Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada waktu dekat ini Jumlah angkatan kerja pada Februari 2018 sebanyak
133,94 juta orang, naik 2,39 juta orang dibanding Februari 2017. Komponen
dasar dari pembentuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan
pengangguran. Sebanyak 127,07 juta orang penduduk bekerja sedangkan
sebanyak 6,87 juta orang menganggur, Pada Februari 2018. Dengan total k
127,07 juta orang penduduk bekerja sedangkan sebanyak 6,87 juta orang
menganggur. Dengan perbandingan 1 tahun lalu, jumlah penduduk bekerja
bertambah 2,53 juta orang sedangkan pengangguran berkurang 140 ribu
orang. Dengan meningkatnya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat. TPAK pada Februari 2018 tercatat
sebesar 69,20 persen, meningkat 0,18 persen poin dibanding setahun yang
lalu. hal ini memberikan indikasi adanya kenaikan potensi ekonomi dari sisi
pasokan (supply) tenaga kerja.
Berdasarkan penduduk bekerja menurut pendidikan tertinggi yang
ditamatkan, Penyerapan tenaga kerja hingga Februari 2018 masih didominasi
oleh penduduk bekerja berpendidikan rendah (SMP ke bawah) sebanyak
75,99 juta orang (59,80 persen). Sementara itu, penduduk bekerja
berpendidikan menengah (SMA sederajat) sebanyak 35,87 juta orang (28,23
persen). Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sebanyak 15,21 juta
orang (11,97 persen) mencakup 3,50 juta orang berpendidikan Diploma dan
11,71 juta orang berpendidikan Universitas. Dalam setahun terakhir,
persentase penduduk bekerja berpendidikan menengah meningkat dari 27,35
persen pada Februari 2017 menjadi 28,23 persen pada Februari 2018.
Sementara persentase penduduk bekerja berpendidikan rendah dan tinggi
turun masing-masing sebesar 0,59 persen poin dan 0,29 persen poin.
Gambar 1.1 Persentase penduduk bekerja menurut pendidikan
tertinggi yang ditamatkan, februari 2017-februari 2018

Dimasa sekarang ini proses pencarian kerja sudah memasuki era baru. Hal ini
dapat dilihat dari jika proses pencarian informasi kerja pada jaman dulu
dilakukan dengan melihat informasi lewat koran ditambah dengan
diharuskannya pencari kerja datang langsung ke perusahaan-perusahaan
untuk menanyakan ada tidaknya lowongan kerja kepada satpam atau hrd
kantor.
Di masa sekarang proses pencarian informasi kerja dapat dikatakan lebih
fleksibel dan praktis. Pencari kerja hanya perlu membuka Smartphone atau
laptop/pc untuk mencari tahu informasi lowongan kerja dengan ditambah
dengan proses pelamaran dapat dilakukan dengan mengirimkan portofolio
atau cv melalui e-mail. Di masa sekarang juga proses penyebaran informasi
lowongan kerja dapat dengan mudah dilakukan melalui media sosial, hal ini
dapat dilakukan dengan menggunakan Facebook, Twitter, maupun Instagram.
Salah satu yang membedakan antara masa sekarang dengan masa dulu adalah
dunia kerja atau etos kerjanya. Dilihat dari penggunaan komputer sebagai
sarana kerja utama yang dapat di bilang mendominasi cara kerja karyawan
masa kini. Untuk dapat bertahan diperlukannya adaptasi dengan dunia
generasi milenial dengan belajar menggunakan komputer, printer, laptop,
internet, dan gadget elektronik lainnya. Bagi generasi Y tidak begitu
merasakan kerja dengan menggunakan mesin ketik meski memang mesin ini
masih digunakan untuk bidang-bidang kera tertentu. Generasi zaman now
juga menggunakan sarana digital dan internet untuk saling berbagi data dan
dokumen. Penggunaan kertas makin menurun karena sekarang generasi
milenial sudah dimudahkan dengan adanya fasilitas server cloud yang bisa
digunakan untuk menyimpan data, bisa melakukan video conference untuk
meeting, dan sebagainya.
Perubahan dunia kerja antara masa sekarang dan masa dulu adalah sumber
informasi yang dibaca untuk menambah wawasan. Dulu orang rela bayar tiap
bulan untuk langganan koran atau majalah harian maupun mingguan sehingga
tidak ketinggalan berita paling baru dari media cetak. Sekarang generasi
milenial lebih suka mencari informasi berita dari internet apalagi makin
banyak portal berita online dalam hitungan detik sudah bisa melaporkan
situasi paling baru dari sebuah peristiwa. Pojok koran yang dulu biasanya
diletakkan di dekat area duduk dengan koran-koran yang sudah dipasangi
kayu agar mudah dibaca dan diletakkan di raknya kembali kini makin jarang
keberadaannya. Karena semakin jarang orang baca koran tercetak ketimbang
yang baca dari internet. Membaca berita online juga dirasa lebih praktis di
antara jam kerja yang sibuk.
Dimasa sekarang juga lebih mempermudah orang untuk dapat mencari kerja
di luar kota. Bila dulu orang akan menempuh perjalanan yang jauh untuk bisa
kerja di luar kota domisilinya. Karena untuk bisa datang ke tes perusahaan
dan juga wawancara tentunya pelamar harus datang secara fisik ke kantor
yang dilamar. Sekarang generasi milenial memang dihadapkan pada
persaingan kerja yang lebih ketat namun dimudahkan dengan canggihnya
teknologi. Perubahan dunia kerja masa sekarang dengan jaman dulu adalah
kini generasi milenial bisa mencari lowongan pekerjaan secara online dan
mengirimkan lamaran kerja melalui platform lowongan kerja online atau
langsung mengirimkan email ke perusahaan tersebut. Untuk melakukan tes
masuk perusahaan pun bisa dilakukan secara online bahkan banyak
perusahaan yang menggunakan aplikasi sendiri agar pelamar tidak harus
datang ke lokasi namun mengerjakan tes dengan menggunakan smartphone
dalam batasan waktu tertentu. Hasilnya pun bisa langsung ketahuan lolos atau
tidak. Wawancara tes pun bisa dilakukan melalui telepon maupun video
call/conference sehingga pelamar bisa datang ke kantor saat akan wawancara
akhir atau ketika sudah dinyatakan sebagai pegawai baru.
Di masa ini proses rekrutmen sudah semakin mudah dan singkat. Sekarang
ini perekrut tidak lagi membutuhkan waktu yang relatif lama untuk
menemukan kandidat-kandidat berkualitas. hal ini dipengaruhi karena
kemajuan teknologi yang semakin pesat. perbedaan yang terlihat dapat dilihat
dari proses pencarian kandidat, Saat ini, lowongan pekerjaan dapat dengan
mudah dijumpai di Internet. Pencari kerja tidak harus membeli surat kabar
untuk mencari informasi peluang kerja. Sebagai perekrut, Anda pun kini bisa
memasang iklan lowongan kerja dengan cepat, berkat kemajuan teknologi.
Selain itu, Anda tidak perlu membayar space iklan baris untuk koran dan
menunggu iklan Anda terbit sepekan sekali.
Faktor komunikasi juga proses perekrutan, dengan adanya media sosial dan
berbagai layanan pesan singkat. Anda bisa begitu mudah dan cepat
berkomunikasi dengan para kandidat dan manajer sumber daya manusia
(SDM). Anda pasti menyadari hal ini bukan, bahwa memasang lowongan
pekerjaan dan memberikan jawaban atas pertanyaan kandidat melalui media
sosial, telah membantu pekerjaan Anda dengan efisien. Saluran komunikasi
ini telah memudahkan Anda berkomunikasi langsung dengan orang lain
melalui media-media yang berbeda secara real-time.
Proses penyerahan dokumen untuk keperluan kerja juga dipermudah dengan
adanya email telah menggantikan peran mesin faksimili dan pengantar pos,
dan membuat kehidupan Anda lebih mudah. Dengan email, Anda bisa
menerima dokumen kandidat, termasuk CV dengan cepat.
Pada masa ini proses wawancara sudah berubah tidak seperti jaman dulu, saat
ini Anda tidak perlu melakukan wawancara tatap muka secara langsung
dengan kandidat. Ada teknologi Skype yang bisa Anda manfaatkan. Jadi,
kandidat yang tinggal di luar kota, tidak perlu pergi jauh untuk menghadiri
wawancara. Anda pun bisa menggunakan waktu dengan lebih efisien. Selain
itu, wawancara via Skype pun memungkinkan Anda menciptakan suasana
interview yang santai.
Di kala ini Perkembangan teknologi informasi saat ini semakin pesat,
berbagai macam produk dikembangkan untuk melancarkan aktivitas sehari-
hari.Dengan adanya produk yang telah berinovasi meningkatkan fitur-fitur
baru. produk-produk seperti PC, Handphone, Smartphone dan teknologi
internet mempengaruhi pola hidup dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
adanya perkembangan teknologi tersebut mempengaruhi segala aspek
kehidupan, Teknologi yang semakin berkembang telah mempermudah
aktivitas dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Faktor jarak yang membatasi
hubungan antara individu menjadi dikesampingkan karena faktor teknologi
semakin berinovasi, perbandingan pada masa lampau dalam berkomunikasi
hanya dapat menggunakan surat dan telepon sekarang sudah dapat
menggunakan video call maupun skype yang memungkinkan dua individu
untuk saling bertatap muka di depan layar handphone atau komputer untuk
saling bertukar informasi sehingga jarak tidak menjadi kendala.
Produk-produk yang membantu dalam mencari informasi tersebut Saat ini
merupakan hal yang lumrah, artinya hampir setiap lapisan masyarakat dapat
memilikinya. sistem internet telah menjadi ikon dalam berkembangnya
proses informasi yang dapat mempunyai berbagai dampak pada
penggunanya.
Dengan adanya peningkatan dalam perkembangan perangkat teknologi
informasi yang sangat pesat tersebut telah membawa dampak dalam segala
segi kehidupan masyarakat, mulai dari dunia pemerintahan, perdagangan dan
ekonomi, pertahanan dan keamanan, pendidikan dan kebudayaan serta
kehidupan sehari-hari masyarakat tidak lepas dari peran teknologi informasi
tersebut. Teknologi internet menjadi salah satu produk yang saat ini sangat
berperan dalam setiap kehidupan masyarakat.
pemanfaatan internet sudah semakin berkembang dengan penggunaan
internet sudah menjadi kebutuhan dalam membantu kebutuhan sehari -hari.
Dengan adanya smartphone menjadi faktor berkembangnya penggunaan
internet dikarenakan fitur - fitur yang memudahkan setiap orang untuk
mengakses internet secara mobile dimana dan kapan saja, tanpa harus
membawa laptop. Dengan menggunakan internet informasi dapat disediakan
untuk masyarakat seluruh dunia dan tidak dibatasi oleh waktu.
Dengan adanya perkembangan di bidang internet, mempermudah masyarakat
indonesia dalam mengakses informasi dan menggunakan aplikasi-aplikasi
yang berada di Smartphone, salah satu aplikasi yang senang digemari adalah
Instagram. Instagram merupakan aplikasi berbagi foto yang memungkinkan
pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke
berbagai layanan jejaring sosial. Penggunaan Instagram digunakan untuk
mencari inspirasi, membagi pengalaman travelling, tren terbaru, dan
komunitas mobile first juga telah mendorong hasil bisnis yang berdampak
bagi besar maupun kecil di Jurnal Indonesia.
Penggunaan instagram sebanyak 97 persen pengguna selalu menuliskan
komentar dan menandai teman-teman mereka di dalam komentar. 97 persen
menggunakan mesin pencari untuk mencari informasi yang lebih detail. 89
persen pengguna Instagram di tanah air berada dalam rentang umur 18 – 34
tahun. 63 persen diantaranya merupakan perempuan. 85 persen pengguna
Instagram di Indonesia juga membagikan posting mereka ke media sosial lain.
45 persen pengguna di Indonesia mengaku kerap membeli barang-barang
yang mereka temui di Instagram.

Salah satu akun social media dalam instagram yang menyediakan informasi
mengenai lowongan pekerjaan adalah Magang_id. Magang_id adalah akun
social media yang memberikan info-info tentang magang, lowongan kerja,
volunteer, kerja paruh waktu dan lainnya yang selalu di-update setiap hari.
Jenis pekerjaan yang ditawarkan Magang_id cukup beragam seperti barista,
fotografer, cashier, dan pekerjaan dalam posisi dalam kantor. Magang_id
telah melakukan kerja sama dengan lebih dari 500 perusahaan termasuk
perusahaan world wide company.
Magang_id sudah berdiri sejak tahun 2106 dengan kepemimpinan dari Faizza
Femillya Fontessa selaku Managing Director Magang_id. Alasan pendorong
dari dibuatnya Magang_id didasari karena gap kebutuhan dari mahasiswa
yang masih belum masuk dunia kerja. Dengan tujuan utama mensupport para
mahasiswa yang memerlukan magang sebagai syarat kelulusan dan ditambah
dengan tingginya tingkat pengangguran, membantu memberikan lowongan
pekerjaan bagi para pencari kerja yang belum memiliki pengalaman kerja.
Target Audience dari magang_id usia 20 tahun - 25 tahun lebih tepatnya para
mahasiswa yang sedang menjalankan perkuliahan semester 6 - semester 8.
berdasarkan pendapat dari managing Director magang_id berpendapat proses
pelamaran kerja lewat digital lebih efektif dibandingkan dengan harus datang
ke kantor terkait. hal ini dikarenakan dapat menghemat waktu yang
diperlukan dan memotong biaya percetakan kertas (paperless). Akun yang
berpontensi menjadi kompetitor atau akun sejenis merupakan lokerjakarta.id
dan loker lowongan kerja jakarta|magang. Magang_id pernah membuka open
publik akun sosial media instagram dikarenakan faktor keamanan dan
mencegah pencurian informasi, dalam mengatasi hal ini magang_id membuat
akunnya menjadi private. Sistem pengoprasian pada Magang_id dilakukan
pada jam service hour dari jam 08:00 - 21:00. Untuk dapat melakukan request
posting informasi lowongan kerja di Magang_id dapat dilakukan dengan
melakukan Direct Message ke Instagram Magang_id yang nanti akan
diproses ke no kontak admin dari Magang_id untuk membicarakan perjanjian
dalam biaya yang dikeluarkan.
Masalah yang dihadapi baik oleh penyedia pekerjaan dan pencari kerja
lowongan, antara lain :

Bagi pihak penyedia pekerjaan :

1. Dibatasi oleh Pemilihan Platform yang dianggap memiliki tingkat


awareness tinggi menjadi faktor dalam penempatan lowongan.
2. Dibatasi oleh faktor kredibilitas situs platform penyedia lowongan
pekerjaan.

Bagi pihak pencari kerja :


1. Adanya faktor kemalasan untuk membuat dan mengisi form registrasi
untuk melihat dan melakukan proses lamaran dalam suatu platform
2. Timbulnya keraguan disebabkan kurangnya informasi/syarat yang
diminta oleh penyedia pekerjaan dikarenakan terbatasnya informasi.

Hal yang dapat menjadi kelebihan penyedia informasi lowongan pekerjaan


berbasis social media adalah sebagian besar orang sudah memiliki akun social
media instagram. jenis informasi lowongan pekerjaan yang disediakan di
Magang_id menyarankan para pencari kerja untuk melakukan pengiriman
lamaran lewat e-mail.
Manfaat yang dapat diambil dengan adanya social media informasi lowongan
pekerjaan akan mempermudah para pencari kerja dalam mendapatkan
informasi lowongan pekerjaan tanpa harus mengisi form registrasi untuk
setiap platform lowongan pekerjaan yang berbeda. berdasarkan dari beberapa
uraian diatas, maka penulis bermaksud membuat tugas akhir berjudul
“Analisis Motif Penggunaan Sosial Media Instagram Magang_id Sebagai
Wadah Pencarian Informasi Lowongan Kerja ”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah dan hubungan dengan pemilihan judul,
maka Penulis merumuskan pokok permasalahan : Motif para pencari kerja
dalam memilih Magang.id sebagai wadah mencari informasi lowongan kerja.

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah :

1. Sebagai salah satu persyaratan untuk dapat menyelesaikan


perkuliahan di Universitas bakrie.
2. Memahami motif dari pencari kerja dalam pemilihan magang.id
sebagai wadah mencari informasi kerja.

1.4 Manfaat penelitian


Adapun kegunaan dari penulisan ini diharapkan berdaya guna sebagai
berikut.

1.4.1 Manfaat Teoritis


Hasil penelitian ini diharapkan dapat Memberikan pemahaman dalam
mencari tahu motif yang menjadi alasan utama khalayak memilih dan
mengandalkan “Magang_id” sebagai wadah mencari lowongan informasi
kerja.

1.4.2 Manfaat Praktis


Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan serta mampu
menjadi tolak ukur dalam tingkat kepercayaan pengguna media sosial
khususnya instagram dalam memilih akun yang memberikan informasi
lowongan kerja pada media Instagram.
BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan pustaka terkait dengan penelitian sebelumnya

Penelitian mengenai motif dalam mengambil keputusan telah banyak


dilakukan dengan berbagai tema, terutama dalam pemakaian social media
instagram pada kalangan remaja. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
beberapa penelitian terdahulu sebagai perbandingan dalam proses
penyelesaian penulisan.

Penelitian pertama dilakukan oleh Alila Pramiyanti, Idola Perdini Putri, Reni
Nureni (2014) dengan judul “MOTIF REMAJA DALAM
MENGGUNAKAN MEDIA BARU (STUDI PADA REMAJA DI DAERAH
SUB-URBAN KOTA BANDUNG)” penelitian membahas tentang motif
penggunaan internet pada pengguna remaja sub-urban media baru berada
dalam kategori heavy user. Sedangkan motif yang paling menonjol adalah
motif kognitif, dimana para remaja menjadikan media baru sebagai beragam
sumber informasi.

Penelitian kedua dilakukan oleh Witanti Prihatiningsih (2017) dengan judul


“MOTIF PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DI
KALANGAN REMAJA” penelitian ini membahas tentang penggunaan
Sosial media menjadi tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari di
kalangan remaja, di mana mereka dapat berbagi informasi atau melakukan
hal-hal lain untuk bersenang-senang. Hal ini menjadi kebutuhan bagi mereka.
Instagram adalah salah satu jenis media sosial yang saat ini banyak digunakan
remaja. Dengan melihat pola penggunaan instagram di kalangan remaja. Dari
hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Instagram adalah media sosial
yang mampu memenuhi kebutuhan seseorang, yakni kebutuhan kognitif,
afektif, integrasi pribadi, integrasi sosial dan berkhayal.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Ilham Arnomo (2016) dengan judul


“Efektivitas Proses Rekrutmen dan Seleksi Karyawan Menggunakan Sistem
Online “ penelitian ini membahas tentang keefektifitasan proses rekrutmen
dan seleksi karyawan dengan menggunakan sistem rekrutmen karyawan
secara online melalui media website atau internet. penelitian menunjukkan
bahwa efektivitas untuk perusahaan yang menerapkan proses rekrutmen dan
seleksi karyawan secara online antara lain adalah efektif jangkauan
penyebaran informasi rekrutmen dan seleksi karyawan hingga ke seluruh
wilayah, efektif dapat menjaring seluruh aplikasi lamaran kerja yang masuk
ke perusahaan tanpa perusahaan mendatangi tempat pelamar kerja, dan efektif
dalam pencapaian target pemenuhan seleksi dan rekrutmen. Dalam
pengadaan rekrutmen dan seleksi karyawan, selanjutnya pihak perusahaan
perlu membangun sebuah tim kerja yang independen, agar diperoleh sumber
daya manusia yang sesuai kompetensi dan kebutuhan perusahaan.

Penelitian keempat dilakukan oleh Imro’ atu Zulva (2019) dengan judul
“Preferensi Pemilihan Sumber Informasi di Kalangan Jobseekers di Kota
Surabaya” membahas tentang preferensi penggunaan sumber informasi cetak
dan non cetak (elektronik) dan perilaku penemuan informasi menggunakan
model lokman I. Mecho dan Helen R. Tibbo dengan sepuluh tahap, seperti:
staring, chaining, browsing, monitoring, accessing, differentiating,
extracting, verifying, networking, dan informating managing, Di temukan
sebanyak 57,9% jobseekers cenderung menggunakan sumber informasi
elektronik.

Penelitian kelima dilakukan oleh Rafi Dharmawan, Heru Susilo, Edlyn


Khurotul Aini () dengan judul “ANALISIS EFISIENSI REKRUTMEN
KARYAWAN MELALUI MEDIA ONLINE DAN MEDIA
KONVENSIONAL (Studi Tentang Efisiensi Waktu dan Tenaga dari PT. Jasa
Marga (persero) Tbk)” yang membahas tentang alur proses rekrutmen
karyawan melalui media online pada PT Jasa Marga (persero) Tbk dan
menganalisis efisiensi rekrutmen karyawan berbasis media online pada PT
Jasa Marga (Persero) Tbk. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
Penerapan rekrutmen online di PT. Jasa Marga (persero) Tbk
Mengidentifikasi jabatan yang lowong dan berapa jumlah tenaga yang
diperlukan sampai dengan Memanggil kandidat-kandidat yang memenuhi
persyaratan jabatan terakhir sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan
landasan teori. Dan untuk sarana Job Posting yang digunakan, menggunakan
Twitter, Wassapp, Website, Web Carrier kampus. Sedangkan media cetak
menggunakan Koran dan Poster yang disebar di internal perusahaan dan
eksternal. Dari segi efisiensinya, jika ditinjau dari tenaga, dan waktu jika
dibandingkan dengan metode rekrutmen konvensional sangat efisien. Karena
diketahui bahwa penerapan rekrutmen melalui media online dapat lebih
menekan tenaga dan waktu yang harus dibutuhkan dibandingkan media
konvensional seperti job fair, walk in dan media cetak.

N Peneliti Judul penelitian Metode Hasil Penelitian


o.
1 Alila MOTIF REMAJA penelitian Sebanyak 272 orang responden
Pramiyan DALAM deskriptif yang dalam penelitian ini berusia 16-
ti, Idola MENGGUNAKA bertujuan untuk 18 tahun dan sebanyak 28
Perdini N MEDIA BARU memaparkan motif orang berusia >15 tahun. Jenis
Putri, (STUDI PADA penggunaan new kelamin responden terdiri dari
Reni REMAJA DI media di kalangan 173 pria (58%) dan 127
Nureni DAERAH SUB- remaja yang perempuan (42%). Sebanyak
URBAN KOTA berdomisili di 97 responden terlibat pada
BANDUNG) daerah sub urban kegiatan OSIS (32%).
Kota Bandung
yaitu di kecamatan
Dayeuh Kolot.
2 Witanti MOTIF Metode penelitian Hasil yang di dapat
Prihatinin PENGGUNAAN ini menggunakan memperlihatkan bahwa
gsih MEDIA SOSIAL jenis penelitian informan memiliki kebutuhan
INSTAGRAM DI deskriptif dalam menggunakan instagram
KALANGAN kualitatif. baik dari kebutuhan kognitif,
REMAJA kebutuhan afektif, kebutuhan
integrasi personal, kebutuhan
integrasi sosial dan kebutuhan
berkhayal atau hiburan.
3 Ilham Efektivitas Proses Metode yang Hasil penelitian menunjukkan
Arnomo Rekrutmen dan digunakan adalah bahwa efektivitas untuk
Seleksi Karyawan analisa logis dan perusahaan yang menerapkan
Menggunakan interpretasi. proses rekrutmen dan seleksi
Sistem Online Sumber data karyawan secara online antara
sekunder yang lain adalah efektif jangkauan
digunakan adalah penyebaran informasi
informasi dari rekrutmen dan seleksi
internet tentang karyawan hingga ke seluruh
teori rekrutmen wilayah, efektif dapat
dan seleksi, serta menjaring seluruh aplikasi
informasi tentang lamaran kerja yang masuk ke
website penyedia perusahaan tanpa perusahaan
jasa informasi mendatangi tempat pelamar
lowongan kerja kerja, dan efektif dalam
atau rekrutmen pencapaian target pemenuhan
karyawan. seleksi dan rekrutmen.
4 Imro’ atu Preferensi Penelitian Dari hasil penelitian sebanyak
Zulva Pemilihan Sumber dilakukan dengan 57,9% jobseekers cenderung
Informasi di menggunakan menggunakan sumber
Kalangan penelitian informasi non cetak
Jobseekers di kuantitatif (elektronik) dengan tahap
Kota Surabaya deskriptif, yang penemuan informasi yang
dilakukan dengan dilakukan secara umum yang
menggunakan sesuai dengan model yang
kuesioner, data dikemukakan oleh Lokman I.
sekunder, dan Meho dan Helen R. Tibbo.
studi pustaka.
5 Rafi ANALISIS Jenis penelitian Berdasarkan hasil penelitian
Dharmaw EFISIENSI yang digunakan menunjukkan bahwa Penerapan
an, Heru REKRUTMEN adalah jenis rekrutmen online di PT. Jasa
Susilo, KARYAWAN penelitian Marga (persero) Tbk. Dari segi
Edlyn MELALUI deskriptif dengan efisiensinya, jika ditinjau dari
Khurotul MEDIA ONLINE pendekatan tenaga, dan waktu jika
Aini DAN MEDIA kualitatif, dengan dibandingkan dengan metode
KONVENSIONA pengumpulan data rekrutmen konvensional sangat
L (Studi Tentang dan observasi efisien. Karena diketahui
Efisiensi Waktu secara langsung. bahwa penerapan rekrutmen
dan Tenaga dari Penelitian melalui media online dapat
PT. Jasa Marga deskriptif lebih menekan tenaga dan
(persero) Tbk) bertujuan untuk waktu yang harus dibutuhkan
memecahkan dibandingkan media
masalah dengan
menggambarkan konvensional seperti job fair,
keadaan, objek/ walk in dan media cetak.
subjek dan juga
berdasarkan pada
kenyataan atau
kondisi aktual
sebagaimana
adanya pada saat
penelitian
dilakukan

Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka dan Hasil Penelitian Sebelumnya

2.2 Tinjauan pustaka


2.2.1 Sosial media
Media merupakan alat atau sarana komunikasi, perantara, atau penghubung
berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia. Media berasal dari bahasa latin
“Medius” yang memiliki arti “tengah”, ini dapat dikatakan media mengarah
pada sebuah sarana/ alat untuk yang digunakan untuk menyajikan informasi.
Media sendiri banyak dipakai dalam berbagai bidang kehidupan manusia,
terutama dalam proses pembelajaran. Media digunakan untuk mempermudah
penyampaian informasi, sehingga pesan yang disampaikan pemberi informasi
dapat diterima dengan baik oleh penerima informasi. Media sosial adalah
sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial,
wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan
bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh
dunia.
Media sosial adalah media yang terdiri atas tiga bagian, yaitu : Infrastruktur
informasi dan alat yang digunakan untuk memproduksi dan mendistribusikan
isi media, Isi media dapat berupa pesan-pesan pribadi, berita, gagasan, dan
produk-produk budaya yang berbentuk digital, Kemudian yang memproduksi
dan mengkonsumsi isi media dalam bentuk digital adalah individu,
organisasi, dan industri (P.N. Howard dan M.R Parks-2012).

2.2.2 Consumer Behaviour


Consumer Behaviour merupakan adalah studi tentang proses yang terlibat
ketika individu atau kelompok memilih, membeli, menggunakan, atau
membuang produk, layanan, ide, atau pengalaman untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan.

2.2.3 Motif
Motivasi mengacu pada proses yang membuat orang berperilaku seperti
mereka inginkan. Motivasi terjadi ketika suatu kebutuhan timbul bahwa
konsumen ingin memuaskan keinginannya. kebutuhan dalam menciptakan
keadaan yang menekan yang dapat mendorong consumer dalam mengurang
atau menghilangkan perasaan dari kebutuhan pada hal yang diinginkan.
kebutuhan ini dapat berupa hal yang (bermanfaat) utilitarian ( keinginan
untuk mencapai beberapa manfaat fungsional atau praktis, seperti ketika
seseorang mengkonsumsi sayuran untuk alasan gizi) ataupun untuk manfaat
yang hedonic (kebutuhan pengalaman, yang melibatkan respons atau fantasi
emosional, seperti ketika basil merindukan steak yang lezat). Proses akhir dari
kebutuhan yang telah tercapai oleh consumer dapat dikatakan sebagai goal.
Antara kedua kebutuhan untuk utilitarian ataupun hedonis, besarnya tekanan
yang diciptakannya menentukan urgensi yang dirasakan konsumen untuk
mengurangi yang termasuk hal yang utama. proses dari tingkat gairah ini bisa
disebut sebagai drive.
Seseorang dapat memenuhi kebutuhan dasar dalam berbagai cara, dan jalur
spesifik yang dipilih seseorang dipengaruhi baik oleh serangkaian
pengalamannya yang unik maupun oleh nilai-nilai yang ditanamkan
budayanya.
faktor-faktor pribadi dan budaya ini bergabung untuk menciptakan (hasrat
keinginan) want, yang merupakan salah satu manifestasi dari kebutuhan.

2.2.4 Motivational Strength


Sejauh mana seseorang akan menghabiskan energi untuk mencapai satu
tujuan sebagai lawan dari yang lain mencerminkan motivasinya untuk
mencapai tujuan ini. seseorang memiliki sejumlah energi terbatas yang
digunakan untuk tujuan masing-masing. motivasi dapat dikatakan berasal dari
perilaku (naluriah) instinct, berupa pola perilaku bawaan yang universal
dalam satu diri individu. Hal ini menjelaskan bahwa konsumen membeli
produk untuk tujuan mendapatkan status.

2.2.5 Biological versus learned needs


Drive theory berfokus pada kebutuhan biologis yang menghasilkan gairah
yang tidak menyenangkan. Perasaan tidak menyenangkan yang timbul karena
tekanan ini dapat berpengaruh pada perilaku yang muncul pada diri individu.
Tension menjelaskan mengenai perasaan ketika kebutuhan dari diri individu
yang tidak terpenuhi, biasanya diperlihatkan perilaku kesal ketika individu
merasa lapar. Keadaan ini mengaktifkan perilaku yang berorientasi pada
tujuan, yang berupaya mengurangi atau menghilangkan keadaan yang tidak
menyenangkan ini dan kembali ke keadaan seimbang yang merupakan
homeostasis.
Expectancy theory menjelaskan tentang bagaimana kami memilih satu
produk daripada yang lain karena individu berharap pilihan yang dipilih
memiliki konsekuensi yang lebih positif bagi diri individu.

2.2.6 Maslow’s hierarchy of needs


Hierarchy of needs diciptakan oleh Abraham Maslow untuk memahami
pertumbuhan pribadi dan bagaimana orang mencapai "pengalaman puncak"
spiritual atau untuk memahami motivasi konsumen.
Gambar 2.1 Maslow’s hierarchy of needs

Level pertama dari hierarki kebutuhan manusia adalah physiological needs


atau kebutuhan fisiologi kita. Level ini terdiri dari kebutuhan – kebutuhan
fisik yang paling mendasar dan adalah hal – hal yang kita perlu untuk tetap
hidup. Ini termasuk makanan, minuman, tempat berteduh, tidur, dan oksigen
(sandang, pangan, papan). Sebelum bisa menangani kebutuhan yang lain,
kebutuhan fisiologi manusia harus ditangani dulu; seorang yang sedang benar
– benar kelaparan tidak akan memikirkan reputasi mereka ataupun mencari
teman.

level kedua, safety needs atau kebutuhan akan keamanan. Keamanan disini
bukan cuma berarti secara fisik (walau itu juga termasuk dalam level ini)
tetapi juga mengenai rasa keamanan. Artinya, selain keamanan fisik,
kebutuhan ini juga termasuk stabilitas dan ketergantungan, sekaligus
perlindungan dari kriminalitas, terorisme, perang, penyakit, bencana alam,
dan lain – lain. Keamanan juga termasuk keamanan secara mental seperti
kebebasan dari rasa takut, stres, dll. Bila kita tidak merasa aman, maka kita
tidak akan memikirkan kebutuhan sosial, maupun kebutuhan akan dihargai
orang lain.
Level ketiga merupakan social needs yaitu kebutuhan untuk merasakan kasih
sayang sekaligus perasaan memiliki dan dimiliki. Lebih jelasnya, kebutuhan
manusia untuk merasa dibutuhkan agar dianggap sebagai warga komunitas
sosialnya. Kebutuhan ini bisa termasuk keinginan untuk bersahabat, atau
untuk memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada
keluarganya, dan juga keinginan memberi dan menerima cinta.

Level keempat adalah esteem needs, atau kebutuhan untuk dihargai.


Kebutuhan ini adalah kebutuhan egonya atas keinginan untuk berprestasi dan
memiliki prestise. Ini dapat termasuk keinginan untuk dihormati orang lain,
ketenaran, pengakuan, perhatian, reputasi, dan kepemilikan status. Selain
kebutuhan eksternal, manusia juga akan membutuhkan keyakinan pada diri
sendiri, kompetensi, prestasi, kemandirian, kebebasan, dan penguasaan.

Setelah semua kebutuhan terpenuhi, masuk ke level lima yang merupakan


self-actualization needs. Kebutuhan ini adalah mengenai membuktikan dan
memperlihatkan diri kepada orang lain. Untuk melakukan itu, kita akan
mengembangkan diri sendiri semaksimal mungkin segala potensi yang kita
miliki. Untuk menjadi yang terbaik yang kita bisa, itulah tujuan kebutuhan
ini. Tidak banyak orang yang bisa mencapai tahap ini, karena banyak dari kita
yang memiliki kebutuhan yang belum terpenuhi. Kebutuhan tingkat ini
berbeda dengan kebutuhan – kebutuhan sebelumnya. Kita tidak ingin lagi
dihargai orang lain, maupun ingin persahabatan ataupun cinta mereka. Pada
tahap ini, apa yang kita lakukan adalah untuk membuktikan pada diri sendiri.

2.2.7 Model of the motivation process


Motif atau kebutuhan dapat memiliki arah positif atau negatif. Kita mungkin
merasakan kekuatan pendorong terhadap suatu objek atau kondisi atau
kekuatan pendorong menjauh dari beberapa objek atau kondisi.
Tujuan adalah hasil yang dicari dari perilaku yang termotivasi. Seperti
Gambar 2.2 menunjukkan semua perilaku berorientasi pada tujuan. tujuan
generik, yaitu kelas umum atau kategori tujuan yang dilihat konsumen
sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan mereka. Individu menetapkan
tujuan berdasarkan nilai-nilai pribadi mereka, dan mereka memilih cara (atau
perilaku) yang mereka yakini akan membantu mereka mencapai tujuan yang
diinginkan.

Gambar 2.2 Model of the motivation process

Motivasi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses-proses


baik secara institusional maupun rasional, yang digunakan orang untuk
memuaskan dorongan dasar mereka, kebutuhan yang dirasakan, dan tujuan
pribadi yang memicu perilaku manusia.
Karena itu motivasi adalah proses dan dorongan. Motivasi dapat didefinisikan
sebagai ketajaman untuk perilaku tertentu atau sekadar keinginan untuk
bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Unfulfilled needs, wants, and desire, merupakan Proses motivasi pertama
melibatkan kebutuhan dan motif yang tidak terpuaskan. Kebutuhan yang
tidak terpuaskan diaktifkan oleh rangsangan internal seperti rasa lapar dan
haus.
Tension, Kebutuhan yang tidak terpuaskan untuk menciptakan ketegangan
dalam diri individu. Ketegangan seperti itu bisa bersifat fisik, psikologis, dan
sosiologis. Dalam situasi ini, orang mencoba mengembangkan objek yang
akan memuaskan kebutuhan mereka.
Drive, merupakan tindakan yang memberikan dorongan energi untuk
mencapai insentif.
Behaviour, adalah Perilaku adalah tindakan yang dihasilkan dari motif
seseorang. Perilaku juga dapat dilihat sebagai serangkaian kegiatan yang
dilakukan seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Perilaku manusia dapat
digolongkan sebagai umum atau tidak biasa.
Goals, Proses terakhir dalam proses mendapatkan keinginan yang tercapai.
Pencapaian yang didapat cenderung memberikan perilaku yang memuaskan
motif.

2.3 Kerangka pemikiran


Media online saat ini merupakan sarana yang peranannya sangat vital untuk
menyebarkan informasi, karena di era modern seperti ini internet sangatlah
erat hubungannya dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi sekarang zaman
berkembangnya teknologi setiap orang memiliki gadget yang aktif terhubung
dengan internet dan media sosial sehingga penyebaran informasi sangat
mudah didapatkan oleh masyarakat.
Penyebaran informasi juga menjadi hal yang penting dalam mencari
informasi dalam mencari lowongan kerja. jenis media yang digunakan dan
platform yang digunakan untuk meletakan lowongan pekerjaan menjadi
faktor penting untuk dapat menjangkau para jobseeker. motif apa yang
menjadi penyebab orang-orang memilih tempat yang memberikan informasi
lowongan kerja.salah satu social media yang memberikan informasi
lowongan pekerjaan yaitu Magang_id mendapat kepercayaan dari sudut
pencari dan pemberi pekerjaan dalam menyebarkan informasi lowongan
pekerjaan.
untuk mengetahui mengetahui motif dari para pencari kerja dalam memilih
Magang_id akan digunakan metode deskriptif kualitatif, dengan cara ini
peneliti akan mencari informan dari para pengguna instagram yang
menggunakan Magang_id dalam mencari informasi kerja dan para followers
dari Magang_id untuk kemudian dapat ditemukan motif apa yang mendorong
penggunaan Magang_id.

Pencari kerja

Motif

Re searching Job

Proses

Faktor

Menemukan
pekerjaan pas
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memahami
fenomena oleh subjek peneliti secara lebih mendalam dan menyeluruh.
Penelitian ini menggunakan fenomenologi dari Alfred Schutz dengan tujuan
untuk memahami motif-motif dari penggunaan magang_id dalam proses
mencari informasi kerja. Indikator penilaian dilihat berdasarkan tingkat
kepuasan dari motif penggunaan seperti, basic needs, psychological needs,
dan self fulfillment needs.
Dalam teorinya Alfred Schutz membahas fenomenologi dengan memusatkan
perhatian pada cara orang memahami kesadaran orang lain, akan tetapi ia hidup
dalam aliran kesadaran diri sendiri. Perspektif yang digunakan oleh schutz untuk
memahami kesadaran itu dengan konsep intersubjektif. Yang dimaksud dengan
dunia intersubjektif ini adalah kehidupan-dunia (live-world) atau dunia
kehidupan sehari-hari (Ritzer dan Goodman, 2007:94).
Alfred Schutz mengemukakan pemikirannya dalam fenomenologi, bahwa
realitas itu bersifat ganda, yakni ada dunia obyektif yang empiris dan dunia
kesadaran subjektif (Muslimin, 2009:38).
Fenomenologi merefleksikan pengalaman langsung manusia, sejauh pengalaman
itu secara intensif berhubungan dengan suatu objek (Kuswarno, 2009:1).
Konsep yang dikembangkan oleh Alfred Schutz mengenai fenomenologi biasa
diistilahkan dengan fenomenologi sosial. Dalam konsepnya Alfred Schutz
meletakkan manusia dalam pengalaman subjektif dalam bertindak dan
mengambil sikap dalam kehidupan sehari-hari. Karena pada hakikatnya setiap
manusia memiliki keinginan-keinginan tertentu yang itu mereka berusaha
mengejar demi tercapainya orientasi yang telah diputuskan.

3.2 Subjek Penelitian


Subjek penelitian dalam skripsi ini adalah motif dari pemakaian para
pengguna instagram yang menjadi followers dari akun sosial magang_id
dalam pengalamanya mencari informasi lowongan kerja

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data


Dalam upaya mendapatkan data yang valid dan detail teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi (pengamatan) dan
wawancara.
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat
dokumen. Pada penelitian ini, sumber data primer adalah informan-informan
yang telah dipilih yang merupakan pengguna instagram yang menjadi
followers dan pernah mencari informasi kerja dari magang_id. sedangkan
sumber data sekundernya yaitu hasil dari studi kepustakaan dari berbagai
sumber, seperti buku dan jurnal dari internet.
Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara semi-terstruktur dan
indepth interview (wawancara mendalam) dalam proses pengumpulan data
dalam mencari makna dan motif dari penggunaan magang_id dalam mencari
informasi kerja untuk mendapatkan data dalam melengkapkan penelitian ini.

3.4 Definisi Konseptual dan Operasionalisasi Konsep

Konsep/Isu Aspek yang Dikaji Indikator Unit Analisis


Kunci

Tingkat 1. Basic Needs Penggunaan Pemakaian


Kebutuhan dengan tujuan untuk mencari
inisiatif dari diri kerja untuk
sendiri. menambah
pengalaman dan
skill tanpa ada
keharusan
dalam
pendapatan
pekerjaan.

2. Psychological Penggunaan
dengan tujuan
needs
dalam Pemakaian
memenuhi untuk
persyaratan kebutuhan
dalam dalam proses
academic. pencarian
magang untuk
memenuhi
3. self fulfillment persyaratan
kelulusan.
needs.
Penggunaan
untuk mencari
pekerjaan untuk Pemakaian
faktor ekonomi. untuk
pemenuhan
kebutuhan
dalam mencari
pendapatan
dengan bekerja
dengan mencari
lowongan kerja
yang sesuai
dengan kriteria
pencari kerja.

3.5 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (dalam Sugiyono,
2009: 91). yang menerangkan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya jenuh. Yang dimaksud jenuh ini merupakan keadaan
dimana tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Proses aktivitas
dalam analisis data meliputi :
1. Reduksi data (data reduction)
Dengan meringkaskan data kontak langsung dengan orang, kejadian
dan situasi di lokasi penelitian. melakukan proses meringkaskan data
kontak langsung dengan orang, kejadian dan situasi di lokasi
penelitian.
2. Penyajian data (data display)
Pada tahapan ini peneliti akan banyak terlibat dalam kegiatan
penyajian atau penampilan (display) dari data yang dikumpulkan dan
dianalisis sebelumnya,Display merupakan format yang menyajikan
informasi secara tematik untuk pembaca Miles dan Huberman (1984).
Penyajian data diarahkan dengan tujuan data hasil reduksi dapat
terorganisir, dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin
mudah dipahami dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya. Pada
tahap ini peneliti berusaha menyusun data yang yang relevan sehingga
dapat menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna
tertentu.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/
verification)
Langkah terakhir adalah tahap penarikan kesimpulan berdasarkan
temuan dan melakukan verifikasi data. Untuk tahap awal kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah
bila ditemukan bukti-bukti buat yang mendukung tahap pengumpulan
data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang
disebut sebagai verifikasi data.

Gambar 3.1 Analysis model Miles & Huberman

3.6 Teknik Pengujian Keabsahan Data


Dalam penelitian kualitatif proses pengujian keabsahan data meliputi uji
credibility, transferability, dependability, dan confirmability untuk dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dalam penelitian ini proses
keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi. triangulasi adalah teknik
pengumpulan 65 data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada( Sugiyono 2016: 241).
dengan menggunakan triangulasi akan lebih meningkatkan kekuatan data
apabila dibandingkan dengan satu pendekatan. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik keabsahan data dengan triangulasi teknik. Triangulasi
teknik merupakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan data dari sumber yang sama. Teknik pengumpulan data yang
dimaksud berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk sumber data
yang sama secara serentak (Sugiyono, 2016: 241).
Dengan menggunakan triangulasi teknik bertujuan untuk mendapatkan data
dari informan yang menjadi sumber data menjadi lebih valid, terpercaya, dan
pasti sehingga dapat dianalisis dan ditarik kesimpulan terkait dengan motif
penggunaan magang_id dalam mencari informasi lowongan pekerjaan.

3.7 Keterbatasan Penelitian


berdasarkan topik pembahasan mengenai motif penggunaan magang_id
dalam mencari informasi kerja, hal yang menjadi keterbatasan dalam
melakukan penelitian ini adalah kriteria informan yang dapat cocok. tingkat
kelengkapan data dari sumber informan.

Anda mungkin juga menyukai