DAN
ASUHAN KEPERAWATAN
EKLAMSI
Disusun oleh :
S1 tingkat 3B
S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BANYUWANGI
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas “Keperawatan
Maternitas” dengan baik.
Adapun tujuan penyusunan karya tulis ini adalah untuk melengkapi tugas
pertama dalam mata kuliah Keperawatan Maternitas.
Dalam penyusunan karya tulis ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah mendukung dalam pembuatan tugas ini, terutama yang
terhormat kepada:
1. Bapak Drs. H. Soekardjo MBA.MM . selaku Direktur STIKES Banyuwangi.
2. Ibu Ukhtul Izzah, S. Kep. Ners selaku Dosen mata kuliah Keperawatan
Meternitas
3. Teman-teman kami dan semua pihak yang mendukung terselesaikannya karya
tulis ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang 1
1.2. Tujuan Penelitian 1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Eklamsia adalah preeklamsia berat yang dilanjutkan dengan keadaan kejang
dan/atau sampai koma.
1. Eklamsia gravidarum (50 %)
Eklamsi (kejanag) yang terjadi pada usia kehamilan 28 minggu.
2. Eklamsia parturien (40 %)
Eklamsi (kejang) yang terjadi ketika proses persalinan. Dan terjadi saat inpartu
dimana batas dengan eklamsi gravidarum sukar dibedakan terutama saat
inpartu.
3. Eklamsia puerperium (10 %)
Eklamsi (kejang) yang terjadi pada masa nifas 40 hari setelah melahirkan.
Insiden eklamsia di negara berkembang berkisar antara 0,3 % - 0,7 %. Sebelum
kejang, kondisi ini didahului dengan gejala subjektif, yaitu nyeri kepala di daerah
frontal, nyeri episgastrium, penglihatan semakin kabur, dan terdapat mual muntah
dan hasil pemeriksaan menunjukkan hiper-refleksia atau mudah terangsang.
Eklamsi adalah Penyakit akut dengan kejang dan coma pada wanita hamil
dan dalam nifas dengan hipertensi, oedema dan proteinuria (Obtetri Patologi,R.
Sulaeman Sastrowinata, 1981 ).
Eklamsi lebih sering terjadi pada primigravidarum dari pada multipara
(Obtetri Patologi,R. Sulaeman Sastrowinata, 1981 ).
2.2 Etiologi
Penyebab eklampsi dan pre eklampsi sampai sekarang belum diketahui.
Tetapi ada teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab eklampsi dan pre
eklampsi yaitu :
a. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda,
hidramnion, dan mola hidatidosa.
b. Sebab bertambahnya frekuensi yang makin tuanya kehamilan
c. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin
dalam uterus
d. Sebab jarangnya terjadi eklampsi pada kehamilan – kehamilan berikutnya
e. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma
2.3 Patofisiologi
Hipertensi
Pe perfusi placenta
Protein uria
Spasme
aliran darah aliran darah aliran pembuluh fungsi jar. Hati PD pe reflek
ke otak darah
- BBLR Hipoksia
- Prematur
2.5 Komplikasi
1. Komplikasi ibu
Sianosis
Aspirasi air ludah menambah gangguan fungsi paru
Perdarahan otak dan kegagalan jantung mendadak
Lidah tergigit
Jatuh dan terjadi perlukaan dan fraktur
Gangguan fungsi ginjal
Perdarahan atau abrasio retina
Gangguan fungsi hati dan menimbulkan ikterus
2. Komplikasi janin dalam janin
Asfiksia mendadak
Solusio placenta
Persalinan prematur
2.8 Prognosis
Eklamsi adalah suatu keadaan yang sangat berbahaya, maka prognosa kurang baik
untuk ibu maupun anak. Prognosa dipengaruhi oleh paritas, usia dan keadaan saat
masuk rumah sakit.
Intervensi :
Kriteria hasil :
Intervensi :
Intervensi :
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
Identitas Pasien
a. Nama : Ny. A
b. Umur : 27 th
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Suku bangsa : Jawa Indonesia
f. Alamat : Perum Gentengan Asri, blok E8
g. Pekerjaan : IRT ( ibu rumah tangga )
h. Nomor register : 10101011
i. Tanggal MRS : 10 Oktober 2010
j. Pukul : 10:10 WIB
k. Tanggal pengkajian : 10 Oktober 2010
l. Diagnosa medis : Eklamsia
B. Keluhan utama
1) Keluhan saat MRS
Keluarga Klien datang ke klinik karena klien mengalami nyeri hebat bagian
epigastrium terasa seperti ditusuk- tusuk dan kejang.
2) Keluhan saat pengkajian
Keluarga Klien mengatakan nyeri pada perut bagian kanan atas/ epigastrium
D. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Keluarga Klien mengatakan nyeri pada perut bagian atas epigasrtrium
mulai tanggal 10 Oktober 2010 jam 10:10, nyeri akan terasa lebih sakit saat
dibuat berjalan dan beraktivitas lainnya. Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk
dan diremas-remas pada perut bagian bawah, nyeri terasa lebih bekurang
apabila dibuat istirahat. Klien mengalami nyeri hebat dan kejang, kemudian
klien diantar suaminya untuk memeriksakan kondisinya ke Rumah Sakit
Umum Blambangan pada tanggal 10 Oktober 2010 pukul 10.10. sampai
diUGD pasien mengalami nyeri dengan skala hebat, kemudian ibu diberi
terapi kompres air dingin, infus RL 12 tpm, Mg SO4 ( untuk mencegah dan
mengatasi kejang ), analgesik 3x1 hari.
2) Riwayat Kesehatan
Klien menyatakan tidak menderita penyakit jantung, paru, kencing
manis, gondok, dan mempunyai riwayat hipertensi.
BAK
Sebelum sakit
Klien mengatakan BAK 3- 4 kali dalam sehari, dengan warna kuning dan
khas bau urine.
Saat sakit.
Klien mengatakan BAK 1- 2 kali dalam sehari, dengan bercampur darah
dan khas bau urine dan darah segar.
4. Pola Aktivitas
Sebelum sakit
Sebagai ibu rumah tangga, klien menjalankan aktivitas seperti biasanya. Saat
ini klien merasa nyeri pada perut bagian bawah walaupun tidak terlalu
mengganggu kegiatan sehari-hari. Nyeri yang timbul terasa lebih berat saat
merubah posisi tubuh dengan cepat dan tiba- tiba.
Saat sakit
Klien hanya berbaring di tempat tidur (bedrest total).
5. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit
Klien mengatakan tidur 7- 8 jam pada pukul 21:00 dan bangun pada pukul
05:00.
Saat sakit
Klien mengatakan sulit tidur karena cemas dengan keadaanya saat sekarang,
±2- 3jam/ hari
F. Pemeriksaaan Fisik
K/u : Lemah
Kesadaraan Umum : Composmentis
Tekanan Darah : 210/150 mmHg
S : 40˚c
Nadi : 140 X/menit
RR : 14X/ menit
Konjungtiva : normal
Sclera : Putih
Warna kulit : agak pucat
8. Abdomen
a. Inspeksi : Pembesaran relatif abdomen, Linea alba tidak ada, Striae pada
perut sedikit
b. Palpasi
Leopold I : tinggi Fundus Uteri : 3 Cm diatas simpisis pubis
Periksa Dalam (Vaginal Toucher) :
- Vaginal Toucher : tidak ditemukan fluks
- Portio : Lunak, nyeri goyang (-), Pembukaan 1
Cm
- Cavum Uteri : TFU l.k 8 – 10 Cm
- Adnexia Parametrium ka/ki : Nyeri tekan (-) Massa (-)
- Cavum Douglas : tidak menonjol
- Inspekulo : Fleks (+)
c. Auskultasi: Doppler tidak dilakukan
H. Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin : 10 mg%
Albuminnuria : ++
Protein urine : +++
ANALISA DATA
Masalah
Data Etiologi
Keperawatan
1.
DS: Keluarga mengatakan klien Spasme PD di otak Kejang b/d
kejang peningkatan tekanan
DO : k/u: lemah aliran darah me darah
TTV:
T : 190/120 mmHg odema selebri
N : 140X/mnt
RR : 30X/mnt tekanan intra
S : 38˚c kranial
- Hb. 10 mg%
- Kejang (+) kejang
- Kesadaran : apatis
- Inpartu G1P 00
2.
DS: Keluarga mengatakan klien spasme PD di paru G3 hipoxia b/d
masih belum sadar penurunan O2 ke
DO: - k/u:lemah aliran pembuluh otak
- Wajah pucat darah
- TTV:
T : 190/120 mmHg dekom cordis
N : 140 X/mnt
RR : 30 X/mnt odema paru
S : 38˚c
- cyanosis O2
- Kesadaran : apatis
- pemeriksaan dada/thoraks sesak
- perkusi
- auskultasi hipoksia
3.
DS: Klien mengatakan nyeri uluh spasme PD di hati Nyeri uluh hati b/d
hati penurunan jaringan
DO : - k/u: lemah fungsi jaringan di hati
- TTV: hati
T : 190/120 mmHg
N : 100X/mnt odema hati
RR : 30X/mnt
S : 38˚c perdarahan
- Nyeri tekan pada uluh hati subkapular
- Skala nyeri 8
nyeri epigastri
uterus
(nyeri uluh hati)
Diagnosa Keperawatan :
1. Kejang b/d peningkatan tekanan darah
2. G3 hipoxia b/d penurunan O2 ke otak
3. G3 rasa nyaman nyeri (uluh hati) b/d penurunan perfusi jaringan hati
RENCANA KEPERAWATAN
2.9 Intervensi keperawatan
1. Gangguan kejang b/d perubahan perfusi jaringan
Tujuan :
d. Observasi TTV