Anda di halaman 1dari 10

Nama : Fandrean

Nim : 05041181823059

Vitamin K

Peran Vitamin K Dalam Proses Pembekuan Draah


Vitamin K dalam pembekuan darah adalah membantu mengubah
protrombin menjadi trombin, sehingga trombin yang terbentuk akan mengubah
fibrinogen menjadi benang-benang fibrin untuk menghentikan darah yang
mengalir keluar. Dalam proses pembekuan darah, memiliki skema proses seperti
ini : Terjadi luka → Trombosit Pecah → Keluarnya Trombokinase → Mengubah
Protombin → Menjadi Trombin → Mengubah Fibrinogen → Menjadi Benang
Fibrin → Luka Tertutup. Kulit yang terluka menyebabkan darah keluar dari
pembuluh darah bersama trombosit, kemudian trombosit menyentuh permukaan
yang kasar dan pecah. Trombosit yang pecah lalu mengeluarkan enzim
trombokinase. Enzim Trombokinase kemudian masuk ke plasma darah dan
mengubah protrombin menjadi trombin dengan bantuan ion kalsium dan vitamin
K. Trombin yang terbentuk kemudian mengubah fibrinogen menjadi benang-
benang fibrin. Benang fibrin inilah yang menjadikan luka tertutup sehingga darah
tidak mengalir keluar. Vitamin K dibutuhkan untuk dekarboksilasi dari asam
glutamat menjadi asam gamakarboksiglutamat. Asam glutamat sendiri adalah
suatu asam α-amino yang digunakan dalam biosintesis protein. asam amino ini
mengandung gugus α-amino, sebuah gugus asam α-karboksilat, dan asam
karboksilat, yang mengklasifikasikannya menjadi asam amino alifatik polar
bermuatan negatif. Fungsi dari asam gamakarboksi glutamat adalah juntuk
pengikatan ca2+ dan penarikan dari faktor-faktor koagulasi golongan protrombin,

Kelainan Saat Proses Pembekuan darah


Gangguan pembekuan darah adalah kondisi yang mengganggu proses
koagulasi alias pembekuan darah. Normalnya, darah akan mulai membeku setelah
terjadinya cedera untuk mencegah Anda mengalami kehilangan darah dalam
jumlah besar. Beberapa kondisi tertentu dapat memengaruhi kemampuan darah
untuk membeku dan menggumpal dengan baik, yang dapat mengakibatkan
perdarahan berat atau berlangsung lama.
Ada banyak jenis gangguan pembekuan darah, namun yang laing umum adalah:

1. Hemofilia adalah kondisi langka, namun komplikasinya dapat mematikan.


Hemofilia adalah suatu penyakit yang menyebabkan gangguan perdarahan karena
kekurangan faktor pembekuan darah. Akibatnya, perdarahan berlangsung lebih
lama saat tubuh mengalami luka. Dalam keadaan normal, protein yang menjadi
faktor pembeku darah membentuk jarring penahan disekitar platelet (sel darah)
sehingga dapat membekukan darah dan pada akhirnya mengehndtikan perdarahan.
Pada penderita hemophilia, kekurangan protein yang menjadi faktor pembeku
darah tersebut mengakibatkan perdarahan terjadi secara berkepanjangan.
Hemofilia merupakan penyakit bawaan yang umumnya dialami pria. Penyakit ini
dapat diturunkan karena mutasi gen yang mengakibatkan perubahan dalam
untaian DNA (kromosom) sehingga membuat proses dalam tubuh tidak berjalan
dengan normal. Mutasi gen ini dapat berasal dari ayah, ibu, atau kedua orang tua.
Terdapat banyak jenis hemofilia, namun jenis yang paling banyak terjadi adalah
hemofilia A dan B. Tingkat keparahan yang dialami penderita hemofilia
tergantung dari jumlah faktor pembekuan dalam darah. Semakin sedikit jumlah
faktor pembekuan darah, semakin parah hemofilia yang diderita. Meski tidak ada
obat yang dapat menyembuhkan hemofilia, penderitanya dapat hidup dengan
normal selama penanganan gejala dilakukan dan menghindarkan diri dari semua
kondisi yang memicu perdarahan.
2. Kekurangan faktor II, V, VII, X, or XII yang berperan dalam pembukuan
dara, sehingga menyebabkan perdarahan abnormal.
3. Penyakit Von Willebrand, masalah pembekuan darah yang diwariskan dari
orangtua ke anak. Penyakit von Willebrand adalah penyakit bawaan yang
membuat penderitanya menjadi lebih mudah berdarah. Pada penderitanya, protein
pembekuan darah yang disebut faktor von Willebrand hanya berjumlah sedikit
atau tidak bekerja secara normal. Penyakit von Willebrand tergolong kondisi yang
tidak dapat disembuhkan. Namun dengan penanganan yang tepat, penderita dapat
menjalani hidup secara normal.
Gejala Penyakit von Willebrand, gejala penyakit von Willebrand dapat bersifat
ringan atau bahkan tidak muncul sama sekali, sehingga tidak disadari oleh
penderitanya. Tingkat keparahan penyakit ini berbeda pada setiap penderita.
Berikut ini adalah gejala penyakit von Willebrand: perdarahan berat setelah
menjalani cabut gigi atau bedah, mimisan yang tidak berhenti dalam 10 menit,
terdapat darah pada urine atau tinja, kulit mudah memar
Gejala penyakit von Willebrand akan lebih mudah terlihat pada wanita, terutama
pada saat menstruasi, antara lain: menstruasi berlangsung lama, atau darah yang
keluar sangat banyak. diperlukan dua pembalut sekaligus untuk menahan laju
darah menstruasi, mengganti pembalut atau tampon lebih dari satu kali dalam satu
jam, muncul gejala anemia, seperti mudah lelah, lemas, atau sesak napas.

Penyebab Penyakit von Willebrand


Penyakit von Willebrand disebabkan oleh mutasi pada gen VWF, yaitu gen
memberi instruksi pada tubuh untuk memproduksi faktor von Willebrand. Mutasi
gen VWF dapat mengurangi jumlah faktor von Willebrand, atau menyebabkan
gangguan pada fungsi faktor von Willebrand. Faktor von Willebrand sendiri
berfungsi membentuk bekuan darah, dengan melekatkan sel keping darah
(trombosit) ke dinding jaringan yang mengalami cedera atau perdarahan, untuk
membentuk bekuan darah. Pembentukan bekuan darah ini penting untuk
menghentikan perdarahan. Akan tetapi pada penderita penyakit ini, hanya terdapat
sedikit faktor von Willebrand di dalam tubuh, atau muncul gangguan pada fungsi
faktor ini. Kondisi tersebut menyebabkan trombosit tidak dapat menempel, yang
mengakibatkan bekuan darah tidak terbentuk dan perdarahan menjadi tidak
terkendali, Kelainan gen tersebut biasanya diturunkan dari orang tua. Namun
demilkian, kelainan gen ini dapat timbul sendiri saat seseorang telah dewasa,
meskipun tidak memiliki orang tua dengan penyakit yang sama.
4. Trombositopenia adalah kelainan jumlah trombosit hingga di bawah
150.000 keping per mikroliter darah, bahkan bisa jauh di bawah 10 ribu. Jumlah
trombosit yang sangat rendah dapat menyebabkan perdarahan internal yang
berakibat fatal. Komplikasi ini khususnya terjadi di otak maupun saluran
pencernaan. Trombositopenia dapat terjadi akibat gangguan pada sumsum tulang
(tempat produksi sel darah) atau penyakit hati berat. Penurunan jumlah trombosit
juga bisa terjadi karena proses penghancuran trombosit yang meningkat pesat
(bisa disebabkan oleh kondisi hipersplenisme atau demam berdarah dengue).

Penyebab gangguan pembekuan darah


1. Untuk darah bisa menggumpal dengan baik, sel tubuh Anda membutuhkan
platelet dan protein yang disebut sebagai faktor pembeku. Gangguan pembekuan
darah terjadi ketika Anda tidak memiliki cukup platelet atau protein pembeku,
atau keduanya tidak bekerja dengan baik. Kebanyakan kasus gangguan koagulasi
adalah kondisi genetik yang diwariskan dari orangtua ke anak. Namun, beberapa
gangguan pembekuan darah dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti
penyakit hati.
2. Defisiensi vitamin K
Efek samping obat-obatan tertentu, misalnya antikoagulan (yang memang bekerja
menghambat proses pembekuan darah). Proses pembekuan darah bisa terganggu
jika Anda tidak memiliki faktor pembeku darah yang mencukupi. Ada 13 faktor
pembeku darah. Termasuk di antaranya adalah fibrinogen pembuat fibrin (Faktor
I) dan enzim protrombin (Faktor II). Kehilangan faktor VIII atau faktor IX,
misalnya, meski langka bisa menyebabkan hemofilia. Kebanyakan kasus
gangguan koagulasi adalah kondisi genetik yang diwariskan dari orangtua ke
anak. Namun, beberapa gangguan pembekuan darah dapat disebabkan oleh
kondisi medis tertentu, seperti penyakit hati. Pasalnya, faktor pembekuan darah
dibentuk oleh sel-sel hati.
Kebutuhan Mineral Makro dan Mikro Dalam Tubuh.

Mineral merupakan komponen inorganik yang terdapat dalam tubuh


manusia. Berdasarkan dari kebutuhannya, mineral terbagi menjadi 2 kelompok,
yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro dibutuhkan dengan
jumlah 100mg perhari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100mg
perhari. Mineral-mineral yang dibutuhkan oleh tubuh akan memiliki fungsi
khasnya.
Mineral bagi ternak ruminansia, selain digunakan untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri, juga digunakan untuk mendukung dan memasok kebutuhan
mikroba rumen. Apabila terjadi defisiensi salah satu mineral maka aktifitas
fermentasi mikroba tidak berlangsung optimum sehingga berdampak pada
menurunnya produktivitas ternak. Lambatnya pertumbuhan ternak dapat
disebabkan faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan salah satunya
adalah pakan, pakan yang tidak mencukupi kebutuhan mineral tubuh ternaka
dapat mengakibatkan defisiensi mineral. Kekurangan mineral mengakibatkan
ternak mengalami penurunan nafsu makan, efisiensi makanan tidak tercapai,
terjadi gangguan pertumbuhan, dan ganguan kesuburan ternak bibit. Apabila
definiasi tersebut hebat, gejala klinis dapat terlihat, tetapi bila terjadinya ringan
kemungkinan gejala klinis tidak akan terlihat atau sulit terdiagnosa (Anonim,
2010).

Mineral Makro
Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari
100mg perhari. Mineral yang termasuk dalam mineral makro utama adalah
Calcium (Ca). Magnesium (Mg), Sulfur (S), Kalium (K), Fosfor (P), Clorida (Cl),
dan Natrium (Na). Unsur mineral makro berperan penting dalam aktifitas
fisiologis dan metabolisme tubuh. Mineral makro berfungsi dalam pembentuksn
struktur sel dan jaringan, keseimbangan cairan dan elektrolit dan berfungsi dalam
cairan tubuh baik intraseluler dan ekstraseluler (Darmono,1995).

 Natrium (Na)
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler, 35-
40% terdapat dalam kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan
empedu dan pankreas mengandung banyak natrium. Sumber utama natrium
adalah garam dapur (NaCl). Sumber natrium yang lain berupa glutamate (MSG),
kecap dan makanan yang diawetkan dengan garam dapur. Makanan yang belum
diolah mengandung sedikit natrium. Sumber lainnya seperti susu, daging, telur,
ikan, mentega, dan lainnya.Kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan
yang dalam keadaan akut menyebabkan edema dan hipertensi. Kelebihan
natrium akan dikurangi melalui urin yang diatur oleh hormon aldosteron yang
dikeluarkan oleh kelenjar adrenal jika kadar natrium darah menurun.
Kekurangan natrium dapat menyebabkan kejang, apatis, dan kehilangan
nafsu makan. Dapat terjadi setelah muntah, diare, keringat berlebihan, dan
diet rendah natrium.

 Clorida (Cl)
Clor merupakan anion utama ekstraseluler. Konsentrasi clor tertinggi
adalah dalam cairan serebrospinal (otak dan sumusm tulang belakang),
lambung, dan pankreas. Clor terdapat bersamaan daengan natrium dalam
garam dapur. Beberapa sayuran dan buah juga mengandung clor. Clor
hampir seluruhnya diabsorpsi melalui usus halus dan dieksresi melalui
urin dan keringat. Gangguan apabila kekurangan clorida dapat
menyebabkan muntah, muntah, diare kronis, dan keringat berlebihan.
Sedangkan kelebihan yang akan dialami akan menyebabkan muntah.

 Kalium (K)
Kalium merupakan ion yang bermuatan positif yang terdapat dalam sel
dan cairan intraseluler. Kalium berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Sumber utama adalah makana segar atau mentah, terutama buah dan sayur.
Kalium memegang peran penting dalam pemeliharaan keseimbangan
cairan dan elektolit seta keseimbangan asam basa. Kalium diabsorpsi
dengan mudah dalam usus halus. Kalium diekresi melalui urin, feses, dan
cairan lambung. Taraf kalium normal darah dipelihara oleh ginjal melalui
kemampuannya menyaring, menadsorpsi kembali dan mengeluarkan
kalium dibawah pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam bentuk
ion dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme pertukaran di
dalam tubulus ginjal. Kelebihan kalium dapat menyebabkan gagal jantung
apabila ada gangguan fungsi ginjal. Kekurangan kalium menyebabkan
lesu, lemah, kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, mengigau, dan konstipasi.

 Kalsium (Ca)
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak dalam tubuh yang
berada dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi. Kalisum mengatur keja
hormon dan faktor pertumbuhan. Kalsium adalah elemen mineral yang
paling banyak dibutuhkan oleh tubuh ternak.
Jika ransum ternak pada masa pertumbuhan defisiensi Ca maka
pembentukan tulang menjadi kurang sempurna dan akan mengakibatkan
osteomalacia (Sutama,2009).
Sebanyak 30-50% kalsium yang dikonsumsi diadsorpsi melalui tubuh
dibagian atas usus halus yaitu duodenum. Kalsium membutuhkan pH 6
agar dapat berada dalam kondisi terlarut. Adsorpsi kalsium terutama
dilakukan secara aktif dengan menggunakan alat angkut pengikat protein
kalsium. Kalsium hanya bisa terabsorpsi apabila terdapat bentuk larut air
dan tidak mengendap karena unsur makanan lain. Kalsium yang tidak
terabsorpsi akan keluar melalu feses. Kelebihan mengkonsumsi kalsium
akan menyebabkan timbulnya batu ginjal atau gangguan ginjal, gangguan
absorpsi mineral lain serta konstipasi. Kekurangan kalsium akan
menyebabkan gangguan pertumbuhan, tulang kurang kuat, mudah
bengkok dan rapuh. Pada usia lanjut terjadi osteoporosis.

 Magnesium (Mg)
Magnesium sangat penting peranannya dalam metabolisme karbohidrat
dan lemak. Magnesium diadsorpsi di usus halus dengan bantuan alat bantu
aktif dan secara difusi pasif. Di dalam darah, magnesium terdapat dalm
bentuk ion bebas. Keseimbangan magensium dalam tubuh terjadi melalui
penyesuaian eksresi magnesium melalui urin. Eksresi magnesium
meningkat oleh adanya hormon tiroid, asidosis, aldesteron serta
kekurangan fosfor dan kalium.
Tubuh hewan dewasa mengandung 0,05% Mg. Retensi dan adsorpsi Mg
pada sapi perah erat kaitannya dengan kebutuhannya. Enam puluh persen
Mg dalam tubuh hewan terkonsentrasi di tulang sebagai bagian dari
mineral yang mengkristal dan permukaan kristal terhidrasi. Mg berperan
dalam membantu aktifitas enzim, seperti thiamin phyrofosfat sebagai
kofaktor. Sekitar 30-50% Mg dari rata-rata konsumsi harian ternak akan
diserap di usus halus. Penyerapan ini dipengaruhi oleh protein, laktosa,
vitamin D, hormon pertumbuhan, dan antibiotik (Poedjiadi, 1994).

 Sulfur (S)
Sulfur berasal dari makanan yang terikat pada asam amino yang
mengandung sulfur yang diperlukan untuk sintesis zat-zat penting. Sulfur t
erdapat dalam tulang rawan, kulit, rambut, dan kuku yang banyak
mengandung jaringan ikat yang bersifat kaku. Sumber sulfur adalah
makanan yang mengandung protein. Fosfor dapat diadsorpsi secara efisien
sebagai fosfor bebas dia dalam usus setelah dihidrolisis dan dilepas dari
makanan oleh enzim alkalin fosfatase dalam mukosa usus halus dan
diadsorpsi secara aktif yang diabntu oleh bentuk aktif vitamin D dan difusi
aktif.
Kelebihan sulfur akan menyebabkan ion fosfat akan mengikat kalsium
sehingga dapat menimbulkan kejang saat kadar fosfat darah terlalu tinggi.
Kekurangan sulfur bisa terjadi karena menggunakan obat antacid untuk
menetralkan asam lambung yang dapat mengikat sulfur sehingga tidak
dapat diadsorpsi..
 Fosfor (P)
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak dalam tubuh sekitar 1% dari
berat badan. Fosfor mengandung peranan penting dalam mensterilisasi
tulang. Fosfor terdapat pada tulang dan gigi serta dalam sel yaitu otot dan
cairan ekstraseluler. Fosfor berperan dalam reaksi yang berkaitan dengan
penyimpanan atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP).
Fosfor terdapat pada semua sel makhluk hidup , terutama makanan kaya
protein, seperti daging, ayam, ikan, telur, dan susu, kacang-kacangan, dan
sereal. Kandungan fosfor dalam tubuh ternak lebih rendah dari pada
kandungan Ca (Tillman, 1988). Kekurangan mineral fosfor akan
mengakibatkan kerusakan tulang dengan gejala lelah dan kurang nafsu
makan. Kelebihan mineral fosfor akan menimbulkan kejang.

A. Pengertian Mineral Mikro dan Jenis-jenisnya

Mineral Mikro
Mineral mikro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh kurang dari 100mg
sehari, mempunyai peranan esensial untuk kehidupan, kesehatan, dan reproduksi.
Kandungan mineral mikro dalam bahan makanan sangat bergantung pada
konsentrasi mental mikro tanah asal bahan makanan tersebut. Mineral mikro
terdiri dari Besi (Fe), Seng (Zn), Yodium (I), Mangan (Mn), Tembaga (Cu),
Selenium (Se), Flour (F), Cobalt (Co).

 Besi (Fe)
Besi dalam makanan yang di konsumsi berada dalam bentuk ikatan ferri
(umumnya pada pangan nabati) maupun ikatan ferro (umumnya pangan hewani).
Besi yang terbetuk ferii oleh getah lambung, direduksi menjadi bentuk ferro yang
lebih mudah diserap sel mukosa usus. Adanya vitamin C juga membantu proses
reduksi tersebut. Besi berfungsi sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke
jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel yang berperan dalam
metabolisme energi sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam
jaringan tubuh. Kekurangan besi akan mengakibatkan pendarahan akibat cacingan
atau luka dan akibat penyakit-penyakit yang menggangu adsorpsi, seperti penyakit
gastro instenial. Kekurangan besi umumnya menyebabkan pucat, lemah, letih,
pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kemampuan kerja. Pada anak-anak
akan mengakibatkan timbulnya apatis, mudah tersinggung, dan menurunnya
kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar.

 Seng (Zn)
Seng adalah mikromineral yang ada dimana-mana dalam jaringan tubuh
manusia atau hewan dan terlihat dalam fungsi berbagai enzim dalam proses
metabolisme. Zn diperlukan untuk aktifitas, lebih dari 90 enzim yang ada
hubungannya dengan metabolisme karbohidrat dan energi, degradasi atau sintesis
protein, sistesis asam nukleat, biosintesis heme, transfer CO2 dan reaksi-reaksi
lain. Peranan Zn dalam metabolisme kulit dan jaringan pengikat adalah dalam
sintesis protei dan mungkin juga dalam replikasi sel, walaupun belum jelas
mekanismenya (Linder, 1992).
Secara fisiologus, seng diabsorbsi melalui dua proses yaitu uptake seng
dari lumen gastrointesitnal ke dalam entrosit (atas) dan transport dseng dari
entrosit kedalam sistem sirkuler (bawah). Seng dikeluarkan tubuh melalui tinja,
urin, dan jaringan yang terlepas termasuk kulit, rambut, dan sel-sel mukosa,
pertumbuhan kuku, menstruasi, dan ejakulasi. Kekurangan seng akan terjadinya
penurunan nafsu makan sampai gangguan sistem pertahanan tubuh
(Underwood,2001).

 Yodium (I)
Yodium merupakan komponen penting dalam sintesis hormon tiroid, yaitu
hormon yang berfungsi mengatur suhu tubuh, metabolisme dasar, reproduksi,
pertumbuhan dan perkembangan, pembentukan sel darah merah serta fungsi otot
dan saraf. Dalam darah, yodium terdapat dalam bentuk yodium bebas atau teriakat
dengan protein. Sumber yodium diantaranya adalah garam beryodium, ikan laut,
dan rumput laut. Kelebihan pada yodium akan mengakibatkan gondok, seperti
halnya kekurangan yodium.

 Mangan (Mn)
Sumber pangan yang mengandung mangan terdapat pada tepung gandum,
kacang-kacangan, daging, ikan, dan ayam. Mangan diangkut oleh protein
transmanganin dalam plasma. Setelah diabsorpsi, mangan dalam waktu singkat
terlihat dalam empedu dan dikeluarkan melalui feses. Kelebihan mangan dapat
mengakibatkan keracunan. Dalam waktu lama hal ini dapat menyebabkan gejala
kelainan otak disertai tingkah laku abnormal, yang menyerupai penyakit
parkinson.

 Tembaga (Cu)
Sumber makanan yang mengandung tembaga diantaranya adalah susu dan
sereal. Terdapat juga dalam hati, tiram, daging, dan kacang-kacangan. Dalam
saluran cerna, tembaga dapat diabsorpsi kembali dari tubuh bergantung kebutuhan
tubuh. Pengeluaran melalui empedu meningkat bila terdapat kelebihan dalam
tubuh. Sedikit tembaga dikeluarkan melalui urin, keringat, dan darah haid.
Tembaga yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses.
Fungsi dari tembaga berperan dalam kegiatan enzim pernafasan sebagai kofaktor
bagi enzim, misalnya sitokrom, oksidase.
Kelebihan tembaga secara kronis menyebabkan penumpukan tembaga dalam hati
yang dapat menyebabkan nekrosis hati atau serosis hati. Kelebihan ini dapat
terjadi karena menggunakan alat masak dari bahan tembaga, terutama apabila
digunakan untuk memesak cairan yang bersifat asam. Konsumsi dosis tinggi
menyebabkan kematian.

 Selenium (Se)
Sumber pangan yang mengandung selenium terdapat dalam ikan laut dan
kerang. Dalam pangan nabati tergantung pada kandungan selenium dalam tanah
tempat tanaman tersebut tumbuh. Fungsi selenium sebagai antioksidan. Defisiensi
selenium menyebabkan aktifitas enzim glutation perioksidase menurun dan
kekebalan tubuh menurun Konsumsi selenium diatas 850mg/hr berpengaruh pada
kesehatan yaitu terjadinya mual, muntah, dan diare. Konsumsi diatas 500omg/hr
akan menyebabkan terjadinya perubahan kuku dan terjadinya kerontokan rambut.

 Flour (F)
Sumber pangan terdapat dalam air, makanan laut, ikan dan makanan hasil
ternak. Fungsi fluor adalah untuk pertumbuhan dan pembentukan struktur gigi,
serta untuk mencegah karies gigi. Penggunaan fluor sebanyak 20-30mg/hr dapat
menyebabkan terjadinya keracunan. Gejalanya adalah fluorosis (perubahan warna
gigi menjadi kekuning-kuningan) mulas, diare, sakit didaerah dada, gatal dan
muntah. Defisiensi fluor akan menyebabakan terjadinya karies pada gigi.

 Cobalt (Co)
Cobalt merupakan komponen vitamin B12 yang diperlukan bagi
perkembangan normal se-sel darah merah. Sumber utamanya adalah sayuran
berdaun hijau.

Anda mungkin juga menyukai