Ruang Terbuka
Ruang Terbuka
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya Ruang Terbuka dapat digunakan secara umum dan secara privat, yaitu pada
lingkup masyarakat umum maupun pada ruang lingkup suatu bangunan baik di dalam bangunan
Untuk Ruang Terbuka Umum, jika ditinjau menurut kegiatannya dapat dibagi atas 2 (dua)
jenis, yaitu Ruang Terbuka Aktif dan Ruang Terbuka Pasif. Dimana untuk Ruang Terbuka Aktif
merupakan suatu ruang terbuka yang memiliki unsur – unsur kegiatan di dalamnya. Contohnya
dapat berupa plaza, lapangan olahraga, tempat bermain anak dan remaja, penghijauan tepi
Ruang terbuka pada umumnya merupakan ruang yang terdapat di luar massa bangunan
ataupun di tengah-tengah bangunan secara terbuka, yang dapat dimanfaatkan oleh orang
banyak dan memberi kesempatan para pengguna untuk melakukan berbagai macam kegiatan
upacara, dsb.
Selain dimanfaatkan sebagai tempat untuk kegiatan manusia, Ruang Terbuka dapat
digunakan untuk mengindahkan suatu lingkungan maupun meletarikan lingkungan, yaitu dengan
cara memanfaatkan ruang terbuka tersebut untuk penghijauan, maupun dengan kombinasi
KAPITA SELEKTA 1
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
Secara umum ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri dari ruang terbuka
hijau dan ruang terbuka non-hijau. Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan adalah bagian dari
ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman
dan vegetasi (endemik maupun introduksi) guna mendukung manfaat ekologis, sosial-budaya
dan arsitektural yang dapat memberikan manfaat ekonomi (kesejahteraan) bagi masyarakatnya.
Ruang terbuka non-hijau dapat berupa ruang terbuka yang diperkeras (paved) maupun ruang
terbuka biru (RTB) yang berupa permukaan sungai, danau, maupun areal-areal yang
Secara fisik Ruang Terbuka Hijau dapat dibedakan menjadi Ruang Terbuka Hijau alami yang
berupa habitat liar alami, kawasan lindung dan taman-taman nasional, maupun Ruang Terbuka
Hijau non-alami atau binaan yang seperti taman, lapangan olah raga, dan kebun bunga.
Ruang Terbuka Hijau memiliki fungsi ekologis, sosial/budaya, arsitektural, dan ekonomi.
Dari segi ekologis Ruang Terbuka Hijau dapat meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir,
mengurangi polusi udara, dan menurunkan temperatur kota. Bentuk-bentuk Ruang Terbuka
Hijau perkotaan yang berfungsi ekologis antara lain seperti sabuk hijau kota, hutan kota, taman
botani, sempadan sungai dll. Secara sosial-budaya keberadaan Ruang Terbuka Hijau dapat
memberikan fungsi sebagai ruang interaksi sosial, sarana rekreasi. Bentuk Ruang Terbuka Hijau
yang berfungsi sosial-budaya antara lain taman-taman kota, lapangan olah raga, kebun raya, dsb.
Secara arsitektural RTH dapat meningkatkan nilai keindahan dan kenyamanan kota melalui
keberadaan taman-taman kota, kebun-kebun bunga, dan jalur-jalur hijau di jalan jalan kota.
Sementara itu RTH juga dapat memiliki fungsi ekonomi, baik secara langsung seperti
KAPITA SELEKTA 2
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
pengusahaan. Ruang di dalam dan di sekitar bangunan adalah dasar penilaian suatu , seperti
tersebut?
Adapun batasan kajian permasalahan dari penelitian ini,yaitu semua hal yang berhubungan
dengan perilaku manusia pada ruang terbuka. Dan juga kelebihan kekurangan pada ruang
terbuka tersebut.
KAPITA SELEKTA 3
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
I.4 MANFAAT
Pengumpulan data
a. Studi lapangan
b. Studi literatur
majalah maupun dari internet untuk melengkapi data masukan yang dibutuhkan
mengingat data yang diperlukan tidak hanya sebatas data dari lapangan.
Cara yang digunakan untuk mendapat arahan dari dosen pembimbing dengan
cara mengasistensi keseluruhan isi dari hasil laporan untuk diberikan masukan-
masukan serta koreksi atas masalah yang ada untuk penyempurnaan hasil laporan
KAPITA SELEKTA 4
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
Maksud dan tujuan dari Kajian terhadap Ruang Terbuka ini adalah:
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi orang yang datang pada Ruang
Terbuka tersebut.
IDENTIFIKASI MASALAH
FEEDBACK
DATA
ANALISA
KAPITA SELEKTA 5
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
BAB I, Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang permasalahan yang berisi tentang
BAB II, Kajian Teori, berisi tentang kajian literatur yang akan dipakai dalam penelitian ini,
lingkup kajian teori ini meliputi pengertian judul itu sendiri, arsitektur perilaku, dan
BAB III, Metode Penelitian, menjelaskan tentang metode yang akan dipakai pada penelitian
BAB IV,Deskripsi Objek Penelitian, berisi tentang keadaan Lapangan Benteng dan
Lapangan Merdeka serta data fisik maupun non fisik dari kawasan yang diambil
BAB V, Pembahasan Penelitian, berisi tentang penganalisaan untuk mencari citra Lapangan
BAB VI, Kesimpulan dan Saran, menjelaskan tentang kesimpulan akhir dari penelitian
tentang kajian arsitektur terhadap Arsitektur Perilaku Pada Ruang Terbuka, yang
KAPITA SELEKTA 6
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ruang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya), taman,
dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan. Unsur-unsur ruang terbuka meliputi taman-taman,
ruang hijau perkotaan, pepohonan, bangku, perkebunan,air, pencahayaan, paving, kios, tempat
sampah, air mancur, patung, jam, dan seterusnya. Pedestrian, tanda-tanda, dan fasilitas yang juga
mungkin dianggap sebagai elemen ruang terbuka yang dibahas secara terpisah (Shirvani, 1985).
Ruang terbuka ini terbentuk karena adanya kebutuhan akan perlunya tempat untuk bertemu atau
bersosialisasi. Dalam satukawasan permukiman baik yang tradisional maupun permukiman kota
yang sering kita temui adalah sebuah lahan kosong atausemacam seperti alun-alun ang dijadikan sebagai
Manusia adalah subyek utama dalam suatu lingkungan. Baik tidaknya suatu lingkungan
ditentukan oleh manusia sendiri. Ruang Terbuka merupakan salah satu lingkungan yang sangat
sering digunakan oleh sekelompok manusia pada umumnya. Contoh-contoh dari ruang terbuka
diantaranya:
KAPITA SELEKTA 7
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
Taman
digunakan hanya untuk duduk-duduk dan bersantai, bahkan hanya sebagai sirkulasi
Playground
KAPITA SELEKTA 8
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
dapat diakses secara umum oleh anak-anak, tidak terkecuali dapat juga digunakan
Anak-anak kecil biasanya akan menggunakan kolam pasir untuk bermain bersama,
Plaza
berupa ruang terbuka yang biasanya digunakan oleh manusia untuk banyak kegiatan,
biasanya plaza ini merupakan ruang terbuka yang terdapat diantara banyak
bangunan, atau bahkan suatu bangunan memiliki plaza tersendiri yang dapat diakses
Plaza biasanya digunakan oleh penduduk yang mobilitasnya tinggi karena letaknya
Plaza pada umumnya berupa ruang terbuka yang berfungsi sebagai areal terbuka
KAPITA SELEKTA 9
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
Karena letaknya yang strategis biasanya plaza akan ramai dilewati oleh banyak
orang.
Ruang terbuka biasanya memiliki banyak bentuk dan fungsi, dan dapat dikategorikan
ke dalam hirarki ruang terbuka yaitu, lokal (lingkungan), kabupaten, regional dan ruang
terbuka yang dijadikan ikon negara. Di kawasan pinggiran kota, ruang terbuka sering
komponen yang digunakan dalam infrastruktur setempat seperti peralatan bermain anak-
anak, lapangan hijau, kursi dan meja piknik. Ruang ini biasanya disediakan oleh
Jenis-jenis ruang terbuka juga dapat sangat berbeda dalam hal kegiatannya, mulai
dari olahraga secara individu maupun massal, taman-taman setempat untuk piknik dan
Jenis-jenis ruang terbuka dapat mencakup daerah kabupaten atau ruang terbuka
dalam bentuk fasilitas olahraga, seperti Hyde Park di Sydney. Ruang ini sering dipakai oleh
KAPITA SELEKTA 10
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
Jadi kesimpulan yang didapat adalah kegiatan yang biasanya dilakukan oleh manusia
Bersantai
Berolahraga
Piknik
Mengobrol
KAPITA SELEKTA 11
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
b. Ruang Hijau, yaitu : Jalur hijau, taman kota, taman lingkungan , halaman
Perikanan, dll.
b. Perlindungan Kekayaan Alam dan Manusia, yaitu : Cagar Alam berupa hutan , laut,
a. Memanjang ( street ), yaitu: sirkulasi linear, mempunyai batas pada sisinya. Seperti
batas di sekelilingnya.
a. Aktif, yaitu : Kegiatan yang bersifat dinamis/ bergerak, seperti: jalan-jalan, olahraga,
bermain,dll.
KAPITA SELEKTA 12
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
a. Ruang Terbuka Lingkungan, yaitu : terdapat dalam suatu lingkungan dan bersifat
umum.
b. Ruang Terbuka Bangunan, yaitu : terbentuk oleh adanya bangunan bias bersifat
a. Direncanakan, yaitu : Ruang Terbuka hasil perencanaan seperti taman kota, jalan.
b. Spontan, yaitu : Ruang terbuka yang dapat diakses publik yang tidak terencana, tetapi
Ungkapan "Place without old building is like a person without a memory" sangat relevan
untuk mengungkapkan betapa pentingnya makna sejarah pada bangunan di suatu tempat,
terlebih bangunan itu selain mempunyai sejarah juga mempunyai makna ataupun nilai yang
tinggi. Oleh karena itu dengan adanya point of view urban structure, urban history yang akan
sangat berguna dalam penelitian tentang suatu kota yang menitikberatkan pada perbedaan
antara waktu lampau dan mendatang dengan pertimbangan pada fakta masa lampau yang
mempengaruhi masa saat ini dan mungkin ini juga akan memberi arti permanensi. Bangunan
sebagai elemen kota adalah sesuatu yang mempunyai masa lampau namun tetap memberi
pengaruh.
KAPITA SELEKTA 13
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
Ruang Terbuka Aktif : Kegiatan yang bersifat dinamis dan aktif, yang biasanya tetap
Dari klasifikasi ruang terbuka aktif tersebut, kita mengambil Lapangan Merdeka
KAPITA SELEKTA 14
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
Lapangan Merdeka yang mempunyai akses ke pusat kota saat itu bahkan
Plan" Kota Medan, Lapangan Merdeka juga merupakan daerah resapan air
itu.
KAPITA SELEKTA 15
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
bangunan antara lain yaitu Kantor Pos dan Stasiun Kereta Api. Tetapi juga
terjadi peruhahan fungsi pada beberapa bangunan yang ada saat ini
karena fungsi awal sudak tidak relevan, misalnya : Bank Mandiri yang ada
ada di jalan Pemuda yang masih sangat kuat kesan kolonialnya dan Jalan
Ahmad Yani yang merupakan terdapat bangunan style Cina dan style
kolonial Belanda.
segi fungsi pada beberapa bangunan yang masih bertahan dengan fungsi
lalu sejarah Medan yang kuat dan tegas. Selain dari segi fungsi kontinuitas
atau yang lebih spesifik dengan istilah kontinuitas bentuk dilihat dengan
KAPITA SELEKTA 16
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
sesuai yang asli, mampu bertahan dari segi bentuk, mempunyai nilai locus
atau elemen ini merupakan sesuatu yang baru. Dalam kajian collective
primer dengan melihat pada kontinuitas pada fungsi dan bentuk ataupun
serangga.
berbagai kalangan dari yang muda sampai yang tua, dari kalangan keluarga
dilakukan setiap Sabtu pagi dan sore. Intensitas pengunjung yang datang
KAPITA SELEKTA 17
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
kepada pengunjungnmya.
terbuka yang tergolong rindang, sejuk, bersih, tertata, nyaman dan juga
terhadap alat - alat yang ada di lapangan Merdeka, yaitu alat - alat untuk
senam dan juga tempat bermain untuk anak- anak. Sehingga dapat
KAPITA SELEKTA 18
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
KAPITA SELEKTA 19
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
Ruang Terbuka Pasif : Ruang terbuka yang hanya aktif digunakan apabila
disewakan untuk suatu acara ataupun pada saat adanya
event – event tertentu, misalnya : Hari Kemerdekaan, konser
musik, bazaar kuliner, dsb; tetapi akan menjadi ruang terbuka
yang pasif pada hari – hari biasa.
Dari klasifikasi ruang terbuka aktif tersebut, kita mengambil Lapangan Benteng
Jalan Raden Saleh, sekarang menjadi bagian dari pasar swalayan Grand
Bank Central Asia (BCA) di Jalan Bukit Barisan depan Kantor Pos Besar
KAPITA SELEKTA 20
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
kini.
Maulana Lubis pernah menjadi markas Corps Polisi Militer ( CPM ) yang
sekarang, Jalan Imam Bonjol, Jalan Jenderal Soeprapto, Jalan Cut Nyak
menjadi Sekolah Hakim dan Jaksa ( SHD ), Jalan Imam Bonjol dan kini
menjadi bagian lapangan parkir dari Hotel Danau Toba International ( HDTI
).
KAPITA SELEKTA 21
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
Bukit Barisan.
Terdapat ruas jalan dari Jalan Raden Saleh menuju ke ruas Jalan
Ahmad Yani VII, sebelumnya Jalan Kebudayaan, yakni Jalan Mayor yang
berganti nama menjadi Jalan Pandu dan terakhir Jalan Hj. Ani Idrus.
dengan jembatan lengkung yang unik dan khas, memasuki Jalan Gatot
bundar dan kini menjadi taman bunga dan air mancur serta dihiasi
KAPITA SELEKTA 22
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
menjadi cikal bakal ibukota Provinsi Sumatera Utara ini sebagai kota
metropolitan.
kontur tanah tidak merata, serta ada bebearpa bagian tanah yang
sangat lembab dan lunak. Rumput pada lapangan tersebut juga kurang
terjaga.
pasif, dimana hanya terdiri dari bentangan rerumputan hijau dan tidak
KAPITA SELEKTA 23
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
Fungsi dari ruang terbuka secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua)
bagian, yaitu:
1. Fungsi Sosial
Fungsi sosial dalam ruang terbuka masih terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya:
KAPITA SELEKTA 24
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
2. Fungsi Ekologis
Fungsi ekologis dalam ruang terbuka terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya:
Adapun manfaat – manfaat yang ditimbulkan dengan adanya Ruang Terbuka Hijau di
wilayah perkotaan ataupun di suatu wilayah tertentu, antara lainnya :
KAPITA SELEKTA 25
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
e. Sebagai resapan air guna menjaga keseimbangan tata air dalam tanah, mengurangi
aliran air permukaan, menangkap dan menyimpan air, menjaga keseimbangan tanah
agar kesuburan tanah tetap terjamin.
ARSITEKTUR
Arsitektur berasal dari bahasa yunani, yaitu “arche” artinya bangunan dan “tecton”
artinya orang yang membangun. Pengertian Arsitektur adalah :Seni dan ilmu merancang serta
membuat konstruksi bangunan, metode, dan gaya rancangan suatu konstruksi. Dan merupakan
Seni bangunan, gaya bangunan lingkungan binaan, atau suatu lingkungan binaan yang dibuat
Arsitektur dalam definisi yang lebih luas ialah meliputi segala kegiatan desain :
dari level mikro ( desain bangunan atau bangun-bangunan , kompleks bangunan, desain
furnitur) ke tingkat macro (desain perkotaan : kawasan, bagian kota, arsitektur lengkap) Saat ini,
asrsitektur dapat merujuk pada aktfitas merancang sistem apapun dan sering digunakan dalam
dunia IT.
Karya Seni
KAPITA SELEKTA 26
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
Sejarah peradaban manusia sering diidentifikasikan dengan karya arsitektur yang masih
- Keamanan - Teknologi
Uraian sederhana diatas mebantu memperjelas kualitas penting arsitektur sebagai tanda
atau komunikasi. Vitruvius, arsitek Roma pada awal abad ke-1 Masehi berpendapat, bangunan
- Utility , bermanfaat dan berfungsi dengan baik bagi orang-orang yang menggunakannya.
konstan dengan yang ilahi dan supernatural. Budaya tradisional melibatkan faktor-faktor yang
bersifat :
1. Fisik
2. Non Fisik
susunan tertentu
KAPITA SELEKTA 27
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
PERILAKU
Pengertian dari Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam
gerakan / sikap, tidak saja dari gerakan badan atau ucapan, tetapi juga dari hasil interaksi antara
desakan dan keinginan yang ada di dalam diri individu atau kelompok dengan situasi / kondisi
menggambarkan rasa senang, gembira, nyaman, tertekan, sedih, sumpek, stress, dsb.
ARSITEKTUR PERILAKU
Secara keseluruhan Arsitektur Perilaku dapat diartikan sebagai suatu lingkungan binaan
yang diciptakan oleh manusia sebagai tempat untuk melakukan aktivitasnya dengan
mempertimbangkan segala aspek dari tanggapan atau reaksi dari manusia itu sendiri menurut
tentang hubungan antara tingkah laku manusia dengan lingkungannya. Hal ini tentunya tidak
terlepas dari pembahasan psikologi yang secara umum didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan
Menurut Garden Murphy, psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan
KAPITA SELEKTA 28
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah terlepas dari lingkungan yang membentuk
diri mereka. Di antara sosial dan arsitektur dimana bangunan yang didesain oleh manusia,
secara sadar atau tidak sadar, mempengaruhi pola perilaku manusia yang hidup di dalam
Sebuah arsitektur dibangun untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dan sebaliknya, dari
arsitektur itu lah muncul kebutuhan manusia yang baru kembali. Hal ini pernah dikemukakan
“We shape our buildings; then they shape us” – Winston Churchill (1943)
bangunan itu membentuk perilaku kita yang hidup dalam bangunan tersebut. Bangunan yang
didesain oleh manusia yang pada awalnya dibangun untuk pemenuhan kebutuh manusia
tersebut mempengaruhi cara kita dalam menjalani kehidupan sosial dan nilai-nilai yang ada
dalam hidup. Hal ini menyangkut kestabilan antara arsitektur dan sosial dimana keduanya hidup
Seperti pada contoh selasar Departemen Arsitektur Universitas Indonesia yang dulunya
diletakkan kursi panjang untuk duduk. Orang-orang dapat duduk santai di kursi tersebut. Namun
dengan diletakkannya kursi tersebut, membuat orang banyak berkumpul di sekitar kursi dan
menghalangi sirkulasi orang pada koridor itu. Hal ini yang dikatakan sebuah arsitektur
membentuk perilaku kita. Kutipan Churchill begitu dirasa ketika kursi panjang tersebut
dipindahkan ke samping koridor dimana tidak ada sirkulasi orang disana. Terlihat di selasar tidak
ada lagi kumpulan orang yang menghambat jalur sirkulasi koridor. Namun apakah benar hanya
KAPITA SELEKTA 29
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
Pernyataan Churchill ini 51 tahun kemudian diinterpretasikan kembali oleh Steward Brand:
“First we shape our buildings, then they shape us, then we shape them again-ad infinitum” –
sendiri. Lalu menurut Brand, setelah perilaku manusia terbentuk akibat arsitektur yang telah
dibuat, manusia kembali membentuk arsitektur yang telah dibangun sebelumnya atas dasar
Seperti pada urban housing Pruitt-Igoe (St. Louis, USA) oleh Minoru Yamasaki. Pruitt-Igoe
dibuat anti rusak dengan pemakaian bahan tertentu sebagai lapisan luar gedung. Namun karena
perilaku ini yang kemudian membawa efek yang berbeda terhadap arsitektur itu sendiri. Karena
dibuat anti rusak, orang-orang sekitar malah tertantang untuk merusak gedung yang sulit dirusak
tersebut. Tidak hanya eksterior saja, secara interior, lampu gedung ini ditutupi oleh kerangka
agar lampu tidak bisa dirusak atau dipecahkan secara sengaja, cat tembok terbuat dari bahan
karet agar tidak bisa dicoreti, ataupun lift terbuat dari bahan antigores. Melihat perlakuan
seperti ini, perilaku masyarakat menjadi tertantang kembali untuk merusak arsitektur yang
katanya tidak bisa dirusak tersebut. Muncullah permasalahan baru yakni Vandalism. Rasis antara
kulit hitam dengan putih, kesenjangan sosial, hingga kriminalitas banyak terjadi disini.
Ternyata, setiap arsitektur yang dibuat atas dasar kebutuhan manusia menghasilkan efek
perilaku yang berbeda terhadap arsitektur itu sendiri. Hal ini yang dimaksud dengan Brand
terhadap interpretasi kutipan Churchill itu., mengenai pembangunan kembali arsitektur yang
diadaptasi dari kebutuhan dan perilaku manusia yang berdampak terhadap psikologi seseorang.
KAPITA SELEKTA 30
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
RUANG TERBUKA
Ruang yang berfungsi sebagai wadah (container) untuk kehidupan manusia, baik secara
individu maupun berkelompok,serta wadah makhluk lainnya untuk hidup dan berkembangsecara
Suatu wadah yang menampung aktivitas manusia dalam suatu lingkungan yang tidak mempunyai
Ruang yang berfungsi antara lain sebagai tempat bermain aktif untuk anak-anak dan
dewasa, tempat bersantai pasif untuk orang dewasa, dan sebagai areal konservasi lingkungan hijau
(Gallion,1959; 282)
Ruang yang berdasarkan fungsinya sebagai ruang terbuka hijauyaitu dalam bentuk
Lahan yang belum dibangun atau sebagian besar belum dibangundi wilayah perkotaan yang
mempunyai nilai untuk keperluantaman dan rekreasi, konservasi lahan dan sumber daya alam
Ruang terbuka ( Open Space ) merupakan ruang terbuka yang terletak diluar bangunan
yang dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang sebagai wadah untuk melakukan
berbagai kegiatan.
KAPITA SELEKTA 31
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
Yang dimaksud dengan ruang terbuka antara lain : Jalan, Pedestrian, Taman Lingkungan, Plaza, Lapangan
karena adanya kebutuhan dari manusia tersebut untuk mempergunakan Ruang Terbuka. Secara
psikologis, manusia membutuhkan tempat dimana dia dapat beraktivitas dan atau berinteraksi
sesama manusia lainnya, apakah aktivitas itu berupa olahraga, jalan – jalan, berkumpul bersama
teman atau keluarga, penghijauan, ataupun acara – acara publik lainnya yang menggunakan
Penataan akan Ruang Terbuka pun juga dipengaruhi dari kebutuhan manusia untuk
mempergunakan Ruang Terbuka itu sendiri, selain karena memang diperlukannya suatu Ruang
Terbuka atau Ruang Terbuka Hijau menurut peraturan pemerintah. Perubahan – perubahan
dilakukan pada Ruang Terbuka untuk memenuhi kebutuhan manusia akan fasilitas, keamanan,
KAPITA SELEKTA 32
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Studi Lapangan
Dalam penelitian ini penulis ini menggunakan beberapa cara termasuk diantara ini adalah
pengamatan langsung pada lokasi yang di tuju dan mengamati langsung menggunakan
Studi Literatur
Dalam hal ini penulis menggunakan beberapa media pembantu dalam penelitian ini
Studi Kuisioner
Dalam hal ini penulis menggunakan cara tanya jawab langsung di lapangan guna
Analisa
Langkah-langkah dalam proses penelitian menuju hasil akhir berupa kajian data-data
yang diamati.
KAPITA SELEKTA 33
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
Pengambilan data yang kami lakukan adalah melalui hasil observasi dan wawancara.
Observasi yang kami lakukan yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung di lokasi
penelitian yaitu di Lapangan Merdeka dan di Lapangan Benteng, dari hasil observasi ini kami
mendapatkan data-data bangunan, perilaku pengunjung, keadaan lokasi, kondisi bangunan yang
Kemudian pengambilan data juga kami lakukan dengan cara wawancara langsung dengan
pengunjung yang datang ke tempat ini. Kebanyakan pengunjung datang ke tempat ini pada hari
Sabtu dan Minggu. Namun hari Minggu lebih ramai dari hari Sabtu. Dari hasil wawancara kami
dapat mengetahui tanggapan pengunjung yang datang terhadap Lapangan Benteng dan juga
Lapangan Merdeka dari segi arsitektural , fasilitas - fasilitas yang tersedia, kenyamanan, dan
Tempat Penelitian
KAPITA SELEKTA 34
ARSITEKTUR PERILAKU PADA RUANG TERBUKA
Waktu Penelitian
Ada pun waktu pelaksanaan penelitian ini yaitu dari tanggal 7 April sampai dengan 28
April 2012.
KAPITA SELEKTA 35