 (1  cos )
m0 c
28
h h h
 cos  m0 v cos , sin   m0 v sin 
 ' '
2
 
2
h h h
(m0 v) 2    cos   2 sin 2 
  '  '
h2 h2 h2 h 2
 2 2 cos  2 cos2   2 sin 2 
 ' ' '
2 2 2
h h h
m0 c ( 2  1)  2  2 cos  2
2 2

 ' '

c2  2 1 2
  2 2   c  v  c  v  2 c
2 2 2 2 2 2 2

c v 

c c  '
h  m0 c  h  m0 c  hc
2 2
 (  1)m0 c 2
 '  '
29
Soal:
Dalam suatu pristiwa tumbukan Compton, diketahui
bahwa persentasi energi foton yang diserap elektron
adalah 7,4%. Panjang gelombang yang digunakan
dalam peristiwa ini adalah 30 pm.

1.Berapa perubahan panjang gelombang foton


sesudah dan sebelum tumbukan.
2.Jika diketahui panjang gelombang foton yang
digunakan dalam tumbukan tersebut adalah 20 pm
tentukan sudut hamburan foton terhadap bidang
arah datangnya foton.

30
a)
E E  E ' hf  hf '  ' 
     7,4%  0,074
E E hf '   


30 pm  
 0,074 (1  0,074)  300,074 

   '  2,39 pm
b)
mo c
   '  
h
mo c
1  cos   1  cos    
h

(9,11x1031 )(3x108 )
cos   1 
mo c
h
  1  34
(6, 63x10 )
1, 6 x10 
12
 0,341

  cos1 (0,341)  700

31
Percobaan Davisson-Germer
(difraksi elektron)
Partikel sebagai gelombang

Pelat
Kristal
foto
tipis

• Sejumlah elektron ditembakkan ke arah


kristal tipis.
Di belakang kristal diletakkan pelat foto.
• Ternyata elektron menembus kristal dan
pada pelat foto terbentuk pola difraksi
• Jadi elektron dapat berdifraksi (berperilaku
sebagai gelombang) 32
Dualisme Gelombang-Partikel

• Gejala efek fotolistrik dan efek Compton menunjukkan bahwa


gelombang elektromagnetik (radiasi elektromagnetik dapat
berperilaku sebagai partikel.
• Jadi dualisme perilaku radiasi elektromagnetik terjadi

gelombang
Radiasi
elektromagnetik
partikel

c
Sebagai gelombang: E  hf  h h
 p

E  p c  m0 c  p c
2 2 2 2 4 2 2
Sebagai partikel:
Partikel gelombang
33
Hipotesis de Broglie

Sifat dualisme gelombang-partikel


h
p

juga berlaku untuk partikel bermassa (elektron, proton, dll)
gelombang
Partikel bermassa
partikel
c
Sebagai gelombang: E  hf  h

p  mv, E 2  p 2c 2  m0 c 4
2
Sebagai partikel:
34
h h h
p   
 p mv

panjang gelombang de Broglie

35
Soal:

Sebuah proton dengan massa diam 938 MeV/c2


bergerak dengan kecepatan 0,15c. Proton
tersebut berhenti setelah menumbuk inti dan
kemudian memancarkan foton. Andaikan inti
tetap diam, tentukanlah
a) Panjang gelombang foton
b) Panjang gelombang proton sebelum
menumbuk inti
c) Panjang gelombang proton setelah
menumbuk inti.

36
Ketidakpastian Heisenberg

Percobaan Young

h
xp 
4
Kita tidak dapat menentukan secara pasti posisi dan momentum
partikel sekaligus
37
Kita tidak dapat menentukan secara pasti posisi dan momentum
partikel sekaligus

Partikel tidak dapat direpresentasikan oleh posisinya


 Partikel tidak dapat direpresentasikan oleh
Mekanika
sebuah fungsi  (dinamakan fungsi gelombang)
gelombang
 Fungsi mempunyai nilai signifikan di dalam
selang x dan mengecil di daerah semakin jauh dari x

x

38
Mekanika
gelombang

Mekanika kuantum

• Probabilistik (vs deterministik)


• Interpretasi Born: ||2 rapat probabilitas
• Persamaan gerak/dinamika: persamaan
diferensial bagi : persamaan
Schrodinger
• Besaran fisis:
• Operator
• Harga ekspektasi (nilai rata-rata)
sebagai nilai yang sesuai dengan
pengukuran

39
Model Atom
• Telah diketahui bahwa atom terdiri atas inti
bermuatan listrik positif dan elektron-elektron
bermuatan listrik negatif
• Elektron bergerak mengitari inti (dalam orbit
melengkung)
• Jika tidak ada pengaruh luar, elektron-elektron di
dalam atom tetap mengitari inti sepanjang masa.

inti
e

40
Menurut (elektrodinamika) klasik
• Muatan yang bergerak dengan percepatan memancarkan
energi dalam bentuk radiasi elektromagnetik
• Elektron dalam atom bergerak dalam orbit melengkung
sehingga memiliki percepatan
• Maka selama pergerakannya, elektron melepaskan
energi.
• Pelepasan energi secara terus menerus menyebabkan
elektron kehabisan energi dan tidak mampu melawan
tarikan inti
 elektron jatuh ke inti
 atom tidak stabil e
inti

• Pada kenyataannya atom stabil


41
Teori atom Bohr
Atas dasar fakta:
• Elektron mengitari inti dalam keadaan stabil (stasioner)
• Spektrum atomik bersifat diskrit

Bohr mengajukan postulat (model atom Bohr)


1. Elektron dalam atom berada dalam keadaan stasioner
(tidak memancarkan gelombang elektromagnetik)
2. Elektron bergerak melingkar beraturan di bawah
pengaruh gaya Coulomb oleh inti
3. Momentum sudut elektron terkuantisasi menurut

h
L  n, n  1,2,3,...,  
2

42
4. Jika elektron berpindah orbit maka ia akan menyerap
atau memeancarkan gelombang elektromagnetik/foton
dengan frekuensi
E
f  E  E2  E1
h

E2 E2

E E
e f  e f 
h h
E1 E1

absorpsi
radiasi

Model atom Bohr sesuai dengan spektrum emisi


hidrogen (Deret Lyman, Balmer, Paschen dll)
43
1 1 1 
 RH  2  2 
 1 n  Deret Lyman

44
1 1 1
 RH  2  2  Deret Balmer
 2 n 

45
Radioaktivitas
• Radioaktivitas/ peluruhan radioaktif:
Pelepasan partikel (radiasi partikel) dari inti
karena ketidakstabilan nuklir.
• Dalam lingkup inti yang sangat kecil dua jenis
gaya terbesar (gaya kuat dan gaya em) bekerja
sangat kuat yang saling mempengaruhi
sehingga dapat membuat ketidakstabilan
dalam inti dan menyebabkab terjadinya
peristiwa radioaktivitas.
46
Dua gaya dominan
• Gaya kuat/nuklir
• Gaya elektromagnetik
antar proton

• Gaya e.m. membuat proton dan proton saling


tolak menolak
• Gaya kuat membuat proton dan neutron saling
mengikat
• Gaya lemah membuat partikel beta
(elektron/positron) melepas
• Gaya gravitasi sangat lemah

47
48
Peluruhan alfa

A Z A-4 Z-2

Inti induk Inti anak

Peluruhan gamma

A Z A Z

49
Peluruhan beta-

A Z A Z+1

Peluruhan beta+

A Z A Z-1

50
Alpha particles may
be completely
stopped by a sheet
of paper,

Beta particles by
aluminium shielding.

Gamma rays can


only be reduced by
much more
substantial mass,
such as a very thick
layer of lead.

51
Radioaktivitas dicirikan oleh besaran-besaran berikut:
Constant quantities:
• Waktu paruh hidup t1/2 : waktu yang diperlukan dalam proses peluruhan
sehingga bahan radioaktif berkurang menjadi separuh dari jumlah semula.
• Konstanta peluruhan λ (laju peluruhan-decay rate) kebalikan dari waktu hidup
rata-rata (mean lifetime), sometimes referred to as simply decay rate.
• Waktu hidup rata2 τ: (1/e) dari waktu hidup dari bahan radioaktif sebelum
meluruh.

Time-variable quantities:
• Aktivitas total A : jumlah peluruhan per satuan waktu dari bahan radioaktif.
• Jumlah partikel bahan radioaktif N
• Specific activity SA : jumlah peluruhan per satuan waktu per jumlah bahan
radioaktif pada saat t = 0 (jumlah bahan: massa, volume atau mole)

52
One-decay process
Consider the case of a nuclide A that decays into another B by some
process A → B
The decay of an unstable nucleus is entirely random and it is impossible to
predict when a particular atom will decay. However, it is equally likely to
decay at any instant in time. Therefore, given a sample of a particular
radioisotope, the number of decay events −dN expected to occur in a
{\displaystyle -{\frac
small interval of time dt is{d}proportional
{\mathrm N}{N}}=\lambda
to the\mathrm of t}atoms present N,
number{d}
that is

dN
 dt ln 2
N t1/ 2 
 t 
N  N0 e
53
Terima kasih

54

Anda mungkin juga menyukai